Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

Konstisusi dan Tata Perundang-Undangan Indonesia


Dosen pengampu: Rais siswanto S.h M.h

Disusun oleh

Rifandi (2362306060)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI&PERPAJAKAN

POLITEKNIK CALTEX RIAU 2023

1
Daftar isi
Daftar isi..................................................................................................................................2
Bab I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................................3
Bab II........................................................................................................................................4
Pembahasan.............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Konstitusi.....................................................................................................4
2.2 sejarah kosntitusi di indonesia.......................................................................................6
2.3 nilai yang terkandung dalam konstitusi di Indonesia...................................................11
2.4 kedudukan konstitusi...................................................................................................11
Bab III.....................................................................................................................................13
Penutup.................................................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................................15

2
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu negara terdapat peraturan-peraturan yang mengatur masalah-
masalah yang terjadi didalam maupun diluar, baik itu hubungan eksternal
maupun internal secara universal. Sehingga ada istilah yang sekarang sudah tak
asing lagi didengar oleh banyak kalangan masyarakat khususnya pemerintah
yaitu, Konstitusi. Kontitusi atau yang disebut Undang-undang ini merupakan
salah satu untuk menertibkan masyarkat dalam berkehidupan bernegara.
Sekalipun banyak hambatan-hambatan yang terjadi pada masyarakat untuk
menjalankan itu semua, udang-undang atau konstitusi itu merupakan suatu dasar
hukum multak yang ada di suatu negara. Undang-undang atau peraturan itu
bukan hanya dibuat tetapi harus dijalankan oleh semua pihak elemen yang
terkait. Undang-undang itu akan bisa berjalan jika semua berperan dengan aktif
bukan pasif. Undang-undang merupakan dasar hukum tertulis negara Republik
Indonesia, yang memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
negara sehingga menjadi pedoman dalam pembuatan aturan-aturan hukum.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang di maksud dengan konstitusi ?
2. Apa sejarah kosntitusi di Indonesia ?
3. Apakah nilai yang terkandung dalam konstitusi ?
4. Kedudukan kosntitusi dalam suatu Negara yang di jalankan melalui perundang
undangan

1.3 Tujuan
1. memahami maksud dari konstitusi itu apa
2. mengetahui sejarah dari kosntitusi di Indonesia
3. memahami nilai apa saja yang terkandung dalam kosntitusi

3
4. mengetahui kedudukan konstitusi dalam suatu Negara yang di jalankan melalui
perundang undangan

Bab II

Pembahasan
2.1 Pengertian Konstitusi
Terdapat dua istilah terkait dengan Norma atau ketentuan dasar dalam
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Kedua istilah ini adalah konstitusi dan
Undang-Undang Dasar. Konstitusi berasal dari bahasa Perancis, constituer, yang
berarti membentuk. Maksud dari istilah ini ialah pembentukan, penyusunan,atau
pernyataan akan suatu Negara. Dalam bahasa Latin, kata Konstitusi merupakan
gabungan dua kata, yakni cume, berarti “ bersama dengan”, dan statuere, berarti “
membuat sesuatu agar berdiri “ atau “ Mendirikan, menetapkan sesuatu “. Adapun
undang-undang dasar merupakan terjemahan dari istilah Belanda, Grondwet. Kata
Grond berarti tanah atau dasar, dan Wet berarti undang-undang. Istilah konstitusi
(constitution) dalam bahasa inggris memiliki makna yang lebih luas dari UUD, yakni
keseluruhan dari peraturanperaturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan
dalam suatu masyarakat. Konstitusi menurut Miriam Budiardjo, adalah suatu piagam
yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu
bangsa. Adapun pengertian kosntitusi menurut para ahli yaitu:

1. . Sir Jhon Laws, konstitusi adalah sebuah bagian dari aturan hukum yang
mengatur mengenai hubungan dalam sebuah Negara antara yang mengatur
dan yang diatur.
2. Bogdanor V. Finer dan B. Rudder, Konstitusi adalah aturan norma-norma
yang mengatur Alokasi kekuasaan, fungsi, dan tugas dari berbagai lembaga

4
dan petugas pemerintahan serta mengatur mengenai hubungan antara lembaga
dan petugas tersebut dengan masyarakat. 1
3. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam
masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakat misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik, dsb.2
4. L.J Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.

5. Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa


latin cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat
sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama.

dapat disimpulkan bahwa Undang-udang dasar suatu Negara ialah hanya sebagian
dari hukum dasar Negara itu, undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis,
sedangkan disampingnya UUD itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah
aturanaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
Negara, meskipun tidak tertulis
Pada prinsipnya, adanya konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan
pemerintah dalam menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
yang berdaulat.
Pendapat yang dikemukakan oleh Loewenstein. Ia mengatakan bahwa konstitusi
merupakan sarana dasar untuk mengawasi proses-proses kekuasaan.
Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tujuan, yaitu :
a. Memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik;
b. Melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
1
Adiyati, N. E. (2012). Konstitusi dan Tata Perundang-undangan. Retrieved from
Academia:
https://www.academia.edu/8338281/Konstitusi_dan_Tata_Perundang_undangan
(hal 4-5)

5
c. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya..

2.2 sejarah kosntitusi di indonesia


Latar belakang terbentuknya konstitusi ( UUD 45 ) bermula dari janji jepang
untuk meberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut
antara lain berisi: “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan Asia Timur
Raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari
kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Tentara Dai Nippon dengan serentak
menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut maupun udara, untuk
mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara
muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua
bidang, sehingga di harapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri
sebagai bangsa asia timur raya.
Pada tanggal 18 agustus 19945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali
dan menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
1. menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya di ambil
dari Rancangan Undang-Undang yang di susun oleh panitia perumus pada tanggal 22
juni 1945 ;
2. meletakan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya hampir
seluruhnya di ambil dari RUU yang di susun oleh panitia perancang UUD tanggal 16
juni 1945
3. Memilih ketua persiapan kemerdekaan Indonesia Ir.Soekarno sebagai presiden
dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden ;
4. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu di bantu oleh panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia yang kemudian menjadi komite nasional ;

Dengan terpilihnya Presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu,
maka secara formil Indonesia sempurna sebagai sebuah negara,

6
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk
menyusun sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala
arti dan fungsinya. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada
17 Agustus 1945, konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah
3
disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam
sebuah naskah yang dinamakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dengan demikian, sekalipun Undang-Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi
yang sangat singkat dan hanya memuat 37 pasal namun ketiga materi muatan
konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi
dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.

Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian


itu memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan
merumuskan dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang
Dasar. Dan apabila MPR bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD
1945 , sebelumnya hal itu harus ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat
Indonesia melalui suatu referendum.(Tap no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap
no.IV/MPR/1983 tentang referendum)
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah
satu agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada
sidang tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi
konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang
perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang
pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam
Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu :

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

3
Agung, M. ( 2015 , agustus kamis). Sejarah Dan Perkembangan Konstitusi Di Indonesia. Retrieved
from MAHKAMAH KONSTITUS: (Hal 6-9)

7
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)Saat Republik Indonesia
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru ini belum
mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia setelah mengalami beberapa proses.

2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950


(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari
rongrongan pihak Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Akibatnya Belanda mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara
Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya.
Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun
1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang
melahirkan negara Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya
berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik
Indonesia Serikat saja.

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949
merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17
Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat
tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal
ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi
berkurang, akhirnya dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu
adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia
bersama yang menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian
disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan

8
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus
1950.

4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang

(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)


Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang
Dasar 1945. Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama
pada masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Baru. Perubahan itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Orde Lama dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar
1945 secara murni dan konsekuen.

1. Fungsi Konstitusi
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan
berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal
melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

Lebih jauh lagi, Jimly juga mengemukakan terdapat 10 fungsi konstitusi, yaitu :

 Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.


 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara. 4
4
pusdik. (n.d.). pusdik. Retrieved from pusdik.mkri.id:
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_39_Prof.%20Yuliandri_Konstitusi%20dan
%20Konstitusionalisme (hal 9-10)

9
 Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dengan warga
Negara5
 Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan Negara
 Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(rakyat) kepada organ negara.
 Fungsi simbolik sebagai pemersatu.
 Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.
 Fungsi seimbolik sebagai pusat upacara (ceremony).
 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit hanya
di bidang politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan
ekonomi.
 Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaharuan masyarakat, baik dalam
arti sempit maupun dalam arti luas.

Hubungan antara konstitusi, dasar negara, dan UUD

Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi yaitu:Keterkaitan antara dasar


negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita – cita dan tujuan negara
yang tertuang dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai pedoaman
penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi suatu negara.

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu

Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD adalah
hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik

5
Nst, M. J. ( 2019, October 02). konstitusi dan tata perundang undangan Retrieved
from osf.io: https://osf.io/wydz5 (hal 10-12)

10
sifatnya aturan itui makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan
diselenggarakan.

2.3 nilai yang terkandung dalam konstitusi di Indonesia


1 nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa
dan bagi mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal),
tetapi juga nyata berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan
dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2 Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi
tidak sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu
tidak berlaku / tidsak seluruh pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu
berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3 Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan
konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.

1 Macam-macam Konstitusi

 Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen constitution) adalah


aturan – aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara,
demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa di dalam persekutuan hukum negara.
 Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondokumentary constitution) adalah
berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.

