Disusun Oleh
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini makalah yang
berjudul “Hak dan Kewajiban Warganegaraan” tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi salah-satu tugas pada Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penyusun harapkan.
Penyusun mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para
pembaca. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih
sayang-Nya kepada kita semua, sehingga dimudahkan dan dilancarkan dalam
segala urusan di dunia dan di akhirat. Aamiin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................22
B. Saran .................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................24
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bangsa mempunyai sejarah perjuangan dari orang-orang terdahulu
yang memiliki nilai nasionalis patriotris dan sebagainya yang terpatri dalam setiap
jiwa warga negaranya, Nilai- nilai tersebut semakin lama semakin hilang dari diri
seseorang dalam suatu bangsa. Oleh karna itu, kita perlu pembelajaran untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut, agar terus menyatu dalam setiap warga
Negara dan setiap warga Negara tau hak dan kewajiban dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban
suatu warga Negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-
cita bangsa dan tidak menyimpang dari apa yang diharapkan karna betapa penting
nya nilai pendidikan ini sudah diterapkan sejak usia dini di setiap jenjang
pendidikan mulai dari yang paling dini hingga diperguruan tinggi agar dapat
menghasilkan penerus-penerus bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan
hidup berbangsa dan bernegara.
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Sehingga dalam praktiknya dikehidupan sehari-hari harus berjalan secara
seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk dimiliki
atau didapatkan oleh seorang individu sebagai anggota warga negara sejak masih
berada didalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai sebuah anggota warga negara guna
mendapatkan pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban
tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan dengan seimbang dalam praktik
kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang akan meimbulkan gejolak
masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, seperti
tingginya angka tuntutan akan hak tanpa diimbangi dengan pelaksanaan kewajiban
dan di sisi lain kewajiban dilaksanakan akan tetapi hak tidak kunjung
1
2
3. Penulis dapat menjelaskan apa saja hak dan kewajiban warga negara
4. Penulis dapat menjelaskan pelanggran dari hak dan pengingkaran dari
kewajiban warga negara
5. Penulis dapat menyebutkan dan menjelaskan cara penanganan dari
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara
4
5
negara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk suatu Negara secara singkat, Koerniatmo S. Juga
mendefinisikan warga Negara sebagai anggota Negara. Sebagai anggota Negara,
warga Negara memiliki kedudukan khusus terhadap Negara. Ia memiliki hubungan
hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dalam konteks
Indonesia, istilah warga Negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) yang
dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-
undang sebagai warga Negara. Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No. 22/1958
dinyatakan bahwa warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang
berdasarkan perundang-undangan, perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan
yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga Negara
republik Indonesia. Kemudian, adapun Asas kewarganegaraan merupakan anggota
sebuah Negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal balik
terhadap negaranya. Setiap Negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk
menentukan asas kewarganegaraan seseorang.
B. Asas Kewarganegaraan
adanya 2 asas. Yang pertama ada Asas Ius Sanguinis yaitu suatu penentuan status
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan atau Law Of The Blood. Yang
kedua ada Asas Ius Soli yaitu penentuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat dimana seseorang tersebut dilahirkan atau Law Of The Soil.
Menurut asas ius sanguinis seseorang adalah warga negara jika dilahirkan
dari orang tua warga negara. Asas ini merupakan asas yang dapat memudahkan bagi
adanya solidaritas. Namun demikian, seperti dikatakan oleh Harsono, tidak semua
Negara menggunakan asas ini. Hal ini disebabkan meskipun suatu Negara mengatur
kewarganegaraan berdasarkan keturunan namun ikatan antara Negara dengan
warga negaranya dapat menjadi tidak erat bila warga negara tersebut tinggal lama
di Negara lain. Sebaliknya, tinggal bersama di suatu Negara mengeratkan hubungan
yang penuh rasa solidaritas diantara orang-orang yang tinggal bersama di Negara
tersebut. Asas ius sanguinis dengan demikian mendasarkan diri pada faktor
pertalian seseorang dengan status orang tua yang berhubungan darah dengannya.
Apabila orang tua berkewarganegaraan suatu Negara, maka otomatis
kewarganegaraan anak-anaknya dianggap sama dengan kewarganegaraan orang
tuanya itu. Menurut Jimly Asshiddiqie dalam dinamika pergaulan antar bangsa
yang makin terbuka dewasa ini, kita tidak dapat lagi membatasi pergaulan antar
penduduk yang berbeda status kewarganegaraannya. Sering terjadi perkawinan
campuran yang melibatkan status kewarganegaraan yang berbeda-beda antara
pasangan suami dan istri. Terlepas dari perbedaan system kewarganegaraan yang
dianut oleh masing-masing Negara asal pasangan suami isteri itu, hubungan hukum
antara suami-istri yang melangsungkan perkawinan campuran seperti itu selalu
menimbulkan persoalan berkenaan dengan status kewarganegaraan dari putera
puteri mereka.
Asas ius soli menyebabkan seseorang yang dilahirkan dalam wilayah
hukum suatu Negara, secara hukum dianggap memiliki status kewarganegaraan
dari negara tempat kelahirannya. Negara Amerika Serikat dan kebanyakan Negara
di Eropa termasuk menganut prinsip kewarganegaraan berdasarkan kelahiran ini,
sehingga siapa saja yang dilahirkan di Negara-negara tersebut secara otomatis
7
diakui sebagai warganegara. Oleh karena itu, sering terjadi warganegara Indonesia
yang sedang bermukim di negara-negara di luar negeri.
Misalnya karena sedang studi lanjut dan sebagainya, melahirkan anak,
maka status anaknya diaui oleh Pemerintah Amerika Serikat sebagai warganegara
Amerika Serikat. Padahal kedua orang tuanya berkewarganegaraan
Indonesia.Menurut Harsono, asas ius soli terutama digunakan oleh Negara-negara
muda usianya yang masih membutuhkan rakyat yang berasal dari pendatang. Di
samping itu, asas ius soli cenderung digunakan oleh Negara immigrasi di mana
banyak orang asing pindah ke Negara itu. Dengan digunakannya asas ini, maka
keturunan orang asing yang lahir di Negara tersebut menjadi warganegara, sehingga
dapat dicegah membengkaknya jumlah orang asing. Banyaknya orang asing di
suatu Negara dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan. Jika ada masalah yang
menyangkut orang asing tersebut, kedutaan dari Negara yang bersangkutan yang
berada di Negara itu. Sebaliknya, Negara yang merupakan Negara emigrasi, dimana
banyak warganegaranya pindah ke Negara lain, mempunyai kecenderungan untuk
menggunakan asas ius sanguinus dalam penentuan kewarganegaraannya. Hal
tersebut untuk melestarikan hubungan antara Negara leluhur dengan
warganegaranya yang pindah ke Negara lain beserta keturunannya.
Dalam zaman keterbukaan seperti sekarang ini, kita menyaksikan banyak
sekali penduduk suatu Negara yang bepergian ke luar negeri baik karena
direncanakan dengan sengaja ataupun tidak, dapat saja melahirkan anak di rumah
sakit di luar negeri yang dapat lebih menjamin kesehatan dalam proses persalinan.
Dalam hal Negara tempat asal seseorang dengan Negara tempat ia melahirkan atau
dilahirkan menganut asas kewarganegaraan yang sama tentu hal itu tidak akan
menjadi persoalan. Akan tetapi, jika kedua Negara yang bersangkutan memiliki
sistem yang berbeda, maka dapat terjadi keadaan yang menyebabkan seseorang
menyandang status dwikewarganegaraan (bipatride, double citizenship) atau
sebaliknya malah menjadi tidak berkewarganegaraan sama sekali (apatride,
stateless). Kedua kondisi di atas, terjadi antara lain karena hingga belum berhasil
dunia internasional mengadakan persetujuan internasional untuk menyamakan
peraturan perundang-undangan nasional mengenai kewarganegaraan.
8
Hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
mestinya diterima oleh kita semua atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita
lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak.
Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan
penghidupan yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain
sebagainya sejak didalam kandungan.
Kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan
hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita
lakukan karena sudah mendapatkan hak. Tergantung situasinya. Sebagai warga
negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan
masing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.
1. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut Undang-Undang Dasar
1945
a. Hak Warga Negara menurut Undang-Undang Dasar 1945
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
“Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan” (Pasal 27 ayat 2)
2) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk
mempertahankan hidup dan kehidupannya” (Pasal 28 A)
3) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah (Pasal 28 B ayat 1)
4) Hak atas kelangsungan hidup
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang
5) Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (Pasal 28C ayat 1)
11
Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat
ini terjadi misalnya sebagai berikut.
a) Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya
masih terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat
penegak hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan
atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan bukti
bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang
menyatakan "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya" belum sepenuhnya
dilaksanakan.
b) Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita
masih cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
mengamanatkan bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
c) Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
sebagainya. Padahal, Pasal 28A-28J UUD NRI Tahun 1945 menjamin
keberadaan Hak Asasi Manusia.
d) Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya
penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945 menegaskan bahwa "negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu".
e) Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum
terlaksana secara sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 yang menyatakan bahwa "setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan".
f) Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan,
perilaku plagiat dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.
17
yang dimiliki oleh setiap warga negara sehingga yang ada di pikirannya hanya
sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya
dilupakan. Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga negara juga mendorong
terjadinya pengingkaran kewajiban oleh warga negara.
22
23
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. C. Diamantina. A. Hardjanto. U.S. “PELAKSANAAN ASAS
KEWARGANEGARAAN GANDA DALAM PENGATURAN
KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA”
Filah. N. “HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA”
Lubis. Y Sodeli. M, (2018) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. “Kasus-
Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara”
Ristekdikti (2016) Buku Pendidikan Kewarganegaraan. “BAB V HARMONI
KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM
DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA KEDAULATAN RAKYAT DAN
MUSYARAWAH UNTUK MUFAKAT”
Yasin. J. “HAK AZASI MANUSIA DAN HAK SERTA KEWAJIBAN WARGA
NEGARA DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA”
24