Tugas Sejarah
Pemerintah Letjen Soeharto (Orde Baru) yang dijalankan sejak terbentuknya Kabinet
Ampera mempunyai tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat
pelaksanaan pembangunan nasional. Tugas Kabinet Ampera disebut Dwidarma Kabinet Ampera.
Program kerjanya disebut Caturkarya yang isinya adalah mencukupi kebutuhan sandang dan
pangan; melaksanakan pemilihan umum(pemilu); melaksanakan politik luar negeri bebas aktif;
dan melanjtkan perjuangan antiimperialisme dan kolonialisme. Jenderal Soeharto melanjutkan
pembangunan yang telah dilakukan Kabinet Ampera dengan membentuk kabinet pembangunan
pada tanggal 6 juni 1968. Tugas pokok Kabinet Pembangunan disebut Pancakrida. Dalam upaya
melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi, pemerintah Jenderal Soeharto yang dikenal juga
sebagai pemerintahan Orde Baru melaksanakannya melalui Repelita (rencana pembangunan lima
tahun). Repelita dilaksanakan mulai tanggal 1 April 1969. Pembangunan ekonomi pada masa
orde baru diarahkan pada sector pertanian. Hal itu dikerenakan kurang lebih 55% dari produksi
nasional berasal dari sector pertanian dan juga 75% pendudukan Indonesia memperoleh
penghidupan dari sector pertanian. Bidang sasaran pembangunan dalam Repelita, antara lain
bidang pangan, sandang, perbaikan prasarana, rumah rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani. Jangka waktu pembangunan orde baru dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu program pembangunan jangka pendek dan program pembangunan jangka panjang.
Program pembangunan jangka pendek sering disebut pelita (pembangunan lima tahun), adapun
program pembangunan jangka panjang terdiri atas pembangunan jangka pendek yang saling
berkesinabungan. Masa pembangunan jangka oanjang direncanakan selama 25 tahun.
Modernitas memerlukan sarana, salah satunya dengan pengadaan sarana fisik. Pembangunan
yang dilaksanakan di realisasikan dalam system pembangunan nasional yang dilaksanakan
dengan bentuk Pembangunan Lima Tahun (PELITA).
Pada 1 April 1969 dimulailah pelaksanaan pelita 1 yaitu pada periode 1969-1974. Pada pelita
1 ini, orde baru menyelesaikan fase stabilitas dan rehabilitasi sehingga dapat menciptakan
keadaan yang stabil. Selama beberapa tahun, sebelum orde baru keadaan ekonomi mengalami
kemerosotan. Pada 1955-1960 laju inflasi rata-rata 25% per tahun, dalam periode 1960-1965
harga-harga meningkat dengan laju rata-rata 226% per tahun, dan pada 1966 laju inflasi
mencapai puncaknya, yaitu 650% setahun. Kemerosotan ekonomi tersebut terjadi di segala
bidang akibat kepentingan ekonomi dikorbankan demi kepentingan politik. Pada masa orde baru,
kemerosotan ekonomi dapat dikendalikan. Pada 1976, laju inflasi dapat ditekan menjadi 120%,
atau seperlima dari tahun sebelumnya. Pada 1968, inflasi dapat ditekan lagi menjadi 85%.
Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai, kemudian dimulailah pelaksanaan pelita 1 pada tahun
1969. Adapun titik berat pelita 1 adalah pada sector pertanian dan industri yang mendukung
sector pertanian. Adapun inti-inti dari Pelita I adalah :
* Tujuan Pelita I :
Untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan
dalam tahap berikutnya.
* Sasaran Pelita I :
Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani.
* Titik Berat Pelita I :
Pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi
melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.
Muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari) terjadi pada tanggal 15-16 Januari
1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini merupakan
kelanjutan demonstrasi para mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi
ekonomi di Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia.
Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.