Anda di halaman 1dari 115

Partisipasi Masyarakat

dalam
Pembangunan

i
Sanksi Pelanggaran
Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 2
ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling singkat
1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
Dr. Adrian Tawai, S.Sos., M.Si.
Dr. Muh. Yusuf, S.Sos., M.Si.

Partisipasi Masyarakat
dalam
Pembangunan

Literacy Institute, 2017


iii
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Penulis
Dr. Adrian Tawai, S.Sos., M.Si.
Dr. Muh. Yusuf, S.Sos., M.Si.

ISBN: 978-602-60907-4-4
ix+106 hlm.; 13 x 19 cm

Editor/Penyunting
Dr. H. Amiruddin, M.Pd.

Desain Sampul
Mubin YP

Tata Letak
Agung Dermawansa

Penerbit
Literacy Institute
Bumi Wanggu Permai II Blok D/12
Kota Kendari, 93231, Telp. 08114090335
Email: literacyinstitute@yahoo.com
Website: www.literacyinstitute.org

Cetakan Pertama: Mei, 2017

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan
cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin
fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.

iv
Kata Pengantar

Pembangunan merupakan proses peningkatan dan


pertumbuhan yang seimbang pada segala aspek ke-
hidupan, baik aspek sosial, aspek ekonomi, aspek politik,
aspek budaya, aspek pemerintahan, aspek pertahanan
keamanan maupun aspek ideologi. Proses tersebut dalam
rangka menciptakan masyarakat yang adil dan makmur
serta sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengoptimal-
kan pembangunan.
Strategi tersebut harus dapat mencerminkan ke-
butuhan dan hubungan langsung dengan rakyat serta me-
libatkan seluruh rakyat untuk secara aktif dalam proses
pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengawasan
serta penilaian. Rakyat tidak saja ikut serta sebagai objek
ataupun penerima hasil, tetapi juga sebagai subjek yang
aktif dalam proses (Prijono Tjiptoherijanto, 1993).
Strategi pembangunan yang terlalu sentralistik
merupakan contoh ketidakpastian birokrasi masa lalu ter-
v
hadap variasi pembangunan masyarakat lokal dan kurang
tanggap terhadap kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
Hal ini menyebabkan partisipasi masyarakat untuk meng-
embangkan potensi lokal tidak dapat berkembang. Partisi-
pasi masyarakat hanya ditekankan dalam hal pembayaran
pajak, pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, penerapan teknologi alkan atau meng-
konsumsi produk dalam negeri serta kontribusi materi
berupa tanah, batu, dan lain-lain.
Untuk tercapainya keberhasilan pembangunan
masyarakat, maka segala program perencanaan, pelak-
sanaan serta evaluasi pembangunan harus melibatkan
partisipasi masyarakat secara penuh, karena mereka yang
mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam rangka
membangun wilayahnya sebab mereka nantinya yang
akan memanfaatkan dan menilai tentang berhasil atau
tidaknya pembangunan di wilayah mereka.
Buku Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
yang ditulis oleh Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si dan Dr.
Muh. Yusuf, S.Sos, M.Si ini telah menambah referensi
tentang pelaksanaan pembangunan dengan melalui partisi-
pasi masyarakat. Buku yang disarikan dari hasil penelitian
Hibah Bersaing Dikti ini menguraikan berbagai jenis
vi
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Buku ini
dipandang penting untuk menjadi referensi bagi fasilitator,
pemerintah, pemerhati sosial, mahasiswa, peneliti dan
akademisi.

Kendari, Maret 2017


Penulis

vii
Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................. 1
B. Kontribusi Penelitian ........................................ 6
C. Sistematika Buku Ini ........................................ 7
Bab 2 Konsep Partisipasi Masyarakat
A. Konsep Partisipasi ............................................ 9
B. Bentuk Partisipasi ............................................. 15
Bab 3 Konsep Pembangunan
A. Konsep Dasar Pembangunan ............................ 25
B. Tujuan dan Manfaat Pembangunan .................. 33
Bab 4 Kerangka Pikir dan Desain Penelitian
A. Kerangka Pikir .................................................. 37
B. Definisi Operasional Variabel .......................... 39
C. Jenis Penelitian ................................................. 41
D. Kecamatan Abeli sebagai Lokus Penelitian ..... 41
E. Unit Analisis ..................................................... 42
F. Jenis dan Sumber Data ..................................... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ............................... 43
H. Teknik Analisis Data ........................................ 44
viii
Bab 5 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
A. Gambaran Umum Kecamatan Abeli ................. 48
B. Deskripsi Partisipasi Masyarakat ..................... 61
C. Deskripsi Pembangunan ................................... 82
Bab 6 Penutup
A. Simpulan .......................................................... 98
B. Saran ................................................................. 99
Daftar Pustaka ............................................................. 101
Tentang Penulis ............................................................ 104

ix
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Penelitian strategi yang tepat dalam pembinaan par-
tisipasi masyarakat dalam dinamiasi kehidupan masya-
rakat, memerlukan pertimbangan tentang makna penting-
nya pembinaan partisipasi tersebut. Strategi tersebut harus
dapat mencerminkan kebutuhan dan hubungan langsung
dengan rakyat banyak serta melibatkan seluruh rakyat
untuk secara aktif dalam melakukannya. Singkatnya
proses pengambilan keputusan, pelaksanaan dan peng-
awasan serta penilaian harus melibatkan rakyat. Rakyat
tidak saja ikut serta sebagai objek ataupun penerima hasil,
tetapi juga sebagai subjek yang aktif dalam proses
(Prijono Tjiptoherijanto, 1993: 22).
Strategi pembangunan yang terlalu sentralistik me-
rupakan contoh ketidakpastian birokrasi masa lalu ter-
hadap variasi pembangunan masyarakat lokal dan kurang
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 1
tanggap terhadap kepentingan dan kebutuhan akan masya-
rakat di tingkat Kecamatan. Hal ini menyebabkan partisi-
pasi dan spirit masyarakat untuk mengembangkan potensi
lokal tidak dapat berkembang dengan wajar. Partisipasi
masyarakat menurut pejabat hanya ditekankan dalam hal
pembayaran pajak, pelaksanaan kebijakan yang telah di-
tetapkan oleh pemerintah, penerapan teknologi yang di-
perkenalkan atau mengkonsumsi produk dalam negeri
serta kontribusi materi yang berupa tanah, batu, semen,
dan lain-lain.
Untuk tercapainya keberhasilan pembangunan
masyarakat Kecamatan, maka segala program perencana-
an, pelaksanaan serta evaluasi pembangunan harus meli-
batkan masyarakat secara penuh, karena mereka yang
mengetahui permasalahan dan kebutuhan dalam rangka
membangun wilayahnya sebab mereka nantinya yang
akan memanfaatkan dan menilai tentang berhasil atau
tidaknya pembangunan di wilayah mereka.
Kecamatan merupakan perpanjangan tangan dari
pemerintah yang behubungan langsung dengan masya-
rakat sebagian besar penduduk Indonesia yang perlu men-
dapatkan perhatian yang sebesar-besarnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas taraf hidup dan kemampuan
2 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
masyarakat di wilayah pelosok atau terpencil yang dilaku-
kan melalui peningkatan prakarsa dan swadaya masya-
rakat kecamatan dengan cara pemanfaatan potensi Sumber
Daya Alam (SDA) yang ada di wilayah tersebut serta dana
bantuan langsung maupun tidak langsung yang diper-
untukan bagi pembangunan per-kecamatan.
Pembangunan di wilayah kecamatan diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan yang makin meman-
tapkan ketahanan masyarakat dalam upaya meletakkan
dasar dan landasan ekonomi, sosial, budaya, politik, ke-
amanan dan ketahanan nasional. untuk itu, pembangunan
kecamatan diarahkan kepada kegiatan pengembangan
secara terpadu dan menyeluruh dengan cara pember-
dayaan setiap komponen masyarakat dalam rangka me-
ningkatkan pengembangan masing-masing kecamatan dari
kecamatan swakarya menuju kecamatan swasembada.
Pembangunan kecamatan mencakup seluruh ke-
giatan yang berlangsung di kecamatan dan meliputi se-
luruh aspek kehidupan masyarakat yang dilaksanakan
secara terpadu dengan tetap mengembangkan prinsip
swadaya dan gotong royong. Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN, 1999) ditetapkan bahwa pembangunan
daerah dan pembangunan kecamatan dilakukan dengan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 3
cara meningkatkan kerukunan antar masyarakat (pendu-
duk) dalam memanfaatkan sumber-sumber kekayaan alam
yang tersedia secara berkesinambungan dan dalam rangka
menanggulangi masalah-masalah yang ada. Dalam hubu-
ngannya dengan berbagai kebijaksanaan program pemba-
ngunan bidang sektoral perlu diserasikan dengan potensi
dan kondisi masing-masing wilayah dalam kecamatan.
Peran masyarakat di kecamatan dalam membangun
wilayahnya semakin besar dengan pembentukan suatu
lembaga yang berada di wilayah kecamatan yang diberi
nama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, berdasarkan
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah. Dalam konsep pelaksanaan
Undang-Undang tersebut, khususnya yang menyangkut
pelaksanaan tugas pemerintah di kecamatan, merupakan
penyempurnaan konsep yang dimiliki oleh Lembaga
Ketahanan Masyarakat Kecamatan pada saat berlakunya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Peme-
rintah Kecamatan. Penyempurnaan konsep tersebut ter-
lihat dari semakin besarnya campur tangan masyarakat
dalam menentukan dan merumuskan sendiri rencana dan
strategi pembangunan di wilayahnya.
Menurut Kartasasmita (1997: 57) bahwa studi
4 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
empiris di berbagai wilayah menunjukkan kegagalan pem-
bangunan atau kegiatan pembangunan tidak mencapai
sasaran karena kurangnya partisipasi masyarakat. Bahkan
banyak kasus menunjukan bahwa rakyat atau masyarakat
menentang upaya pembangunan yang akan dilaksanakan
atau yang sedang berlangsung.
Keberhasilan pembangunan di wilayah kecamatan
sangat bergantung kepada keterlibatan aktif dari seluruh
anggota masyarakat. Bantuan yang diberikan oleh peme-
rintah pusat atau pemerintah daerah kepada setiap keca-
matan pada hakekatnya hanyalah merupakan rangsangan
bagi masyarakat untuk lebih menggalakkan kegiatan pem-
bangunan. Akan tetapi, pada kenyataannya partipasi
masyarakat dalam pembangunan tidaklah selalu sama
untuk setiap tempat. Berbagai faktor turut berpengaruh
terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pemba-
ngunan, baik yang berasal dari internal individu masya-
rakat sendiri yang bersifat eksternal seperti komunikasi
atau koordinasi serta dukungan para tokoh masyarakat di
kecamatan.
Kecamatan Abeli sebagai salah satu wilayah yang
berada di Kota Kendari yang merupakan daerah yang
sedang melakukan pembangunan, Kecamatan Abeli telah
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 5
masuk dalam wilayah Kota Kendari, yang diharapkan
akan semakin meningkatkan dinamika pembangunannya
melalui peningkatan partisipasi masyarakat karena se-
makin dekatnya akses pemerintah kabupaten/kota dan
provinsi. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa ting-
kat partisipasi masyarakat dalam pembangunan masih
rendah. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kreati-
vitas masyarakat mengikuti rapat yang diadakan oleh
pemerintah kecamatan, minimnya pembangunan sarana
dan prasarana, minimnya partisipasi masyarakat untuk
memberikan konstribusi dalam bentuk sumbangan dana
bagi pembangunan sarana prasarana dan tidak adanya
dukungan dari para tokoh masyarakat terhadap dinamika
pembangunan.

