Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA SISWA

Nama : FITRIANA ZULFA


Kelas : XII MIPA 2
No. Urut : 09
KD : 3.3 menganalisis kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia
pada
masa Orde Baru
Sub materi : Kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Orde Baru
Pekan : 19

PETUNJUK PENGERJAAN
Berdoalah sebelum mengerjakan, dan silahkan kalian beri penjelasan/ diuraikan pada setiap
point pertanyaan di bawah ini. Kerjakan dengan penuh tanggung jawab! Sumber informasi
bisa dari buku, internet, e-books, ataupun jurnal. Setiap jawaban (tulisan) tolong berilah
warna yang berbeda, untuk membedakan warna tulisan dari LK saya.

Sistem ekonomi masa Orde Batru menggunakan sistem ekonomi Pancasila. Artinya,
sistem ekonomi yang berlandaskan pada Pasal 33 UUD 1945. Berdasarkan pasal tersebut,
sumber-sumber ekonomi yang penting dikelola oleh negara untuk kesejahteraan bangsa.
Rakyat diberi kebebasan untk berusaha di bawah pengawasan pemerintah. Selain itu, Orde
Baru memperkenalkan sistem koperasi dalam masyarakat, berdasarkan asas kekeluargaan
dan gotong royong.
Program pembangunan nasional masa Orde Baru.
1. Pembangunan nasional merupakan upaya memperbaiki kondisi sosial ekonomi bangsa
Indonesia yang dilakukan secara terus menerus. Pembangunan nasional pada masa
Orde Baru terbagi menjadi program pembangunan jangka pendek dan program
pembangunan jangka panjang. Pembangunan jangka pendek di sebut Pelita atau
Pembangunan Lima Tahun ( coba kalian jelaskan tentang Pelita, dimana Pelita
dilakukan sebanyak enam kali, silahkan tuliskan kurun waktu program pelita dan
sasaran pemerintah Orba setiap program Pelita!)
 Pelita I
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1969 hingga 31 maret 1974 yang menjadi
landasan awal pembangunan Orde Baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan
dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalam bidang pangan, sandang,
perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani.
 Pelita II
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Sasaran
utamanya adalah menyediakan pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja.
Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil menumbuhkan ekonomi rata-rata mencapai
7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mancapai 60% dan
pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun
keemmpat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
 Pelita III
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 hingga 31 Maret 1984. Pelita III
pembangunan masih berdasarkan pada trilogi Pembangunan dengan penekanan
lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang,
pangan, dan perumahan.
2) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3) Pemerataan pembagian pendapat.
4) Pemerataan kesempatan kerja.
5) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi
generasi muda dan kaum perempuan.
6) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
7) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.
 Pelita IV
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1984 hingga 31 Maret 1989. Titik beratnya
adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. Terjadi resesi pada awal tahun
1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintahan
akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan
pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
 Pelita V
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1989 hingga 31 Maret 1994. Titik beratnya
pada sektor pertanian dan industri. Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang
cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8% per tahun. Posisi
perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang mengembirakan.
Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
 Pelita VI
Dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 hingga 31 Maret 1999. Titik beratnya
masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri
dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak
utama pembangunan. Pada periode ini, terjadi krisis moneter yang melanda
negara-negara Asia tenggara, termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan
peristiwa politik dalam negeri yang menggangu perekonomian menyebabkan
rezim Orde Baru runtuh.
Sumber : https://brainly.co.id/tugas/19028130

2. Program pembangunan nasional disusun oleh pemerintah bersama Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ( silahkan jelaskan Bappenas itu
apa dan tujuan dibentuk oleh pemerintah saat itu apa?)
Pada 1980, dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan daerah tingkat provinsi, dan
kabupaten/kota. Bappeda memiliki tugas untuk memadukan perencanaan nasional dan
daerah mengikuti kebijakan otonomi daerah. Pada masa tersebut, disusun Pola Umum
Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I dan II, yang masing-masing mencakup waktu 25
tahun. Hal tersebut kemudian diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun (Repelita). Pada era ini pula disusun Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang
(PJP) I dan II, masing-masing mencakup waktu 25 tahun dan diimplementasikan dalam
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I-X (1969–2019) yang sayangnya harus
terhenti menjelang akhir Repelita VI. Krisis ekonomi, sosial, politik, dan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah berujung bubarnya Kabinet Pembangunan VII dan
lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.

