Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia barat pada zaman sekarang dibanding dengan dunia barat pada
zaman dahulu sangat berbeda jauh. Karena pada zaman sebalum terjadinya sebuah
kejadian luar biasa yang kita kenal dengan renaissance,  dunia barat dalam
keadaaan gelap gulita (Dark Age) tanpa ada cahaya pengetahuan
sedikitpun.Secara harfiah, Renaisans (Prancis : renaissance) berarti “kelahiran
kembali”. Dalam pengertian yang luas, Renaisans adalah sebuah periode dalam
sejarah Eropa yang ditandai dengan gerakan melahirkan atau menghidupkan
kembali peradaban Barat yang mati suri, yaitu kebudayaan Yunani Kuno dan
Romawi Kuno. Kedua kebudayaan tersebut dianggap oleh kaum humanis (paham
yang menjunjung tinggi martabat manusia demi mencapai kesejahteran manusia di
dunia) sebagai puncak peradaban Eropa karena kemajuan seni dan ilmu
pengetahuannya. Kemajuan tersebut didapat karena manusia mengembangkan
potensi rasio akan pengetahuan. Gerakan Renaisans dan humanisme tidak hanya
bersifat budaya, tetapi juga sosial-politis. Pada awalnya, kedua gerakan ini lebih
bersifat budaya, dalam bentuk lahirnya karya sastra, seni, dan arsitektur yang
menawan diberbagai kota di Eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua
gerakan ini memberi landasan yang kuat bagi lahirnya perubahan-perubahan
radikal dan revolusioner dalam bidang politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.

Begitu besarnya pengaruh renaissance dalam kemajuan peradaban


manusia sehingga kita diruntut untuk dapat memahami semangat dan spirit yang
ada pada gerakan ini, sehingga kita tidak hanya mengapresiasi gerakan tersebut,
tetapi mampu  mengaplikasikan semanagat dan spirit itu dalam kehidupan kita
sehari-hari menuju zaman yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana terjadinya gerakan Zaman Renaisans setelah Abad
Pertengahan?
2. Bagaimana perkembangan IPTEK pada Zaman Renaisans?
3. Apa saja karakteristik IPTEK pada Zaman Renaisans?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sekilas tentang Zaman Renaisans


2. Untuk memahami hubungan IPTEK dengan Zaman Renaisans
3. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Peminatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Awal Terjadinya Abad Pertengahan dan Zaman Renaisans

Renaissance adalah adalah jembatan yang menghubungkan antara zaman


pertengahan dan zaman modern. Awal zaman pertengahan biasa disebut
dengan zaman kegelapan (dark ages) yang terjadi setelah hancurnya
kekaisaran romawi kuno kira-kira abad ke-5 dan berakhir ketika renaissance.
Renaissance adalah akhir dari zaman pertengahan dimana benih-benih zaman
modern mulai terlihat, renaissance juga disebut sebagai pembuka zaman
pencerahan (enlightenment age). Inti dari ajaran zaman pertengahan adalah
adanya tiga kajian yang menjadi patokan, yaitu: Tuhan yang mempunyai
kekuasaan tanpa batas, alam yang menjadi ciptaan tuhan, dan dogma atas
ajaran berketuhanan. Pada era ini agama begitu didogmakan sehingga
mengurangi nilai-nilai kemanusiaan yang ada. Pada zaman pertengahan lebih
tampak seperti kekaisaran daripada sistem negara. Negara-negara ada tetapi
mereka tidak merdeka atau berdaulat dalam pengertian modern. Kekuatan dan
kekuasaan diatur sekaligus atas dasar agama dan politik. Paus dan kaisar
adalah kepala dari dua hierarki yang paralel dan berhubungan yang satu agama
dan yang lainnya politik. Raja dan penguasa lainnya merupakan bawahan dari
kekuasaan yang lebih tinggi, mereka tidak sepenuhnya merdeka. 

Zaman pertengahan juga merupakan salah satu dari zaman dimana terjadi
banyak kekacauan, ketidakteraturan, konflik dan kekerasan yang berasal dari
tidak adanya kontrol dan organisasi politik wilayah. Terkadang perang
merupakan pertempuran antar peradaban agama seperti perang salib (1096-
1291). Kekuasaan dan kekuatan untuk terlibat dalam peperangan tidak
dikuasai oleh negara, sehingga raja tidak dapat mengendalikan perang.
Kapasitas dan hak untuk menyatakan perang dimiliki oleh anggota dari kasta
tertentu, seperti ksatria bersenjata beserta pemimpin dan pengikutnya.

Di eropa pada zaman pertengahan, tidak terdapat wilayah yang


dikendalikan secara eksklusif dan tidak ada konsepsi yang jelas atas
kepentingan nasional atau bangsa. Nilai-nilai yang dikaitkan dengan negara
berdaulat atau negara modern diatur dengan cara yang berbeda di zaman
pertengahan. Keamanan disediakan oleh pemerintah lokal dan ksatrianya yang
menjalankan tugasnya dari negara. Kebebasan bukan kebebasan dari individu
atau bangsa tetapi kebebasan bagi pemerintah feodal dan pengikut beserta
klien mereka. Ketertiban adalah tanggung jawab kaisar tetapi kapasitasnya
untuk menegakkan ketertiban sangat terbatas. Eropa masa pertengahan disela
oleh gangguan dan perselisihan pada tingkatan masyarakat. Paus
bertanggungjawab tidak hanya mengatur gereja, tetapi juga mengawasi
perselisihan politik atas gereja dan pemerintahan nasional. Beberapa anggota
pastur seringkali merupakan anggota penasihat senior bagi raja-raja dan
pemimpin senior lainnya. 

