Anda di halaman 1dari 15

IDENTITAS NASIOANAL HAK DAN KEWAJIBAN WARGA

NEGARA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan

Dosen pengampu:

Siske Tontong, MAP

Oleh:
Felomena M Wemaf
NIM: 301301221100086

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
JAMBATAN BULAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, dengan judu “ IDENTITAS NASIONAL HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ”.

Dengan tulisan ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari Identitas Nasional di
indonesia. Kami sadar materi kuliah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama
mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang beridentitas nasional hak dan kewajiban warga negara,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penulis

FELOMENA M WEMAF
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5

BAB II Pembahasan..........................................................................................................................6

2.1 Pengertian Identitas Nasional...........................................................................................6

2.2 Faktor Pembentuk Identitas Nasional...............................................................................7

2.3 Sifat Identitas Nasional......................................................................................................8

2.4 pengertian dari hak, kewajiban, dan warga negara secara umum ............................8

2.5 dasar hukum ..........................................................................................................9


2.6 jenis-jenis hak dan kewajiban warga Negara..........................................................11
BAB III Kesimpulan dan Saran......................................................................................................14

3.1 Kesimpula..........................................................................................................................14

3.2 Saran.................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki sejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan


kemerdekaan yang memiliki nilai nasionalis patriotris dan sebagainya yang terpatri dalam setiap
jiwa warga negaranya, Sudah menjadi kewajiban bagi warga negara untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaannya. Dengan begitu, dapat membentuk suatu negara yang
merdeka, stabil, aman, nyaman dan lain sebgainya. Seperti simbiosis mutualisme, jika warga
negara mempunyai kewajiban untuk mempertahankan kemerdekaan, maka imbal baliknya
adalah warga negara mendapatkan hak-hak yang seharusnya didapatkan seperti hak kebebasan
berpendapat, hak asasi manusia, hak keamanan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu maka kita
memerlukan sesuatu untuk mempertahankan hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu caranya adalah dengan pendidikan
kewarganegaraan atau sering disingkat PKn. Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan
yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar
setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak menyimpang dari
apa yang diharapkan.
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga
dalam prakteknya dalam kehidupan sehari-hari harus berjalan secara seimbang. Hak adalah
segala sesuatu yang patut dan mutlak untuk dimiliki atau diperoleh individu sebagai warga
negara sejak masih dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi
individu dalam menjalankan perannya sebagai warga negara agar mendapat pengakuan hak.
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Apabila hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan timbul suatu permasalahan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dewasa ini sering terlihat adanya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban, seperti
banyaknya tuntutan hak yang tidak diimbangi dengan pelaksanaan kewajiban dan sebaliknya
kewajiban dilaksanakan tetapi hak tidak terpenuhi. Terutama dalam bidang ketenagakerjaan dan
taraf hidup yang layak bagi setiap warga negara. Pekerjaan dan taraf hidup yang layak
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “Setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Secara
garis besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan taraf hidup yang layak merupakan hak bagi
setiap warga negara sebagai tanda kemanusiaan. Pekerjaan merupakan sarana yang diperlukan
untuk menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam memenuhi kehidupan yang layak.
Penghidupan yang layak dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.
Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu diketahui hak dan
kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut harus dilakukan secara seimbang
agar tidak terjadi ketimpangan yang berujung pada ketimpangan sosial yang berkepanjangan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah dimaksudkan untuk merumuskan masalah yang akan dibahas
dalam pembahasan dalam makalah. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
2.1. Apa pengertian dari identitas nasional?
2.2.Apa saja faktor-faktor pembentukan identitas nasional?
2.3.Bagaimana sifat identitas nasional?
2.4. Bagaimanakah pengertian dari hak, kewajiban, dan warga negara secara umum
2.5. Apa sajakah dasar hukum ?
2.6. Apa sajakah jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara?
1.3. Tujuan
3.1.untuk mengetahiu Pengertian identitas nasional
3.2.untuk mengetahui faktor-faktor pembentukan identitas nasional
3.3. untuk mengetahui sifat identitas nasional
3.4. untuk mengetahui pengertian dari hak, kewajiban , dan warga negara
3.5. untuk mengetahui dasar hukum
3.6. untuk mengetahui jenis-jenis hak dan kewajiban warga Negara
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Identitas Nasional


Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau
Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian
nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu
dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat,
serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa
Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar
Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan –
pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran
Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat mengikat
eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka,
berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara
lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta kepribadiannya. Rasa
solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi
kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan
sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu bangsa pada era
globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh budaya
asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar sementara
response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa
Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa
yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka
harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa
Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi
di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang
cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasional.
2.2. faktor-faktor pembentukan identitas nasional
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor primodial
dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan yang
bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan demografi.
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi anta rwilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan
kultural bangsa Indonesia. Sedangkan faktor kondisional atau faktor subyektif adalah
keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif meliputi
faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor
historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk
masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama
dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor sakral
ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Negara Indonesia diikat oleh
kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan
dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara.
Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat
dan simbol pemersatu bangsa yang bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson
Mandela di Afrika Selatan, Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity) juga menjadi
faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah
kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya
tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, agamanya. Sesungguhnya
warga bangsa memiliki kesetiaan ganda (multiloyalities). Warga setia pada identitas
primordialnya dan warga juga memiliki kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun
mereka menunjukkan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam
bangsa negara di bawah satu pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di
bawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara
perlu memiliki kesadaran akan arti pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama
yang tujuannya adalah menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan
(unity in deversity) suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility).
Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat
tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama
tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya
melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota
masyarakat itu.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi
sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan
masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling
bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan anggota
masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan
dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh Emile
Durkheim disebut Solidaritas Organis. Faktor ini berlaku di masyarkat industri maju seperti
Amerika Utara dan Eropa Barat
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan
mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam
masyarakat.
Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa. Faktor
persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat-istiadat dan tradisi, atau
persamaan agama. Akan tetapi teranglah bahwa tiada satupun di antara faktor – faktor ini
bersifat hakiki untuk menentukan ada - tidaknya atau untuk merumuskan bahwa mereka
harus seketurunan untuk merupakan suatu bangsa.
Faktor – faktor obyektif itu penting, namun unsur yang terpenting ialah kemauan bersama
yang hidup nyata. Kemauan inilah yang kita namakan Nasionalisme. Yakni suatu paham
yang memberi ilham kepada
2.3.sifat identitas nasioanal
Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang menjadi
pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era globalisasi
ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat
dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila
bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas nasional
yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-
ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas
nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan
hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang
mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan
bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan
supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang
menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
2.4. pengertian dari hak, kewajiban , dan warga Negara
Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh warga negara juga bisa diartikan secara umum.
Pemahaman hak dan kewajiban ini harus dimiliki oleh setiap warga negara. Tujuannya
adalah untuk memastikan semua warga negara bisa menghargai hak diri sendiri dan orang
lain serta melakukan kewajibannya.
Hak adalah segala sesuatu yang layak dan mutlak untuk diperoleh individu sebagai warga
negara sejak masih dalam kandungan. Hak pada umumnya diperoleh dengan diperjuangkan
melalui pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga negara yang tercantum dalam UUD
1945 antara lain hak untuk hidup, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk
melanjutkan keturunan, dan banyak lagi. Hak bisa dibagi menjadi dua yaitu hak umum atau
hak alami dan hak khusus atau hak hukum. Hak secara umum merupakan apa yang kita
ketahui tentang suatu hak. Sementara itu hak secara khusus merupakan hak yang sudah
diatur oleh negara dalam ketentuan khusus dan memiliki ikatan hukum.
Kewajiban dapat diartikan sebagai suatu keharusan. Selain itu, kita juga bisa memahami hak
sebagai sebuah tanggung jawab. Kewajiban merupakan suatu hal yang harus dilakukan
karena sudah menjadi tanggung jawab kita. Jika tidak dilakukan maka akan ada hukuman
atau konsekuensinya. Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh
ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara.
Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus
diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Erat kaitannya dengan kedua istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan
penjelasan yaitu tanggung jawab dan peran warga negara. Tanggungjawab warga negara
merupakan suatu kondisi yang mewajibkan seorang warga negara untuk melakukan tugas
tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah menerima suatu wewenang. Sementara
yang dimaksud dengan peran warga negara adalah aspek dinamis dari kedudukan warga
negara. Apabila seorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah peranan itu lebih
banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah negara itu dan
mengakui pemerintahannya sendiri. Pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperbolehkan bertempat tinggal (domisili) utama di dalam wilayah negara
itu. Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
penduduk suatu negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat lahir, dan sebagainya,
yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai warga negara itu. Sedangkan menurut
Dr. US. Hikam (2000), adalah anggota komunitas yang membentuk dirinya sendiri.
Beberapa definisi kewarganegaraan juga diatur dalam UUD 1945, Pasal 26 menyatakan
“Warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara". Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, menegaskan peraturan perundang-undangan yang
menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus
1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga suatu negara adalah pendukung dan bertanggung jawab atas kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga
negara suatu negara harus ditentukan oleh undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal dalam
wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur dalam Pasal
28 E ayat (1) UUD 1945.
2.5. Dasar hukum
 Hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945 pasal 27 – 31. Berikut adalah isi
hak warga negara.
1) Pasal 27 ayat 2, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2) Pasal 27 ayat 3, hak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3) Pasal 28A, hak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
4) Pasal 28B ayat 1, hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
5) Pasal 28B ayat 2, hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
6) Pasal 28C ayat 1, hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya.
7) Pasal 28C ayat 1, hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya.
8) Pasal 28C ayat 2, hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif.
9) Pasal 27 ayat 2, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
10) Pasal 28D ayat 1, hak pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
11) Pasal 28D ayat 2, hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
12) Pasal 28D ayat 3, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
13) Pasal 28E ayat 1, hak memeluk agama dan beribadah menurut agamanya.
14) Pasal 28E ayat 1, hak untuk memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
15) Pasal 28E ayat 2, hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
16) Pasal 28E ayat 3, hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, serta mengeluarkan
pendapat.
17) Pasal 28F, hak berkomunikasi dan memperoleh informasi mengembangkan pribadi serta
lingkungan sosialnya.
18) Pasal 28F, hak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
19) Pasal 28G ayat 1, hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya.
20) Pasal 28G ayat 1, hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
21) Pasal 28G ayat 2, hak untuk bebas dari penyiksaan maupun perlakuan merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
22) Pasal 28H ayat 1, hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
23) Pasal 28H ayat 1, hak memperoleh pelayanan kesehatan.
24) Pasal 28H ayat 2, hak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk mendapat
kesempatan dati manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
25) Pasal 28H ayat 3, hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
26) Pasal 28H ayat 4, hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
27) Pasal 28I ayat 1, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
28) Pasal 28I ayat 2, hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
29) Pasal 29 ayat 2, hak untuk memeluk agama masing-masing dan hak beribadah menurut
agamanya dan kepercayaannya tersebut.
30) Pasal 30 ayat 1, hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
31) Pasal 31 ayat 1, hak mendapat pendidikan.
 Berikut ini adalah kewajiban warga Negara Indonesia.
1) Wajib menaati hukum dan pemerintahan pasal 27 ayat 1 UUD NRI 1945 berbunyi
“segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945
menyatakan “setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara”.
3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan
“setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.”
4) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat (2) menyatakan “dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adilsesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
5) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD NRI 1945 menyatakan “tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.”
2.6. jenis-jenis hak dan kewajiban warga Negara
Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1) Hak atas kewarganegaraan
Berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (1) dan (2) bahwa yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. Adapun yang menjadi penduduk Indonesia ialah
warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Pasal 26
merupakan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan status
kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-mena. Pasal 26 juga
merupakan salah satu pencerminan dari pokok pikiran kedaulatan rakyat, penjabaran
sila keempat yang menjadi landasan kehidupan politik di negara Indonesia.
2) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan. Hal tersebut adalah
konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Pasal 27 ayat (1)
menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”. Hal ini menunjukan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
tidak adanya diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini. Pasal 27 ayat
(1) ini merupakan jaminan hak warga negara atas kedudukan yang sama dalam hukum
dan juga merupakan kewajiban warga negara untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.
3) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan asas keadilan sosial
dan kerakyatan yang merupakan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak”. Berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini misalnya
terdapat dalam Undang-Undang Agraria, Perkoperasian, Penanaman Modal, Sistem
Pendidikan Nasional, Tenaga Kerja, Perbankan, dan sebagainya yang bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja agar warga negara memperoleh penghidupan yang layak.
4) Hak dan kewajiban bela negara
Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”. Ketentuan tersebut menegaskan hak dan kewajiban
warga negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain, upaya pembelaan negara
merupakan hak sekaligus menjadi kewajiban dari setiap warga negara Indonesia.
5) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Pasal 28 menetapkan hak warna negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Syarat-syaratnya
akan diatur dalam undang-undang. Dalam ketentuan ini terdapat tiga hak warga negara,
yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan berkumpul, serta hak kebebasan untuk
berpendapat.
6) Kemerdekaan memluk agama
Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Kemudian Pasal 29 ayat (2) menyatakan “negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut
agamanya dan kepercayaan itu”. Hal ini merupakan hak warga negara atas kebebasan
beragama. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, kebebasan beragama ini tidak
diartikan bebas tidak beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula bebas untuk mencampuradukkan
ajaran agama.
7) Pertahanan dan keamanan negara
Pertahanan dan keamanan negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dinyatakan dalam bentuk hak dan kewajiban yang dirumuskan
dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2). Ketentuan tersebut menyatakan hak dan kewajiban
warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
8) Hak mendapat pendidikan
Sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam alenia
keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu bahwa pemerintah negara Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan
kehidupan bangsa, pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Ketentuan ini merupakan penegasan hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan.
Selanjutnya dalam Pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pasal ini merupakan
penegasan atas kewajiban warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar. Untuk
maksud tersebut, Pasal 31 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang.

