Anda di halaman 1dari 22

HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Diajukan Guna Memenuhi M.K Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Surya Sentosa, SH, M.H

Disusun oleh :

1. Angelita
2. Junior Setiawan
3. Maulida Julianta
4. Rini Safira
5. Salsabila Akmaliyah Azzahra
6. Wawat Kusumawati

POLTEKKES KEMENKES BANTEN JURUSAN


KEPERAWATAN TANGERANG PENDIDIKAN PROFESI
NERS 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul “Hak & Kewajiban Warga Negara”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tangerang, 25 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara...........................................3
2.2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.............................................6
2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945............................ 6
2.4. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara.............9
2.5. Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945................................................... 11
2.6. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara................11
BAB III PENUTUP................................................................................................15
3.1. Kesimpulan................................................................................................15
3.2. Saran..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 17
LAMPIRAN............................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Sehingga dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari harus berjalan
secara seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk
dimiliki atau didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak
masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu
keharusan bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga
negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang
dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, seperti
tingginya angka tuntutan akan hak tanpa diimbangi dengan pelaksanaan
kewajiban dan di sisi lain kewajiban dilaksanakan akan tetapi hak tidak
kunjung terpenuhi. Terutama dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat
kehidupan yang layak bagi setiap warga negara. Lapangan pekerjaan dan
tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pasal 27
ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Secara garis besar
dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak
merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya
perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan
guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan
kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak dapat diartikan sebagai

1
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang,
pangan, dan papan.

Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu
untuk mengetahui hak dan kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut harus berjalan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang
akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari hak, kewajiban dan warga negara ?
2. Apakah hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia ?
3. Apa sajakah hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945 ?
4. Bunyi Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara ?
5. Bagaimana pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 ?
6. Bagaimana pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara ?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal hak dan kewajiban warga negara.
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban
warga negara.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara dan dapat mengetahui apa saja yang termasuk pelanggaran hak dan
pengingkaran warga negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan .
Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga negara yang tercantum
dalam UUD 1945 meliputi hak hidup, hak memperoleh pendidikan, hak untuk
melanjutkan keturunan, dan masih banyak lagi.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia ;


1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
di dalam pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai
undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan


untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan

3
atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa ke arah
yang lebih baik.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia ;


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan
musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan
sebaik-baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah
yang lebih baik.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh


Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun
pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili)
dalam wilayah negara itu. Pengertian warga negara menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002) adalah sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa
berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Sedangkan
menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri.

4
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal
26 menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain
yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa
warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan
atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi
17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung
jawab kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang
yang menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU
yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa yang
menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap orang
berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E
ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah
negara dapat diklasifikasikian menjadi :
1. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan
tinggal sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju)
yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara,


digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

5
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius
Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan
suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di
manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan
negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan
warga negara dari negara tersebut.

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang


menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai hak
kewarganeraan negara lain

2.2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak
dapat dipisahkan. Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya
ada kewajiban, Untuk itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, antara
hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan imbang, karena kalau tidak
dijalankan dengan imbang maka akan menimbulkan pertentangan.
Hak kita sebagai warga negara yaitu mendapatkan sesuatu yang sama
dari negara tanpa membeda-bedakanya dengan warga negara lainnya.
Sedangkan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia yaitu memberikan
atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa Indonesia
ke arah yang lebih baik dan rela berkorban demi tumpah darah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang
seharusnya diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam
melindungi dan menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya
cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD

6
1945. Hak dan kewajiban manusia sebagai warga negara tercantum dalam
Undang-Undang dasar 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal 34
sebagai berikut :
2.3.1. Hak warga negara Indonesia

1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan


yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dalam kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi (pasal 28B ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia (pasal 28C ayat 1).
6. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya (pasal 28C ayat 2).
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum (pasal 28D ayat 1).
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D
ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan (pasal 28D ayat 3).
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya (pasal 28D
ayat 4).

7
11. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal
28E ayat 2).
12. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat (pasal 28E ayat 3).
13. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)
14. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1).
15. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari negara lain (Pasal 28G ayat 2).
16. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).
17. Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H ayat 2).
18. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat (Pasal 28H ayat 3).
19. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapa pun (Pasal 28H ayat 4).

8
20. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu
(Pasal 28I ayat 2).
21. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(pasal 28J ayat 1).
22. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara (pasal 30 ayat 1).
23. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat
1).

2.3.2. Kewajiban warga negara Indonesia


1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Pasal 28J ayat 1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis (pasal 28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara (pasal 30 ayat 1).

