Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG KONSTITUSI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Ilmu
Negara
Dosen Pengampu :
Linda Apriani, S.Ap., M.Ap

PENYUSUN :
1. Akhmad Galang Samsara
2. Yenni Nugraini
3. Fiddya Gilang Maharani
4. Ceriaty

Pendidikan Anti Korupsi


Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang long
Tahun 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dengan


limpahan rahmat dan berkah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Ilmu Negara yang membahas mengenai
Konstitusi.
Konstitusi adalah sebuah dokumen atau serangkaian aturan yang
menentukan struktur, kekuasaan, dan fungsi pemerintahan suatu negara.
Konstitusi merepukan landasan hukum tertinggi yang mengatur hubungan antara
pemerintah, warga negara, dan Lembaga-lembaga pemerintahan lainnya.
Konstitusi juga mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, serta tujuan negara
tersebut.
Konstitusi dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk konstitusi tertulis
dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi tertulis biasanya berbentuk dokumen yang
lengkap dan terperinci, sementara konstitusi tidak tertulis terdiri dari serangkaian
tradisi, kebiasaan, dan putusan pengadilan yang secara kolektif membentuk
hukum dasar negara tersebut.
Melalui pemahaman tentang konstitusi, diharapkan pembaca dapat lebih
memahami bagaimana sebuah negara diatur dan bagaimana prinsip-prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, serta keadilan diterapkan dalam system
pemerintahan. Konstitusi memiliki peran krusial dalam membentuk identitas dan
arah suatu bangsa, sehingga sangat penting untuk memahaminya dalam konteks
sejarah dan perkembangan masa kini.
Saya sadar makalah ini belum sempurna Untuk dapat lebih
menyempurnakan makalah ini, saya senantiasa mengharapkan kritikan dan saran
dari berbagai pihak. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linda
Apriani, S.Ap., M.Ap Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Ilmu Negara
yang telah memberikan kesempatan kapada kami untuk menyelesaikan makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak.

Penyusun

Kelompok Dua (2)


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……..……………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………...………………………………………………….1
BAB I PENDAHULUAN…………..…………………………………………....2
1.0 Latar Belakang Masalah……………..…………………………………….2
1.1 Rumusan Masalah…………………………..……………………………..2
1.2 Tujuan…………………………………………………………………..…3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………..4
2.0 Pengertian Konstitusi……………………………………………………...4
2.1 Isi Konstitusi………………………………………………………………5
2.2 Tujuan Konstitusi………………………………………………….............5
2.3 Klasifikasi Konstitusi dalam Perbagai Perspektif ………………………...6
2.4 Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen)………………………………7
2.5 Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia…………………………………8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...10
3.0 Kesimpulan………………………………………………………………10
3.1 Saran……………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN

1.0 Latar Belakang Masalah


Dalam hidup bernegara, kita tidak dapat lepas dari sesuatu yang disebut
hukum. Tidak ada satupun negara tanpa hukum. Karena memang fungsinya
sangatlah krusial dalam mengatur kehidupan bernegara.
R.M. Mac Iver dalam bukunya “The Modern state” halaman 250
menulis :”Even within the sphere of the state there are two kinds of law. There is
the law, which governs the state and there is the law, by means of which the state
governs. The former is constitutional law, the latter we may for the sake of
distinction call ordinary law” ( Dalam linkungan negara, ada 2 macam hukum.
Ada hukum yang memerintah negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi
negara untuk memerintah.hukum yang pertama adalah “Constitutional law”
(Hukum tatanegara). Hukum yang kedua, untuk membedakannya dari hukum
yang pertama, dapat kita namakan “Ordinary law” (Hukum biasa yang
dipergunakan untuk bergerak, “actief dienend.”)
Dari kutipan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dalam hidup bernegara,
kita akan menemukan 2 macam hukum:
1) Hukum tata negara (Constitutional law ) sebagai yang mengatur
negara.Unsur pokok dalam Hukum ini adalah Konstitusi.Unsur pokok
inilah yang akan menjadi Headline dalam makalah ini.
2) Hukum biasa (Ordinary Law) sebagai hukum yang digunakan negara
untuk mengatur sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum
pidana dan hukum perdata
.

1.1 Rumusan Masalah


Dari sedikit gambaran diatas, tentu akan memunculkan beberapa
pertanyaan antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian Konstitusi?
2. Apa sajakah isi konstitusi itu?
3. Apa tujuan konstitusi?
4. Apa sajakah klasifikasi konstitusi itu?
5. Bagaimana Proses perubahan konstitusi (amandemen)?
6. Bagaimanakah sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia?