9) Kebudayaan nasional Indonesia


Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menetapkan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan mesyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya. Hal ini merupakan penegasan atas jaminan hak
warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kemudian dalam Pasal 32
Ayat (2) disebutkan Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional. Ketentuan ini merupakan jaminan atas hak warga negara
untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan.
10) Perekonomian nasional
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur
tentang perekonomian nasional. Pasal 33 yang terdiri atas lima ayat menyatakan sebagai
berikut.
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
6. Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha
perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha
perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
11) Kesejahteraan nasional
Masalah kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi
Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal 34 terdiri atas empat ayat.
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
3. Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang. Pasal 34 ini memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial.
Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan
sosial, hak mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum
yang layak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas
nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan, adat istiadat,
serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila.
Hak diartikan sebagai kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kekuasaan
yang benar atas sesuatu, milik atau kepunyaan, dan kewenangan dalam hukum.
Sedangkan Kewajiban dapat diartikan sebagai suatu keharusan. Pemahaman hak dan
kewajiban ini harus dimiliki oleh setiap warga negara. Hak merupakan hal yang
harus diterima oleh setiap orang. Kehidupan negara akan berjalan dengan baik,
harmonis dan stabil bila warga negara menjalankan hak dan kewajibannya secara
tepat dan proposional. Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara
tidak memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-
undang. Pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya
sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga Negara
3.2.Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ajah, Nikmah. “http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-


danbernegara.html” (diakses pada minggu, 24 september 2017)
Ativa, Titik. “Makalah Identitas Nasional” http://putrimedansitiativa.blogspot.co.id/ (diakses
pada minggu, 24 september 2017)
Latheva. “Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Indonesia”
https://lathevha.wordpress.com/2016/05/03/kewarganegaraan-identitasnasional-sebagai-
karakter-bangsa-indonesia/ (diakses pada minggu, 24 september 2017)
Mangihot, Pasaribu. “Pengertia, Unsur, Faktor dan Sifat Identitas Nasional”
http://mangihot.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-faktor-unsur-unsur-dansifat.html (diakses
pada minggu, 24 september 2017)
https://m.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/02/hakdan--kewajibanwarga Afifah, F. P.
2021. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Lengkap dengan Penjelasan dan Jenis-
Jenisnya. negara-indonesia-lengkap-dengan-penjelasan-dan-jenis-jenisnya?page=all.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2022.
Nafilah. 2019. Hak dan Kewajiban Warga Negara. Banten.
Yasin, J. 1998. Hak Azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara dalam Hukum
Positif Indonesia. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai