1.1 Konstitusi
dasar. Namun dalam kepustakaan Belanda dikenal pula istilah “constitutie” yang
artinya juga undang undang dasar. Dalam kepustakaan hukum di Indonesia juga
dijumpai istilah “hukum dasar”. Hukum memiliki pengertian yang lebih luas
dibandingkan dengan undang-undang. Kaidah hukum bisa tertulis dan bisa tidak
sifatnya bisa tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan undang-undang dasar adalah
hukum dasar yang tertulis atau yang tertuang dalam suatu naskah/dokumen.
Sedangkan di samping undang-undang masih ada bagian lain dari hukum dasar
yakni yang sifatnya tidak tertulis, dan biasa disebut dengan konvensi atau
tertulis.
1
1.2 Pengertian Konstitusi Bagi Beberapa Para Ahli
didalam masyarakat.
cisme yang berarti bersama dengan dan statute yang berarti membuat
di dalam negara .
2
Dari pendapat para ahli diatas, dapat kita simpulkan bahwa konstitusi merupakan
b. Fungsi Konstitusi
3
1.4 Perbedaan Undang-Undang Dasar dengan Konstitusi
Sebagai dasar hukum, UUD 1945 berperan dalam mewujudkan nilai-nilai luhur
boleh bertentangan dan harus mematuhi nilai-nilai yang terdapat pada pancasila,
sebab UUD 1945 adalah hokum yang setingkat dibawah Pancasila. Maka dari itu
4
dikenallah asas yang berbunyi “hukum yang lebih tinggi menjadi acuan bagi
UUD 1945 dalam prosesnya tidak bersifat absolut, maksudnya UUD 1945
Bahkan dalam perubahan UUD ini telah tercantum sendiri pada pasa 37. Dan
dalam perubahannya juga harus mematuhi asas “hukum yang lebih tinggi menjadi
Indonesia maksudnya adalah UUD 1945 menjadi dasar atau landasan struktural
Undang Dasar 1945 juga memiliki fungsi khusus sebagai perwujudan hukum
tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat akan tetapi oleh
apa yang sudah tertulis dalam UUD 1945. Sebab dengan cara ini, tujuan Negara
5
BAB II
Ada dua macam hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis (undang-undang
umum undang-undang dasar adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
cara kerja badan-badan tersebut. Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar setiap
6
Konvensi misalnya terdapat pada praktek penyelenggara negara yang
Undang-undang dasar dalam UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
warga negara Indonesia di mana pun mereka berada, serta setiap penduduk yang
ada di wilayah Republik Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma,
hukum. Dalam kerangka tata susunan norma hukum yang berlaku, UUD 1945
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam ayat (2) aturan tambahan UUD 1945 disebutkan
7
bahwa dalam 6 bulan sesudah MPR dibentuk, majelis itu bersidang untuk
menetapkan UUD. Aturan tambahan ini menunjukkan bahwa status UUD 1945
adalah sementara. Kini UUD 1945 tidak bersifat sementara lagi, karena telah
ditetapkan oleh MPR menjadi konstitusi tertulis. Namun UUD 1945 tetap bersifat
fleksibel.