B. Kontribusi Penelitian
Pada prinsipnya, hasil penelitian ini memberi
kontribusi pada dua aspek yakni aspek teoritis dan praktis.
Secara teoritis, hasil temuan dari penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan bagi
peneliti, pembaca, para ilmuwan dan pihak terkait. Selain
itu, bagi para peneliti lainnya diharapkan dapat digunakan
sebagai literatur dalam penelitian yang lebih lanjut yang
6 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
relevan di masa yang akan datang. Sementara kontribusi
praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan bagi instansi terkait terutama oleh
Camat Abeli dalam menentukan kebijakan yang terkait
peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Hasil kajian ini juga diharapkan dapat memberikan infor-
masi empiris bagi pihak-pihak yang berkompeten me-
ngenai partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain
itu, temuan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi terhadap masyarakat dan pemerintah
bagaimana mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan.

C. Sistematika Buku Ini


Buku ini terdiri dari 6 bab. Bab I pendahuluan
menguraikan dua hal penting, meliputi latar belakang dan
kontribusi penelitian, selanjutnya pada bab 2 penulis
menyajikan persepektif teori tentang partisipasi masya-
rakat. Pada bagian ini diuraikan 2 konsep seperti konsep
partisipasi, dan bentuk partisipasi masyarakat. Beberapa
konsep tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan partisi-
pasi masyarat dalam pembangunan di daerahnya. Selan-
jutnya pada bab 3 penulis menyajikan konsep tentang
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 7
pembangunan. Pada bagian ini diuraikan beberapa konsep
penting seperti konsep dasar pembangunan, serta tujuan
dan manfaat pembangunan.
Uraian teknis terkait cara pandang peneliti dan
proses pelaksanaan penelitian disajikan dalam bagian
kerangka pikir dan desain penelitian pada bab 4. Pada
bagian ini selain narasi tentang nalar penulis, juga di-
sajikan aspek metodologis, meliputi: definisi operasional,
jenis penelitian, unit analisis, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data. Kemudian pada bab 5, penulis
menyajikan hasil dan pembahasan penelitian terkait
partisipasi masyarakat dan pembangunan di Kelurahan
Abeli Kota Kendari. Terakhir pada bab 6 berisikan
penutup yang meliputi simpulan dan saran.

8 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Bab 2
Konsep Partisipasi
Masyarakat

A. Konsep Partisipasi
Partisipasi dapat diartikan sebagai suatu proses ke-
ikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan warga baik
sebagai individu ataupun kelompok sosial atau organisasi
kemasyarakatan yang didasari oleh kesadaran warga, baik
secara langsung ataupun tidak langsung tanpa paksaan
dari pihak-pihak tertentu. Untuk lebih jelasnya definisi
partipasi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu
sebagai penciptaan peluang bagi semua anggota masya-
rakat untuk memberikan sumbangannya bagi pembangu-
nan, memengaruhi proses pembangunan itu dan turut
menikmati hasilnya (Anonim, 1999). Sementara menurut
Badudu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991),
secara etimologi, partisipasi merupakan kata saduran dari

