Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSTITUSI

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan


Dosen pengampu :
IIM HALIMATUL MU’MINAH, M. Pd

Disusun oleh :
Anisa Okta Finanti
21.24.1.0005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konstitusi”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya dihari akhir kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
kewarnegaraan. Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ini masih ada banyak
kekurangan. Untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Terakhir saya berharap semoga karya tulis ini dapa memberikan manfaaat khususnya
baga saya umumnya bagi pembaca semua.

Majalengka, 12 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Konstitusi ......................................................................................................................3
B. Isi Konstitusi ...................................................................................................................................3
C. Tujuan Konstitusi ............................................................................................................................4
D. Klasifikationstitusi dalam Perbagai Perspektif ...............................................................................4
E. Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen). ..................................................................................5
F. Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia. .......................................................................................6
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................................8
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hidup bernegara, kita tidak dapat lepas dari sesuatu yang disebut hukum. Tidak
ada satupun negara tanpa hukum. Karena memang fungsinya sangatlah krusial dalam mengatur
kehidupan bernegara.
R.M. Mac Iver dalam bukunya "The Modern state" halaman 250 menulis :"Even within
the sphere of the state there are two kinds of law. There is the law, which governs the state and
there is the law, by means of which the state governs. The former is constitutional law, the
latter we may for the sake of distinction call ordinary law" ( Dalam linkungan negara, ada 2
macam hukum. Ada hukum yang memerintah negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi
negara untuk memerintah.hukum yang pertama adalah "Constitutional law" (Hukum
tatanegara). Hukum yang kedua, untuk membedakannya dari hukum yang pertama, dapat kita
namakan "Ordinary law" (Hukum biasa yang dipergunakan untuk bergerak "actief dienend. ").
Dari kutipan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam hidup bernegara, kita akan
menemukan 2 macam hukum:
1. Hukum tata negara (Constitutional law ) sebagai yang mengatur negara. Unsur pokok
dalam Hukum ini adalah Konstitusi. Unsur pokok inilah yang akan menjadi Headline
dalam makalah ini.
2. Hukum biasa (Ordinary Law) sebagai hukum yang digunakan negara untuk mengatur
sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum pidana dan hukum perdata.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Konstitusi?
2. Apa sajakah isi konstitusi itu?
3. Apa tujuan konstitusi?
4. Apa sajakah klasifikasi konstitusi itu?
5. Bagaimana Proses perubahan konstitusi (amandemen)?
6. Bagaimanakah sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia?

1
2

C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar tentang konstitusi.
2. Mengetahui beberapa hal yang dimuat dalam konstitusi.
3. Menetahui tujuan adanya konsitusi.
4. Mengetahui beberapa klasifikasi Konstitusi dari beberapa perspektif.
5. Mengetahui proses perubahan konstitusi ( amandemen).
6. Mengetahui sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti "pembentukan", berasal dari kata kerja "Constituer" (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara. Maka dapat dipahami,
bahwa bahasa Belanda menggunakan kata "Grondwet", yang berarti suatu undang- undang
yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia menggunakan kata"
Undang- Undang Dasar" seperti grondwet tadi.
Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan adat
kebiasaan, yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang membentuk sistem umum,
dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah. Sedangkan Abu Daud Busroh membagi
pengertian konstitusi menjadi 2 macam:
1. Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang membentuk, mengatur
dan memerintah negara baik yang tertulis maupun tidak.
2. Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang dalam satu
dokument
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama "Negara"5 Konstitusi di Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.

B. Isi Konstitusi
Berdasarkan pengertian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa konstitusi memuat
berbagaimacam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu negara. Dengan melihat
sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai negara, akan nampak jelas bahwa orang- orang
berbeda pemikiran menyangkut apa yang harus menjadi isi konstitusi. Orang
Norwegianengatakan bahwa memerlukan kira- kira 25 halaman, sementara bangsa India
membutuhkan kira- kira 250 halaman untuk konstitusi mereka tahun 1950."

Sedangkan bangsa Indonesia sendiri membutuhkan 37 pasal 7 untuk merumuskan


berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI. Secara global, isi UUD 1945
adalah sebagai berikut:

3
4

1. Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


2. Sistem pemerintahan.
3. Sistem pertahanan negara.
4. Hak asasi manusia.
5. Kewarganegaraan.

C. Tujuan Konstitusi
Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tatatertib guna keselamatan
masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai kepentingan yang tersebar di
tengah-tengah masyarakat . Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global adalah:
1. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam hal
kewenangannya maupun cara bekerjanya.
2. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannya."
Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:
1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembagalembaga negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga berfungsi mencegah
kekuasaan yg sewenang-wenang.
4. Konstitusi menetapkan dan melindungi hak-hak dasar warganegara?

