i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang judul “Hak dan Kewajiban Warga
Negara”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dari Bapak M. Ersyad Indrapaja, S.H., M.H. Selanjutnya, penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca dan penulis sendiri
tentang pentingnya Wawasan Nusantara bagi masyarakat Indonesia.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak M. Ersyad
Indrapaja, S.H., M.H. selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Berkat tugas
yang diberikan, penulis dapat menambah wawasan yang relevan dengan topik yang dibahas.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Sehingga dalam prakteknya dalam kehidupan sehari-hari harus berjalan secara
seimbang. Hak adalah segala sesuatu yang patut dan mutlak untuk dimiliki atau
diperoleh individu sebagai warga negara sejak masih dalam kandungan, sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan bagi individu dalam menjalankan perannya
sebagai warga negara agar mendapat pengakuan hak. Sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Apabila hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam
praktik kehidupan, maka akan timbul suatu permasalahan yang akan menimbulkan
gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan
bermasyarakat. berbangsa, dan bernegara.
1
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Secara umum, dapat dikatakan bahwa
pekerjaan yang layak dan taraf hidup yang layak adalah hak setiap warga negara
sebagai tanda kemanusiaan. Pekerjaan adalah sarana yang diperlukan untuk
mendapatkan penghasilan yang digunakan untuk menjalani kehidupan yang layak.
Kehidupan yang layak dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu
diketahui hak dan kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut harus
dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang berujung pada
ketimpangan sosial yang berkepanjangan.
1) Bagaimanakah pengertian dari hak, kewajiban, dan warga negara secara umum
menurut KBBI dan menurut para ahli?
2) Apa sajakah dasar hukum yang ditetapkan dalam UUD 1945 terhadap hak dan
kewajiban warga negara?
3) Apa sajakah jenis-jenis hak dan kewajiban warga negara?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh warga negara juga bisa diartikan secara
umum. Pemahaman hak dan kewajiban ini harus dimiliki oleh setiap warga negara.
Tujuannya adalah untuk memastikan semua warga negara bisa menghargai hak diri
sendiri dan orang lain serta melakukan kewajibannya.
Hak adalah segala sesuatu yang layak dan mutlak untuk diperoleh individu
sebagai warga negara sejak masih dalam kandungan.Hak pada umumnya diperoleh
dengan diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga
negara yang tercantum dalam UUD 1945 antara lain hak untuk hidup, hak untuk
memperoleh pendidikan. hak untuk melanjutkan keturunan, dan banyak lagi. Hak bisa
dibagi menjadi dua yaitu hak umum atau hak alami dan hak khusus atau hak hukum.
Hak secara umum merupakan apa yang kita ketahui tentang suatu hak. Sementara itu
hak secara khusus merupakan hak yang sudah diatur oleh negara dalam ketentuan
khusus dan memiliki ikatan hokum.
Kewajiban dapat diartikan sebagai suatu keharusan. Selain itu, kita juga bisa
memahami hak sebagai sebuah tanggung jawab. Kewajiban merupakan suatu hal yang
harus dilakukan karena sudah menjadi tanggung jawab kita. Jika tidak dilakukan
maka akan ada hukuman atau konsekuensinya. Kewajiban warga negara adalah suatu
keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan
sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara
sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya. Erat kaitannya dengan kedua
istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan penjelasan yaitu tanggung jawab
dan peran warga negara. Tanggung jawab warga negara merupakan suatu kondisi
yang mewajibkan seorang warga negara untuk melakukan tugas tertentu.Tanggung
jawab itu timbul akibat telah menerima suatu wewenang. Sementara yang dimaksud
dengan peran warga negara adalah aspek dinamis dari kedudukan warga negara.
Apabila seorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya
maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah peranan itu lebih banyak
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.
