BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa Kertijayan Akhir Tahun 2013 – 2018 disusun dengan
berdasarkan pada :
1. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558); sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 5694);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2014 tentang Laporan Kepala Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa;
7. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa (Berita Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 Nomor 5);
8. Peratuaran Bupati Pekalongan Nomor 67 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa (Berita Daerah Kabupaten Pekalongan tahun 2017 Nomor 68);
9. Peratuaran Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 19 Tahun 2017 tentang Badan
Permusyawaratan Desa. ( Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2017 Nomor 19,
Tamabahan Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 73 )
10. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan,
Pengangkatan dan pemberhentian Kepala desa.
11. Peraturan Desa Kertijayan Nomor 03 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa Kertijayan.
12. Peraturan Desa Kertijayan Nomor 02 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa ( RPJMDesa Tahun 2014 – 2019 )
1. Kondisi Geografis
Secara geografis Desa. Kertijayan, Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan, dilihat dari
beberapa aspek tinjauan meliputi :
1) Iklim :
5) Luas wilayah :
Luas wilayah desa Kertijayan adalah : 91,3411 ha, terdiri dari berbagai jenis tanah yang
meliputi :
1. Pemukiman : 37.9206 Ha
2. Persawahan : 30,1922 Ha
3. Kuburan : 0,4810 Ha
4. Pekarangan : 3,1324 Ha
5. Perkantoran : 0,2141 Ha
6 Prasarana Umum lainya : 16,3928 Ha
Dalam pelaksanaan pembangunan jumlah penduduk dapat sebagai penentu arah kebijakan
kegiatan desa, mengingat bahwa aset desa ini, memiliki peran ganda sebagai subyek maupun
obyek kegiatan. Struktur Penduduk berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan
Penyebaran pada Wilayah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Mata Pencaharian
Pertanian Pertambangan Industri
Konstruksi Perdagangan Restoran / R. Makan
Transportasi Keuangan Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan Jasa Kemasyarakatan
15 113
21 133 36 1
58
92
555
1902
61
2. Perkembangan Penduduk
Jumlah Penduduk
No. Tahun KK
L P L+P
3. Pendidikan
1727
1800
1600 1344
1400
1200 876
1000 915
800 422
600
400
200
0 48 29 140
45
4
4. Sarana Pendidikan
16
195
921
2 Sekdes
5 Kaur Kesra
Agar pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa terselenggara dengan baik dan
terarah perlu dicapai dengan rencana Strategis desa, yaitu telah ditempuh dengan penyusunan
Dokumen dalam bentuk Peraturan Desa Nomor 02 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (Lima Tahunan) Tahun 2014 s/d 2019 dengan penjabaran program dan
kegiatan setiap tahun dalam wujud Kegiatan baik Fisik maupun non fisik yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) tahunan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa.
Visi dan Misi desa merupakan implementasi dari Visi dan Misi Kepala Desa terpilih dengan
beberapa penambahan kegiatan yang disusun/digali berdasarkan musyawarah desa secara
partisipatif.
2. Misi : Untuk mencapai Visi tersebut di atas, maka diperlukan penjabaran lebih terperinci
Untuk mewujudkan visi yang didukung oleh misi, maka Pelaksanaan Pembangunan di Desa
Kertijayan ditempuh dengan beberapa strategi Pembangunan Desa sebagai berikut :
a. Strategi Penguatan Kelembagaan Desa yang ada di Desa Kertijayan yang diarahkan agar
semua yang terlibat dalam kelembagaan desa yang ada dapat menjalankan tugas pokok
dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang ada.
b. Strategi Pemberdayaan Masyarakat yang diarahkan untuk meningkatkan sumber daya
manusia agar mempunyai kepedulian untuk memajukan desa dilihat dari faktor
Pendidikan, Ekonomi dan Sosial Budaya.
c. Strategi Pembangunan Desa yang partisipatif yang diarahkan agar masyarakat benar-
benar dapat berpartisipasi dalam setiap proses perencanaan sampai pelaksanaan
pembangunan dan mampu mengevaluasi pelaksanaan pembangunan.