Sumber : https://www.bappenas.go.id/id/profil-bappenas/sejarah/

3. Sektor pertanian pada pembangunan nasional dilakukan dengan menggunakan cara


intensifikasi, diversifikasi, dan ekstensifikasi pertanian. Upaya peningkatan produksi
pertanian ini dikenal dengan langkah Revolusi Hijau. ( silahkan dijelaskan revolusi
hijau itu apa, jelaskan setiap tahapan revolusi hijau, tujuan revolusi hijau apa!)

Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan
perubahan fundamental dalam penggunaan teknologi budidaya pertanian yang dimulai
pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia.
Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain
mengubah pertanian yang sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi
pertanian dengan teknologi modern.
Pada masa Orde Baru, tepatnya sejak dilaksanakannya Pelita I di tahun 1969, Revolusi
Hijau diterapkan dan fokus pada peningkatan hasil pertanian (beras). Pelaksanaannya
ada 4 program yakni intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, diversifikasi
pertanian, dan rehabilitasi.
a. Intensifikasi Pertanian.
Ini diterapkan dalam bentuk Panca Usaha Tani yakni pemilihan bibit unggul,
pengaturan irigasi, pemupukan, teknik pengolahan tanah, dan pemberantasan hama.
b. Ekstensifikasi Pertanian.
Langkah ini merupakan perluasan area pertanian yang sebelumnya belum
dimanfaatkan. Contohnya itu seperti pemanfaatan hutan, lahan gambut, atau padang
rumput untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
c. Diversifikasi Pertanian.
Ini dapat katakan pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas lainnya
yang menguntungkan, baik secara ekonomi atau lingkungan. Contohnya menanamkan
beberapa jenis tanaman dalam satu lahan atau memelihara beberapa hewan ternak
dalam satu kandang.
d. Rehabilitasi.
Rehabilitasi ini merupakan sebuah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperbarui segala hal terkait pertanian. Misalnya memperbaiki sawah tadah hujan
menjadi sawah irigasi.

Sumber : https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-sejarah-terjadinya-revolusi-hijau

Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah petani-petani gaya lama (peasant) menjadi
petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya lama guna
memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai dengan semakin
berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan
peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan produksi bahan
makanan.untuk mendapatkan varietas tanaman pertanian yang unggul yang sesuai
dengan kondisi alam Indonesia.
Sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/revolusi-hijau/