3
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya diatur oleh pemerintah
negara itu dan mengakui pemerintahannya sendiri.Pengertian penduduk menurut
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan
oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperbolehkan bertempat tinggal (domisili)
utama di dalam wilayah negara itu. Pengertian warga negara menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002) adalah penduduk suatu negara atau bangsa berdasarkan
keturunan, tempat lahir, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai warga negara itu. Sedangkan menurut Dr. US. Hikam (2000), adalah anggota
komunitas yang membentuk dirinya sendiri. Beberapa definisi kewarganegaraan juga
diatur dalam UUD 1945, Pasal 26 menyatakan "Warga negara adalah bangsa
Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara".
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. menegaskan peraturan perundang-undangan yang menyatakan bahwa
warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau
perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus
1945 sudah menjadi warga negara RI. Warga suatu negara adalah pendukung dan
bertanggung jawab atas kemajuan dankemunduran suatu negara.Oleh karena itu,
seseorang yang menjadi anggota atau warga negara suatu negara harus ditentukan
oleh undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut.Sebelum negara menentukan
siapa yang menjadi warga negara, negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal dalam wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur dalam Pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945.
Hak dan kewajiban juga bisa dipahami melalui arti kata yang tercantum di
KBBI. Kata hak dan kewajiban memiliki arti masing-masing yang bisa membantu kita
memahami lebih jauh mengenai hak dan kewajiban. Berikut akan diberikan
pemahaman hak dan kewajiban berdasarkan arti kata di KBBI.
4
dilaksanakan, keharusan, dan pekerjaan. Jadi, jelas sekali bahwa kewajiban adalah
suatu hal yang harus dilakukan. Kewajiban menjadi sebuah pekerjaan atau tugas yang
harus dilaksanakan.
Pengertian hak dan kewajiban warga negara menurut para ahli dimulai dari
Prof. Dr. Notonegoro. Beliau mengungkapkan bahwa hak adalah sebuah kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau
dilakukan. Dalam hal ini, tidak bisa dilakukan atau diterima oleh pihak yang lain.
Prof.Dr. Notogeoro menyatakan kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu
hal yang sudah semestinya diberikan oleh pihak tertentu. Dalam hal ini tidak bisa
diberikan oleh pihak yang lain dan sifatnya bisa dituntut secara paksa jika tidak
dipenuhi. Kewajiban juga diartikan sebagai suatu hal yang harus dilakukan.
b. Curzon
• Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan
hak dan nisbi melibatkan hak di lain pihak.
• Kewajiban publik, dalam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik
ialah wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian
berkorelasi dengan hak perdata.
• Kewajiban primer, kewajiban ini tidak timbul dari perbuatan melawan hukum.
Contoh kewajiban untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang
5
bersifat memberi sanksi, timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar
kerugian dalam hukum perdata.
c. Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto membedakan hak menjadi dua pengertian yaitu hak searah
atau relatif dan hak jamak arah atau absolut. Hak searah merupakan hak yang ada
dalam hukum perjanjian. Contohnya adalah hak menagih yang artinya sudah ada
perjanjian atau ikatan untuk ditagih. Sementara itu hak jamak arah terdiri dari 4 jenis
hak. Pertama, hak dalam hukum tata negara. Kedua, hak kepribadian atas tubuh dan
kebebasan. Ketiga, hak kekeluargaan atas suami, orang tua, dan anak. Keempat, hak
cipta dan hak atas merek atau paten.
d. John Salmond
John Salmond membagi hak ke dalam empat pengertian. Hak dalam arti yang
sempit, yaitu hak yang melekat pada seseorang sebagai pemilik suatu hal, hak yang
tertuju kepada orang lain sebagai pemegang suatu kewajiban, di antara hak dan
kewajiban yang korelatif, hak yang bisa berisi kewajiban pada pihak yang lainnya
supaya melakukan suatu perbuatan atau tidak melakukan perbuatan, hak bisa
memiliki objek yang muncul dari comission dan omission, yang mempunyai titel atau
gelar, yang dimana suatu peristiwa menjadi dasar sehingga hak tersebut melekat pada
pemiliknya.