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 9


bahasa Belanda (participatie) dan bahasa Inggris
(participation) yang berarti ikut serta dalam suatu ke-
giatan pembangunan.
Partisipasi adalah keikutsertaan, perhatian, dan
sumbangan yang diberikan oleh kelompok yang berpar-
tisipasi, dalam hal ini adalah masyarakat (Pasaribu, 1982:
17). Untuk menumbuhkan dan menggerakkan semangat
partisipasi, diperlukan prasyarat yang dapat membangkit-
kan tenaga sosial dalam masyarakat. Pasaribu (1982: 17)
mengemukakan sebagai berikut: (1) rasa senasib, sepe-
nanggungan, ketergantungan dan keterikatan, jika dalam
suatu masyarakat terdapat perasaan ini, maka dalam
masyarakat ikut dapat diharapkan timbul partisipasi yang
tinggi, (2) keterikatan tujuan hidup, keterikatan rasa saja
tidak membawa kekuatan untuk partisipasi. Bukti nyata
dalam hal ini, apabila tujuan jelas maka ketepatan hati,
tahan uji dan kemauan keras akan timbul dalam mencapai
tujuan, (3) kemahiran menyesuaikan. Kemahiran menye-
suaikan diri dalan keadaan sangat penting untuk menim-
bulkan partisipasi, (4) adanya prakarsawan, adanya orang
yang memprakarsai perubahan, merupakan prasyarat
lahirnya partisipasi, dan (5) iklim partisipasi, partisipasi
yang bagaimanapun tidak akan lahir tanpa lebih dahulu
10 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
menciptakan iklim tetapi bila iklimnya sudah ada, maka
sangat mudah partisipasi tumbuh.
Partisipasi sebenarnya sangat beraneka ragam,
bukan sekedar perkumpulan masyarakat di satu tempat
tertentu untuk mendengarkan penjelasan mengenai
program-program yang dijelaskan oleh pemerintah
daerah. Jon Nelson dalam Wahyudi Kumorotomo (1999:
112) menyatakan bahwa secara umum corak partisipasi
warga negara dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu: (1) partisipasi dalam pemilihan (electoral partici-
pation). Ini merupakan corak partisipasi yang paling
mudah dilihat karena bersifat rasional. Aktivitas partisi-
pasi massa dalam hal ini ditunjukan untuk memilih wakil-
wakil rakyat, mengangkat pemimpin atau menerapkan
ideologi pembangunan tertentu, (2) partisipasi kelompok
(group participation). Warga negara bergabung dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk menyuarakan antisi-
pasi mereka. Kelompok-kelompok itu mungkin terdiri dari
orang-orang yang bekerjasama ingin memerangi kemis-
kinan, mengadukan penyelewengan administrasi kepada
lembaga-lembaga kerakyatan, atau sekedar membela ke-
pentingan-kepentingan sekelompok individu yang sama,
(3) kontak antara warga Negara dan pemerintah (citizen
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 11
government contacting). Proses komunikasi dapat terjalin
antara warga dengan pemerintah dengan cara menulis
surat, atau pertemuan secara pribadi. Kontak juga bisa
berlangsung dalam pertemuan-pertemuan mulai tingkat
Kecamatan hingga rapat akbar yang melibatkan seluruh
warga sebuah kota, atau lokakarya dan konferensi yang
membahas masalah-masalah khusus dan (4) partisipasi
warga negara secara langsung di lingkungan pemerintah.
Partisipasi seperti ini mensyaratkan ketertiban langsung
seorang warga negara di dalam perbuatan kebijakan
pemerintah.
Menurut pemahaman umum, partisipasi mensyarat-
kan adalah akses masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan, konstribusi terhadap upaya pembangunan dan
pemanfaatan hasil-hasil pembagunan. Jadi partisipasi
masyarakat mencakup semua aspek interaksi antara
masyarakat dan pemerintah. Menurut Wanaha (1999: 76-
77) dengan strategi pembangunan yang kontekstual, maka
program-program pembangunan dari atas yang ada ber-
sifat linear dan sektoral dipadukan menjadi program yang
sistematik atau holistik. Tercakup dalam program seperti
ini adalah interpretasi budaya para pelaku sekaligus ter-
libat untuk mensukseskan program dimaksud. Selain
12 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
program yang kontekstual, juga program-program yang
bercorak nasional yang datang dari atas dan program-
program pembangunan dari bawah mampu memberikan
ruang yang digunakan untuk menciptakan kembali tradisi-
tradisi yang dipunyai, sehingga relevan dalam melengkapi
perubahan-perubahan yang terjadi. Unsur-unsur yang ter-
libat dalam kerangka kerja pembangunan yang top down
dan bottom up (antara unsur pemerintah dan unsur
masyarakat tingkat lokal).
Partisipasi masyarakat adalah sebuah proses yang
mungkin membawa kewenangan yang oleh Heller dalam
Wanaha (1999: 82) digambarkan sebagai proses individu
ambil bagian dalam pembuatan keputusan terhadap suatu
lembaga, program dan lingkungan yang mempengaruhiya.
Ia menggambarkan dua bentuk partisipasi yaitu partisipasi
grass root, menunjukan pada pergerakan organisasi dan
sosial diajukan oleh masyarakat yang memilih metode dan
tujuan mereka, serta tujuan government mandatet (resmi),
dimana partisipasi masyarakat meliputi keperluan sah
yang telah ada, memberikan kesempatan bagi masukan
masyarakat ke dalam sebuah kebijakan atau peng-
operasian oleh sebuah agen pemerintah.
Slamet dalam Wanaha (1999: 84) membuat
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 13
klasifikasi dari berbagai tipe partisipasi yang didasari pada
sembilan dasar yang satu sama lain jarang terpisahkan
dalam banyak hal, mengidentifikasi suatu kegiatan partisi-
pasi yang ada dari sembilan tipe yang ada. Dalam setiap
kalisifiikasi menunjukkan dua macam partisipasi yang
dipilih secara tajam, namun kadangkala ada partisipasi
yang mungkin berasal dari dua jenis yang tajam.
Rusidi (1990: 12) menjelaskan bahwa partisipasi
adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan yang
diadakan oleh pihak lain (kelompok, asosiasi, organisasi
pemerintah dan sebagainya), dimana keikutsertaannya
dinyatakan atau diwujudkan dalam bentuk pencurahan
pikiran, pencurahan materil (dana) dan pencurahan
tenaga, sesuai dengan harapan kegiatan itu. Lebih lanjut
Rusidi (1990: 12) menjelaskan bahwa dalam partisipasi
terdapat 3 (tiga) hal yang merupakan dimensi partisipasi,
yaitu (1) pencurahan atau sumbangan pikiran (gagasan
atau ide-ide), (b) pencurahan/sumbangan materil (dana),
dan (c) pencurahan atau sumbangan tenaga. Berdasarkan
uraian pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan par-
tisipasi dalam penelitian ini adalah keikutsertaan masya-
rakat secara aktif dalam proses pembuatan keputusan
pembangunan, pelaksanaan kegiatan pembangunan dan
14 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
menikmati hasil-hasil pembangunan.

