Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI


NEGARA INDONESIA

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Raya Olat Maras, Batu Alang, Moyo Hulu, Pernek, Moyohulu,
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. 84371

DISUSUN OLEH :
Nita Surahmi
FAKULTAS TEKNIK
PRODI METALURGI

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul..................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi..........................................................................................3
2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945.......................................................4

2.3 Proses Perubahan Konstitusi...............................................................................5

2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945...........................................6


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................7
3.2 Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam bernegara, kita tidak bisa lepas dari suatu hukum. Tidak ada satupun
negara tanpa hukum. Karena fungsi hukum sangatlah pentinguntuk mengatur
kehidupan daam bernegara. Dalam suatu lingkungan negara, ada 2 macam hukum.
Ada hukum yang memerintah negara dan ada hukum yang merupakan alat bagi
negara untuk memerintah.hukum yang pertama yakni “Constitutional law” (Hukum
tatanegara), dan Hukum yang kedua, berfungsi untuk membedakannya dari hukum
yang pertama, dapat disebut “Ordinary law” (Hukum biasa yang dipergunakan untuk
bergerak, “actief  dienend.”) 1 Dari kutipan tersebut, dapat diartikan bahwa didalam
hidup bernegara, dapat ditemukan 2 macam hukum, yaitu:
1. Hukum tata negara(Constitutional law) sebagai yang mengatur negara. Unsur
pokok dalam Hukum ini adalah Konstitusi.Unsur pokok inilah yang akanmenjadi
Headline dalam makalah ini.
2. Hukum biasa(Ordinary Law)sebagai hukum yang digunakan negara untuk
mengatur sesuatu hal. Termasuk dalam hukum ini adalah Hukum pidana danhukum
perdata.
Indonesia disini juga merupakan negara hukum. Hal itu terbukti dengan
adanya sebuah konstitusi yang berlaku di Negara Indonesia yakni Undang – Undang
Dasar 1945, akan tetapi warga negara Indonesia sendiri, seperti kurang menganggap
adanya UUD 1945 tersebut. Kondisi ini dapat dilihat secara nyata dimana dalam
kehidupanya masyarakat NKRI seringkali menghiraukan hukum, dengan melakukan
berbagai macam penyimpangan-penyimpangan hukum, baik hukum sosial, maupun
Hak Asasi Manusia (HAM).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Konstitusi ?
2. Bagaimana pembentukan awal konstitusi UUD 1945?
3. Bagaimana proses perubahan Konstitusi atau amandemen?
4. Bagaimana klasifikasi UUD 1945 dalam berbagai perspektif ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Konstitusi
2. Mengetahui proses terbentuknya Konstitusi UUD 1945
3. Mengetahui proses perubahan pada kostitusi
4. Mengetahui klasifikasi UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi


Pada dasarnya istilah konstitusi ini berasal dari kata constituer (Prancis) yang
memiliki arti membentuk. Maksudnya yaknimenata, membentukmaupun menyusun
sebuah negara. Dalambahasa Inggris kata constitute berarti mengangkat, mendirikan
ataupun menyusun. Lalu pada bahasa Belanda, istilah konstitusi ini dikenal sebagai
gronwet yang memiliki arti yaitu undang-undang dasar.
Istilah konstitusi sendiri menggambarkan suatu keseluruhan sistem
ketatanegaraan pada suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang
tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang
berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian,
pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut :
1. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah
yang hidup di dalam mayarakat.
c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.
2. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.
3. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
4. CF. Strong

3
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. L.J Van Apeldoorn,
konstitusi merupakan suatu hukum yang memuat baik peraturan tertulis maupun
peraturan tak tertulis.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diartikan bahwasanya ada dua
pengertian konstitusi, yaitu dalam arti luas, yang merupakan suatu keseluruhan aturan
dan ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum
dasar tidak tertulis yang mengatur tentang pemerintahan yang diselenggarakan dalam
suatu negara. Kemudian Dalam arti sempit, diartikan sebagai undang-undang dasar,
yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-aturan maupun ketentuan-ketentuan yang
bersifat pokok dari ketatanegaran bernegara.
Satjipto Rahardjo pernah mengemukakan, salah satu sifat yang melekat pada
perundang-undangan atau hukum tertulis adalah sifat otoritatif dari rumusan-rumusan
peraturannya, akan tetapi pengutaran dalam bentuk tulisan atau litera scripta itu
sesungguhnya hanyalah bentuk dari usaha untuk menyampaikan sesuatu ide atau
pikiran.

