Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSTITUSI

Di Susun Oleh: Kelompok 5

NAMA : MUHAMMAD HUSAINI NPM: 201111265

: SAHRI RAHMADAN : 201111271

FAKULTAS : SYARI’AH, DAKWAH DAN USHULUDDIN

JURUSAN/SEM : HTN/ IV (EMPAT)

DOSEN : DARMAWAN, MA.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON

KABUPATEN ACEH TENGAH

ACEH 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat di rampungkan.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
mempelajari materi tentang Konstitusi, Juga merupakan harapan kami dengan hadirnya makalah ini,
akan mempermudah teman-teman semua dalam proses perkuliahan pada mata Pengantar
Ketatanegaraan Islam.

Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya
dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Akhir kata,
semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, Amin.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Pengantar Ketatanegaraan Islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul ”Konstitusi”.

Penulis,

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..……………….2


B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……………..2
C. Tujuan………………………………………………………………………...……………3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstitusi…………………………………..………………………………….4
B. Isi Konstitusi………………………………..……………………………………………..5
C. Tujuan Konstitusi………………………………………………….....................................5
D. Klasifikasi Konstitusi dalam Perbagai Perspektif ……………………………………..….6
E. Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen)………………………………………………7
F. Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia……………………………………………..…..8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...……………..10
B. Saran………………………………………………………………………..…………….10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dalam hidup bernegara, kita tidak dapat lepas dari sesuatu yang disebut hukum. Tidak
ada satupun negara tanpa hukum. Karena memang fungsinya sangatlah krusial dalam
mengatur kehidupan bernegara. R.M. Mac Iver dalam bukunya “The Modern state” halaman
250 menulis :”Even within the sphere of the state there are two kinds of law. There is the law,
which governs the state and there is the law, by means of which the state governs. The former
is constitutional law, the latter we may for the sake of distinction call ordinary law” ( Dalam
linkungan negara, ada 2 macam hukum. Ada hukum yang memerintah negara dan ada hukum
yang merupakan alat bagi negara untuk memerintah.hukum yang pertama adalah
“Constitutional law” (Hukum tatanegara). Hukum yang kedua, untuk membedakannya dari
hukum yang pertama, dapat kita namakan “Ordinary law” (Hukum biasa yang dipergunakan
untuk bergerak, “actief dienend.”)1

Dari kutipan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam hidup bernegara, kita akan
menemukan 2 macam hukum:

1) Hukum tata negara (Constitutional law ) sebagai yang mengatur negara.Unsur pokok
dalam Hukum ini adalah Konstitusi.Unsur pokok inilah yang akan menjadi Headline dalam
makalah ini.

2) Hukum biasa (Ordinary Law) sebagai hukum yang digunakan negara untuk mengatur
sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum pidana dan hukum perdata.

B. Rumusan Masalah

Dari sedikit gambaran diatas, tentu akan memunculkan beberapa pertanyaan antara lain
sebagai berikut:

1
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tata negara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983), Hlm,
92.
1. Apa pengertian Konstitusi?

2. Apa sajakah isi konstitusi itu?

3. Apa tujuan konstitusi?

4. Apa sajakah klasifikasi konstitusi itu?

5. Bagaimana Proses perubahan konstitusi (amandemen)?

6. Bagaimanakah sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia?

C. Tujuan

1. Memahami konsep dasar tentang konstitusi.

2. Mengetahui beberapa hal yang dimuat dalam konstitusi.

3. Menetahui tujuan adanya konsitusi.

4. Mengetahui beberapa klasifikasi Konstitusi dari beberapa perspektif.

5. Mengetahui proses perubahan konstitusi ( amandemen).

6. Mengetahui sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi

Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja “Constituer” (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Maka dapat dipahami,
bahwa bahasa Belanda menggunakan kata“Grondwet”, yang berarti suatu undang- undang
yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia menggunakan kata “
Undang- Undang Dasar” seperti grondwet tadi.2

Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan adat kebiasaan,
yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang membentuk sistem umum, dengan mana
masyarakat setuju untuk diperintah.3Sedangkan Abu Daud Busroh membagi pengertian
konstitusi menjadi 2 macam:

a) Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang membentuk, mengatur dan
memerintah negara baik yang tertulis maupun tidak.4

b) Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang dalam satu dokumen.
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama “Negara”.5 Konstitusi di Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.5

2
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983), Hlm, 10.