6
melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan.Dalam hal ini
tidak bisa dilakukan dan diterima oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban warga
negara, keduanya bisa dituntut paksa oleh yang bersangkutan.
f. Srijanti
1) Pasal 27 ayat 2, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3) Pasal 28A. hak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
5) Pasal 28B ayat 2, hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
7) Pasal 28C ayat 1, hak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya.
9) Pasal 27 ayat 2. hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
7
10) Pasal 28H ayat 1, hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
11) Pasal 28D ayat 1, hak pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
12) Pasal 28D ayat 2, hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
13) Pasal 28D ayat 3, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
14) Pasal 28E ayat 1, hak memeluk agama dan beribadah menurut agamanya.
15) Pasal 28E ayat 1. hak untuk memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.
16) Pasal 28E ayat 2. hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
17) Pasal 28E ayat 3, hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, serta
mengeluarkan pendapat.
19) Pasal 28F. hak untuk mencari, memperoleh. memiliki, menyimpan, mengolah,
dan menyampaikan informasi menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
20) Pasal 28G ayat 1, hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya.
21) Pasal 28G ayat 1, hak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
22) Pasal 28G ayat 2, hak untuk bebas dari penyiksaan maupun perlakuan
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain. lingkungan hidup yang baik dan sehat.
8
24) Pasal 28H ayat 2, hak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk
mendapat kesempatan dati manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
25) Pasal 28H ayat 3, hak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
26) Pasal 28H ayat 4, hak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
27) Pasal 281 ayat 1, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
28) Pasal 281 ayat 2, hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
29) Pasal 29 ayat 2. hak untuk memeluk agama masing-masing dan hak beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya tersebut.
30) Pasal 30 ayat 1. hak ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
31) Pasal 31 ayat 1, hak mendapat pendidikan. Berikut ini adalah kewajiban warga
Negara Indonesia.
1) Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 UUD NRI 1945
berbunyi, "Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya".
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat 3 UUD NRI
1945 menyatakan bahwa, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
9
3) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
menyatakan bahwa, "Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain."
5) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Pasal 30 ayat
(1) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa, "Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara."
Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1) Hak atas kewarganegaraan
Berdasarkan ketentuan pasal 26 ayat (1) dan (2) bahwa yang menjadi warga
negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Adapun yang menjadi
penduduk Indonesia ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Pasal 26 merupakan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-
mena. Pasal 26 juga merupakan salah satu pencerminan dari pokok pikiran kedaulatan
rakyat, penjabaran sila keempat yang menjadi landasan kehidupan politik di negara
Indonesia.
2) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan. Hal tersebut
adalah konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Pasal 27
ayat (1) menyatakan bahwa, "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
10
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.”
3) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa, "Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan
asas keadilan sosial dan kerakyatan yang merupakan hak warga negara atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak". Berbagai peraturan perundang-undangan yang
mengatur hal ini misalnya terdapat dalam Undang-Undang Agraria. Perkoperasian,
Penanaman Modal, Sistem Pendidikan Nasional. Tenaga Kerja, Perbankan, dan
sebagainya yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja agar warga negara
memperoleh penghidupan yang layak.
4) Hak dan kewajiban bela negara
Pasal 27 ayat (3) menyatakan bahwa, "Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara". Ketentuan tersebut menegaskan hak dan
kewajiban warga negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain, upaya
pembelaan negara merupakan hak sekaligus menjadi kewajiban dari setiap warga
negara Indonesia.
5) Kemerdekaan berserikat dan berkumpul
Pasal 28 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya.
Syarat-syaratnya akan diatur dalam undang-undang. Dalam ketentuan ini terdapat tiga
hak warga negara, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan berkumpul, serta
hak kebebasan untuk berpendapat.
6) Kemerdekaan memeluk agama Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan
bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Pasal 29 ayat (2)
menyatakan, "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaan itu".
Hal ini merupakan hak warga negara atas kebebasan beragama. Dalam konteks
kehidupan bangsa Indonesia, kebebasan beragama ini tidak diartikan bebas tidak
beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama sesuai dengan keyakinan masing-
masing.serta bukan berarti pula bebas untuk mencampuradukkan ajaran agama.