4. Upaya lain yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk mendukung peningkatan hasil
pertanian adalah menggiatkan pembentukan koperasi. (silahkan jelaskan secara garis
besar pembentukan dan tujuan di dirikan koperasi oleh pemerintah Orba!)
Pemerintah Orde Baru menyadari landasan perekonomian Indonesia yang bertumpu
pada Undang-Undang Dasar 1945 (UUD ’45), Pasal 33, adalah pijakan ampuh dalam
pembangunan ekonomi nasional. Melalui kebijakan Pemerintahan Orde Baru, Gerakan
Koperasi Indonesia kembali pada azas dan sendi dasar. Koperasi dibangun sebagai
usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggungjawab Pemerintah dan seluruh
rakyat Indonesia.
Mencermati Undang-Undang Perkoperasian yang baru itu, Pak Harto memiliki tahapan
konsep pembangunan ekonomi rakyat terpadu. Bermakna kebersamaan dalam mengisi
roda pembangunan. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat
adil dan makmur yang merata material serta spiritual berdasarkan Pancasila di dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,
tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib dan damai.
Dalam konstalasi pembangunan nasional, memimpin Pemerintahan Orde Baru,
perhatian Presiden Soeharto tidak hanya tertumpah pada pembangunan politik dan
ekonomi secara umum, tetapi secara khusus beliau sepenuhnya memberikan perhatian
kepada pembangunan koperasi. Beliau melanjutkan pemikiran besar Bung Hatta yang
sudah tertuang di dalam konstitusi.
Sesuai Undang-Undang No.12, Tahun 1967, merupakan saat-saat merehabilitasi
koperasi-koperasi agar sejalan dengan undang-undang baru tersebut. Maka periode
tahun 1967/1968, pemerintah secara cermat melakukan rehabilitasi dan konsolidasi
terhadap koperasi berdasarkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan jatidirinya.
Pada Pelita I yang dicanangkan landasan awal pembangunan Pemerintahan Orde
Baru. Titik berat Pelita I adalah pembangunan di sektor pertanian yang bertujuan
mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan sektor pertanian.
Pembangunan ditekankan pada penciptaan institusi pedesaan sebagai wahana
pembangunan dengan membentuk Bimbingan Massal (Bimas) yang diperuntukkan
meningkatkan produksi beras dn koperasi sebagai organisasi ekonomi masyarakat
pedesaan. Sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam menyalurkan
sarana pengolahan dan pemasaran hasil produksi. Di sisi lain pemerintah juga
menciptakan Badan Urusan Logistik (BULOG) sebagai penyangga, penyalur dan
stabilitas komoditi beras yang dihasilkan petani di pedesaan.
Tujuan Pelita I, meningkatkan taraf hidup rakyat melalui sektor pertanian yang
ditopang oleh kekuatan koperasi dan sekaligus meletakkan dasar-dasar pembangunan
dalam tahapan berikutnya. Sayangnya, awal pelaksanaan Bimas tersebut dinyatakan
gagal. Pada tahap pembelajaran selama Pelita I tersebut dijadikan pengalaman dan
landasan positif untuk kelanjutan pembangunan nasional berikutnya.
Belajar dari kegagalan, kemudian pemerintah melibatkan para petani melalui koperasi
yang bertujuan memperbaiki produksi pangan nasional. Untuk itu kemudian pemerintah
mengembangkan ekonomi pedesaan dengan menunjuk Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada dengan membentuk Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Maka lahirlah
Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai bagian dari derap pambangunan nasional. Badan
Usaha Unit Desa (BUUD)/KUD melakukan kegiatan pengadaan pangan untuk stock
nasional yang diperluas dengan tugas menyalurkan sarana produksi pertanian (pupuk,
benih dan obat-obatan).
Sumber : http://andihrd44.blogspot.com/2016/10/perkembangan-koperasi-masa-orde-
baru.html?view=flipcard

5. Program Transmigrasi, keluarga berencana, dan rumah untuk keluarga, dilakukan


dengan alasan jumlah penduduk Indonesia saat itu terus bertambah. silahkan jelaskan
secara garis besar tentang Program transmigrasi, keluarga berencana, dan
rumah untuk keluarga yang digalakkan oleh pemerintah Orde Baru

