sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak- hak dasar rakyat. Di samping itu, pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya perlu dibatasi agar kekuasaan itu tidak disalahgunakan, tidak sewenang-wenang, dan benar-benar untuk kepentingan rakyat. Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi (hukum dasar atau undang- undang dasar negara). Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengatur dan menetapkan kekuasaan negara sehingga kekuasaan pemerintahan negara efektif untuk kepentingan rakyat dan tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan pemerintahan tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar. Gagasan bahwa kekuasaan negara harus dibatasi serta hak-hak dasar rakyat dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan konstitusionalisme Dalam gagasan konstitusionalisme, isi konstitusi negara bercirikan dua hal pokok berikut:
Konstitusi membatasi kekuasaan
pemerintah atau penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. Konstitusi menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara. Konstitusi atau undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara termasuk pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil "Govermnent by law, not by men" (pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis "constituer" yang artinya membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan negara. Istilah bisa dipersamakan dengan hukum dasar atau undang-undang dasar dan konstitusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan dan undang-undang dasar suatu negara. Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam arti luas konstitusi (hukum dasar) meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu undang-undang dasar. Dalam pengertian ini undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar yang tertulis. konstitusi yang ada di dunia ini berbeda- beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai (a) hukum dasar, dan (b) hukum tertinggi Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Secara khusus konstitusi memuat aturan tentang badan-badan pemerintahan (lembaga- lembaga negara), dan sekaligus memberikan kewenangan kepadanya. Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan-aturan lainnya. Oleh karena itulah aturan- aturan lain yang dibuat oleh pembentuk undang-undang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan undang-undang dasar.
rehat UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Indonesia
Konstitusi negara Indonesia adalah
Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tata susunan peraturan perundangan negara, UUD 1945 menempati tingkat tertinggi Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan, dan bagian penjelasan. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian. Periode 5 Juli 1959–sekarang kembali berlaku UUD 1945. Amandemen UUD 1945 dilakukan pada
sidang umum MPR, disahkan 19
Oktober 1999; sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000; sidang tahunan MPR, disahkan 10 November 2001; siding tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Bentuk Negara Kesatuan Bentuk Pemerintahan Republik Sistem Pemerintahan Presidensiil
Jelaskan perbedaan serta ciri-ciri
sistem pemerintahan presidensiil & parlementer SELESAI………..