B. Bentuk Partisipasi
Terdapat beberapa macam bentuk partisipasi yang
bergantung kepada situasi dan keadaan keperluan par-
tisipasi tersebut. Menurut Keith Davis dalam Sastropoetro
(1998: 16) bentuk partisipasi tersebut adalah sebagai
berikut: (a) konsultasi dalam bentuk jasa, (b) sumbangan
spontan berupa uang atau barang, (c) mendirikan proyek
yang sifatnya berdikari dan dananya berasal dari sumba-
ngan individu/instansi yang berasal dari luar lingkungan
tertentu (dermawan/pihak ketiga), (d) mendirikan proyek
yang sifatnya berdikari dan dibiayai oleh seluruh komuniti
(biasanya diputuskan oleh rapat komuniti, rapat keca-
matan yang menentukan anggarannya), (e) sumbangan
dalam bentuk kerja, biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat, (f) aksi masa, (g) mengadakan pembangunan di
kalangan keluarga kecamatan sendiri, (h) membangun
proyek komuniti yang bersifat otonomi.
Bentuk-bentuk partisipasi ini dalam kegiatan pelak-
sanaannya tentunya memerlukan prasyarat, salah satunya
adalah unsur kesukarelaan dalam melakukan peran serta
tersebut, karena dalam melakukan peran serta atau par-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 15
tisipasi berarti melakukan keterlibatan terhadap suatu
masalah yang memerlukan peran serta dari berbagai
kalangan di sekelilingnya untuk dapat mencapai tujuan.
Proses peran serta atau partisipasi menggambarkan ke-
terlibatan personal dalam bentuk: (1) proses pengambilan
keputusan, (2) menentukan kebutuhan yang diinginkan,
dan (3) menunjukan dan mewujudkan tujuan dan prioritas
yang ingin dicapai (Santoso Sastropoetro, 1998: 17).
Mengenai bentuk dan tahap partisipasi dapat di-
cermati dari pendapat berbagai ahli sebagai mana
dirangkum Draha (1990) dalam Wanaha (1999, 87-88)
berikut ini: (1) partisipasi dalam/melalui kontak yang lain
(contact change) sebagai salah satu bentuk titik awal per-
ubahan, (2) partisipasi dalam memperhatikan/menyerap
dan member tanggapan terhadap informasi baik dalam arti
menerima, mentaati, memenuhi, melaksanakan, mengiya-
kan, menerima dengan syarat, maupun dalam arti me-
nolaknya, (3) partisipasi dalam perencanaan pemba-
ngunan, termasuk dalam pengambilan keputusan/
penetapan rencana. Perasaan terlibat dalam perencanaan
perlu ditimbulkan sedini mungkin di dalam masyarakat.
Partisipasi ini disebut juga partisipasi dalam pengambilan
keputusan, termasuk keputusan politik yang menyangkut
16 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
mereka, partisipasi yang bersifat teknis/kecamatanin
proyek, (4) partisipasi dalam pelaksanaan operasional
pembangunan, (5) partisipasi dalam menerima, meme-
lihara dan mengembangkan hasil pembangunan yang
disebut “participation in beneffitcs”, (6) partisipasi dalam
menilai pembangunan, yaituu keterlibatan masyarakat
dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan rencana dan sejauh mana pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana
hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Sutrisno (1995) ada dua jenis partisipasi
yang berasal dari masyarakat yaitu:
1) Partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai duku-
ngan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan
yang akan direncanakan dan ditentukan tujuannya
oleh perencana;
2) Partisipasi rakyat dalam pembangunan merupakan
kerja sama yang erat antara perencana dan rakyat
dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan
dan mengambil hasil pembangunan yang telah di-
capai.
Oetomo (1997) menyatakan bahwa dalam pekerja-
an yang diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah,
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 17
pada dasarnya dapat diidentifikasi dalam delapan
tingkatan atau jenjang partisipasi masyarakat. Kedelapan
tingkatan tersebut kemudian dikelompokan menjadi tiga
tipe. Dua klasifikasi terendah (manipulasi dan terapi)
tergolong bukan partisipasi, karena masyarakat hanya di-
jadikan sebagai objek kegiatan. Tiga klasifikasi berikut-
nya (informasi, komunikasi dan pendramaan) adalah
merupakan penghargaan. Klasifikasi puncak (kemitraan,
delegasi kekuasaan dan kontrol masyarakat) adalah meru-
pakan peran masyarakat, yaitu pada derajat kekuasaan
masyarakat.
Ngoedijo (2003) mengklasifikasikan delapan meka-
nisme partisipasi tersebut di atas sebagai berikut:
1) Anak tangga pertama mengungkapkan pemerintah
sama sekali tidak peduli untuk menyelesaikan per-
soalan yang timbul daram masyarakat. masyarakat
dan pemerintah menjadi lembaga yang saling terpisah
dan berjalan sendiri-sendiri untuk membuat peren-
canaan berikut implementasinya;
2) Anak tangga kedua menunjukkan tidak adanya par-
tisipasi karena pemerintah menolak setiap usulan dari
masyarakat pemerintah sering memberikan usulan tak
masuk akal atas tindakan yang diambilnya untuk
18 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
menutupi motivasi sesungguhnya;
3) Anak tangga ketiga memperlihatkan informasi satu
arah dari pemerintah kepada masyarakat. Hak
tanggung jawab dan prefensi masyarakat diabaikan
sehingga sering menghasilkan hasil pembangunan
yang kontroversial;
4) Anak tangga keempat diplomasi digunakan sebagai
alat untuk memanipulasi masyarakat, dengan alasan
kurang peduli, tidak memiliki sumber keuangan dan
tidak berkompoten pemerintah sulit mengharapkan
masyarakat mampu merealisasikan kebutuhan pem-
bangunan. Forum konsultasi public hearing dan kun-
jungan lapangan sering dimanfaatkan pemerintah
untuk mengumpulkan opini masyarakat tentang suatu