Strategi Pembangunan Pertama dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia
di desa yang terlibat langsung dalam kepengurusan kelembagaan desa yang ada sebagai
pelaku pembangunan di desa. Dengan kelembagaan desa yang kuat diharapkan dalam
penyusunan rencana program kegiatan tidak asal-asalan akan tetapi berdasarkan pada pokok-
pokok permasalahan yang dihadapi di desa dengan mempertimbangkan skala prioritas
kebutuhan masyarakat.
Strategi Pembangunan Kedua dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan di bidang Pendidikan, Ekonomi dan
Sosial.
Berdasarkan visi, misi dan strategi pembangunan tersebut, maka secara garis besar
permasalahan atau kendala Pembangunan Desa Kertijayan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMDesa)Tahun 2014 - 2019 akan teratasi melalui agenda-agenda
pembangunan antara lain :
Untuk mencapai ketepatan sasaran pelaksanaan program kegiatan setiap tahunnya telah
ditetapkan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) setiap tahun yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Lima Tahunan dan RKP ini
merupakan rel kegiatan selama 1 tahun untuk tahun 2015 berupa kegiatan Pembangunan
desa yang tertuang di dalam APBDesa Tahun Anggaran 2015.
BAB III
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif, dengan
asas pengelolaan keuangan berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan ini dilaksanakan dan dikelola untuk masa 1
(satu) tahun anggaran mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember yang terakumulasikan di
dalam APBDes selama 1 (satu) Tahun anggaran dan harus disampaikan pertanggungjawaban
penggunaannya, adapun struktur APBDes terdiri Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan Pembiayaan
Desa. Untuk Pengelolaan Keuangan Desa agar dapat berjalan dengan baik sesuai ketentuan telah
dibentuk Tim Pengelola Keuangan desa dengan Keputusan Kepala Desa. Dalam laporan Akhir
masa Jabatan ini, saya sajikan data Pengelolaan Keuangan Desa dari Tahun 2013 – 2018 yang
telah ditatalaksanakan sesuai dengan prinsip – prinsip keuangan yang tertib, transparan dan
akuntabel
Upaya untuk mencapai target sesuai rencana yang ditargetkan di dalam APBDes tahun
anggaran 2013 - 2018 dilakukan secara Intensifikasi dan Ekstensifikasi pendapatan, ditempuh
dengan berbagai pendekatan antara lain :
a. Menggali dan memanfaatkan Potensi Desa, sehingga pendapatan desa meningkat (misal:
Hasil Usaha Desa, hasil Kekayaan Desa, Swadaya dan Partisipasi, Gotong Royog dll)
b. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari pos lainnya yang sah. (Bantuan dan
program pemerintah kabupaten,Provinsi dan pusat).
c. Memotivasi masyarakat arti pentingya pendapatan asli desa sebagai aset berharga
mendukung kegiatan pembangunan desa.
Target dan Realisasi APBDesa tahun anggaran 2012 – 2018 dsajikan dalam laporan berikut
(terlampir)
b. Transfer
i. Dana Desa
Transfer yang berasal dari dana desa mulai ada pada tahun 2015 sebagai implementasi
Undang – Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Besaran penerimaan Dana Desa
Kertijayan dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
816,918,000 294,001,000
, 2018 , 2015
846,527,000 663,201,000
, 2017 , 2016
Pada tahun 2013 dan 2014, desa hanya mendapatkan Upah pungut pajak yang berasal
dari Dana Bagi Hasil Pajak Daerah. Sedangkan mulai 2015, Pemerintah Kabupaten
Pekalongan mulai memberikan Bagi Hasil Pajak sesuai dengan persentase pendapatan
masing – masing Kecamatan dan Desa.
13,958,179
3,000,000
1,100,000
2013 2014 2015 2016 2017
iii. Alokasi Dana Desa (ADD)
Alokasi Dana Desa adalah bentuk dari implementas Desentralisasi, namun dikarenakan
formulasi yang digunakan Pemerintah belum berpihak kepada desa, ADD Tahun 2013 –
2014 Desa Kertijayan hanya berkisar di Angka lima puluhan juta rupiah. Namun setelah
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa diterapkan, ADD naik secara signifikan, yang
membuat otonomi desa semakin diperhitungkan.
