relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah yaitu adanya
2000: 108-124):
b. Ketimpangan Regional
c. Ketimpangan Interpersonal
diperoleh.
1. Kurva Lorenz
menuju kearah sebelah kanan pada sudut atas Kurva Lorenz tersebut.
.
Semakin jauh Kurva Lorenz dari garis diagonal berarti semakin besar pula
Lorenz dengan garis diagonal maka akan semakin kecil tingkat ketimpangan
distribusi pendapatan adalah Indeks Gini dan kriteria Bank Dunia. Kriteria Bank
kurang dari 12% bagian pendapatan; (b) sedang, bila 405 penduduk
bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima lebih dari 17% bagiam
tinggi bekisar antara 0,50 hingga 0,70, sedangkan untuk negara-negara yang
2. Koefisien Gini
Pada Gambar berikut ini adalah rasio area A yang diberi arsiran
dibandingkan dengan jumlah area segitiga ABC. Rasio ini dikenal dengan nama
Rasio Koefisien Gini atau Koefisien Gini. Nama Koefisien Gini diambil dari
nama seorang ahli statistik Italia yaitu C. Gini, orang pertama yang
𝑃𝑖(𝑄𝑖 + 𝑄𝑖−1
𝐺 = 1−𝑖∑
10.000
Keterangan :
G = Koefisien Gini
Pi = Persentase penduduk
Qi = Persentase pendapatan
beda dari nol yang mengindikasikan suatu kemerataan sempurna (perfect equality)
sampai satu yang berarti suatu ketimpangan total (perfect inequality) dalam
adalah :
Kriteria ketidak merataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk
parah apabila 40% penduduk termiskin menikmati kurang dari 12% pendapatan
nasional. Ketidakmerataan dianggap sedang atau moderat bila 40% penduduk
nasional/regional/PDRB.
nasional/regional/PDRB.
besarnya bagian pendapatan nasional atau regional yang dinikmati oleh kelompok
penduduk dengan pendapatan rendah yang merupakan 40% dari jumlah penduduk
yang dikenal dengan kelompok rendah 40%. Apabila kelompok rendah 40%
menerima pendapatan nasional atau regional sebesar 17% atau lebih maka tingkat
kepincangan pembagian pendapatan tergolong bisa dibilang rendah. Apabila
terletak antara 12% sampai dengan 17% maka digolongkan dalam tingkat
Indeks Williamson dan Indeks Entropy Theil dipakai untuk besar tingkat
regional bruto propinsi. Indeks ketimpangan regional Theil tersebut dapat dibagi
menjadi dua sub indikasi yaitu ketimpangan regional dalam wilayah dan
Indeks Williamson :
√∑(𝑌𝑖 − 𝑌)2
𝐼𝑊 =
Y
Dimana :
IW : Indeks Williamson
𝑌𝑗
𝑌𝑗
𝐼 = ∑ 𝑎 ( ) 𝑙𝑜𝑔 [ 𝑌⁄𝑋𝑗]
𝑌
𝑋
Dimana :
𝑌𝑗
𝑌𝑗
𝐼 (𝑌) = ∑ ( ) log [ 𝑌⁄𝑋𝑗]
𝑌
𝑋
Dimana :
Dimana :
pendapatan antar rumah tangga digunakan angka Indeks Gini (Szal danRobinson,
terhadap tingkat kemiskinan untuk setiap rata-rata pendapatan per kapita rakyat
miskin, dan bahkan mempengaruhi kesehatan masyarakat.Hipotesis Kuznet
kenaikan pendapatan yang sama sekali tidak kuat, sehingga tingkat pertumbuhan
pendapatan.
distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan produktivitas yang
lain.Masyarakat yang berbeda mempunyai persepsi yang berbeda pula tentang apa
itu adil (merata) dan normanorma sosial budaya, sehingga kebijakan yang
bahwa terjadi ketidakmerataan yang cukup besar dalam hal distribusi pendapatan,
lebih fokus pada bagaimana mencapai suatu laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dalam suatu periode yang relatif singkat, tidak terbukti secara signifikan.