proyek meskipun kenyataan jaminan tersebut tidak
ada proyek yang turun;
5) Anak tangga kelima berwujud kepura-puraan
(dissimulation) pemerintah dalam menerapkan
metode partisipasi. Alih-alih turut mengambil ke-
putusan, masyarakat ditempatkan sebagai komite atau
dewan penasehat pemerintah. Hal ini ditunjukkan
untuk memperoleh dukungan masyarakat, mesti pe-
merintah sesungguhnya sudah mulai meninggalkan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 19
mereka;
6) Anak tangga keenam adalah tahap konsolidasi usulan
solusi dari pemerintah yang dapat disahkan masya-
rakat lembaga perwakilan masyarakat dibentuk untuk
bertemu dengan kelompok penasehat pemerintah atau
lembaga pemerintah itu sendiri;
7) Anak tangga ketujuh adalah kejelasan bahwa di antara
unsur masyarakat, pemerintah dan perencana ber-
sepakat untuk berbagi tanggung jawab di dalam pe-
rencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan.
Badan kerja sama dibentuk untuk memecahkan
persoalan dan konflik yang mungkin timbul dari
masing-masing petaruh;
8) Anak tangga kedelapan pemberdayaan adalah hirarki
tertinggi partisipasi masyarakat yang memberikan
anggota-anggotanya kekuasaan mayoritas terhadap
badan pengambilan keputusan formal, misalnya le-
luasa mengusulkan perbaikan-perbaikan yang dike-
hendaki bahkan mengendalikan arah dan hasil
pembangunan.
Secara teoritik, perencanaan partisipatif sangat
membantu perencanaan dalam menangani kendala yang
sering terjadi dalam proses pengambilan keputusan
20 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
sebuah progam pembangunan. Informasi yang langsung
datang dari masyarakat dapat dijadikan masukan dalam
perencanaan, dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi,
sehingga tujuan yang akan dicapai dapat direalisasikan.
Bagi masyarakat peran sertanya di dalam suatu peren-
canaan pembangunan dapat menghasilkan suatu program
yang sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan kemampuan
ekonominya. Hal ini sesuai dengan prinsip perencanaan
partisipatif yang mengisyaratkan keterlibatan masyarakat
dengan suatu pendekatan yang menempatkan masyarakat
sebagai penentu dalam pengambilan keputusan.
Kondisi transformasi pembangunan dalam bentuk
otonomi saat ini penempatan partisipasi masyarakat
sangat perlu karena pertama; partisipasi masyarakat
adalah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah
dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai pem-
bangunan, kedua; pembangunan dianggap sebagai suatu
kewajiban moral bagi seluruh bangsa, ketiga, pikiran
alternatif yang muncul dalam masyarakat sebagai akibat
dinamika pembangunan itu sendiri dalam hal ini meru-
pakan satu bentuk partisipasi masyarakat.
Menurut Sutarta (2002) partisipasi masyarakat
dapat diartikan sebagai keikutsertaan, keterlibatan dan ke-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 21
bersamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan ter-
tentu, baik langsung maupun tidak langsung. Partisipasi
secara langsung berarti anggota masyarakat tersebut ikut
memberikan bantuan tenaga dalam kegiatannya yang di-
laksanakan. Partisipasi tidak langsung adalah berupa
bantuan keuangan atau materi yang dibutuhkan dalam ke-
giatan yang akan dilaksanakan.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan menurut Sutarta (2002: 23) adalah sebagai
berikut:
1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan, yaitu peran
serta yang dilakukan pada tahap satu kegiatan sedang
direncanakan, dipersiapkan serta penetapan segala ke-
tentuan-ketentuan yang akan dipakai nantinya dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan;
2) Partisipasi dalam pelaksanaan rencana yaitu peran
serta yang dilaksanakan pada tahap yang mencakup
kegiatan yang direncanakan tersebut sedang berjalan;
3) Partisipasi dalam menikmati hasil, mereka yang me-
nikmati hasil atau keuntungan dari suatu kegiatan;
4) Partisipasi dalam evaluasi, partisipasinya terlihat pada
saat telah selesai kegiatan fisik. Misalnya respon
masyarakat dapat diartikan umpan balik (feed back)
22 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
sebagai masukan bagi kegiatan sejenis untuk rencana
tindak lanjut.
Secara singkat dapat dikatakan, unsur utama dalam
pembangunan partisipatif adalah:
1) Keterlibatan, peran serta keikutsertaan masyarakat
dalam menyumbangkan ide, tenaga atau materil
dalam suuatu kegiatan;
2) Keterlibatan semua pihak yang berkepentingan secara
sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain;
3) Tujuan merupakan tekad bersama yang telah ditentu-
kan sebelumnya;
4) Dapat memberikan keuntungan untuk semua pihak
tanpa merugikan kepentingan pribadi, kelompok atau
organisasi;
5) Kesepakatan langkah-langkah untuk mencapai suatu
tujuan;
6) Pembagian kerja dan kesetaraan dengan mendahulu-
kan kepentingan masyarakat sebagai pelaku utama;
dan adanya pendampingan oleh pihak yang lebih
mampu.
Berbagai bentuk, jenis dan model-model partisipasi
seperti disebutkan di atas dapat diimplementasikan apa-
bila implementor (public actors dan social actors) mem-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 23
perhatikan secara sunguh-sunguh intensif-intensif materil
sekaligus moral yang dapat dipetik sebagai buah dari
partisipasi yang mereka berikan. Dalam konteks ini
faktor-faktor yang sangat berpengaruh baik secara psiko-
logis maupun kultural terhadap kualitas partisipasi yang
berpengaruh secara timbal balik antara satu dan yang
lainnya.