2.4. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal

9
tersebut menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara
berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan
digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak
diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar,
seperti sandang, pangan dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan
hak tanpa diimbangi dengan kewajiban. Di sisi lain, masih terdapat pula hak
yang kian tak bersambut dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal
tersebut merupakan pemicu terjadinya ketimpangan antara hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan kewajiban yang
tak kunjung dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan
kewajiban, pada umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya
kemampuan dalam suatu bidang pekerjaan. Sifat malas tersebut dapat
menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk menjadi lebih produktif dan
inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang layak, sedangkan
kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimis yang
menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang
lebih layak
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang
telah dilakukan, pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik
dari pihak pemerintah maupun swasta atas upah yang tidak sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.
Hal tersebut dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya
ketimpangan akan hak dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat
adanya rasa ketidakpuasan terhadap ketimpangan tersebut yang menyebabkan
timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja. Fenomena tersebut merupakan
hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan kewarganegaraan .

10
2.5. Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Bunyi ayat pasal
tersebut secara teori telah dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik
belum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan akan pasal tersebut telah
dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya tingkat
pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang kurang
layak. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama
tingkat pendidikan dan kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesar
dari tingginya tingkat pengangguran. Tingginya angka tingkat pengangguran
menyebabkan terjadinya ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang
mengakibatkan semakin jauhnya tingkat kehidupan yang layak bagi warga
negara.
Di sisi lain, tingkat kehidupan yang kurang layak dapat disebabkan
oleh sifat malas dari warga negara tersebut yang tidak ingin mencoba
merubah tingkat kehidupannya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Pada
umumnya, warga negara demikian terfokus untuk menunggu uluran tangan
dari individu lain maupun pemerintah, tanpa melakukan suatu usaha sebagai
kewajiban untuk memenuhi hak penghidupan yang layak.

2.6. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan
oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari
adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri.

11
Misalnya, kemiskinan yang masih menimpa sebagian masyarakat
Indonesia, penyebabnya dapat berasal dari pemerintah ketika program
pembangunan tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau dapat juga
disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang malas untuk bekerja atau
tidak mempunyai keterampilan sehingga mereka hidup di garis kemiskinan.
2.6.1. Faktor-Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara
a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara agar haknya dapat
terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.
b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya.
Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang
harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat munculnya
perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban
warga negara.
c. Sikap tidak toleran
Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling
menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan
orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk
melakukan diskriminasi kepada orang lain.
d. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku.
Kekuasaan di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah,
tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat dalam
masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam
perusahaan. Para pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak
buruhnya jelas melanggar hak warga negara. Oleh karena itu, setiap

12
penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.

e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum


Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap jenis
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, tentu saja akan
mendorong timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus
pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya
kasus-kasus lain. Para pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan
mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain
hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang
juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan menjadi
contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
f. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi
dapat juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu
timbulnya kejahatan. Kalian tentunya pernah mendengar terjadinya
kasus penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial.
Kasus tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak
dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelangaran hak warga negara. Selain itu juga,
kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran
lingkungan yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
manusia.

2.6.2. Contoh Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga


Negara

13
Pelanggaran hak warga negara adalah tindakan aparat negara yang
melanggar atau tidak memberikan apa yang menjadi hak warga negara.
Contohnya; (a) tidak mendapatkan persamaan hukum, (b) dilarang
mengeluarkan pendapat, (c) tidak mendapatkan kesempatan memilih, (d)
tidak mendapatkan pengajaran, (e) tidak mendapatkan pendidikan, (f)
ditangkap tanpa melalui proses hukum yang berlaku, (g) tidak
mendapatkan perlindungan hukum (h) tidak mendapatkan layanan hukum,
(i) pembatasan hak politik, (j) pembungkaman.

Pengingkaran kewajiban adalah pengingkaran warga negara


terhadap kewajiban yang ditentukan pemerintah. Contohnya; (a) tidak
membayar pajak, (b) melawan hukum, (c) tidak menjaga ketertiban (d)
melanggar aturan yang berlaku, (e) tidak ikut mempertahankan NKRI, (f)
berprilaku anarkis tidak menjaga kesatuan dan kesatuan, (g) menghianati
negara, (h) tawuran antar pelajar, (i) melanggar HAM.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan .
Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Sedangkan kewajiban adalah segala
sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas
untuk didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus
kita lakukan demi kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Hak dan
kewajiban adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain sehingga
dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari harus dijalankan secara seimbang.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak
untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan merupakan
sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan
sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti
sandang, pangan dan papan.
Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sering terjadi pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban. Pelanggaran hak warga negara adalah tindakan
aparat negara yang melanggar atau tidak memberikan apa yang menjadi hak
warga negara. Pengingkaran kewajiban adalah pengingkaran warga negara
terhadap kewajiban yang ditentukan pemerintah.

