DISUSUN OLEH :
Nita Surahmi
FAKULTAS TEKNIK
PRODI METALURGI
i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi..........................................................................................3
2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945.......................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Konstitusi
2. Mengetahui proses terbentuknya Konstitusi UUD 1945
3. Mengetahui proses perubahan pada kostitusi
4. Mengetahui klasifikasi UUD 1945
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. L.J Van Apeldoorn,
konstitusi merupakan suatu hukum yang memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwasanya ada dua
pengertian konstitusi, yaitu dalam arti luas, yang merupakan suatu keseluruhan aturan
dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum
dasar tidak tertulis yang mengatur tentang pemerintahan yang diselenggarakan dalam
suatu negara. Kemudian Dalam arti sempit, diartikan sebagai undang-undang dasar,
yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-aturan maupun ketentuan-ketentuan yang
bersifat pokok dari ketatanegaran bernegara.
Satjipto Rahardjo pernah mengemukakan, salah satu sifat yang melekat pada
perundang-undangan atau hukum tertulis adalah sifat otoritatif dari rumusan-rumusan
peraturannya, akan tetapi pengutaran dalam bentuk tulisan atau litera scripta itu
sesungguhnya hanyalah bentuk dari usaha untuk menyampaikan sesuatu ide atau
pikiran.
4
anggotanya terdiri dari wongsonegoro, R.Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H.
Agus Salim, dan Sukiman. Panitia kecil ini pun berhasil menyelesaikan tugasnya dan
akhirnya BPUPKI setuju terhadap hasil kerja sebagai Rancangan Undang-Undang
Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
Kemudian dilakukannya Pengesahan oleh PPKI yang disaat Pemerintah Bala
Tentara Jepang membentuk “panitia persiapan kemerdekaan Indonesia” (PPKI), dan
dilantik pada tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno sebagai
ketua dan Drs. Mohhamat Hata sebagai wakil dan yang beranggotakan 21 orang.
Sidang ini memiliki tujuan untuk, (I) Menetapkan Undang-undang Dasar, (II)
Memilih Presiden dan Wakil Presiden, (III) Dan Perihal lainnya. Setelah mendengar
hasil laporan kerja BPUPKI, lalu pada sidang PPKI 18 agustus 1945 para anggota
sidang PPKI berencana untuk mengajukan usul perubahan pada UUD hasil rancangan
BPUPKI. Namun akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan menjadi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.(Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-40)
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk dari hasil revolusi ini yang
terkadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat.
5
Secara evolusi, UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat
menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
6
a Elastis
b Dapat diumumkan dan diubah dengan cara yang sama
2. Ciri-ciri konstitusi Rigid(kaku)
a Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-
undang yang lain.
b Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
Demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 juga merupakan
golongan konstitusi Rigid, hal ini dibuktikan dengan secara nyata bahwasanya
Undang-Undang Dasar 1945 ini sebagai dasar negara dalam melakukan perubahan
atau amandemen sangat lah sulit dan sudah seharusnya sebelum melakukan perubahan
dalam UUD harus dilihat dari segi manapun apakah perubahan tersebut dapat
memberi dampak baik atau buruk. Hal ini juga bisa ditujukan untuk menjaga stabilitas
hukum dalam negara agar tidak berubah-ubah dan goyah.
Dalam perspektif ini dapat dilihat pula bahwa indonesia yang menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 menganut sistem konstitusi yang bersifat
supreme, dimana dalam UUD sendiri merupakan urutan tertinggi jika dilihat dalam
hierarki yang ada saat ini.
7
Kemudian selanjutnya dalam konstitusi yang berdasar pada proses
pendristribusian kekuasaan pemerintah ini juga dapat disimpulkan bahwasanya
Indonesia menganut suatu sistem konstitusi kesatuan, dimana dalam negara kesatuan
seperti Indonesia, pembagian seluruh kekuasaanya terpusat di pemerintah pusat,
sistem ini juga dikenal sebagai sistem desentralisasi. Hal ini juga diatur dalam
konstitusi kesatuannya. Seperti tercantum dalam Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 bahwa
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Sehingga dalam
hal ini UUD termasuk dalam konstitusi kesatuan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian dalam sebuah negara pastilah memiliki konstitusi yaitu yang
merupakan suatu peraturan pokok (fundamental) mengenai tiang-tiang, pegangan atau
sendi-sendi pertama untuk mengokohkan sebuah bangunan besar yang bernama
“Negara”. Tiang-tiang penting ini haruslahkuat dan tidak mudah runtuh dalam
mengatasi berbagai masalah yang timbul suatu saat nanti, agar Negara tetap berdiri
tegak. Oleh karena itu, Konstitusi disini haruslah tahan uji, bilamana adaserangan dari
sisi-sisi nakal yang bertujuan akan menggantikan tiang-tiang tersebutdengan tiang-
tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara,sehingga bangunan
yang asli dan kemudian negara itu sendiri bukan lah negara yang ada sejak dahulunya.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah yang cukup panjang. Hinggaakhirnya,
Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal.Pada UUD
inilah juga Bangsa Indonesia berpegang teguh secara kuat kepada konstitusi ini untuk
menjaga keutuhan bangsa bernegara. Seperti halnya yang berpegang kuat pada
klasifikasi konstitusi yang ada seperti konstitusitertulis dan konstitusi tidak tertulis
(written constitution and no written constitution), Kosntitusi fleksibel dan kosntitusi
rijid (flexible constitution and rigid constitution), Kosntitusi derajat-tinggi dan
konstitusi tidak derajat-tinggi (supreme cosntitution dan not supreme constitution),
Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal constitution and unitary
constitution).
3.2 Saran
8
Dalam bernegeara sebuah rasa persatuan dan kesatuan sangatlah penting,
maka dari itu dalam perlu disadari bahwasaanya ketetapan konstitusi ini haruslah
disadari dan dijaga dengan hati yang terbuka agar bangsa tetap berdiri kokoh walau
banyak yang ingin menjatuhkan dari berbagai sisi, jatidiri bangsa Indonesia juga
berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi yang cukup melelahkan. Dengan
begitu dapat dilihat bahwa konstitusi ini sangat lah penting maka dari itu rakyat, wakil
rakyat maupun pemimpin atau siapapun warga Negara haruslah sadar dan tetap kokoh
dalam berpegang teguh terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara.Jakarta : Sekretariat Jendral
Kepaniteraan MK RI.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
Jakarta : Konstitusi Pers.
Rendra Graha Dwi,Bachtiar. 2015. Klasifikasi Konstitusi (UUD 1945) Negara Republik
Indonesia : http://www.kompasiana.com/bachtiar_endra/klasifikasi-konstitusi-uud-
1945-negara-republik-indonesia_55103620a33311ae2dba873a”.
(diakses pada tanggal 18 April 2017).
Fahmie, Adlan. Makalah Konstitusi. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/23883076/makalah-konstitusi. (diakses pada tanggal 18
April 2017)