D. Klasifikationstitusi dalam Perbagai Perspektif


Konstitusi memiliki beberapa klasifikationam beberapa perspektif. Antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Konstitusi tertulis dan Tidak tertulis
Ternyata di dunia ada 2 macam konstitusi, yaitu konstitusi tertulis (written constitution)
dan tidak tertuli (unwritten constitution). Menurut buku karangan Amos J. Peaslee
"Constitutions of Nations", hampir semua negara di dunia mempunyai konstitusi terulis. Hanya
Inggris dan Canada yang tidak mempunyai konstitusi tertulis. Sedangkan konstitusi tak tertulis
itu seperti halnya hukum tak tertulis yang berdasar atas adat kebiasaan.10 B. Berdasarkan Sifat
Konstitusi
5

2. Berdasarkan sifat konstitusi, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :


a) Konstitusi Rigid (kaku) adalah konstitusi yang bisa diamandemen, tetapi harus
melalui proses khusus.
b) Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen tanpa melalui
proses khusus.11
3. Berdasarkan subyek yang berhak mengamandemen konstitusi.
Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2,
a) Konstitusi yang supreme terhadap legislatif yaitu yang tidak dapat diamandemen
oleh badan legislatif.
b) Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif.12
4. Berdasarkan Proses Pendistribusian Kekuasaan Pemerintahan.
Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :
a) Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur legislatif di
bawahnya.
b) Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah untuk
seluruh negara dan pemerintah untuk negara- negara bagian.

E. Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen).


Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
1. By the ordinary legislature but under certain restrictions. Misalnya UUD 1945.
2. By the people through a referendum (konstitusi dirubah oleh DPR yang baru terbentuk).
Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
3. By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di negaranegara federal.
4. By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukan badan khusus.
Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia.14
Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus dilalui
dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:
1. Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih membutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
2. Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.
3. Atau setelah pemilu.
4. Atau setelah pembahasan selama tiga bulan.
6

F. Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia.


Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia merupakan bagian dari kerajaan Belanda. Aturan
yang digunakan pada saat itu adalah "grondwet". Dengan aturan tersebut, seluruh hukum
ditentukan melalui salah satu jalan, yaitu "wer" (undangundang) atau "algemeen maatregel van
bestuur"( keputusan raja Belanda).
Pada tahun 1855, terjadilah "reegering sreglement" yang menghasilkan "Indische
staatsregeling" yang didalamnya mengenal 4 macam undang- undang, yaitu:
1. wet - algemeen maatregel van bestuur
2. Ordonnantie -regeerings verordening
Pada masa pendudukan Jepang sejak bulan Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945, sistem
ketatanegaraan Indonesia tidak jauh berbeda dengan masa penajahan Belanda. Diantaranya
Gubernur Jenderal diganti oleh Gun- Sei kan, Departemen kehakiman diubah menjadi sihoo-
bu.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ditetapkan suatu undangundang 1945.
Persiapan itu telah dilakukan sejak akhir Mei 1945. Oleh PPPKI (Panitia Persiapan
Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Dr. K. R. T. Radjiman
Wedioningrat.
Setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, Belanda berusaha kembali ke
wilayah Indonesia dengan NICA (Netherlands Civil Affairs). Akibatnya, beberapa daerah di
Indonesia diberi status Negara Bagian dari suatu negara federasi, yaitu Belanda.
Kemudian pada tanggal 17 Nopember 1945, terjadilah perundingan pertama Indonesia-
Belanda yang diwakili oleh Van Mook dan Sutan Syahrir dengan pimpinan Jenderal Inggris
Christison yang tak menghasilkan apa-apa.
Dilanjutkan dengan persetujuan linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947 yang intinya
adalah:
1. Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah Republik Indonesia berkuasa de facto atas
Jawa, Madura, dan Sumatera.
2. Kedua pemerintah akan bekerjasama untuk waktu singkat untuk membentuk negara
federasi yang berdaulat dan demokratis, bemama Republik Indonesia Serikat.
Berlanjut dengan Agresi Militer I, Persetujuan Renville, dan Agresi Militer II oleh Belanda.
Hingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1949 DK PBB menerima resolusi yang memuat:
1. Supaya segera dilakukan "cease fire" (pemberhentian tembakmenembak).
2. Membebaskan pemimpin- pemimpin Republik Indonesia.
7

Namun hal itu tak pernah dihiraukan. Hingga akhirnya terjadilah KMB pada tanggal 13
Agustus 1949 di Den Haag. Tidak lama kemudian, Indonesia menjadi Negara Kesatuan.
Setelah itu, muncullah UUDS 1950. Hingga akhirnya berubah menjadi UUD 1945.
BAB III

PENUTUP

C. Kesimpulan
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama "Negara". Sendi- sendi ini haruslah kuat dan tidak mudah runtuh, agar bangunan
Negara tetap berdiri, walaupun ada angin taufan menerjang. Maka dari itu, Konstitusi harus
tahan uji, kalau ada serangan dari tangan- tangan jahil yang akan menggantikan sendi- sendi
itu dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara, sehingga
bangunan yang asli dan molek menjadi jelek.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah panjang dan cukup berlikum Hingga
akhirnya, Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal.

8
DAFTAR PUSTAKA
Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. Jakarta: Dian
Rakjat.
Wheare, K. C.2003. Konstitusi- Konstitusi Modern. Surabaya: Pustaka Eureka.

Anda mungkin juga menyukai