1.2 Tujuan
1. Memahami konsep dasar tentang konstitusi.
2. Mengetahui beberapa hal yang dimuat dalam konstitusi.
3. Menetahui tujuan adanya konsitusi.
4. Mengetahui beberapa klasifikasi Konstitusi dari beberapa perspektif.
5. Mengetahui proses perubahan konstitusi ( amandemen).
6. Mengetahui sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.0 Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja
“Constituer” (bahasa Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah
sebuah negara. Maka, Konstitusi mengandung permulaan dari segala peraturan
mengenai suatu negara
Maka dapat dipahami, bahwa bahasa Belanda menggunakan kata
“Grondwet”, yang berarti suatu undang- undang yang menjadi dasar (grond)
dari segala hukum. Sedangkan di Indonesia menggunakan kata “ Undang-
Undang Dasar” seperti grondwet tadi.
Menurut K. C. Wheare, konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan
adat kebiasaan, yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang
membentuk sistem umum, dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah.
Sedangkan Abu Daud Busroh membagi pengertian konstitusi menjadi 2
macam:
a) Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang
membentuk, mengatur dan memerintah negara baik yang tertulis
maupun tidak.
b) Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang
dalam satu dokumen.
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok
(fundamental) mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk
menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”. Konstitusi di Indonesia
adalah Undang- Undang Dasar 1945.