a. Program Transmigrasi

Program transmigrasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh


pemerintah Orde Baru dalam mengatasi persoalan persebaran penduduk. Melalui
program transmigrasi pemerintah Orde Baru memfasilitasi sejumlah migran dari
daerah-daerah yang padat penduduknya seperti Pulau Jawa untuk pindah dan
menetap di daerah yang dianggap masih sedikit penduduknya.
Beberapa daerah yang menjadi tujuan transmigrasi antara lain Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Papua, Aceh, Sumatera Selatan dan Lampung.
Khusus mengenai Pulau Kalimantan, pulau ini merupakan salah satu tujuan
utama program transmigrasi pemerintah Orde Baru. Hal ini disebabkan karena pulau
Kalimantan memiliki luas lahan yang sangat memadai dan jumlah penduduknya
masih relatif sedikit.
Gagasan menjadikan Pulau Kalimantan sebagai daerah tujuan migran pernah
dicetuskan sebelumnya oleh Presiden Sukarno. Presiden Sukarno pernah
mengemukakan wacana pemindahan ibukota Indonesia ke Kota Palangkaraya,
Kalimantan Barat. Gagasan tersebut kemudian berkembang lagi pada masa
pemerintahan Joko Widodo yang mengembangkan kembali wacana pemindahan
ibukota ke Pulau Kalimantan.
Selain itu, pemilihan pulau Kalimantan sebagai sasaran migran dari Jawa didorong
oleh dibukanya pelayaran langsung dari Surabaya ke Kalimantan Barat. Hal itu
mengakibatkan terjadinya peningkatan arus transmigrasi, bukan saja transmigrasi
yang disponsori oleh pemerintah, tetapi juga transmigrasi yang bersifat swakarsa.
Kebijakkan transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru memiliki
beberapa tujuan sebagaimana yang ditetapkan melalui Undang-Undang No.15 tahun
1997, yaitu ;
→ transmigrasi dilakukan agar mengurang tingkat kemiskinan dengan melakukan
penyebaran penduduk. Penduduk Indonesia diharapkan tidak hanya terpusat di
Pulau Jawa saja.
→meningkatkan kesejahteraan transmigran dan penduduk setempat
→meningkatkan dan menyebarkan pemerataan pembangunan daerah
→memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
→ pemerintah Orde Baru berharap dengan adanya transmigrasi dapat terjadi proses
interaksi sosial antaretnik yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong
terjadinya asimilasi dan amalgamasi antarkelompok etnik yang ada.
Tujuan yang terakhir ini lebih bersifat politik. Pemerintah Orde Baru berharap
para transmigran yang berasal dari Pulau Jawa dan berlatar belakang etnik Jawa
dapat meredam potensi separatisme yang ada di sejumlah daerah. Perimbangan
demografis baru yang akan terjadi dengan adanya para pendatang dari Pulau Jawa
tersebut diharapkan akan semakin mengintegrasikan pulau-pulau di luar Jawa ke
dalam struktur politik Orde Baru yang cenderung sentralistik.
Dalam perjalanannya, program transmigrasi mengalami pergeseran tujuan,
terutama setelah program pelita dijalankan. Setelah program pelita diselenggarakan,
transmigrasi bukan lagi sekedar kebijakkan demografis untuk memperbaiki
keseimbangan persebaran penduduk antara Jawa dan luar Jawa, tetapi juga
memiliki tujuan-tujuan lainnya. Program transmigrasi juga diharapkan bisa
mempercepat pelaksanaan pembangunan daerah dan memperkuat ketahanan
nasional.
Program transmigrasi yang diselenggarakan oleh Orde Baru menyasar
daerah-daerah yang memiliki potensi lahan pertanian yang memadai seperti di Pulau
Kalimantan. Program transmigrasi selain untuk mengatasi ketidakseimbangan
penduduk dan pembangunan juga dilatarbelakangi oleh adanya penurunan tingkat
kesuburan di Jawa dan Bali.
Selama tahun 1970-an terjadi peningkatan jumlah transmigran melebihi 70.000 orang
pada tahun 1973-1974 dan juga tahun 1976-1977.