24 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Bab 3
Konsep Pembangunan

A. Konsep Dasar Pembangunan


Pembangunan merupakan proses peningkatan dan
pertumbuhan yang seimbang pada segala aspek kehidu-
pan, baik aspek sosial, aspek ekonomi, aspek politik,
aspek budaya, aspek pemerintahan, aspek pertahanan ke-
amanan maupun aspek ideologi. Proses tersebut dalam
rangka pencapaian hakikat tujuan pembangunan nasional
yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur serta
sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tjokroamidjojo dan Musropadidjaja (1998: 19)
memberikan definisi bahwa pembangunan adalah terjadi-
nya suatu perubahan pada nilai-nilai ekonomi, sosial
budaya dan politik. Pengertian pembangunan harus dilihat
secara dinamis dan bukan dilihat secara konsep statis.
Pembangunan adalah suatu orientasi atau kegiatan usaha
tanpa akhir. Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses pem-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 25
bangunan sebenarnya adalah merupakan suatu proses
perubahan sosial budaya. Supaya menjadi suatu proses
yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri ter-
gantung pada manusia dan struktur sosialnya, jadi bukan
hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah
belaka melainkan tergantung dari suatu kekuatan sendiri
menuju emansipasi diri.
Bryant dan White (dalam Budiman, 2000: 10)
melihat pembangunan dari segi perspektif kemanusiaan,
dimana pembangunan didefinisikan sebagai pembebasan
dari kemelaratan dan pandangan kerdil mengenai diri
sendiri. Pembangunan berarti juga memupuk harga diri
dan rasa penuh daya guna adalah kemampuan untuk
membuat pilihan-pilihan mengenai masa depan. Siagian
(1996:3) mengemukakan bahwa pembangunan adalah
suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana serta dilakukan secara sadar
oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju moder-
nitas dalam rangka pembangunan bangsa.
Dari pendapat tersebut, dapat kita dilihat adanya
perbedaan pokok tentang pembangunan yaitu:
1) Pembangunan merupakan suatu aktivitas bersama dari
setiap anggota masyarakat.
26 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
2) Pembangunan merupakan suatu aktivitas yang sengaja
dilakukan.
3) Pembangunan lebih menekankan pada swadaya dan
peningkatan kemampuan masyarakat.
4) Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
Sedangkan Mansour (2002:63) menyatakan bahwa
pembangunan dapat diinterprestasikan dalam dua kategori
berdasarkan pengertian yaitu:
1) Pembangunan sebagai fenomena sosial yang men-
cerminkan kemajuan peradaban manusia.
2) Pembangunan dapat diartikan sebagai perubahan
sosial yang terencana.
Siagian (1990:56) mengatakan bahwa di beberapa
wilayah yang sedang melaksanakan pembangunan biasa-
nya mempunyai tujuan yang meliputi beberapa hal yaitu;
(l) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; (2) meningkat-
kan pemerataan pendapatan masyarakat; (3) meningkat-
kan kesempatan kerja dan; (4) meningkatkan pemerataan
pembangunan antar daerah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
untuk terlaksananya pembangunan di seluruh wilayah
dengan benar sesuai tujuan yang akan dicapai harus di-
mulai dengan perencanaan yakni:
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 27
1) Mengadakan penelitian sumber-sumber yang dibutuh-
kan dana tersedia bagi pembangunan khususnya
sumber pembiayaan, bahan-bahan vital, dan tenaga-
tenaga yang penting untuk sektor-sektor prioritas.
2) Menyusun suatu kebijakan pembangunan yang
konsisten guna mendukung pelaksanaan pembangu-
nan dan tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan.
Menurut Usman (2003:12) bahwa pembangunan
daerah seharusnya diupayakan menjadi prioritas penting
dalam pembangunan negara saat ini. Upaya demikian
sekurang-kurangnya perlu memperhatikan 3 (tiga) hal
penting yaitu (l) bentuk kontribusi riil dari daerah yang di-
harapkan oleh pemerintah pusat dalam proses pem-
bangunan dasar; (2) aspirasi masyarakat daerah sendiri
terutama yang terefleksi pada prioritas program-program
pembangunan daerah; dan (3) keterkaitan antar daerah
dalam menata perekonomian dan politik. Bentuk kontri-
busi riil dari daerah bagi kepentingan pembangunan pada
skala makro bisa berbeda-beda karena masing-masing
daerah menyimpan kekuatan tersendiri yang berbeda pula.
Secara ekonomis misalnya ada daerah yang dapat menjadi
lumbung pangan ada pula daerah yang potensial menjadi
tujuan wisata yang mampu memberikan stimulan kenai-
28 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
kan devisa dan sekaligus sebagai andalan pendapatan
negara.
Berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembangunan mempunyai keterkaitan dengan
proses perubahan dari peradaban yang satu ketingkat
peradaban yang lain, atau proses yang terencana dari
