Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KONSTITUSI

Disusun Oleh

Agustian Marudud Tua Sianturi // A210112


Nazalna Zania Andi Unru // A219124
Panji Albalad // A219126
Tegar Bagas Primatura // A219129
Krisda Oktaria // A219140

S1 ILMU HUKUM
SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM LITIGASI
2019/2020

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas berkat dan
rahmat-Nya karena kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Konstitusi” tepat pada
waktunya.

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami mendapatkan bantuan dan masukan dari
beberapa individu dan lembaga. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Muh. Hajoran Pulungan, SH., MH selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Negara STIH
LITIGASI yang memberikan bimbingan. Tentunya kami ucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ikut berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memenuhi tugas yang diberikan. Akhir kata kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar karya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Jakarta, Desember 2019

II
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan dan Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi 3

2.1.1 Konstitusi Menurut para Ahli 4

2.1.2 Tujuan Konstitusi Menurut para Ahli 5

2.1.3 Fungsi Menurut para Ahli 6

2.1.4 Nilai Konstitusi 8

2.1.5 Klasifikasi Konstitusi 8

2.1.6 Syarat Terjadinya Konstitusi 10

2.2 Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia 11

2.2.1 UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia 13

2.2.2 Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia 14

III
2.2.3 Proses Amandemen UUD 1995 16

2.2.4 Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 19

2.3 Sistem Ketatanegaraan Indonesia 20

BAB III

3.1 Simpulan 23

3.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara dan konstitusi secara umum adalah lembaga yang saling berkaitan, sehingga tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Konstitusi merupakan dasar hukum pada suatu negara,

yaitu dasar penyelenggaran bernegara didasarkan pada konstitusi. Negara yang berdasar

hukum pada konstitusi disebut negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dikatakan secara

ideal sebagai negara konstitusional, negara tersebut harus memenuhi sifat dan ciri

konstitusionalisme. Adapun arti dari konstitusionalisme itu sendiri merupakan suatu ide,

gagasan, paham yang jika dikaitkan pada negara adalah permulaan dari segala peraturan

mengenai negara tersebut. Istilah ini dapat diterapkan dalam seluruh hukum yang

mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

Pada umumnya sebagi dasar untuk mempelajari hukum tata negara dimulai cara konstitusi

dan dengan mempelajari konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata negara suatu

negara, yang juga disebut dengan constitutional law. Dengan demikian suatu konstitusi

berisikan aturan yang bersifat fundamental untuk menegakkan bagaunan besar “Negara”.

Karena bersifat fundamental itulah aturan ini harus konkrit dan tidak mudah untuk

merubah-ubah, dalam artian hanya berdasarkan kepentingan dalam jangka pendek dan

bersifat sementara.

1
Oleh sebab itu, materi yang dibahas diantaranya konstitusi negara, UUD 1945 sebagai

konstitusi Negara Republik Indonesia, dan system tetatanegaraan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

ini adalah:

1. Apa yang dimaksud konstitusi?

2. Bagaimana peranan konstitusi di Indonesia?

3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?

4. Mengapa sistem ketatanegaraan Indonesia menjadi Konstitusi Republik

Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan Adapun

tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konstitusi

2. Untuk mengetahui peranan konstitusi di Indonesia

3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.

4. Untuk mengetahui sistem ketatanegaraan Indonesia sebagai Konstitusi

Republik Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

Konstitusi sering kali diidentikkan dengan kodifikasi dokumen. Di inggris,

memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi melainkan berdasar

yurisprudensi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu

Constitution dan berasal dari bahasa belanda Contitutio/Constituere,

dalam bahasa prancis yaitu Constiture dalam bahasa jerman Vertassung

serta dalam ketatanegaraan RI diartikan dengan nama Undang-undang

dasar.

Konstitusi itu sendiri adalah sebuah norma sistem politik dan hukum pada

pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen

tertulis yang mendasari perturan lainnya. Dalam arti luas konstitusi

merupakan keseluruhan peraturan yang mengatur secara mengikat

mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi

pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan

3
suatu negara. Sistem itu berupa kumpulanm peraturan yang membentuk,

mengatur atau memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan

tersebut ada yang tretulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan

ada yang tidak tertulis yang berupa kebiasaan dalam praktik

penyelenggaraan negara. Konstitusi ini sendiri umumnya merujuk pada

pinjaman hak kepada rakyatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada

seluruh hkum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

2.1.1 Pengertian konstitusi menurut para ahli

Terdapat beberapa definisi menurut para ahli yaitu:

a. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu

negarayang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur

/memerintah dalam pemerintahan suatu negara

b. Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi

tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.

c. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di

dalammasyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di

dalam masyarakatmisalnya kepala negara angkatan perang, partai politik

dsb.