3
K. C Wheare, Konstitusi- Konstitusi Modern (Surabaya: pustaka Eureka,2003), Hlm. 3.
4
. Abu Daud Busroh , Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi 9 Negara ( Jakarta: Bina Aksara), 14.

5
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983),10
B. Isi Konstitusi

Berdasarkan pengertian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa konstitusi memuat


berbagaimacam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu negara. Dengan melihat
sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai negara, akan nampak jelas bahwa orang-
orang berbeda pemikiran menyangkut apa yang harus menjadi isi konstitusi. Orang Norwegia
mengatakan bahwa memerlukan kira- kira 25 halaman, sementara bangsa India
membutuhkan kira- kira 250 halaman untuk konstitusi mereka tahun 1950.6

Sedangkan bangsa Indonesia sendiri membutuhkan 37 pasal 7 untuk merumuskan


berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI. Secara global, isi UUD 1945
adalah sebagai berikut:

a) Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b) Sistem pemerintahan.

c) Sistem pertahanan negara.

d) Hak asasi manusia.

e) Kewarganegaraan.

C. Tujuan Konstitusi

Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tatatertib guna keselamatan


masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai kepentingan yang tersebar di
tengah-tengah masyarakat. 7Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global adalah:

a. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam hal
kewenangannya maupun cara bekerjanya.

b. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannya. Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai
berikut:

6
K. C Wheare, Konstitusi- Konstitusi Modern, (Surabaya: pustaka Eureka,2003), Hlm. 25

7
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia, (Jakarta: Dian Rakjat,1983),
Hlm.11.
1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembaga-lembaga negara.

2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.

3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga

D. Klasifikasi Konstitusi dalam Perbagai Perspektif

Konstitusi memiliki beberapa klasifikasi dalam beberapa perspektif. Antara lain adalah
sebagai berikut.

a. Konstitusi tertulis dan Tidak tertulis

Ternyata di dunia ada 2 macam konstitusi, yaitu konstitusi tertulis (written constitution)
dan tidak tertuli (unwritten constitution). Menurut buku karangan Amos J. Peaslee
”Constitutions of Nations”, hampir semua Negara di dunia mempunyai konstitusi terulis.
Hanya Inggris dan Canada yang tidak mempunyai konstitusi tertulis. Sedangkan konstitusi
tak tertulis itu seperti halnya hukum tak tertulis yang berdasar atas adat kebiasaan. 8

b. Berdasarkan Sifat Konstitusi

Berdasarkan sifat konstitusi, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :

1. Konstitusi Rigid (kaku) adalah konstitusi yang bisa diamandemen, tetapi harus melalui
proses khusus.
2. Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen tanpa melalui proses
khusus.9
c. Berdasarkan Proses Pendistribusian Kekuasaan Pemerintahan. Berdasarkan perspektif ini,
K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2,yaitu :
1. Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur legislatif di
bawahnya.
2. Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah untuk seluruh
negara dan pemerintah untuk negara- negarabagian.10

8
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983),
Hlm.10.
9
K. C Wheare, Konstitusi- Konstitusi Modern (Surabaya: pustaka Eureka,2003), Hlm. 25.
10
Ibid., Hlm.28
E. Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen)

Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:

1. By the ordinary legislature but under certain restrictions. Misalnya: UUD 1945.
2. By the people through a referendum (konstitusi dirubah oleh DPR yang baru terbentuk).
Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
3. By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di Negara Negara federal.
4. By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukanmbadan khusus.
Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia. 11

Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus dilalui dalam
mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:

a) Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih membutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.

b) Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.

c) Atau setelah pemilu.

d) Atau setelah pembahasan selama tiga bulan.

F. Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia merupakan bagian dari kerajaan Belanda.
Aturan yang digunakan pada saat itu adalah “grondwet”. Dengan aturan tersebut, seluruh
hukum ditentukan melalui salah satu jalan, yaitu “wet” (undang undang) atau “algemeen
maatregel van bestuur” ( keputusan raja Belanda). Pada tahun 1855, terjadilah “reegering
sreglement” yang menghasilkan “Indische staatsregeling” yang didalamnya mengenal 4
macam undang- undang, yaitu: wet algemeen, maatregel van bestuur, Ordonnantie dan
regeerings verordening.

11
Abu Daud Busroh , Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi Negara, ( Jakarta: Bina
Aksara), Hlm. 15.
Pada masa pendudukan Jepang sejak bulan Maret 1942 hingga 17 Agustus 1945, sistem
ketatanegaraan Indonesia tidak jauh berbeda dengan masa penajahan Belanda. Diantaranya
Gubernur Jenderal diganti oleh Gun-Sei kan, Departemen kehakiman diubah menjadi sihobu.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ditetapkan suatu undangundang 1945.
Persiapan itu telah dilakukan sejak akhir Mei 1945. Oleh PPPKI (Panitia Persiapan
Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Dr. K. R. T. Radjiman
Wedioningrat. Setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, Belanda berusaha
kembali ke wilayah Indonesia dengan NICA (Netherlands Civil Affairs).

Akibatnya, beberapa daerah di Indonesia diberi status Negara Bagian dari suatu negara
federasi, yaitu Belanda. Kemudian pada tanggal 17 Nopember 1945, terjadilah perundingan
pertama Indonesia- Belanda yang diwakili oleh Van Mook dan Sutan Syahrir dengan
pimpinan Jenderal Inggris Christison yang tak menghasilkan apa-apa. Dilanjutkan dengan
persetujuan linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947 yang intinya adalah:

1. Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah Republik Indonesia berkuasade facto atas


Jawa, Madura, dan Sumatera.
2. Kedua pemerintah akan bekerjasama untuk waktu singkat untuk membentuk negara
federasi yang berdaulat dan demokratis, bernama Republik Indonesia Serikat. Berlanjut
dengan Agresi Militer I, Persetujuan Renville, dan Agresi Militer II oleh Belanda. Hingga
akhirnya pada tanggal 28 Januari 1949 DK PBB menerima resolusi yang memuat:
a. Supaya segera dilakukan “cease fire” (pemberhentian tembakmenembak).
b. Membebaskan pemimpin- pemimpin Republik Indonesia.

Namun hal itu tak pernah dihiraukan. Hingga akhirnya terjadilah KMB pada tanggal 13
Agustus 1949 di Den Haag. Tidak lama kemudian, Indonesia menjadi Negara Kesatuan.
Setelah itu, muncullah UUDS 1950. Hingga akhirnya berubah menjadi UUD 1945.12

12
Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia (Jakarta: Dian Rakjat,1983),
Hlm,19.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)


mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk menegakkan bangunan besar yang
bernama “Negara”. Sendi- sendi ini haruslah kuat dan tidak mudah runtuh, agar bangunan
Negara tetap berdiri, walaupun ada angin taufan menerjang. Maka dari itu, Konstitusi harus
tahan uji, kalau ada serangan dari tangan- tangan jahil yang akan menggantikan sendi- sendi
itu dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara, sehingga
bangunan yang asli dan molek menjadi jelek. Konstitusi di Indonesia memilki sejarah
panjang dan cukup berliku. Hingga akhirnya, Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD
1945 yang memuat 37 pasal.

B. Saran

Perjalan pencarian jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan-perubahan


konstitusi cukup melelahkan. Begitu pentingnya konstitusi, mari kita jaga bersama
kekokohan tiang- tiang Bangsa Indonesia, yaitu UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. Jakarta: Dian
Rakjat.

2. Wheare, K. C .2003. Konstitusi- Konstitusi Modern.Surabaya. Pustaka Eureka.

3. Busroh, Abu Daud. 2005. Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai