MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PPKN yang dibina oleh
(Bapak Moh. Zaiful Rosyid, M. Pd)
Oleh :
Dila Safitri
NIM 21381092048
Dwi Septyana Nahriyatul Jannah
NIM 21381092049
Eka Liyana
NIM 21381092050
Elsa Mayora
NIM 21381092051
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua negara yang mengalami transisi ke demokrasi menjadikan
reformasi konstitusi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembaharuan
politik. Demikian pentingnya reformasi konstitusi ini sehingga kehadirannya
dipandang sebagai suatu keharusan. Tidak jelas benar kapan suatu negara yang
tengah mengalami transisi mulai melaksanakan reformasi konstitusi. Sejauh
yang dapat dibaca dari berbagai literatur mengenai transisi ke demokrasi,
pengalaman masing-masing negara dalam hal ini relatif berbeda. Misal, Filipina
mulai melakukan reformasi konstitusi dengan membentuk komisi konstitusi,
dimana tugas utamanya adalah menuliskan kembali Undang-Undang Dasar
Negeri itu tidak lama setelah Presiden Marcos dijatuhkan dan setelah
pemerintahan baru Cory Aquino terbentuk.
Suatu konstitusi dibuat untuk memenuhi kebutuhan, yaitu terciptanya
hubungan kekuasaan yang seimbang antara cabang-cabang kekuasaan yang ada.
Karena suatu konstitusi merupakan produk zamannya, tidak jarang ditulis untuk
mengakomodasi kepentingan kala itu. Sebenarnya tanpa adanya perubahan
besar, reformasi dapat dilakukan baik secara amandemen maupun perubahan
dan penggantian konstitusi. Hal ini dapat dilakukan ketika suatu konstitusi
sudah tidak mampu mengakomodasi kepentingan zaman. 1
Oleh karena itu, kami perlu membahas perkembangan konstitusi di
Indonesia sejak awal kemerdekaan sampai terjadinya reformasi konstitusi pasca
pemerintahan Orde Baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa istilah dan pengertian dari konstitusi?
1
Kus Eddy Sartono, “Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai Era Reformasi,”
Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 9, no. 1 (2009): 1,
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/21011/11045.
1
2
C. Tujuan
1. Mengetahui istilah dan pengertian konstitusi.
2. Mengetahui isi, fungsi, dan nilai konstitusi.
3. Mengetahui klasifikasi konstitusi.
4. Mengetahui Piagam Madinah.
5. Mengetahui sistem perubahan konstitusi di dunia.
6. Mengetahui perubahan dan amandemen konstitusi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2
Wira Atma Hajri, Studi Konstitusi UUD 1945 Dan Sistem Pemerintahan (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2018), 1.
5
2. Fungsi Konstitusi
Dalam berbagai literatur hukum tata negara maupun ilmu politik,
fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk
membentuk sistem politik dan sistem hukum negara. Karena itu, ruang
lingkup isi Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis sebagaimana
dikemukakan oleh A. A. H. Struycken memuat tentang:
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau.
b. Tingkatan tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa.
c. Pandangan tokoh bangsa yang hendak mewujudkan baik waktu
sekarang maupun masa yang akan datang.
d. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin.
Dalam ranah masyarakat, politik memeliki arti dan kedudukan yang
sangat penting. Oleh karena itu, kekuasaan politik dan negara harus
diintegrasikan supaya tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan (abouse of
power) oleh seseorang yang sedang menjabat/berkuasa atas nama rakyat.
Sifat dasar/fundamental dari negara, yakni:
a. Negara cenderung bersifat memaksa (otoritas tidak terbantahkan).
b. Negara bersifat monopoli tujuan bersama.
c. Negara bersifat menguasai dan mencakup semua hal/bidang.
d. Negara dapat menggunakan kekuatan fisik secara sah untuk ditaati
peraturan dan keputusannya.
e. Negara dapat menjatuhkan sanksi/hukuman yang bersifat otoritatif.
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan eksekutif mempunyai 5
macam kekuasaan politik, yaitu:
a. Kekuasaan diplomatik (diplomatic power).
b. Kekuasaan administratif (administrative power).
c. Kekuasaan militer (military power).
d. Kekuasaan hukum/kehakiman (judicial power).
6
3. Nilai Konstitusi
Menurut Karld Loewenstein dalam penelitiannya menghasilkasilkan 3
jenis penilaian terhadap konstitusi, yaitu:
a. Nilai Normatif
Konstitusi berlaku tidak hanya dalam arti hukum (legal) tapi juga
dalam kenyataan (realitas).
b. Nilai Nominal
Konstitusi masih berlaku menurut hukum (legal) tetapi dalam
pelaksanaanya tidak sempurna karena ada pasal-pasal yang tidak
dilaksanakan.
c. Nilai Semantik
Konstitusi memang secara hukum berlaku tetapi hanya sekedar
memberi bentuk atau melaksanakan kekuasaan politik. Konstitusi
diadakan hanya untuk kepentingan pemegang kekuasaan. 4
C. Klasifikasi Konstitusi
1. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang
memiliki kesakralan khusus dalam proses perumusannya. Konstitusi ini
merupakan instrumen yang disusun untuk segala kemungkinan terjadi
dalam pelaksanaanya.
Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang
berkembang atas dasar adat istiadat. Konstitusi ini tidak membutuhkan
proses panjang, misal penentuan forum, model perubahan
amandemen/pembaruan dan prosedur perubahannya (referendum,
konvensi, atau pembentukan lembaga khusus).
3
Erie Hariyanto, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) (Surabaya: Pena Salsabila,
2013), 69.
4
Hajri, Studi Konstitusi UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan, 4.
7
D. Piagam Madinah
Piagam Madinah dibuat atas persetujuan bersama antara Nabi Muhammad
SA., dengan wakil penduduk kota Madinah setelah beliau hijrah dari kota
Mekkah kewarganegaraan Yastrib, nama kota Madinah pada tahun 622 M.
Menurut mantan Menteri Agama RI, Munawir Syadzali menyebutkan
bahwa Piagam Madinah merupakan dasar fundamental dalam meletakkan
negara yang majemuk dan multiteknis di Madinah berisi pokok-pokok sistem
pemerintahan yang berisi:
1. Semua pemeluk Islam meskipun berasal dari banyak suku tetapi mereka
merupakan satu komunitas bangsa (nation state).
2. Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dengan anggota
komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip berikut:
a. Bertetangga baik.
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama atas nama bela
Negara Madinah.
c. Membela mereka yang mengalami teraniaya, advokasi yang
lemah/minoritas.
d. Jaminan kebebasan beragama. Madinah yang menurut pakar politik
kenegaraan sebagai konstitusi Negara yang pertama ini tidak
menyatakan agama resmi Negara.
Berikut isi dari Piagam Madinah:
1. Piagam Madinah berisi sebuah kontrak sosial (social contract), mengikuti
teori Modern Negara Demokrasi dan Trias Politika oleh Jean Jacques
Rousseas perihal sebuah “pactum unionist” berdirinya sebuah negara
5
Hariyanto, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), 82.
9
6
Ibid, 75.
10
7
Ibid, 81.
12
8. UUD 1945 dengan amandemen I, II, III, dan IV berlaku 10 Agustus 2002. 8
8
Ibid, 86.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstitusi merupakan aturan hukum yang mengatur pemerintahan dan
Warga Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945. Konstitusi bertujuan untuk
membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak rakyat, dan
melaksanakan kekuasaan berdaulat. Konstitusi memiliki nilai normatif,
nominal, semantik yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
Pengklasifikasian konstitusi terbagi banyak macam, yaitu konstitusi tertulis
dan tidak tertulis, konstitusi fleksibel dan kaku, konstitusi derajat tinggi dan
tidak derajat tinggi, konstitusi serikat dan kesatuan, serta konstitusi sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer. Namun di Indonesia menggunakan
konstitusi tertulis yang memuat hukum dasar dan pedoman dalam pembentukan
peraturan.
Piagam Madinah merupakan Undang-Undang untuk mengatur sistem
politik, sosial, dan hubungan Islam dengan agama lain. Piagam Madinah
dianggap sebagai konstitusi Negara tertulis pertama di dunia. Piagam Madinah
dibuat atas persetujuan bersama antara Nabi Muhammad SAW., dengan wakil-
wakil Madinah setelah hijrah ke Mekkah.
Konstitusi Indonesia (UUD 1945) diamandemen beberapa kali sejak
Proklamasi Kemerdekaan RI. Merubah dan mengandemen UUD 1945
dipengaruhi oleh otoritatarian rezim Presiden Soeharto yang berkuasa selama
32 tahun sehingga terjadi stagnasi politik dan mensakralkan UUD 1945 dengan
tindakan yang tidak demokratis serta represif kepada masyarakat. Sebagian
kalangan menghendaki perubahan total UUD, namun sebagian kalangan tidak
menghendaki tetapi melakukan amandemen pada pasal yang tidak sesuai
dengan sosial politik Indonesia.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, para penulis mengharapkan agar para pembaca
mengetahui lebih mendalam mengenai konstitusi, baik dari segi pengertian,
14
15
Hajri, Wira, Atma. Studi Konstitusi UUD 1945 Dan Sistem Pemerintahan.
Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2018.
Hariyanto, Erie. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Surabaya:
Pena Salsabila, 2013.
Sartono, Kus, Eddy. Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemerdekaan Sampai
Era Reformasi. Humanika Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 2009.
16