400000000
344,012,000
350000000 324,801,678
300000000 336,373,433
250000000
200000000
150000000
100000000 64,543,564
57,764,000
50000000
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
120,000,000 115,156,800
100,000,000 105,000,000
80,000,000
60,000,000 58,733,600
40,000,000 50,000,000
20,000,000 35,000,000
0
2013
2014
2015
2016
2017
c. Belanja Desa
a. Penghasilan tetap dan tunjangan, ini terdiri dari belanja pegawai (penghasilan tetap
kepala desa, tunjangan kepala desa, tunjagan BPD).
b. Operasional perkantoran terdiri dari:
(1) Belanja barang dan jasa, misalnya belanja alat tulis kantor, benda pos,
bahan/material, pemeliharaan, cetak/penggandaan, sewa kantor desa, sewa
perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman rapat, pakaian
dinas dana atributnya, perjalanan dinas, upah kerja, honorarium
narasumber/ahli, operasional Pemerintah Desa, opersional BPD, insentif Rukun
Tetangga/Rukun Warga (bantuan untuk opersional lembaga RT/RW dalam
rangka membantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan
pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat
desa), dan pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat dilakukan
untuk menunjang pelaksanaan kegiatan.
(2) Belanja modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari
12 (dua belas) bulan. Pembelian/pengadaan barang atau bangunan digunakan
untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangan desa, misalnya: beli komputer,
beli meja.
Rp371,208,880
Rp357,197,389
Rp298,705,857
Rp149,518,422
Rp124,822,600
Rp1,200,000,000
Rp1,022,495,817
Rp1,000,000,000
Rp800,000,000
Rp643,230,600
Rp600,000,000
Rp443,551,000
Rp400,000,000
Rp200,000,000
Rp104,635,550
Rp- Rp20,700,000
2013 2014 2015 2016 2017
iii. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Belanja jenis ini digunakan untuk pembinaan masyarakat desa, misalnya pendanaan
untuk pelatihan perangkat desa, pendanaan untuk kegiatan taruna, Tk dan atau PAUD
Desa, PKK dan lain sebagainya. Alokasi untuk Bidang ini dapat dilihat pada diagram di
bawah ini.
Rp25,000,000
Rp20,000,000 Rp20,400,000
Rp15,000,000
Rp10,000,000 Rp12,300,000
Rp5,000,000 Rp4,000,000
Rp- Rp- Rp7,088,000
2013
2014
2015
2016
2017
Rp200,000,000
Rp150,000,000 Rp164,859,000
Rp100,000,000
Rp83,300,000
Rp50,000,000 Rp15,200,000
Rp- Rp17,250,000
2013 Rp9,243,000
2014
2015
2016
2017
B. PEMERINTAHAN DESA
2 Sekdes
5 Kaur Kesra
6 Kaur Keua
11 Kadus IV
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi perangkat mengacu pada ketentuan yang berlaku yaitu
Perda Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 tahun 2006 dan lainnya yang
terkait. Untuk efektifnya pelaksanaan tugas semua perangkat desa yang ada melaksanakan
tugasnya sesuai bidangnya termasuk pengelolaan administrasi desa, sebagai berikut :
Bk. RKPDesa
Bk. APBDesa
Banyaknya/
NO. Sub Bidang Kegiatan
Jumlah
1 2 3 4
c. Musyawarah Desa
d. Musrengbangdes
e. Musyawarah BPD
1 2 3 4
e. Jembatan (Buah)
(Jumlah)
b. Sarana Keseninan/Kebudayaan:
1). Gelanggang Remaja (Jumlah)
c. Sarana Sosial:
1). Panti Asuhan (Jumlah)
(Jumlah)
d. Sarana Komunikasi:
1). Radio Komunitas (Jumlah)
(Jumlah)
5. Bidang Kemasyarakatan
1 2 3 4
b. Masyarakat menyampaikan
informasi kepada Pemerintah Desa
(Ada/Tidak)
c. Masyarakat memperoleh informasi
dan pelayanan yang adil (Ya/Tidak)
d. Masyarakat mendapatkan
perlindungan dari gangguan
ketentraman dan ketertiban
(Ya/Tidak)
e. Masyarakat berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan di Desa (Ya/Tidak)
3. Sosial Budaya Masyarakat a. Sosialisasi mengenai kerukunan
hidup beragama (Berapa Kali)
b. Sosialisasi mengenai pengembangan
olah raga dan kesenian (Berapa Kali)
c. Sosialisasi mengenai ketentraman
dan ketertiban masyarakat (Berapa
kali)
d. Sosialisasi mengenai lingkungan
hidup (Beberapa kali)
1 2 3 4
Untuk mengurangi terjadinya kebuntuan informasi dan komunikasi baik informasi dari
atas, dan desa yang meliputi berbagai bidang antara lain Pemerintahan, Kemasyarakatan
maupun pembangunan. Adapun jenis koordinasi yang telah dilaksanakan tahun 2015 sbb :
1. Koordinasi tentang Pengelolaan ADD, DD, Bagi hasil Pajak dan Retrebusi dan Bantuan
Keuangan kepada pemerintah desa dari APBD provinsi jawa tengah tahun 2015.
