Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HAK dan WARGA NEGARA INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang Dibina Oleh Fajrul Falakh, M.Ling.

Oleh:
Kelompok 4
Kelas PB-2D

Dini Meilina Iffatin 2008086073


Hanna Awwalia Zahra 2008086074
Himmatur Rofi’ah 2008086076
Niswatus Shabrina 2008086085

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
MARET
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami diberikan kemudahan dalam menyelesaikan penulisan makalah ini
tepat waktu. Tidak lupa, shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah yang penuh kegelapan menuju zaman yang
terang-benderang ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan,yaitu Fajrul Falakh, M.Ling. serta teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah yang berjudul Hak dan Warga Negara Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Sehingga kami
senantiasa terbuka atas kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 29 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2

C. Tujuan .........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHSAN

A. Pengertian Hak, Kewajiban……………………………………………………...…3


B. Pengertian Warga Negara kewarganegaran………………………………………5
C. Hak, kewajiban Negara / pemerintah ……………………………………………10
D. Asas kewarganegaraan ……………………………………………………………11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………...15

B. Saran ………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu
ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan
individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan . Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap - tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Secara garis besar
dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk
setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan

Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam batas-batas tertentu telah


difahami orang, akan tetapi karena setiap orang melakukan akitivitas yang
beraneka ragam dalam kehidupan kenegaraan, maka apa yang menjadi hak dan
kewajibannya seringkali terlupakan. Dalam kehidupan kenegaraan kadang
kala hak warga negara berhadapan dengan kewajibannya. Bahkan tidak
jarang kewajiban warga negara lebih banyak dituntut sementara hak-hak warga
negara kurang mendapatkan perhatian.
Hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan kenegaraan
maupun hak dan kewajiban seseorang dalam kehidupan pribadinya, secara
historis tidak pernah dirumuskan secara sempurna, karena organisasi negara
tidak bersifat statis. Artinya organisasi negara itu mengalami perkembangan
sejalan dengan perkembangan manusia. Kedua konsep hak dan kewajiban
warga negara/manusia berjalan seiring. Hak dan kewajiban asasi marupakan
konsekwensi logis dari pada hak dan kewajiban kenegaraan juga manusia tidak
dapat mengembangkan hak asasinya tanpa hidup dalam organisasi negara.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara
2. Menjelaskan Hak, kewajiban Negara / pemerintah
3. Menjelaskan asas kewarganegaraan

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa pada
umumnya mampu memahami hak dan kewajiban warga negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak dan Kewajiban


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan
oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan. Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Contoh Hak Warga Negara Indonesia ;
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum
dan di dalam pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai
undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan


/ kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara
guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya
mengarah pada suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan
peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang
sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Contoh Kewajiban Warga
Negara Indonesia ;
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari
serangan musuh.
b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar
negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan
dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap
segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke
arah yang lebih baik

Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :


a. Membayar pajak.
b. Membela pertahanan dan keamanan.
c. Menghormati hak asasi.
d. Menjunjung hukum dan pemerintahan.
e. Ikut serta membela negara.
f. Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
g. Wajib mengikuti pendidikan dasar.

Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN
warga Negara dalam UUD 1945 ;
 Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga Negara pada ayat 2, syarat –
syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.
 Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan
nya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan
bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn
undang-undang.
 Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan
lebih lanjut diatur dengan UU.

B. Negara dan Kewarganegaraan


Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun
pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan,
diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah
negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)
adalah sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu. Warga negara diartikan dengan orang-
orang yang sebagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini
dahulu biasanya disebut hamba atau kaula negara. Tetapi kenyataannya istilah
warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang merdeka
dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara
mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yaitu peserta
dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar
tanggung jawab bersama dan untuk kepentingan bersama.
Menurut AS Hikam, mendefinisikan warga negara sebagai terjemahan
dari citizenship, yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara
itu sendiri. Istilah ini menurutnya lebih baik ketimbang istilah kawula negara,
karena kawula negara betul-betul berarti objek yang dalam bahasa inggris
(object) berarti orang yang dimiliki dan mengabdi kepada pemiliknya.
Secara singkat, Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan
anggota negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai
kedudukan yang khusus terhadap negaranya, ia mempunyai hubungan hak dan
kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Beberapa pengertian tentang warga negara juga diatur oleh UUD 1945,
pasal 26 menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa
lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang
menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-
undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak
Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung
jawab kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang
menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang
dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi
warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam
wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi :

a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal
sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan
negara melalui kantor imigrasi.
Namun secara yuridis, berdasarkan pasal 26 ayat (1) UUD 1945, istilah warga
negara Indonesia dibedakan menjadi dua golongan : pertama, warga negara asli
(pribumi), yaitu penduduk asli negara tersebut. Misalkan suku jawa, suku madura,
suku dayak dan etnis keturunan yang sejak kelahirannya menjadai WNI,
merupakan warga negara asli Indonesia. Dan kedua, warga negara asing
(vreemdeling) misalnya, bangsa Tionghoa, Timur Tengah, India USA dan
sebagainnya, yang telah disyahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
menjadi warga negara Indonesia.
Pernyataan ini ditetapkan kembali dalam pasal 1 UU No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan RI [UU Kewarganegaraan], bahwa Warga Negara Indonesia
adalah orang-orang bangsa indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara Indonesia.
Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan
antar negara dan warga negara. Kewarganegaraan adalah segala hal yang
berhubungan dengan negara. Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua
yaitu
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis .
Kewargangaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara orang-orang dan negara. Adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat tertentu, yaitu orang tersebut berada di
bawah kekuasaan negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan
hukum misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, dan sebagainya.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak di tandai dengan ikatan
hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan
keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata
lain ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara bersangkutan.
Pada dasar status kewarganegaraan seseorang memiliki dua aspek, yaitu
: (1) Aspek Hukum, dimana kewarganegaraan merupakan suatu status
hukum kewarganegaraan, khususnya dibidang hukum publik, yang
dimiliki warga negara dan yang tidak dimiliki orang asing. Contohnya
yaitu adalah hak pilih aktif dan pasif. Sedangkan kewajiban warga
negara misalnya kewajiban membela negara dari serangan negara lain;
dan (2) Aspek Sosial, dimana kewarganegaraan merupakan suatu
keanggotaan suatu bangsa tertentu, yakni sekumpulan manusia yang
terikat suatu dengan lainnya karena kesatuan bahasa, kehidupan sosial
budaya serta kesadaran nasional.
Sehubungan dengan itu, guna mempertegas siapa saja yang menjadi
warga negara indonesia, pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006 menegaskan
sebagai berikut:
Warga negara Indonesia adalah:
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah
menjadi warga negara Indonesia;
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan
ibu warga negara Indonesia;
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara Indonesia dan ibu warga negara Asing;
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara Asing dan ibu warga negara Indonesia;
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atas hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. Anak yang lahir dalam tegang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia;
g. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara Indonesia;
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara Asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
i. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas ststus kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k. Anak yang baru lahir wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayahnya dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya;
l. Anak yang dilahirkan diluar wilayah negara Republik Indonesia
dari seorang ayah dan ibu warga negaraIndonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraan, kemudian ayah atau ibunya
meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.
Jelaslah bahwa masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang
bersifat principal dalam kehidupan bernegara. Tidak mungkin suatu negara dapat
berdiri tanpa adanya warga negara. Hal ini secara jelas dikemukakan dalam pasal
1 Convention 1933: on the right and duties of states, yang dirumuskan: “the state
as a person international law should posess the following qualification: a
permanent population, a defined territory, a government, a capacity to enter
relations with other states. Negara sebagai subjek hukum internasional harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: rakyat yang permanent, wilayah yang
tertentu, pemerintahan, kapasitas untuk terjun ke dalam hubungan dengan negara-
negara lain.
C. Hak dan Kewajiban Negara/ Pemerintah

Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh


warga negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-
undangan. Dengan kata lain hak warga negara merupakan suatu
keistimewaan yan menghendaki agar warga negara diperlakukan
sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara
adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga
negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara.
Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap
atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara
sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya
diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan
menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
a. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
b. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup
orang banyak.
c. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
e. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
f. Membiayai pendidikan dasar.
g. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
h. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran
belanja negara dan belanja daerah.
i. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
j. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
k. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan
nasional.
l. Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan
menguasai hidup orang banyak.
m. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
n. Memelihara fakir miskin.
o. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
p. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.
Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan
kewajiban warga negara itu timbul atau bersumber dari negara.
Maksudnya negaralah yang memberikan ataupun membebankan hak
dan kewajiban itu kepada warganya. Pemberian/pembebanan dimaksud
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sehingga warga
negara maupun penyelenggara negara memiliki peranan yang jelas
dalam pengaplikasian dan penegakkan hak serta kewajiban tersebut.

D. Asas Kewarganegaraan

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara,


digunakan 2 kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius
Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan
suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di
manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan
negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan
warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama
dengan mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu.
Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya
kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya
kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka
untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan
stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
o Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan
stelsel aktif);
o Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana
stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan


Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan
syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain:
Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan
di dalam pasal 26 UUD 1945, yaitu:
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
b. Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-
undang.

Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU


nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang
pasal 1-nya.
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-
perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi
17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan
pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai sejak
adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu
berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18
tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia,
apabila ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada
waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan
ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui
kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak
diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui
kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang
tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak
mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-
undang ini.a menyebutkan: Warga Negara Republik Indonesia adalah:

Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini


dikatakan bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:
a. Karena kelahiran;
b. Karena pengangkatan;
c. Karena dikabulkan permohonan;
d. Karena pewarganegaraan;
e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah/ibunya;
g. Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini


disebutkan: b, c, d, dan e. Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah
WNI. Sebagaimana telah diterangkan di atas dalam bab I huruf a yang
menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka
barulah ibunya yang menentukan status anak itu. Hubungan hukum
kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum secara yuridis.
Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu mengadakan
hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan
setelah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan
ayahnya. Menjalankan ius soli supaya orang-orang yang lahir di Indonesia
tidak ada yang tanpa kewarganegaraan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan. Kewajiban adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat .
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara
tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh
peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara itu.

Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :


1. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
2. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
3. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :


1. Melindungi wilayah dan warga negara.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun dengan sebaik-baiknya..Semoga dapat
memberikan manfaat kepada kita semua, khususnya pembaca. Tidak lupa, kami
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung untuk memperbaiki penyusunan makalah
selanjutnya. Apabila ada kesalahan penulisan dan penyusunan, kami mohon maaf karena
masih dalam tahap belajar. Kebenaran hanya milik Allah SWT. dan datang dari pada-Nya.

DAFTAR PUSTAKA

Hamidi, Jazim dan Mustafa Lutfi. Constitutional Question (Antara Realitas Politik dan
Implementasi Hukumnya). Jakarta: Jurnal Konstitusi, Vol. 7, No. 1. 2010.

Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. RajaGravindo Persada, Jakarta.

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Sadjiman, Djunaedi. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Daerah :Tanpa Nama Penerbit.

Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sunarto, agung Hartono. 2009 Perkembangan Peserta Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Panut Panuju, Ida Umami. 1999. Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta

Tutik, Titik Triwulan. Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945.
Jakarta: Prenada Media. 2010.

Anda mungkin juga menyukai