UUD 1945 bersifat singkat dan supel, yakni hanya memuat 37 pasal, ditambah 4
pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan. Sifat undang-undang yang
b. UUD 1945 yang singkat dan supel itu lebih baik bagi negara seperti Indonesia
ini, yang masih harus berkembang, harus terus hidup secara dinamis, masih
Undang-undang Dasar menjadi aturan yang luwes, supel, dan tidak ketinggalan
zaman. Keluasan atau fleksibilitas ini tetap menajmin kejelasan dan kepastian
kepada aturan hukum dalam tingkat yang lebih rendah, misalnya ketetapan MPR
8
dan undang-undang, yang pembuatan, pengubahan, dan pencabutannya lebih
apakah norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan
dasar, melainkan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar yang tertulis. Di
samping itu masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar yang tidak
tertulis, yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara dalam bentuk tidak
perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Selain
itu, ia juga merupakan sumber dari cita hukum dan moral yang ingin ditegakkan
landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa kita tetap setia kepada
negara Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terkandung asas kerohanian atau dasar
9
filsafat Negara RI. Berdasarkan TAP MPR No. III/2000 sumber tertib hukum
terdiri dari:
a. UUD 1945
b. TAP MPR
c. UU/Perpu
d. PP
e. Kepres
f. Peraturan Daerah
pandangan hidup bangsa ini adalh nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang ideal
dan tak terlihat (intangible). Sedangkan, Pancasila sebagai dasar negara akan
mewujudkan diri dalam bentuk yang lebih konkret, yakni konstitusi, konvensi,
(hukum positif). Artinya, nilai-nilai Pancasila yang idela dan tak terlihat harus
penting sebab segala bentuk kegiatan dari negara haruslah bersumber darinya
bentuk yuridis formal sebagai fundamen dari seluruh hukum tata cara negara dan
10
hukum posistif Indonesia. Pancasila menjadi landasan segala kebijakan
(Budiardjo, 1995:96). Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atau
teknis hukum, Pancasila adalah ratio legis, sumber nilai yang mendasari peraturan
Dalam setiap sila pancasila terdapat nilai dasar yang menjadi landasan
bagi penataan negara Indonesia. Kelima nilai dasar yang ada dalam Pancasila
tersebut adalah:
1. Negara Ketuhanan
Perincian dari asas Negara ketuhanan dijabarkan dala pasal 29 UUD 1945.
Inti dari pasal ini adalh Negara menganggap penting nilai-nilai agama, terutama
11
keyakinan kepada Tuhan YME, sebagai landasan moral pelaksanaan fungsi dan
tugasnya. Selain itu, Negara juga menjamin bahwa setiap warga Negara punya
kebebasan untuk beragama dan beribadah sesuai keyakinannya. Hal ini juga
berarti Negara tidak akan membeda-bedakan status, hak dan kewajiban warga
2. Perlindungan HAM
Wujud yang paling penting dari nilai kemanusiaan ini adalah perlindungan
Dalam batang tubuh UUD 1945 (sebelum amandemen), terdapat pasal-pasal yang
3. Negara Kesatuan
(sebelum amandemen) dala pasal 1. Ayat (1) berbunyi “negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Ayat (2) berbunyi, “kedaulatan ada di
12
Struktur dan fungsi MPR ini akan berubah pada beberapa aspek pasca amandemen
UUD 1945, akan tetapi secara prinsip Indonesia tetap dalam bentuk negara
kesatuan.
4. Demokrasi Pancasila
demokrasi telah dipenuhi dan dinyatakan dengan tegas dalam UUD 1945.
adalah negara hukum. Asas negara hukum ini sangat penting bagi demokrasi
13
BAB III
mendukung kelahiran suatu bangsa Indonesia meliputi (1) faktor objektif, yang
meliputi faktor geografis-ekologi dan demografis, (2) faktor subjektif, yaitu faktor
historis, social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo,
2002). Menurut Mr.M. Yamin bahwa berdirinya negara Indonesia tidak dapat
terbentuk melalui tiga tahap yaitu: pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa
(Sekretariat Negara RI., 1995:11). Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
terbentuk melalui fase yang cukup panjang serta dalam suatu proses historis.
tersusun atas berbagai macam faktor yang khas, unik, dan berbeda etnis,
dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002),
14
hasil interaksi historis antar empat faktor penting yaitu: pertama, faktor primer,
mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Unsur yang
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberagaman, dan hal inilah yang disebut
komunikasi dan teknologi. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Hal ini ditentukan oleh
lainnya.
15
3.2 Dasar Hukum Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika
Negara Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, merupakan jati
lambang negara, beserta bendera negara, serta bahasa persatuan serta lagu
bangsa dan negara, melainkan menjadi symbol atau lambang negara yang harus
seloka Bhinneka Tunggal Ika telah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 36A disebutkan bahwa Lambang
16
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.