Sumber : http://sgt010916.blogspot.com/2019/05/program-transmigrasi-pada-masa-
orde-baru.html

b. Program keluarga berencana


Di era Orde Baru, program KB sangat berjaya karena mendapat dukungan langsung
dari Presiden Soeharto. Pada waktu itu, seluruh jajaran Departemen/Kementerian
hingga Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan Lurah, serta TNI sangat berkomitmen
dalam melaksanakan program keluarga berencana. Tak hanya dukungan dari dalam
negeri, dukungan dana dari luar negeri dan Bank Dunia sangat besar. Selama masa
itu, promosi program KB berhasil menggugah seluruh masyarakat hingga ke pelosok-
pelosok Indonesia.
Pada tahun 1970 hingga 1980, penyelenggaraan program KB Nasional dikenal
dengan sebutan “Management for the People”. Pada periode ini, pemerintah lebih
banyak berinisiatif dan partisipasi masyarakat sangat rendah. Pasalnya, program ini
sangat berorientasi target dan implementasinya sehingga terkesan kurang demokratis
dengan hadirnya TNI dan Polisi pada pelaksanaan kegiatan seperti KB massal.
Seiring berjalannya waktu, implementasi program yang bersifat “top-down approach”
ini berubah menjadi Gerakan Keluarga Berencana di tahun 1980-an. Pola kebijakan
program KB Nasional berubah menjadi “Management with the People”. Unsur
pemaksaan dikurangi dan masyarakat dibebaskan untuk memilih kontrasepsi yang
ingin dipakainya.
Program KB di era Orde Baru ini berhasil mencapai target nasional. Keberhasilannya
juga diakui oleh dunia internasional dengan diperolehnya penghargaan United Nation
(UN) Population Award oleh UNFPA pada tahun 1989.
Sumber : https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2697855/program-kb-nasional-
indonesia-dahulu-kini-amp-nanti

c. Rumah untuk keluarga


Gagasan ini resmi tercetus dalam Kongres Perumahan Rakyat Sehat pada 25-30
Agustus 1950 yang sekaligus menjadi tonggak sejarah pengadaan rumah rakyat di
Indonesia (Prisma, Masalah 8-12, 1994: 48).tujuan awal kongres itu adalah
membahas tentang eksplorasi sekaligus peremajaan bagi rumah-rumah warga yang
kurang mampu.Tanggal 20 Maret 1951, dibentuklah Badan Pembantu Perumahan
Rakyat sebagai tindak lanjut atas pembahasan dalam kongres itu.
Sumber :
https://tirto.id/taktik-orde-baru-pikat-pns-dan-rakyat-lewat-perumnas-cPlN

6. Pemerintah Orba juga meningkatkan di sektor industri yang mendukung sktor pertanian
dan menyerap tenaga kerja. Hal ini untuk mengatasi masalah kebutuhan sandang,
pangan, papan, serta pengangguran. Industrialisasi yang meningkat pesat membawa
dampak positif bagi bangsa Indonesia. Industrialisasi membuka lapangan kerja baru,
meningkatkan pendapatan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Disisi lain,
industrialisasi juga membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Tuliskan
dampak negatif dari Industrialisasi bagi masyarakat Indonesia

Industrialisasi memiliki dampak negatif yakni:


a) Terjadinya pencemaran lingkungan
b) Adanya polusi udara dari asap industri
c) Gaya hidup individualis dan konsumeris
d) Banyaknya sumber daya alam yang rusak
e) Menimbulkan tindakan kriminal
f) Terjadinya pemukiman kumuh (slum area)
g) Terjadinya urbanisasi ke kota, sehingga pertanian di desa terbengkalai

SUMBER : ( http://www.donisetyawan.com/dampak-negatif-industrialisasi/)

