Dosen Pengampu:
Yahya Nusa, S.E., M.Si., CTT., CFTax., CPR
Oleh:
Felomena M Wemaf
NIM: 301301221100086
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehinga dapat melancarkan pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini tentang inflasi dan pengangguran di Indonesia ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca
Timika,…………………………
Penulis,
………………………….
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah inflasi dan
pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan?
Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada berbagai ciri pasar
tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah
efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama
sekali bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh
sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua
masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal
dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang
beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan
permintaan agregat dan memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips
dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu
juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw,
2006:364).
1.2 Rumusan masalah
Dalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan Pengangguran” kami mengangkat rumusan
masalah yaitu:
a. Apa itu inflasi, deflasi dan stagflasi?
b. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang konsep dan pengaruh inflasi,
deflasi dan staglasi serta hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INFLASI
Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus. Sedangkan
kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus,
akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-
barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin
banyak karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat Sedangkan lawan dari inflasi
adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya
(nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli
masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan
besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan
tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang
akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga. Tujuan jangka panjang
pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang
sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah
karena ia adalah sukar untuk 5 dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah
menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan
tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar
ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)
yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang
bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar
kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
DAMPAK NEGATIF
1. Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga
perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang
memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara
rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan
guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank
kekurangan dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang
tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar
keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada
daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya
memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan
semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada
sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien
mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk
melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.