2.1 Isi Konstitusi


Berdasarkan pengertian diatas, sudah dapat dipastikan bahwa konstitusi
memuat berbagaimacam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu
negara. Dengan melihat sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai
negara, akan nampak jelas bahwa orang- orang berbeda pemikiran
menyangkut apa yang harus menjadi isi konstitusi. Orang Norwegia
mengatakan bahwa memerlukan kira- kira 25 halaman, sementara bangsa
India membutuhkan kira- kira 250 halaman untuk konstitusi mereka tahun
1950.
Sedangkan bangsa Indonesia sendiri membutuhkan 37 pasal untuk
merumuskan berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI.
Secara global, isi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a) Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Sistem pemerintahan.
c) Sistem pertahanan negara.
d) Hak asasi manusia.
e) Kewarganegaraan.
2.2 Tujuan Konstitusi
Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tatatertib guna
keselamatan masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai
kepentingan yang tersebar di tengah-tengah masyarakat .
Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global adalah:
a. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam
hal kewenangannya maupun cara bekerjanya.
b. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus
dijamin perlindungannya.
Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai
berikut:
1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya
lembaga-lembaga negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga
berfungsi mencegah kekuasaan yg sewenang-wenang.
4. Konstitusi menetapkan dan melindungi hak-hak dasar
warganegara.
2.3 Klasifikasi Konstitusi dalam Perbagai Perspektif
Konstitusi memiliki beberapa klasifikasi dalam beberapa perspektif.
Antara lain adalah sebagai berikut.
A. Konstitusi tertulis dan Tidak tertulis
Ternyata di dunia ada 2 macam konstitusi, yaitu konstitusi tertulis
(written constitution) dan tidak tertuli (unwritten constitution). Menurut
buku karangan Amos J. Peaslee ”Constitutions of Nations”, hampir
semua negara di dunia mempunyai konstitusi terulis. Hanya Inggris dan
Canada yang tidak mempunyai konstitusi tertulis. Sedangkan konstitusi
tak tertulis itu seperti halnya hukum tak tertulis yang berdasar atas adat
kebiasaan.
B. Berdasarkan Sifat Konstitusi
Berdasarkan sifat konstitusi, K. C. Wheare membagi konstitusi
menjadi 2, yaitu :
a) Konstitusi Rigid (kaku) adalah konstitusi yang bisa diamandemen,
tetapi harus melalui proses khusus.
b) Konstitusi Fleksibel adalah konstitusi yang dapat diamandemen
tanpa melalui proses khusus.
C. Berdasarkan subyek yang berhak mengamandemen konstitusi.
Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi
2, yaitu :
a) Konstitusi yang supreme terhadap legislatif yaitu yang tidak dapat
diamandemen oleh badan legislatif.
b) Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif.
D. Berdasarkan Proses Pendistribusian Kekuasaan Pemerintahan.
Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi
2, yaitu :
a) Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam
mengatur legislatif di bawahnya.
b) Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara
pemerintah untuk seluruh negara dan pemerintah untuk negara-
negara bagian.
2.4 Proses Perubahan Konstitusi (Amandemen).
Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
a) By the ordinary legislature but under certain restrictions. Misalnya:
UUD 1945.
b) By the people through a referendum (konstitusi dirubah oleh DPR
yang baru terbentuk). Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
c) By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di negara-
negara federal.
d) By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukan
badan khusus. Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia.
Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus
dilalui dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya
adalah:
a) Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masih
membutuhkan dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
b) Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga
mayoritas.
c) Atau setelah pemilu.
d) Atau setelah pembahasan selama tiga bulan.
2.5 Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia merupakan bagian dari kerajaan
Belanda. Aturan yang digunakan pada saat itu adalah “grondwet”. Dengan
aturan tersebut, seluruh hukum ditentukan melalui salah satu jalan, yaitu
“wet” (undang- undang) atau “algemeen maatregel van bestuur” ( keputusan
raja Belanda).
Pada tahun 1855, terjadilah “reegering sreglement” yang menghasilkan
“Indische staatsregeling” yang didalamnya mengenal 4 macam undang-
undang, yaitu:
-wet - algemeen maatregel van bestuur
-Ordonnantie -regeerings verordening
Pada masa pendudukan Jepang sejak bulan Maret 1942 hingga 17 Agustus
1945, sistem ketatanegaraan Indonesia tidak jauh berbeda dengan masa
penajahan Belanda. Diantaranya Gubernur Jenderal diganti oleh Gun- Sei kan,
Departemen kehakiman diubah menjadi sihoo-bu.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ditetapkan suatu
undang- undang 1945. Persiapan itu telah dilakukan sejak akhir Mei 1945.
Oleh PPPKI (Panitia Persiapan Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia) yang
dipimpin oleh Dr. K. R. T. Radjiman Wedioningrat.
Setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, Belanda
berusaha kembali ke wilayah Indonesia dengan NICA (Netherlands Civil
Affairs). Akibatnya, beberapa daerah di Indonesia diberi status Negara Bagian
dari suatu negara federasi, yaitu Belanda.
Kemudian pada tanggal 17 Nopember 1945, terjadilah perundingan
pertama Indonesia- Belanda yang diwakili oleh Van Mook dan Sutan Syahrir
dengan pimpinan Jenderal Inggris Christison yang tak menghasilkan apa-apa.
Dilanjutkan dengan persetujuan linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947
yang intinya adalah:
A. Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah Republik Indonesia
berkuasa de facto atas Jawa, Madura, dan Sumatera.
B. Kedua pemerintah akan bekerjasama untuk waktu singkat untuk
membentuk negara federasi yang berdaulat dan demokratis, bernama
Republik Indonesia Serikat.
Berlanjut dengan Agresi Militer I, Persetujuan Renville, dan Agresi
Militer II oleh Belanda. Hingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1949 DK
PBB menerima resolusi yang memuat:
A. Supaya segera dilakukan “cease fire” (pemberhentian tembak-
menembak).
B. Membebaskan pemimpin- pemimpin Republik Indonesia.
Namun hal itu tak pernah dihiraukan. Hingga akhirnya terjadilah KMB
pada tanggal 13 Agustus 1949 di Den Haag. Tidak lama kemudian, Indonesia
menjadi Negara Kesatuan. Setelah itu, muncullah UUDS 1950. Hingga
akhirnya berubah menjadi UUD 1945.
BAB III
PENUTUP
3.0 Kesimpulan
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok
(fundamental) mengenai soko-soko guru atau sendi-sendi pertama untuk
menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”. Sendi- sendi ini
haruslah kuat dan tidak mudah runtuh, agar bangunan Negara tetap berdiri,
walaupun ada angin taufan menerjang. Maka dari itu, Konstitusi harus tahan
uji, kalau ada serangan dari tangan- tangan jahil yang akan menggantikan
sendi- sendi itu dengan tiang- tiang yang lain coraknya dan yang akan
merubah wajah negara, sehingga bangunan yang asli dan molek menjadi jelek.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah panjang dan cukup berliku.
Hingga akhirnya, Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang
memuat 37 pasal.
3.1 Saran
Perjalan pencarian jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan-
perubahan konstitusi cukup melelahkan. Begitu pentingnya konstitusi, mari
kita jaga bersama kekokohan tiang- tiang Bangsa Indonesia, yaitu UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia.
Jakarta: Dian Rakjat.
2. Wheare, K. C.2003. Konstitusi- Konstitusi Modern.Surabaya: Pustaka
Eureka.
3. Busroh, Abu Daud.2005. Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan
Konstitusi 9 Negara. Jakarta: Bina Aksara
4. www.laohamutuk.org/surat/konstbahasa.pdf

Anda mungkin juga menyukai