2.2 Proses Terbentuknya Konstitusi UUD 1945


Pada saat pembahasan oleh BPUPKI, naskah UUD 1945 pertama kali yang
dipersiapkan oleh suatu badan bentukan pemerintahan Jepang bernama “Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai” yang dalam bahasa Indonesia “Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI). BPUPKI ini memiliki jumlah anggota
yaitu 62 orang, yang dipimpin oleh ketuanya yaitu K.R.T Radjiman Wedyodiningrat,
serta Itibangase Yosio dan Raden Panji Suroso. Badan ini melakukan sidang dalam 2
periode, yakni sidang pertama pada tanggal 29 mei hingga 1 juni 1945. Pada sidang
pertama membicarakan tentang dasar falsafah yang seharusnya dipersiapkan untuk
negara indonesia merdeka dan mengenai pembentukan sebuah negara merdeka.
Kemudian selanjutnya dilangsungkan sidang kedua pada tanggal 10 juli
hingga tanggal 17 agustus 1945 yang dimana membentuk suatu panitia Hukum Dasar
dengan anggota yang terdiri dari 19 orang yang dipimpin oleh Ir.Soekarno. Panitia ini
kemudian membentuk panitia kecil  yang dipimpin oleh Prof.Dr Soepomo, yang

4
anggotanya terdiri dari wongsonegoro, R.Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H.
Agus Salim, dan Sukiman. Panitia kecil ini pun berhasil menyelesaikan tugasnya dan
akhirnya BPUPKI setuju terhadap hasil kerja sebagai Rancangan Undang-Undang
Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
Kemudian dilakukannya Pengesahan oleh PPKI yang disaat Pemerintah Bala
Tentara Jepang membentuk “panitia persiapan kemerdekaan Indonesia” (PPKI), dan
dilantik pada tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno sebagai
ketua dan Drs. Mohhamat Hata sebagai wakil dan yang beranggotakan 21 orang.
Sidang ini memiliki tujuan untuk, (I) Menetapkan Undang-undang Dasar, (II)
Memilih Presiden dan Wakil Presiden, (III) Dan Perihal lainnya. Setelah mendengar
hasil laporan kerja BPUPKI, lalu pada sidang PPKI 18 agustus 1945 para anggota
sidang PPKI berencana untuk mengajukan usul perubahan pada UUD hasil rancangan
BPUPKI. Namun akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan menjadi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.(Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-40)

2.3 Proses Perubahan Konstitusi


Menurut C.F Strong, ada 4 cara untuk mengubah konstitusi, yaitu:
1. By the ordinary legislature but under certain restrictions, Misalnya:UUD 1945.
2. By the people through a referendum(konstitusi dirubah oleh DPR yang baru
terbentuk). Misalnya: Perancis pada masa De Guille.
3. By a majority for all units of a federal state, yaitu terdapat di negara-negara federal.
4. By a special convention, perubahan konstitusi melalui pembentukanbadan khusus.
Misalnya: Masa UUDS 1950 di Indonesia.

Sedangkan menurut K. C. Wheare, ada beberapa proses khusus yang harus


dilalui dalam mengamandemen konstitusi, seperti di Amerika, diantaranya adalah:
1. Amandemen tidak bisa dilakukan oleh legislatif semata, tetapi masihmembutuhkan
dukungan dari lembaga- lembaga lain diluar legislatif.
2. Boleh mengamandemen konstitusi hanya melalui dua pertiga mayoritas.
3. Atau setelah pemilu.
4. Atau setelah pembahasan selama tiga bulan

Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk dari hasil revolusi ini yang
terkadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat.

5
Secara evolusi, UUD/konstitusi berubah secara berangsur – angsur yang dapat
menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.

2.4 Klasifikasi Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945


Sebagi Konstitusi UUD 1945 sangatlah pasti memiliki fungsi, dan jika
dituliskan secara singkat maka fungsi UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber hukum dalam tertib hukum, merupakan perundang-undangan yang
tertinggi.
2. Sebagai alat kontrol bagi hukum yang berada di bawahnya.
3. Sebagai pedoman dalam memberi arah kehidupan bangsa.
4. Sebagai kerangka dasar dalam pembagian dan penyelenggaraan pemerintah negara.
Fungsi tersebut dapat dijadikan sebuah acuan dalam melakukan segala kehidupan
berbangsa dan menjaga keseimbangan dalam berprilaku bila saja pedoman tersebut
dapat diterapkan dengan baik dan benar.

Macam Konstitusi Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari:


1. Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution / writen constitution) adalah aturan –
aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara, demikian juga aturan
dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan
hukum negara.
2. Konstitusi tidak tertulis / konvensi (nondokumentary constitution) adalah berupa
kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.

Kemudiandapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 ini merupakan suatu


konstitusi tertulis dimana dapat dilihat bahwasanya Undang-Undang disini sudah jelas
tertata secara sistematis dan jelas tertulis.

Kemudian Konstitusi yang di bagi berdasarkan sifatnya, yaitu :Konstitusi Fleksibel


dan Konstitusi Rigid
1. Ciri-ciri konstitusi fleksibel

6
a Elastis
b Dapat diumumkan dan diubah dengan cara yang sama
2. Ciri-ciri konstitusi Rigid(kaku)
a Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dan peraturan undang-
undang yang lain.
b Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus, istimewa dan persyaratan yang
berat.
Demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 juga merupakan
golongan konstitusi Rigid, hal ini dibuktikan dengan secara nyata bahwasanya
Undang-Undang Dasar 1945 ini sebagai dasar negara dalam melakukan perubahan
atau amandemen sangat lah sulit dan sudah seharusnya sebelum melakukan perubahan
dalam UUD harus dilihat dari segi manapun apakah perubahan tersebut dapat
memberi dampak baik atau buruk. Hal ini juga bisa ditujukan untuk menjaga stabilitas
hukum dalam negara agar tidak berubah-ubah dan goyah.