4
d. L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun

peraturan taktertulis.

e. Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme

yang berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu

agar berdiri. Jadikonstitusi berarti menetapkan secara bersama.

2.1.2 Tujuan menurut para ahli

Adapun tujuan konstitusi yaitu:

a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang,

jika tidak dibatasi konstitusi tidak akan berjalan lancar karena

dikhawatirkan kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan

rakyat banyak.

b. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa wajib menghormati Ham

orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal

melaksanakan haknya.

c. Pedoman penyelengaraan negara, maksudnya tanpa adanya pedoman

konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

2.1.3 Fungsi menurut para ahli

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi

berfungsi menjawab berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat,

5
yaitu:

Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.

a. Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang

menetapkan lembaga-lembaga penting negara.

b. Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan

keterkaitannya.

c. Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga

negara dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

d. Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan

lembaga-lembaga-nya.

e. Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.

f. Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan

masyarakat.

Keberadaan konstitusi tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan negara.

Konstitusi ditempatkan pada posisi ter-atas yang menjadi pedoman untuk

jalanya sebuah negara dan mencapai tujuan bersama warga negara. Adapun

Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai berikut

(Asshiddiqie, 2006:122):

a. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

6
b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

c. Fungsi pengatur hubungan antar organ negara dengan warga negara.

d. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara atau

pun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.

e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang

asli (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

f. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.

g. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.

h. Fungsi simbolik sebagai pusat upacara.

i. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik dalam arti sempit

hanya dibidang politik maupun dalam arti luas yang mencakup sosial

dan ekonomi.

j. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social

engineering dan social reform), baik dalam arti sempit atau pun luas.

2.1.4 Nilai konstitusi

Nilai konstitusi yaitu:

a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu

bangsa dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum

7
(legal), tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku

efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi

tidak sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan tidak seluruh pasal-

pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.

c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang hanya berlaku bagi kepentingan

penguasa saja dalam menjalankan kekuasaan, penguasa menggunakan

konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

2.1.5 Klasifikasi Konstitusi

Konstitusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

1) Konstitusi tertulis merupakan suatu instrument atau dokumen yang dapat

ditemui pada sejumlah hukum dasar yang diadopsi atau dirancang oleh para

penyusun konstitusi dengan tujuan untuk memberikan ruang lingkup seluas

mungkin bagi proses undang-undang dan biasa mengembangkan konstitusi

itu sendiri dalam aturan-aturang yang sudah disiapkan.

2) Konstitusi tidak tertulis dalam perumusannya tidak membutuhkan proses

yang panjang misalnya dalam penentuan Qourum, Amandemen,

Referendum dan konvensi.

b) Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Kaku

1) Ciri-ciri konstitusi fleksibel yaitu

8
a. Elastic

b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama.

2) Ciri-ciri konstitusi yang kaku

a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan

undang- undang yang lain.

b. Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan

persyaratan yang berat.

c) Konstitusi derajat tinggi dan komstitusi derajat tidak tinggi

a. Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai derajat

kedudukan yang paling tinggi dalam Negara dan berada diatas

peraturan perundang-undang yang lain.

b. Konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak

mempunyai kedudukan serta derajat.

d) Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

a. Jika bentuk negara itu serikat maka sistem pembagian kekuasaan

antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian.

b. Dalam negara kesatuan, kekuasaannya terpusat pada pemerintah

pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.

9
2.1.6 Syarat terjadinya konstitusi

Syarat terjadinya konstitusi agar suatu bentuk pemerintahan dapat

dijalankan secara demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat.

Melindungi asas demokrasi. Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada

ditangan rakyat Untuk melaksanakan dasar negara Menentukan suatu

hukum yang bersifat adil.

2.2 Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia merupakan bagian dari kerajaan

Belanda. Aturan yang digunakan pada saat itu adalah “grondwet”. Dengan

aturan tersebut, seluruh hukum ditentukan melalui salah satu jalan, yaitu

“wet” (undang- undang) atau “algemeen maatregel van bestuur” (

keputusan raja Belanda).

Pada tahun 1855, terjadilah “reegering sreglement” yang menghasilkan

“Indische staatsregeling” yang didalamnya mengenal 4 macam undang-

10
undang, yaitu: Wet, algemeen maatregel van bestuur, Ordonnantie,

regeerings verordening.