2.4 kedudukan konstitusi


Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis
bagiseluruh warga Negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini,
hampir tidak ada Negara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan betapa
urgennya konstitusi sebagai suatu perngkat negera. Konstitusi dan Negara ibarat dua
sisi mata uang yang satu sama lain dan tidak terpisahkan. Seperti yang telah
disinggung sebelumnya bahwa konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang

11
mengatur organisasi Negara, serta hubungan antara Negara dan warga Negara
sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerja sama. Dr.A. Hamid S Attamini
menegaskan bahwa konstitusi atau Undang-undang Dasar merupakan suatu hal yang
sngat penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai
pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan Negara harus dijalankan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa hakikat konstitusi
merupakn perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitualisme yaitu pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap kekuasaan
pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap
penduduk di pihak lain. Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga
digunakan sebagai alat untuk menjamin hak-hak warga negara.

12
Bab III

Penutup
KESIMPULAN
Konstitusi berlaku di suatu negara sebagai hukum dasar yang selalu mengikat
atas kekuasaan tertinggi atau suatu prinsip kedaulatan yang di anut dalam suatu
negara.Konstitusi dapat juga di artikan dalam ketatanegaraan dan mempunyai arti:
* Lebih luas dari pada Undang-Undang Dasar
* Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar

Suatu pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja


dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam
Undang-Undang Dasar. Konstitusi selalu terkait dengan faham konstitusionalisme.
Konstitusionalisme di zaman sekarang di anggap sebagai suatu konsep yang niscaya
bagi setiap negara modern suatu organisasi dalam negara diperlukan oleh warga
masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau
dipromosikan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut juga
negara. Jika kesepakatan itu runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara
yang bersangkutan, dan pada gilirannya perang saudara ( civil war ) atau revolusi
dapat terjadi juga. Hal ini tercermin juga dalam peristiwa besar dalam sejarah umat
manusia. Hakikat dari konstitusi selalu berbicara mengenai konklusi dari kesepakatan
masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang mengatur mereka.
Masyarakat dapat menyatakan kebutuhannya kepada pemerintah dan pada akhirnya
kebutuhan tersebut akan dijamin oleh konstitusi. Tidak berhenti sampai disitu,
pemerintah pun memiliki kewajiban untuk selalu menjamin kebutuhan masyarakat
sesuai apa yang tercantum dalam konstitusi. Tetapi kebutuhan masyarakat tidak
hanya seperti apa yang termaktub dalam konstitusi, melainkan juga apa yang pada
saat ini terus berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu, pemerintah
memiliki tanggung jawab untuk terus menerus memperbaiki konstitusi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Tetapi tidak sedikit pula konstitusi yang mengenal

13
unamendable provision atau larangan perubahan beberapa ketentuan dalam konstitusi.
Secara umum unamendable provision melarang perubahan nilai-nilai utama dalam
konstitusi. Di Indonesia misalkan, yang mana Pasal 37 ayat (5) UUD 1945 melarang
perubahan bentuk dan susunan negara yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945.
Namun perlu diingat bahwa hakikat dari konstitusi yakni hukum dasar yang
mengakomodir kebutuhan masyarakat. Maka dari itu, larangan perubahan konstitusi
terhadap beberapa ketentuan dalam konstitusi dianggap bertentangan dengan hakikat
dari konstitusi. Mengambil contoh dalam UUD 1945, yang mana bentuk dan susunan
negara menjadi hal yang dilindungi dalam UUD 1945. Senyatanya bentuk dan
susunan negara hanyalah sebatas cara yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan
rakyat itu sendiri. Lantas ketika masyarakat sendiri yang menghendaki perubahan,
senyatanya 86 tidak boleh untuk dibatasi kehendak tersebut. Hal itu kembali lagi
karena hakikat konstitusi adalah sebagai konsensus atau kesepakatan antara
masyarakat dan juga pemerintah

14
Daftar Pustaka
Adiyati, N. E. (2012). Konstitusi dan Tata Perundang-undangan. Retrieved from Academia:
https://www.academia.edu/8338281/Konstitusi_dan_Tata_Perundang_undangan

Agung, M. ( 2015 , agustus kamis). Sejarah Dan Perkembangan Konstitusi Di Indonesia.


Retrieved from MAHKAMAH KONSTITUSI: https://www.mkri.id/index.php?
page=web.Berita&id=11776#:~:text=Sehari%20setelah%20proklamasi
%20kemerdekaan%20Republik,Undang%20Dasar%20Negara%20Republik
%20Indonesia.

Nst, M. J. ( 2019, October 02). konstitusi dan tata perundang undangan . Retrieved from
osf.io: https://osf.io/wydz5/

pusdik. (n.d.). pusdik. Retrieved from pusdik.mkri.id:


https://pusdik.mkri.id/materi/materi_39_Prof.%20Yuliandri_Konstitusi%20dan
%20Konstitusionalisme

15

Anda mungkin juga menyukai