Indeks Oshima :
dia ukuran itu “melebih-lebihkan makna pendapata rendah maupun di sekitar rata-
rata-rata dan bukan jumlah penyimpangan pangkat dua. Kemudian, ukuran ini
dibaginya dengan faktor pelipat yang dipilih agar memperoleh nilai maksimum
𝑛
∑𝑎𝑎 𝑓/𝑑
𝑖=1 1
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 = ×
∑𝑖 𝑓𝑖 𝑋𝑖 𝑓𝑛
2 (2 − )
∑ 𝑓𝑖
Keterangan :
𝑓
2 (2 − ∑ 𝑓𝑛 ) = Penyebut yang diperlukan untuk memperoleh nilai
𝑖
ke-i
I = 1,2,3, …, n
Professor Oshima indeks itu atas hubungan dari pendapatan total yang
dasa memberikan hasil yang kelihatannya tidak jauh berbeda dari perbandingan
konsentrasi Gini. Tetapi, indeks ini jauh lebih mudah menghitungnya dan juga
(1) pendapatan rata-rata nasional (faktor pendapatan rata-rata); (2) bobot sector,
diukur atas dasar jumlah rumah tangga(faktor besar atau “frekuensi”); dan
ketimpangan dasa total. Ini berarti artinya sumbangan relative suatu faktor pada
pendapatan dari waktu ke waktu. Nampaknya lebih gaik kalau ukuran absolut
rata sektor.
family (tebaran pendapatan per keluarga) untuk sektor tertentu, dia tidak secara
dalam hubungan dengan pendapatan rata-rata per kapitata sektor tertentu dan
tebaran dalam sektor itu. Pendapatan per kapita naik, tebaran nyata dan nominal
pendapatan rata-rata nasional dan sektor dan perbandingan rumah tangga (C) akan
tebaran pendapatan. Jadi, mungkin terjadi satu sektor memiliki tebaran relatif
yang persis sama dengan sektor yang lain tetapi menunjukkan faktor tebaran yang
jauh lebih tinggi semata-mata karena kelas pendapatan per rumah tangganya lebih
tinggi.
rata koefisien gininya 0,25 sampai akhir 1980-an, dan pada pertengahan tahun
awal pembangunan dan kemudian cenderung lebih merata pada tahap selanjutnya
sejalan dengan perbaikan tingkat pendapatan. Arthur Lewis (1954) dan Simon
Kuznets (1955). Model Lewis pertumbuhan "dengan tenaga kerja tidak terbatas”
berbeda secara fundamental dengan Kaldor (atau Solow), yang dalam hal ini
didorong oleh pergerakan faktor produksi (tenaga kerja) dari sektor yang
relationship).
pedesaan.
yang besar antara buruh dengan pengusaha yang terjadi terutama di sektor
Pertumbuhan yang tinggi pada tahun 1987 sampai 1996 diikuti dengan
yang sangat penting tapi hampir selalu sulit untuk diwujudkan secara bersamaan
karena bila mengutamakan yang satu akan menuntut dikorbankannya yang lain.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketimpangan Pendapatan
b. Alokasi Investasi
menerangkan bahwa ada korelasi positif antara tingkat investasi dan laju
pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan apabila suatu daerah kekurangan
daerah tersebut akan rendah karena tidak ada kegiatan-kegiatan ekonomi yang
ancarnya mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal antar
daerah. Apabila perpindahan faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal
antar daerah. Apabila perpindahan faktor produksi antar daerah tidak ada
Ketimpangan antar daerah juga bisa disebabkan oleh perbedaan sumber daya
daerah yang kaya sumber daya alamnya akan lebih maju dan masyarakatnya
perbedaan kondisi demografis antar daerah, yaitu dalam hal: jumlah dan
yang diperdagangkan antar daerah meliputi barang jadi, barang modal, input
dan jasa. Dengan ketidak lancaran arus barang dan jasa antar daerah tersebut