Lambang Negara.
dalam Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 1951, yang disusun oleh Panitia Negara
yang diaangkat oleh Pemerintah dan duduk di dalamnya adalah Mr. Muhammad
Yamin. Nama Lambang Negara Garuda Pancasila, karena wujud lambang yang
dipergunakan adalah burung garuda, dan di dalamnya (ada tameng memuat sila-
sila Pancasila dan disertai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan seloka itu tersurat
dibawahnya. Jadi dalam lambang negara Indonesia itu terdapat unsur gambar
burung garuda, simbol sila-sila Pancasila dan seloka Bhinneka Tunggal Ika.
satu jenis burung bahkan terdapat secara luas di tanah bangsa serumpun dan
memiliki kesamaan kebudayaan yaitu madagaskar dan malagsi, dan satwa itu
dahulu disitilahkan dengan nama Vurumahery yang berarti burung sakti. Garuda
17
adalah termasuk jenis burung yang besar dan kuat dan mampu terbang tinggi,
yang melambangkan bangsa (Indonesia) yang besar dan kuat. Sebagai seekor
satwa, burung garuda mampu terbang tinggi, dan hal ini melukiskan cita-cita
negara Indonesia yang tersusun dari berbagai unsur rakyat (bangsa) yang terdiri
wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau menyatu menjadi bangsa dan negara
Indonesia.
Secara linguistis makna stuktural seloka itu adalah ‘beda itu, satu itu’.
Secara morfologis kata ‘Bhinneka’ berasal dari kata polimerfemis yaitu ‘bhinna’
dan ‘ika’. Kata ‘Bhina’ berasal dari bahasa Sansekerta ‘Bhid’, yang dapat
dengan morfem ‘ika’ maka menjadi ‘bhinna’. ‘Ika’ artinya itu, ‘bhinneka’ artinya
beda itu, sedangkan ‘tunggal ika’ artinya satu itu. Oleh karena itu jikalau secara
bebas maka, makna Bhinneka Tunggal Ika, Tan hana dharma mangrwa, adalah:
meskipun berbeda-beda tetapi satu jua. Tidak ada hukum yang mendua
(dualisme).
18
3.4 Makna Filosofis Bhinneka Tunggal Ika
asas kerokhanian yang nerupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama yaitu
bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah. (b) Kesatuan
Nasib: yaitu bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan nasib yaitu
atas karunia Tuhan yang Maha Esa tentang kemerdekaan. (c) Kesatuan
Indonesia. (d) Kesatuan Asas Kerokhanian: bangsa ini sebagai satu bangsa
memiliki cita-cita, kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup yang berakar
kenegaraan dan kebangsaan menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Bagi bangsa
Indonesia yang kausa materialisnya berbagai etnis, golongan, rasa, agam serta
19
membentuk suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Semangat moralitas bangsa itu
bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini mengandung nilai-nilai etis bahwa
setiap manusia apapun ras, etnis, golongan, agama adalah sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa (sila I), pada hakikatnay sama berdasarkan harkat dan martabat
manusia yang beradab (sila II). Oleh karena itu dalam kehidupan berbangsa dan
pandangan untuk mempersatukan diri dalam sebagai suatu bangsa yaitu bangsa
bersama (sila IV), untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yaitu kesejahteraan
20
BAB IV
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea yang masing-masing memiliki
spesisifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya. Alinea pertama, kedua,
ketiga dan keempat memuat penyataan yang tidak memiliki hubungan kausal
mengenai keadaan setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki
mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib
21
b. Pembukaan UUD 1945
menurut ilmu hukum diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia
hukum. Syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu:
peratuan-peraturan hukum dan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
berlaku. Hal ini terpenuhi dengan kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD
22
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah
sebagai berikut:
sebagai asas hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak
(Notonagoro, 1974:45)
yang menurut ilmu hukum tata negara memiliki beberapa unsur mutlak antara
lain:
yang merupakan dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
23
Tujuan khususnya tercakup dalam kalimat “....melindungi segenap
harus berdasarkan pada suatu UUD, dan merupakan suatu dasar yuridis
hukum.
3) Bentuk Negara.
24
Pembukaan UUD 1945 tersebut memiliki kedudukan fundamental bagi
a) Sebagai pokok kaidah negara yang mepunyai kedudukan yang tetap dan
tidak berubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara yang telah
dibentuk.
lebih tinggi daripada pasal-pasal UUD 1945, sehingga secara hukum dapat
1. Alinea Pertama
“ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
segala bangsa…” Hak kodrati merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang melekat pada manusia sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Selain
sebagai hak kodrati yang bersifat mutlak dan asasi, hak tersebut juga merupakan
hak moral. Karena itu, pelanggaran terhadap hak kemerdekaan tersebut tidak
dihapuskan.