Pada masa pendudukan Jepang sejak bulan Maret 1942 hingga 17 Agustus

1945, sistem ketatanegaraan Indonesia tidak jauh berbeda dengan masa

penjajahan Belanda. Diantaranya Gubernur Jenderal diganti oleh Gun- Sei

kan, Departemen kehakiman diubah menjadi sihoo-bu.

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ditetapkan suatu

undang- undang 1945. Persiapan itu telah dilakukan sejak akhir Mei 1945.

Oleh PPPKI (Panitia Persiapan Penyelidikan Kemerdekaan Indonesia)

yangdipimpin oleh Dr. K. R. T. Radjiman Wedioningrat.

Setelah kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, Belanda

berusaha kembali ke wilayah Indonesia dengan NICA (Netherlands Civil

Affairs). Akibatnya, beberapa daerah di Indonesia diberi status Negara

Bagian dari suatu negara federasi, yaitu Belanda.

Kemudian pada tanggal 17 Nopember 1945, terjadilah perundingan

pertama Indonesia- Belanda yang diwakili oleh Van Mook dan Sutan Syahrir

11
dengan pimpinan Jenderal Inggris Christison yang tak menghasilkan apa-

apa.

Dilanjutkan dengan persetujuan linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947

yang intinya adalah:

a. Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah Republik Indonesia berkuasa de

facto atas Jawa, Madura, dan Sumatera.

b. Kedua pemerintah akan bekerjasama untuk waktu singkat untuk

membentuk negara federasi yang berdaulat dan demokratis, bernama

Republik Indonesia Serikat.

Berlanjut dengan Agresi Militer I, Persetujuan Renville, dan Agresi Militer II

oleh Belanda. Hingga akhirnya pada tanggal 28 Januari 1949 DK PBB

menerima resolusi yang memuat:

a. Supaya segera dilakukan “cease fire” (pemberhentian tembak-menembak).

b. Membebaskan pemimpin- pemimpin Republik Indonesia.

Namun hal itu tak pernah dihiraukan. Hingga akhirnya terjadilah KMB pada

tanggal 13 Agustus 1949 di Den Haag. Tidak lama kemudian, Indonesia

menjadi Negara Kesatuan. Setelah itu, muncullah UUDS 1950. Hingga

akhirnya berubah menjadi UUD 1945.

12
2.2.1 UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali

disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada

tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-

undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut

jenjang norma hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok

Negara yang berada dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.

2.2.2 Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di

Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat

priode, yaitu sebagai berikut:

a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD

1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal

aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.

b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD

RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.

c. Periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab,

146 pasal, dan beberapa bagian.

13
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian

berikut:

1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;

2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000,

tahun 2001, dan tahun 2002)

UUD Negara Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya berlaku dalam

waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember

1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar baru

disebut UUD RIS berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal

17 Agustus 1950, bangsa Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan.

Dengan demikian, UUD RIS 1949 tidak diberlakukan lagi.

Beberapa ketentuan pokok dalam UUD RIS 1949 antara lain:

a. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah

republik

b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan ini,

kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana mentri

apis saat itu adalah Moh. Hatta.

14
Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang Dasar

Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud

sebagai pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia kembali ke bentuk

Negara kesatuan yang dituangkan dalam Undang-Undang Federal No.7

Tahun 1950 tentang perubahan konstitusi RIS menjadi UUDS.

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan

tugasnya. Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya

sebagai berikut:

a) Menetapkan pembubaran Konstituante;

b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi

UUDS 1950;

c) Pembentukan MPRS dan DPAS.

2.2.3 Proses Amandemen UUD 1995

Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.

Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah

amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk

mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan

15
selanjutnya muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan UUD.

Istilah perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua pengertian yaitu:

a. Amandemen konstitusi

b. Pembaruhan konstitusi

Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan

addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap

berlaku. Adapun bagian yang diamandemen menjadi bagian dari

konstitusinya.

Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan

memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-

prinsip negara demokrasi. Dengan harapkan semakin baik dan lengkap

meyesuikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan dan

kenegaraan yang demokratis.

Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai

berikut:

1. Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang majelis

permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari

jumlah anggota majelis permusyawaratan

16
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan

ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta

alasannya.

3. Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat

diadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis

permusyawaratan rakyat.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan

sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota

majelis permusyawaratan rakyat.

5. Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak dapat

dilakukan perubahan.

Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku,

hanya beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak berlaku lagi.

Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru.

Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD 1945

menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah

keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai keempat

ada 73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk

aturan peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara

menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal

17
(angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A, pasal 28B dan

seterusnya.

2.2.4 Isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian

pembukaan dan bagian pasal-pasal. Bagian pembukaan pada umumnya

berisi pernyataan luhur dan cita-cita dari bangsa yang bersangkutan.

Namun tidak semua konstitusi negara meiliki bagian pembukaan ini.

Konstitusi malaysia, singapure, dan australia tidak memiliki bagian

pembukaan. Pembukaan UUD 1945 berisi empat alinia dan setiap alenia

memiliki makna dan cita-cita tersendiri sebagai satu kesatuan.

2.3 Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Berdasarkan teori hokum ketatanegaraan jenis kekuasaan yang diatur

dalam suatu konstitusi umumnya terbagi enam dan masing-masing

kekuasaan itu diurus oleh suatu badan atau lemabaga tersendiri yaitu:

18
1. kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)

2. kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)

3. kekuasaan kehakiman (judikatif)

4. kekuasaan kepolisian

5. kekuasaan kejaksaan

6. kekuasaan memeriksa keuangan Negara

Sistem ketatanegaraan Indonesia menurut UUD 1945 adalah sebagai

berikut:

a. Bentuk Negara Kesatuan

Undang-undang dasar 1945 menetapkan bahwa bentuk susunan Negara

Indonesia adalah kesatuan bukan serikat atau federal. Dasar penetapan ini

tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan “ Negara

Indnesia ailah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.

b. Bentuk Pemerintahan Republik

UUD 1945 menetapkan bahwa bentuk pemerintah Indonesia adalah

republic bukan monarki atau kerajaan. Yang tertuang dalam pasal 1 ayat

19
(1) UUD 1945 yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesaruan,

yang berbentuk republik”. Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui

bahwa “ kesatuan” adalah bentuk Negara, sedang “republik” adalah bentuk

pemerintah.

c. Sistem Pemerintahan Presidensial

Bedasarkan ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia menganut sistem

pemerintahan presidensial. Secara teoritis, sistem pemerintahan dibagi

dalam dua klafikasi besar, yaitu sistem pemerintahan parlementer dan

sistem pemerintahan presidensial.

d. Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.

“Bentuk dan Kedaulatan”, Pasal 1 ayat (2) “Kedaulatan berada di tangan

rakyat dan dilaksanakan menurut UUD” artinya bahwa sumber dari segala

Kekuasaan Negara berasal dari Kedaulatan Rakyat, karena tanpa ada

pemberian Kedaulatan Rakyat maka Negara tidak memiliki kekuasaan.

Teori Kedaulatan adalah “Dari, Oleh dan Untuk”, maka Kedaulatan Rakyat

berarti “Dari, Oleh dan Untuk Rakyat”

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah

sebuah hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai

dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya

menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya.

21
konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sehingga

penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, serta menjamin hak-hak

asasi warga negaranya. Kedudukan konstitusi itu sendiri adalah sebagai hokum dasar yang

berisi aturan ketentuan hal mendasar suatu negara, serta sebagai hukum tertinggi dalam tata

hokum yang bersangkutan.

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam

tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan

tertinggi. Terdapat amandemen atau perubahan yang dilakukan. Konstitusi yang asli tetap

berlaku, tetapi bagian yang diamandemen menjadi bagian dari konstitusi.

3.2 Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan

mengenai “Konstitusi”, dan menurut kami penting bagi kita menambah wawasan

pengetahuan tentang konstitusi terlebih tentang konstitusi negara Indonesia, karena

merupakan suatu hukum dasar yang dibentuk dalam mengatur hubungan antar negara dan

warga negara.

22
DAFTAR PUSTAKA

Lubis Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Medan: AKASHA

SAKTI, 2018.

Medium Indotetis- Konstitusi

https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi-af0c684392b5

23
Sejarah Dan Perkembangan Konstitusi Di Indonesia

https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

Struktur Ketatanegaaraan Indonesia

http://www.lfip.org/english/pdf/bali-

seminar/Struktur%20Ketatanegaraan%20RI%20-%20Jimly%20Asshiddiqie.pdf

Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di

Perguruan Tinggi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007.

Zona Siswa. “Konstitusi”

https://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-konstitusi-lengkap.html

24

Anda mungkin juga menyukai