7. Revolusi hijau yang dijalankan pemerintah Orde Baru memiliki dampak positif dan
negatif. Tuliskan dampak negatif dan positif dari revolusi hijau
Disamping berbagai hal buruk seiring penerapan revolusi hijau kita tidak boleh
melupakan bahwa pada masa itu Indonesia juga mampu menjadikan produksi padi
meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh:
Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada.
Keberhasilan pelaksanaan revolusi hijau sangat menggembirakan kehidupan para
petani. Para petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya. Daerah-daerah yang
sebelumnya memproduksi hasil tanaman secara terbatas dan hanya untuk memenuhi
kebutuhan minimum masyarakat, kini dapat menikmati hasil yang lebih baik berkat
revolusi hijau. Kekurangan bahan pangan yang selama ini dialami telah berhasil diatasi.
Bahkan ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, semua sektor ekonomi dihantam
krisis, tetapi sektor pertanian dapat bertahan dan menjadi pilar penyangga pertumbuhan
ekonomi sehingga cukup banyak orang beralih ke sektor agribisnis.
Maka keberhasilan revolusi hijau dapat dirangkum dalam beberapa poin berikut :
a. Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh pertanian.
b. Daerah yang tadinya hanya dapat memproduksi secara terbatas dan hanya untuk
memenuhi kebutuhan minimal masyarakatnya dapat menikmati hasil yang lebih
baik karena revolusi hijau.
c. Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
d. Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga perekonomian Indonesia
terutama terlihat ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga orang
beralih usaha ke sektor agrobisnis.
Permasalahan dan Dampak Negatif Revolusi Hijau di Indonesia
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu,
pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk
kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada
beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan
hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin
meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah. Bahan
kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian, pupuk misalnya telah merusak struktur,
kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan habitat
beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu.
Disamping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih lanjut
resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi
membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi
produksi dan melemahkan kegairahan bertani.

Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun berakibat:


a. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
b. Kesuburan tanah merosot / tandus
c. Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
d. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
e. Keseimbangan ekosistem rusak
f. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.

SUMBER : (https://www.dosenpendidikan.co.id/revolusi-hijau/)

8. Pemerintah Orba menjalankan deregulasi ekonomi untuk meningkatkan liberalisme


ekonomi. Pemerintah Orba melakukan penurunan nilai mata uang (devaluasi) rupiah
terhadap dolar. Beberapa proyek besar ditunda untuk menghemat anggaran belanja
negara. Kebijakan deregulasi ekonomi berhasil menarik banyak investor untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
9. Penanaman modal di sektor ekonomi semakin kuat. Pada 10 Januari 1967, pemerintah
mengeluarkan UU No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Modal asing
akan membantu pemerintah Indonesia menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan
pembangunan di berbagai bidang. Selain itu dibentuk organisasi IGGI (Inter-
Governmental Group on Indonesia) sebagai organisasi pemberi bantuan modal untuk
Indonesia. Pemerintah Orba berhasil memperoleh bantuan modal dari berbagai
organisasi keungan Internasional lainnya, seperti Bank Dunia (World Bank) dan Dana
Moneter Internasional (IMF). Sementara itu, untuk penanaman modal dalam negeri,
pemerintah Orba memberikan suku bunga yang menarik dan pembebasan pajak bagi
deposito. Pemerintah Orba mengeluarkan UU Penanaman Modal Dalam Negeri tahun
1968 demi menarik investor dalam negeri. Sebagai pengelola penanaman modal,
pemerintah Orba membentuk Badan Pertimbangan Penanaman Modal pada 19 Januari
1967. Pada tahun 1973, BPPM diubah menjadi Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM).
10. Peningkatan peran badan usaha milik negara (BUMN) pada masa Orde Baru semakin
diperkuat. BUMN dapat berbentuk PT (persero), perum (perusahaan umum), dan perjan
(perusahaan jawatan). Pemerintah Orba mengeluarkan UU No.9 Tahun 1969 yang
memberikan kebebasan kepada pihak swasta untuk masuk ke dalam manajemen
BUMN. Pembentukan BUMN pada masa Orba pun meningkat pesat.

AKHIR MASA PEMERINTAH ORDE BARU


akan saya bahas di semester 2 yaaa, untuk melanjutkan materi pemerintah Indonesia masa
Reformasi, silahkan kalian persiapkan diri untuk PAS. tugas yang belum lengkap dan
apabila belum ikut PH silahkan segera konfirmasi ke saya. terima kasih dan see you ……

Anda mungkin juga menyukai