15
3.2. Saran
Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain
sehingga dalam praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang
agar tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial yang berkepanjangan dan timbulnya gejolak yang tidak
diinginkan di dalam masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pustaka Belajar :


Yogyakarta.
Hak Dan Kewajiban Warga Negara. http://id.wikipedia.org/wiki/ (diakses 22
januari 2020)

Eddy, 2015. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.


http://pkn-ips.blogspot.co.id/ (diakses 24 januari 2020)

Sumarsono.2005. Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: PT Gramedia.


Ristyarti,Retno dan Setiadi.2008.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Erlangga

17
LAMPIRAN

 Contoh Kasus pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga


Negara
Contoh pelanggaran tersebut seperti misalnya kemiskinan yang masih menimpa
sebagian masyarakat Indonesia, atau banyaknya pemandangan pengamen dan
peminta-minta di jalanan juga termasuk sebuah pelanggaran. Pelanggaran tersebut
dilakukan oleh negara karena dalam Undang-Undang disebutkan setiap warga
negara berhak atas penghidupan dan pendidikan yang layak.
Kemiskinan yang menimpa warga negara Indonesia disebabkan oleh berbagai hal,
baik disebabkan oleh warga negara Indonesia sendiri yang malas dan enggan
bekerja. Namun, kemiskinan juga bisa jadi disebabkan karena gagalnya
pemerintah mengatasi kesenjangan ekonomi yang terjadi akibat sistem yang
kurang pro rakyat kecil misalnya.

 Faktor Terjadinya Kasus pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban


Warga Negara
Tentunya, terdapat berbagai faktor terjadinya kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara yang bisa kita pahami agar masing-maisng
kita bisa saling memperbaiki diri.
Berbagai faktor tersebut misalnya adanya sifat egois warga negara dan terlalu
mementingkan diri sendiri, menuntut hak namun lupa dengan kewajiban. Orang
yang egois akan selalu mementingkan diri sendiri, selalu menghalalkan cara
meskipun melanggar hak orang lain.
Faktor kedua yakni rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara, sikap
demikian ini si pelanggar bersikap seenaknya sendiri dan tidak mempedulikan
orang lain.
Padahal, orang lain sama-sama memilki hak, namun si pelaku tidak menyadari
dan tidak menghormati, bahkan menutup mata terhadaphak orang lain yang
dirampas. Hal demikian bisa jadi akan memunculkan perilaku atau bahkan
tindakan menyimpang terhadap hak dan kewajiban warga negara.
Faktor ketiga yakni adanya sikap tidak toleran, sikap tersebut tentu saja merugikan
pihak lain karena memunculkan sikap tidak saling menghargai dan menghormati
orang lain.
Jika hal ini terjadi, kemudian akan membuat orang lain untuk melakukan
diskriminasi, karenanya alangkah baiknya jika masing-masing kita saling
menghargai dan menghormati hak orang lain.
Faktor keempat yaitu adanya penyalahgunaan kekuasaan, atau istilah kerennya
abuse of power dimana terjadi banyak kekuasaan yang berlaku di dalam
masyarakat. Kekuasaan di sini tidak saja kekuasaan pemerintahan, namun juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain di tengah masyarakat misalnya saja kekuasaan di
dalam perusahaan misalnya pengusaha yang tidak mengizinkan karyawannya
untuk mengambil cuti hamil, atau bahkan tidak membayar Tunjangan Hari Raya
(THR) dan berbagai penyalahgunaan kekuasaan lainnya.
18
Faktor kelima yakni adanya ketidaktegasan aparat penegak hukum yang tidak
tegas terhadap para pelanggar hak dan kewajiban warga negara. Jika hal tersebut
terjadi, maka akan memicu terjadinya pelanggaran lainnya, karena itu jika terjadi
pelanggaran demikian, maka sebaiknya harus diusut secara tuntas agar pelaku jera
dan hal yang sama tidak terjadi.
Faktor keenam yaitu terjadi penyalahgunaan teknologi dimana efek negatif dari
kemajuan teknologi memicu tumbulknya kejahatan. Contohnya, adanya penipuan
mama pinta pulsa, atau kasus penculikan dan peemrkosaan yang bermula dari
sosial media, dan berbagai kasus lainnya yang banyak terjadi di masyarakat.

 Cara Mencegah Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban


Mempelajari faktor-faktor terjadinya kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dan berbagai bentuknya, tentu membuat kita menjadi
tahu dan sebaiknya selalu meningkatkan kewaspadaan diri. Dengan bersikap
waspada, setidaknya kita bisa terhindar untuk menjadi korban ataupun menjadi
pelaku pelanggaran itu sendiri.

19

Anda mungkin juga menyukai