2. Penataan Kelembagaan.
a. Permasalahan
1. Kesadaran masyarakat dalam pengurusan administrasi seringkali tidak didukung
dengan data yang lengkap.
2. Kapasitas Perangkat Desa masih kurang pembinaan.
3. Kedisiplinan kurang.
4. Tanggungjawab Perangkat Desa terhadap Tupoksinya masih kurang.
b. Penyelesaian
Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
provinsPelaksanaan program Pemerintah baik Pusat maupun daerah senantiasa
dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa. Karena salah satu fungsi Pemerintah desa adalah
pelayanan dan perlindungan masyarakat.
Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan desa biasanya selama ini tidak
pernah menjadi suatu permasalah dalam Masyarakat. Dalam pelaksanaan Program dan
kegiatan desa, kontribusi masyarakat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan semua
kegiatanya.
Dalam kontek penyelenggaraan pemerintahan desa semua pekerjaan yang telah tertuang
dalam APBDesa maupun RPJMDes dalam pelaksanaanya banyak membutuhkan bantuan
informasi dari Instansi terkait. Karena dalam teknis pelaksanaanya sering sekali informasi
tersebut dibutuhkan karena menyangkut bidang pelayanan pada masyarakat, bahkan juga dana
dana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Anggaran dan yang lainya.
1. Dasar hukum
Dasar Hukum kegiatan tersebut diantaranya ;
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran desa harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja / mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan. Anggaran desa harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah desa menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian desa.
Di Desa Kertijayanpelaksanaan semua perencanaan dilaksanakan oleh perangkat dan
Lembaga desa yang berkepentingan dalam pelaksanaan perencanaan tersebut. Untuk
mengantisipasi semua pelaksanaan perencanaan yang tidak berhasil, maka pihak
Pemerintah Desa mengadakan Koordinasi dengan Instansi Pemerintah Daerah yang
berkepentingan untuk mendukung kegiatan desa tersebut.
Nihil
2. Realisasi kegiatan.
Terinformasinya kesehatan.
Penyelesaian:
1. Kegiatan
Kegiatan KKN Mahasiswa Perguruan tinggi ( PKBM dll)
2. Realisasi kegiatan
a. Terselesaikannya program-program desa.
b. Peningkatan SDM masyarakat desa.
4. Kendala
Terganggunya ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Kurangnya pengertian dampak kejadian.
Dsb.
5. Keikutsertaan Aparat Kemanan dalam Penanggulangan
a. Polres dan Polsek.
b. Dinas/bagian selaku SKPD yang menangani.
c. FKPM
d. Pemerintahan Desa
e. Hansip.
f. Dsb.
b. Volume Pekerjaan yang sangat banyak akibat dari pelimpahan tugas Dinas/Instansi yang
dibebankan kepada Pemerintah Desa.
c. Tingkat Kesadaran masyarakat relatif masih rendah sehingga agak menghambat lajunya
pembangunan desa (Pungutan, swadaya masyarakat tidak berjalan dengan lancar).
d. Pemerintah Pusat ataupun Daerah tidak pernah bertanggungjawab terhadap datangnya
lembaga baru seperti BPD akan penghasilan dan kesejahteraannya.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi/memecahkannya
MUSA RODHLI