Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“KONSTITUSI dan RULE OF LAW”

Disusun oleh :

1. Ary Agusto Rawando (43219010073)


2. Athifah Susanastuti D. (43219010075)
3. Rida Setiyani (43219010076)
4. Defitriyani Rapika (43219010077)
5. Alfiani Ramdania (43219010078)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
kewarganegaraan ini dengan lancar sesuai waktunya.

Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan
dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini yang berjudul “Konstitusi dan Rule
of Law ”. Disamping itu, kami berharap bahwa makalah ini dapat menambah pengetahuan
bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih ada kekurangan,
sehingga kami berharap saran dan kritik dari pembaca dapat meningkatkan mutu dalam
penyajian berikutnya.

Jakarta, 24 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

Kata pengantar

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian dan Definisi Konstitusi


2.2 hakikat dan fungsi konstitusi
2.3 dinamika pelaksanaan konstitusi (UUD 1945)
2.4 institusi dan mekanisme pembuatan konstitusi (UUD 1945), UU,
PERPU, PP, dan PERDA
2.5 pengertian rule of law
2.6 Latar belakang rule of law
2.7 fungsi rule of law
2.8 dinamika pelaksanaan rule of law
BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstitusi adalah gcsjgsjsssss
Ss
1.2 Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari Konstitusi dan Rule of Law ?
b. Apa fungsi konstitusi dan Rule of Law ?
c. Bagaimana dinamika pelaksanaan Konsitusi dan Rule of Law ?
d. Bagaimana institusi dan mekanisme pembuatan Kontitusi (UUD
1945), UU, PERPU, PP, dan PERDA di Indonesia ?
1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Definisi Konstitusi

2.1.1 Pengertian Konstitusi


Secara literal “konstitusi” berasal dari bahasa Prancis, constituir, dan bahasa Inggris,
constitution, yang berarti membentuk, menyusun, dan menyatakan. Pemakaian istilah konstitusi yang
dimaksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Sedangkan
istilah undang-undang dasar (UUD) merupakan terjemahan istilah dari bahasa Belanda Cronwet.
perkataaan wet diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia undang-undang dasar, dan ground yang
berarti tanah atau dasar.

Menurut Dwiyatmi (2012:115), konstitusi dapat diartikan sebagai kelompok ketentuan yang
mengatur organisasi negara dan susunan pemerintahan suatu negara. Oleh karenannya, hakikat
konstitusi tidak lain dari perwujudan paham tetntang konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu suatu
paham yang menghendaki adanya pembatasan terhadap kekuasaan pemerintahan di satu pihak, dan
jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain.

2.1.2 Definisi konstitusi (UUD)


Para ahli hukum ada yang membedakan arti konstitusi dengan undang-undang dasar dan ada
juga yang menyamakan arti kedunya, yaitu sebagai berikut:

a. L. J. Van Apeldoorn membedakan konstitusi dengan UUD. Menurutnya Konstitusi


adalah memuat peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis, sedangkan undang-
undang dasar (gronwet) adalah bagian tertulis dari konstitusi.
b. Sri Sumantri menyamakan arti keduannya sesuai praktik ketatanegaraan di sebagian
besar negra-negara dunia termasuk Indonesia.
c. C.F. Strong memberikan pengertian konstitusi suatu kumpulan asa-asas yang
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan (arti luas), hak-hak dari pemerintah dan
hubungan antara pemerintah dan yang diperintah (menyangkut hak-hak asasi
manusia).

Konstitusi meliputi peraturan tertulis dan tidak tertulis. Undang-undang dasar merupakan
konstitusi yang tertulis dengan demikian konstitusi dapat diartikan sebagai berikut:

a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada


para penguasa.
b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaliguspetugasnya dari suatu sistem
politik.
c. Suatu gambaran dari lembaga-lembaga negara
d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak asasi manusia
2.2 Hakikat dan Fungsi Konstitusi

2.2.1 Hakikat Isi Konstitusi (UUD)

Suatu negara tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tidak terdapat konstitusi di
dalamnnya. Sebagi “rambu-rambu” untuk menetapkan serta melaksanakan politik dan strategi
nasional sebuah negara. Pada hakikatnya konstitisi (UUD) itu berisi tiga hal pokok yaitu :
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya,
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental,
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.

Menurut Budiardjo (1996) setiap undang undang dasar memuat ketentuan-ketentuan


mengenai:
a. Organisasi Negara
1. Pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif
2. Pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan federal dengan pemerintahan
daerah atau negara bagian.
3. Prosedur menyelesaikan masalah pelanggaran hukum oleh salah satu badan
pemerintah dan sebagiannya
4. Bangunan hukum dan semua organisasi organisasi yang ada dalam negara
5. Bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dari negara tersebut
b. Hak dan Kewajiban Warga Negara, Hak dan Kewajiban Negara, dan Hubungan
Keduanya
Ketentuan tersebut, ditunjukan untuk memberi jaminan yang pasti kepada warga negara
sehingga kehidupan tata negara dapat berjalan tertib dan damai, dan untuk menghindari
adanya pelanggaran oleh pihak pihak yang memegang kekuasaan.
c. Prosedur Mengubah Undang-Undang Dasar
Konstitusi suatu negara dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi sosial politik
masyarakat dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan akibat dari
pembangunan, modernisasi dan munculnya perkembangan-perkembangan baru dalam
ketatanegaraan.

2.2.2 Fungsi Konstitusi (UUD)


Konstitusi (UUD) menjadi “tali” pengikat setiap warga negara dan lembaga negara dalam
kehidupan negara. Dalam kerangka kehidupan negara, konstitusi (UUD) secara umum
memiliki fungsi sebagai:
a. Tata aturan dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen (lembaga suprastruktur
dan infrastruktur politik)
b. Tata aturan dalam hubungan negara dengan warga negara serta dengan negara lain.
c. Sumber hukum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).
Secara khusus,Fungsi Konstitusi (UUD) Dalam Negara Demokrasi dan Negara Komunis
adalah :
a. Fungsi konstitusi (UUD) dalam negara demokrasi konstitusional
1. Membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang (Absolut)
2. Sebagai cara yang efektif dalam membagi kekuasaan
3. Sebagai perwujudan dari hukum yang tertinggi (Supremasi Hukum) yang harus
ditaati oleh rakyat dan penguasanya
b. Fungsi konstitusi (UUD) Dalam negara komunis
1. Sebagai cerminan kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan kearah
masyarakat komunis
2. Sebagai pencatatan formal (legal) dari perjuangan yang telah diucapai
3. Sebagai dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dan dapat
diubah setiap kali ada pencapaian kemajuan dalam masyarakat komunis.

2.3 Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD 1945)


Konstitusi (UUD 1945) Banyak mengalami perubahan mengikuti perbubahan sistem
politik negara indonesia.

2.3.1 UUD 1945, Berlaku 18 agustus 1945-27 desember 1949


Artinya dalam masa upaya membela dan mempertahankan kemerdekaan yang baru di
proklamasikan,sedangkan pihak kolonial belanda masih ingin menjajah kembali negara
indonesia.

2.3.2 Konstitusi RIS berlaku 27 desember 1949 -17 agustus 1950


Rancangan konstitusi UUD ini disepakati bersama di negara belanda.hal dari berbagai
daerah untuk kembali ke bentuk negara kesatuan dan meninggalkan bentuk negara RIS
sangat tinggi. Maka saat 17 agustus 1950,Negara RIS resmi kembali bergabung dengan
NKRI.

2.3.3 UUDS, Berlaku 17 Agustus 1950-5 Juli 1959\


Undang undang dasar sementara 1950 ini merupakan UUD yang ke 3 bagi Indonesia.
Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan perlementer dan bukan sistem
kabinet presidensial lagi seperti dalam UUD 1945.Selama tahun 1950-1959,terjadi
pergantian kabinet sebanyak 7 kali. Sehingga implikasinya,banyak program kabinet yang
tidak berjalan dan berkesinambungan. Kondisi politik yang demikian membuat pemerintah
(presiden Ir.Soekarno)mengekuarkan dekrit presiden 5 juli 1959 yang isinya kita kembali ke
UUD 1945.