Sebelum abad pertengahan berakhir dan pada permulaan abad ke-16 di


Eropa barat mengalami beberapa perubahan sosial dan kultural yang menjadi
jalan untuk memasuki era modern. Dua kejadian ini ialah renaissance (1350-
1600) yang terutama berpengaruh di Eropa selatan seperti Italia, dan reformasi
gereja (1500-1650) yang mendapat banyak pengikut di Eropa utara seperti
Jerman dan Swiss. Renaissance merupakan aliran yang menghidupkan
kembali minat kepada kesusasteraan dan kebudayaan Yunani kuno yang
selama abad pertengahan telah disisihkan. Menurut Kartodirdjo Sartono dalam
bukunya Ungkapan-Ungkapan Filsafat Barat dan Timur, kelahiran renaissance
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perkembangan
kapitalisme dan merkantilisme di Italia, adanya perang salib yang juga
menjadi jalan transfer kebudayaan dari timur ke barat. Kegemilangan
peradaban Islam menyebar di eropa, terutama bagian mediterania seperti
Italia. Menurut Poeradisastra, orang-orang barat bisa menikmati karya-karya
Yunani dan Romawi dalam terjemahan bahasa Arab. Kelahiran renaissance
juga diawali oleh petikaian serius antara gereja dan ilmu pengetahuhan.

Renaissance ini mengubah perhatian yang semula hanya ditekankan pada


keagamaan menjadi hal-hal keduniawian dan menyebabkan timbulnya
pandangan-pandangan baru. Reformasi serta perang-perang agama yang
terjadi akhirnya meyebabkan manusia berhasil melepaskan diri dari
penguasaan gereja, baik di bidang spiritual dalam bentuk dogma, maupun di
bidang sosial dan politik. Hasil dari reformasi gereja ini adalah timbulnya
gagasan mengenai perlunya ada kebebasan beragama serta ada garis pemisah
yang tegas antara soal-soal agama dan soal-soal keduniawian, khususnya di
bidang pemerintahan. Ini dinamakan pemisahan antara gereja dan negara.

Pada zaman renaissance di Eropa, muncul beberapa pemikiran-pemikiran


baru seperti Nicollo Machiavelli (1469-1527) yang menurut G. Simpson
disebut sebagai ilmuwan politik modern pertama. Dalam hal ini Machiavelli
pun dianggap lebih ilmiah kajiannya dalam bukunya yang berjudul The Prince
dibandingkan Thomas Hobbes yang berjudul Leviathan. Isi buku The Prince
adalah mengenai perlu adanya seorang pemimpin kuat, yang dapat
menertibkan kekacauan serta mendamaikan suku-suku bangsa yang sedang
bertikai. Machiavelli mengkaji beberapa hal yang sebenarnya mengandung
segi-segi positif disamping yang kemudian disebut sebagai segi negatif yaitu
semacam konsep bahwa tujuan menghalalkan segala cara. Machiavelli
berpendapat bahwa tujuan utama suatu pemerintahan adalah perlindungan
terhadap kelangsungan negara.

Oleh karena itu pencapaian tujuan negara harus menghalalkan segala cara,
baik dengan cara yang bermoral maupun tidak bermoral. Pandangan
Machiavelli ini sering disebut konsep realistik namun amoral. Machiavelli
menulis anjuran kepada para negarawan, berupa kalimat yang terkena hingga
kini. “Adalah baik memberi kesan pengasih, penyayang, setia,
berperikemanusiaan, tulus, taat beragama, dan juga untuk benar-benar
berpertilaku seperti itu. Namun engkau harus menyiapkan diri bahwa jika
diperlukan untuk hal-hal sebaliknya, maka engkau mampu berubah ke
perilaku berlawanan”. Machiavelli menulis buku ini pada era kekuasaan raja-
raja karena belum adanya bentuk republik pada abad ke-15.
Seorang filsuf Perancis, Jean Bodin (1530-1596) merasa prihatin melihat
perpecahan (fragmentation) yang mengakibatkan terjadinya perang saudara
dan kekacauan di Perancis. Oleh sebab itu, tujuan yang utama adalah untuk
memperkuat posisi raja sebagai sumber ketertiban dan kesatuan di seluruh
Perancis.

Tulisan Bodin pada tahun 1586, mendefinisikan negara sebagai


pemerintahan beberapa rumah tangga beserta hal-hal yang menjadi milik
mereka melalui kekuasaan yang berdaulat. Kewarganegaraan berubah menjadi
ketaatan individu kepada kedaulatan tersebut. Jadi menurut Bodin, raja
seharusnya diberi kekuasaan atau hak untuk membuat, menginterpretasikan,
dan melaksanakan hukum dan tidak boleh dihalangi oleh otoritas manusia.
Sedangkan Thomas Hobbes (1588-1679) yang terkenal dengan kata-kata
Homo Homini Lupus atau manusia saling memakan sesamanya bagaikan
serigala, menggeser titik beratnya dari pribadi raja kepada suatu abstraksi yang
disebut pemerintah atau negara. 

Renaissance menjadi akhir dari zaman pertengahan dan menjadi awal dari
zaman modern. Perubahan politik yang sesungguhanya terjadi dari masa
pertengahan hingga masa modern pada akhirnya ialah mengkonsolidasikan
aturan nilai-nilai kenegaraan dalam kerangkan tunggal dari satu-satunya
organisasi sosial yang merdeka dan bersatu, yaitu negara berdaulat.
2.2 Perkembangan IPTEK Pada Zaman Renaisans

Renaissance yang berarti kelahiran kembali merupakan suatu zaman ketika


orang mmerasa dilahirkan kembali dan era kebangkitan pemikiran yang bebas
dari dogma agama. Gejala ini telah nampak pada abad ke 12.

Anda mungkin juga menyukai