25
Deklarasi kemerdekaan seluruh bangsa di dunia yang terkandung dalam
2. Alinea Kedua,
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur”.
sekarang tidak dapat dipisahkan dengan keadaan kemarin dan langkah sekarang
akan menentukan keadaan yang akan datang. Nilai-nilai yang tercermin dalam
kalimat di atas adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
3. Alinea Ketiga
“Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorong oleh keinginan
26
nilai religius, bahkan menjadi dasar negara (sila I). Secara filososfis bangsa
perjuangan bangsa Indonesia juga yang merupakan rahmat dari Tuhan Yang
Mahakuasa.
makna bahwa negara dan hak kodrati adalah untuk segala bangsa. Pernyataan
4. Alinea Keempat
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia dan
Setelah alinea pertama, kedua, dan ketiga menjelasankan alasan dasar serta
27
lanjut prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintah negara
Indonesia yang dapat disimpulkan dari kalimat “…kemudian daripada itu untuk
menyangkut salah satu aspek dari kegiatan penyelenggara negara, yaitu aspek
pelaksanaan (executive).
penyataan saja, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa
28
sendiri untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang
negara:
pendukung negara.
mencari pemghidupan.
29
(c) Kerakyatan (Demokrasi)
sosial.
UUD 1945 dijabarkan secara normatif dalam pasal-pasal UUD 1945. Pokok-
30
Pokok pikiran ini menegaskan pengertian negara persatuan yang
Undang Dasar yang harus dilaksanakan untuk sampai pada tujuan itu.
permusyawaratan/perwakilan.
31
BAB V
Pelaksanaan UUD 1945 terbagi atas dua kurun waktu, yaitu masa kemerdekaan
(tahun 1945 s/d 27 Desember 1949) dan pada tahun 1959 sampai sekarang.
Kurun waktu adalah masa revolusi fisik karena bangsa Indonesia harus
mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada masa ini juga terjadi penyimpangan
menjadi negara RIS sesuai dengan sidang KMB. Namun keadaan ini tidak
bertahan lama, karena pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS berubah menjadi
memuaskan rakyat dan stabilitas nasional tidak dapat tercapai. Pada masa itu
32
5. Kabinet Burhanudin Harahap (12-8-1955 s/d 24-3-1956)
Orde lama mulai pada tanggal 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966 saat
b) Mempunyai tujuan:
demokratis.
33
b. Beberapa Penyimpangan dalam Pelaksanaan UUD 1945
Pada masa ini lembaga seperti MPR, DPR, DPA DAN BPK belum
terbentuk sesuai UUD 1945, jadi hanya bersifat sementara. Penyimpangan yang
terjadi antara lain Presiden membuat UU tanpa persentujuan DPR dan Presiden
memburuk. Berbagai ancaman silih berganti. Puncak dari semua itu adalah
terjadinya pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965. Dalam situasi ini
Seskoad Bandung pada tanggal 25 s/d 31 Agustus 1966. Ciri-ciri Orde Baru
hampir sama dengan Orde Lama, kecuali landasannya yang sedikit mengalami
MPR sejak sidang umum ke IV tahun 1966. Selain itu, tujuannya adalah
menegakkan kebenaran dan keadilan demi Ampera, Tritura, dan Hanura secara
konsekuen.
34
b. Langkah Pengamalan UUD 1945 oleh Orde Baru
kesalahan yang dilakukan di masa Orde Lama. Sidang istimewa MPRS tahun
1967 menarik mandat MPRS dari Presiden Soekarno dan pada sidang istimewa
sebagai berikut:
Menetapkan GBHN
d) Tugas Presiden:
Repelita
35
e) DPR bertugas mengawasi pelaksanaan tugas Presiden
Melalui Sidang Umum MPR tahun 1999, Sidang Tahunan MPR tahun
2000, Sidang Tahunan MPR 2001, dan Sidang Tahunan MPR 2002, UUD 1945
UUD 1945. Karena Pembukaan UUD 1945 merupakan ikrar berdirinya negara
36