2.3.4 UUD 1945 berlaku 5juli 1959 sampai 1967


Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara terklarifikasi dalam dua kurun waktu,yaitu
kurun waktu 1957-1967 yang dikenal dengan istilah orde lama (ORLA) dan kurun waktu
1967-1998 yang dikenal dengan istilah orde baru (ORBA). Yang pertama pemerintah
negara dipimpin oleh presiden Soekarno dan yang kedua dibawah pimpinan Soeharto.
Pelaksanaan UUD1945 pada kurun waktu kepemimpinan presiden Ir.Soekarno adalah
beberapa hal yang perlu dicatat mengenai penyimpangan konstitusi (UUD1945),yaitu :
a. Presiden merangkap sebagai penguasa eksekutif dan legislatif
b. Mengeluarkan UU dalam bentuk penetapan presiden dengan tanpa
persetujuan DPR (hal 91) belum selesai lanjutannya ada di ary

Hal 93.
 Pelaksanaan UUD 1945 kurun waktu 1970-1997
Praktek penyelenggaraan negara yang komprehensif tersebut diwujudkan dalam suatu
sistem penyelenggaraan negara yang disebut dengan mekanisme kepemimpinan nasional 5
tahunan yang berlangsung secara lancar dan sustainable (berkesinambungan).
Mekanisme kepemimpinan nasional 5 tahunan nasional 5 tahunan secara garis besar
meliputi kegiatan kenegaraan sebagai berikut:
1. Pemilihan umum untuk memilih anggota MPR, DPR, DPRD I,DPRD II, diadakan
sekali dalam 5 tahunan
2. MPR yang terdiri atas seluruh anggota DPR, utusan daerah dan golongan yg
omongan mengadakan sidang umum sekali dalam 5 tahunan.
3. Presiden atau wakil presiden menjalankan tugas dan fungsi menurut UUD 1945 yang
meliputi :
a) Mengangkat anggota lembaga tinggi dan tertinggi negara yang meliputi DPA
dan BPK
b) Melaksanakan pemilihan umum tiap 5 tahunan sekali
c) Presiden menyusun REPELITA dan mengajukan RAPBN sesuai dengan
GBHN
d) Bersama dengan DPR membuat undang-undang.
4. DPR menjalankan fungsi pengawasan terhadap tugas presiden, baik melalui hak
bujetnya dengan menyetujui APBN setiap tahunnya.
5. Lembaga tinggi dan tertinggi negara menjalankan tugasnya menurut UUD 1945 dan
diangkat serta diberhentikan oleh presiden setiap 5 tahun sekali.
 Pelaksanaan UUD 1945 kurun waktu 1997-1999
Pelaksanaan UUD 1945 dalam kurun waktu diatas, tidak berlangsung dengan lancar dan
teratur menurut UUD 1945. Dalam Kurun waktu ini juga terjadi berbagai peristiwa
kenegaraan yang sangat penting. Antara lain adalah dilaksanakannya pemilu legislatif
dengan system multi partai, sidang umum MPR serta pemilihan presiden secara langsung
(votingr).

2.3.6 UUD 1945 Amandemen 1999, Berlaku pada tahun 1999-sekarang.


Inti penerapan sistem pemerintahan pascaamandemen konstitusi ( UUD 1945) antara lain:
a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat (Orba) menjadi liberal yang berintikan
demokrasi dan kebebasan individu serta pasar bebas.
b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada pemuda tingkat I dan II (Kabupaten atau kota)
c. Pelaksanaan pemilihan langsung presiden dan wakil presiden
d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab
e. Perubahan UU politik yang berintikan pemilu langsung dan sistem multi partai
f. Pelaksanaan Amandemen Konstitusi (UUD 1945) Yang berintikan perubahan struktur
ketatanegaraan indonesia yang ditandai dengan ditetapkannya konstitusi (UUD 1945)
Sebagai lembaga tertinggi negara.
2.3.7 proses perubahan UUD 1945
Proses perubahan UUD 1945 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Sidang umum MPR 19 September 1999
Perubahan pertama UUD
Delapan pasal tentang hak dan kewajiban presiden dan wakil presiden serta hak legislatif
b. Sidang tahunan MPR 18 agustus 2020
Perubahan kedua UUD 45
Tambahan dan perubahan lima bab 25 pasal mengenai otonomi daerah, DPR, Wilayah
negara, kewarganegaraan, hak dasar (HAM), pertahanan dan keamanan, serta
perlengkapan negara.
c. Sidang tahunan MPR 9 November 2001
Perubahan ketiga UUD 45
Tambahan dan perubahan tiga bab sal 24 pasal tentang kedaulatan dan negara indonesia,
MPR, pencalonan presiden dan wakil, pemilihan umum, keuangan negara, badan
pemeriksaan keuangan (BPK), Makamah Agung dan kekuasaan kehakiman, komisi yudisial,
serta makamaj konstitusi.
d. Sidang tahunan MPR 10 Agustus 2002.
I. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
disetujui telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, tiga dan
perubahan ini Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 
II. Penambahan bagian akhir pada Perubahan Kedua Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan
kalimat, "Perubahan ini diputuskan dalam Rapat Paripurna Dewan
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ke-9 tanggal 18
Agustus 2000 Sidang Tahunan Mejelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia dan mulai diubah pada tanggal ditetapkan, 
III. Pengubahan penomoran pasal 3 ayat 3 dan 4, perubahan ketiga UUD 1945
Menjadi pasal 3 ayat 2 dan 3; pasal 25 E perubahan kedua UUD 1945 menjadi
pasal 25 A
IV. Penghapusan judul Bab IV tentang DPA dan penghapusan substansi pasal 16
serta penempatan nya kedalam Bab III Tentang kekuasaan pemerintahan
negara
V. Pengubahan atau penambahan: keanggotaan MPR, pemilihan pasabga
presiden dan wakil secara langsung, pemakzulan presiden dan wakil, hak
presiden, Dewan penasehat presiden, mata uang, bank sentral,kekuasaan
kehakiman, pendidikan dam kebudayaan, perekonomian nasional dan
kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar, perubahan
Konstitusi,aturan peralihan serta aturan tanbahanan.