7) Pertahanan dan keamanan negara Pertahanan dan keamanan negara dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan dalam
11
bentuk hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2).
Ketentuan tersebut menyatakan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
8) Hak mendapat pendidikan
Sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin
dalam alenia keempat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yaitu bahwa pemerintah negara Indonesia antara lain berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan. Ketentuan ini merupakan penegasan hak warga negara untuk
mendapatkan pendidikan. Selanjutnya dalam Pasal 31 ayat (2) ditegaskan bahwa
setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Pasal ini merupakan penegasan atas kewajiban warga negara untuk
mengikuti pendidikan dasar. Untuk maksud tersebut, Pasal 31 Ayat (3) Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. yang diatur dengan undang-undang.
9) Kebudayaan Nasional Indonesia
Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menetapkan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan mesyarakat dalam memelihara
dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya. Hal ini merupakan penegasan atas
jaminan hak warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya.Kemudian
dalam Pasal 32 Ayat (2) disebutkan, “Negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Ketentuan ini merupakan jaminan atas
hak warga negara untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa pergaulan.
10) Perekonomian nasional
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengatur tentang perekonomian nasional. Pasal 33 yang terdiri atas lima ayat
menyatakan sebagai berikut.
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
12
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang. 6. Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas
usaha perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha
perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
11) Kesejahteraan nasional Masalah kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal 34 terdiri
atas empat ayat.
1. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
2. Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
3. Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Pasal 34 ini memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial.
Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial,
hak mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang
layak.
13
pelanggaran hak. Begitu juga sebaliknya. Terdapat sejumlah faktor yang menjadi
penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara terjadi.
Faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara tersebut, yakni:
Sikap egois atau mementingkan diri sendiri. Sikap ini menyebabkan seseorang
selalu menuntut hak, sementara kewajibannya diabaikan;
Sikap tidak toleran. Sikap ini menyebabkan timbulnya rasa saling tidak
menghargai dan tidak menghormati keberadaan orang lain;
Penyalahgunaan kekuasaan di dalam masyarakat. Kekuasaan yang dimaksud
bukan hanya pada kekuasaan pemerintah, namun juga bentuk-bentuk
kekuasaan lain yang ada di masyarakat;
Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Ini dapat membuat seseorang
berperilaku seenaknya dan tidak mempedulikan hak orang lain yang harus
dihormati;
Ketidaktegasan para penegak hukum. Jika para penegak hukum tidak tegas,
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban akan terus terjadi. Ketertiban
dan keharmonisan pun tidak akan dapat terwujud.
Penyalahgunaan teknologi. Tak hanya dampak positif, kemajuan teknologi
juga menimbulkan dampak negatif, seperti kejahatan.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, yakni:
Penegakan supremasi hukum. Pendekatan hukum dan dialogis harus dilakukan
untuk melibatkan partisipasi masyarakat;
Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga, selain lembaga tinggi negara, yang
berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara, seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Ombudsman, Komnas HAM, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komnas Perempuan;
Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran hak dan kewajiban warga negara oleh pemerintah;
Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara;
14
Menguatkan kesadaran berbangsa dan bernegara kepada masyarakat melalui
lembaga pendidikan formal dan non formal;
Meningkatkan profesionalisme aparat keamanan dan pertahanan negara;
Meningkatkan kerja sama antarkelompok atau golongan;
Memberi jaminan hak asasi manusia melalui instrumen perundang-undangan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, di masa yang akan datang penulis akan lebih berhati-hati dalam
menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
lebih dipertanggung jawabkan. Penulis berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, F. P. 2021. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Lengkap dengan Penjelasan
dan Jenis-Jenisnya. https://m.tribunnews.com/pendidikan/2021/09/02/hak-dan-kewajiban-
warganegara-indonesia-lengkap-dengan-penjelasan-dan-jenis-jenisnya?page=all. Diakses
pada tanggal 15 Maret 2022.
Yasin, J. 1998. Hak Azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara dalam Hukum
Positif Indonesia.Makassar.
17