Kemudian berdasar subyek yang berhak mengamandemen konstitusi. Melalui


perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2,yakni :
1. Konstitusi yang supremeterhadap legislatif yaitu yang tidak
dapatdiamandemen oleh badan legislatif.
2. Konstitusi yang tidak supremeterhadap legislatif.

Dalam perspektif ini dapat dilihat pula bahwa indonesia yang menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 menganut sistem konstitusi yang bersifat
supreme, dimana dalam UUD sendiri merupakan urutan tertinggi jika dilihat dalam
hierarki yang ada saat ini.

Selanjutnya yakni konstitusi yang berdasarkanpada Proses Pendistribusian


Kekuasaan Pemerintahan.Berdasar perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi
menjadi 2,yaitu :
1. Konstitusi Kesatuan adalah kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur
legislatif di bawahnya.
2. Konstitusi Federal adalah kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah
untuk seluruh negara dan pemerintah untuk negara- negara bagian

7
Kemudian selanjutnya dalam konstitusi yang berdasar pada proses
pendristribusian kekuasaan pemerintah ini juga dapat disimpulkan bahwasanya
Indonesia menganut suatu sistem konstitusi kesatuan, dimana dalam negara kesatuan
seperti Indonesia, pembagian seluruh kekuasaanya terpusat di pemerintah pusat,
sistem ini juga dikenal sebagai sistem desentralisasi. Hal ini juga diatur dalam
konstitusi kesatuannya. Seperti tercantum dalam Pasal 1 Ayat (1) UUD 1945 bahwa
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Sehingga dalam
hal ini UUD termasuk dalam konstitusi kesatuan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikian dalam sebuah negara pastilah memiliki konstitusi yaitu yang
merupakan suatu peraturan pokok (fundamental) mengenai tiang-tiang, pegangan atau
sendi-sendi pertama untuk mengokohkan sebuah bangunan besar yang bernama
“Negara”. Tiang-tiang penting ini haruslahkuat dan tidak mudah runtuh dalam
mengatasi berbagai masalah yang timbul suatu saat nanti, agar Negara tetap berdiri
tegak. Oleh karena itu, Konstitusi disini haruslah tahan uji, bilamana adaserangan dari
sisi-sisi nakal yang bertujuan akan menggantikan tiang-tiang tersebutdengan tiang-
tiang yang lain coraknya dan yang akan merubah wajah negara,sehingga bangunan
yang asli dan kemudian negara itu sendiri bukan lah negara yang ada sejak dahulunya.
Konstitusi di Indonesia memilki sejarah yang cukup panjang. Hinggaakhirnya,
Bangsa Indonesia berkomitmen dengan UUD 1945 yang memuat 37 pasal.Pada UUD
inilah juga Bangsa Indonesia berpegang teguh secara kuat kepada konstitusi ini untuk
menjaga keutuhan bangsa bernegara. Seperti halnya yang berpegang kuat pada
klasifikasi konstitusi yang ada seperti konstitusitertulis dan konstitusi tidak tertulis
(written constitution and no written constitution), Kosntitusi fleksibel dan kosntitusi
rijid (flexible constitution and rigid constitution), Kosntitusi derajat-tinggi dan
konstitusi tidak derajat-tinggi (supreme cosntitution dan not supreme constitution),
Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan (federal constitution and unitary
constitution).

3.2 Saran

8
Dalam bernegeara sebuah rasa persatuan dan kesatuan sangatlah penting,
maka dari itu dalam perlu disadari bahwasaanya ketetapan konstitusi ini haruslah
disadari dan dijaga dengan hati yang terbuka agar bangsa tetap berdiri kokoh walau
banyak yang ingin menjatuhkan dari berbagai sisi, jatidiri bangsa Indonesia juga
berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi yang cukup melelahkan. Dengan
begitu dapat dilihat bahwa konstitusi ini sangat lah penting maka dari itu rakyat, wakil
rakyat maupun pemimpin atau siapapun warga Negara haruslah sadar dan tetap kokoh
dalam berpegang teguh terhadap konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara.Jakarta : Sekretariat Jendral
Kepaniteraan MK RI.
Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.
Jakarta : Konstitusi Pers.
Rendra Graha Dwi,Bachtiar. 2015. Klasifikasi Konstitusi (UUD 1945) Negara Republik
Indonesia : http://www.kompasiana.com/bachtiar_endra/klasifikasi-konstitusi-uud-
1945-negara-republik-indonesia_55103620a33311ae2dba873a”.
(diakses pada tanggal 18 April 2017).
Fahmie, Adlan. Makalah Konstitusi. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/23883076/makalah-konstitusi. (diakses pada tanggal 18
April 2017)

Anda mungkin juga menyukai