2.4 Institusi dan mekanisme pembuatan konstitusi (UUD 1945), UU, perpu, PP, dan perda

2.4.1 Institusi legislasi

Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi (uud 1945) dan peraturan
perundang-undangan yang ada dibawahnya meliputi dua institusi yaitu, badan legislatif (dpr)
dan badan eksekutif (presiden). Kedu institusi ini bertugas membuat undang-undang,
sedangkan untuk tingkat I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama
DPRD tingkat I dan bupati/walikota bersama Dprd tingkat II.

2.4.2 Mekanisme Amandemen konstitisi dan pembuatan uu, perpu, pp, dan perda

a. Amandemen Konstitusi (UUD 1945)

salah satu aspirasi yang terkandung didalam semangat reformasi adalah melakukakan
amandemen terhadap UUD 1945. Disahkannya perubahan pertama, kedu, ketiga dan
keempaat UUD 1945 dalam sidang umun Mpr tahun 2002 menandai sebuah lompatan besar
kedepan bagi bangsa Indonesia, kareana bangsa indonesia sudah mempunyai sebuah UUD
yang lebih sempurna dibandingkan dengan UUD 1945 sebelumnya. Dengan pengesahan
perubahan uud 1945 mpr telah menuntaskan reformasi konstitusi sebagi suatu langkah
demokrasi

b . Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945)

1. MPR mengadakan rapat konsultasi dengan seluruh badan dengan kelengkapan Mpr
dan anggotanya
2. Mendapat persetujuan 2/3 anggota DPR/MPR / atas rencana amandemen uud 1945
tersebut
3. Mpr mebentuk panitia perumus badan pekerja (BP-MPR) yang bertugas merumuskan
RUUD 1945
4. Hasil perumusan BP-MPR RI menyerahkan hasil perumusan RUU kepada pimpinan
MPR RI
5. Pimpinan mpr menyelenggarakan sidang umum mpr ri untuk mendengarkan
pandangan umum fraksi-fraksi yang ada di mpr ri guna menetapkan ruu menjadi uud
1945 amandemen
c. Mekanisme Pembuatan Undang-Undang dan PERPU
1. Pemerintah mengajukan RUU melalui menteri seketariat negara kepada setjen DPR
RI, jika pembuatan Undang-Undang atas usul inisiatif DPR maka komisi mengajukan
usul inisiatif RUU kepada Badan Legislasi DPR RI.
2. Setjen DPR RI mengirmkan RUU kepada pemimpin DPR RI, jika pembuatan
Undang-Undang atas usul inisiatif DPR maka Badan Legislasi DPR RI mengirimkan
RUU kepada pemerintah untuk dibahas dan selanjutnya akan dikembalikan lagi
kepada pemimpinan DPR RI.
3. Pimpinan DPR RI mengirim RUU tersebut kepada komisi yang terkait
4. Pemimpin komisi membentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas ruu usulan
pemerintah atau inisiatif DPR RI.
5. Panitia khusus mengadakan rapat dengar pendapat (hearing)
6. DPR mengadakan Sidang Paripurna

Anda mungkin juga menyukai