situasi yang satu ke situasi yang lain seperti perubahan-
perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap
rakyat dan lembaga-lembaga nasional dalam melaksana-
kan pembangunan yang mencakup seluruh aspek dalam
rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berbeda
antara wilayah lainnya. Dalam hal ini mungkin saja
ditekankan pada tujuan pertumbuhan ekonomi sedangkan
yang lain ditekankan pada sektor-sektor yang ber-
hubungan dengan segala potensi serta dengan keadaan
wilayah masing-masing daerah.
Terdapat 4 (empat) aspek penting dalam rangka
perencanaan pembangunan (Tjokroamidjojo dan
Mustopadidjaja 1998:23):
1) Terlibatnya dan ikut sertanya masyarakat sesuai me-
kanisme proses politik dalam suatu negara untuk
menentukan arah, strategi dan kebijaksanaan pem-
bangunan yang dilakukan pemerintah.
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 29
2) Meningkatkan kemampuan (artikulasi) untuk me-
rumuskan tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam
merencanakan tujuan dan sebaliknya.
3) Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang
ditentukan dalam proses politik.
4) Adanya perumusan dan pelaksanaan program-
program partisipatif dalam pembangunan yang teren-
cana.
Dengan demikian, perencanaan pembangunan se-
bagai suatu proses penyusunan rencana pembangunan se-
layaknya menyertakan keterlibatan masyarakat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Abe (2001:30)
berpendapat bahwa makna perumusan bukanlah suatu
makna yang akademis sifatnya akan tetapi adalah proses
dimana rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan
pokok harapan, kebutuhan dan kepentingan dasarnya.
Artinya adanya keterlibatan rakyat dalam proses pe-
rencanaan karena perencanaan bisa menjadi wahana untuk
mengubah skema politik lama dari top down planning
menjadi buttom up planning.
Ndraha (1990:19) mengemukakan bahwa dimensi
dari pembangunan adalah suatu proses metode dan
30 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
program sosial. Sebagai proses, pembangunan merupakan
perubahan dalam menuju suatu masyarakat yang mampu
menentukan nasibnya sendiri dan menempuh berbagai
upaya bersama untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai
metode, pembangunan lebih menunjuk pada partisipasi
masyarakat yang terorganisir dalam berbagai kaitan
pembangunan yang merupakan bagian integral dari pem-
bangunan nasional yang titik fokusnya adalah pencapaian
tujuan organisasi. Sedangkan sebagai program sosial,
pembangunan merupakan upaya untuk mewujudkan
ideologi sebagai gambaran sistematis dan cita-cita yang
hendak dicapai oleh suatu masyarakat.
Mengacu pada pemikiran tersebut, maka pem-
bangunan perlu dilaksanakan dengan pendekatan dan ciri-
ciri khusus yang sekaligus merupakan identitas pem-
bangunan itu sendiri yaitu: (Kansil dalam Budiman,
2000:54).
1) Komprehensif dan multisektoral yang meliputi ber-
bagai aspek kesejahteraan maupun aspek keamanan
dengan mekanisme dan sistem pelaksanaan yang ter-
padu antara berbagai kegiatan masyarakat.
2) Perpaduan dan penyebarluasan pembangunan ke-
seluruh pedesaan dan wilayah perkotaan.
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 31
3) Perpaduan sarana sektoral regional dan kebutuhan
esensial.
4) Suatu kesatuan pola dengan pembangunan nasional,
regional dan daerah pedesaan dan perkotaan.
5) Menggerakkan partisipasi, prakarsa dan gotong
royong masyarakat serta mendinamisir unsur-unsur
kepribadian dan teknologi tepat guna.
Berkaitan dengan pembangunan desa, Beratha
(1991:52) menjelaskan bahwa pembangunan desa meru-
pakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan penduduk di daerah pedesaan.
Pembangunan dimaksudkan untuk meletakkan landasan
yang kokoh bagi masyarakat di daerah untuk berkembang
atas kekuatan dan kemampuan sendiri. Sedangkan pe-
merintah hanyalah bersifat memberi bantuan, pengarahan,
bimbingan dan pengendalian yang dapat meningkatkan
usaha swadaya yang berdasarkan azas kegotong-royongan
masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dari desa
swadaya menjadi desa swakarya dan desa swasembada.
Ndraha (1986:3) memberikan kesimpulan tentang
pembangunan sebagai suatu proses di dalam mana masya-
rakat berkenan mengambil bagian secara aktif atas dengan
pendekatan ini berpartisipasi dan memberikan bimbingan,
32 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
pembinaan, pengarahan, pengawasan dan bantuan.
Berdasarkan batasan atau konsep pembangunan
kecamatan yang dikemukakan para ahli tersebut di atas,
maka pembangunan adalah suatu proses perubahan yang
berencana untuk seluruh lapisan masyarakat dan bukan
untuk golongan tertentu atau sebagaian masyarakat. Oleh
karena itu, konsekuensinya dalam realisasi pembangunan
kecamatan baik pelaksanaan proyek-proyek pembangunan
yang bersifat fisik maupun non-fisik manfaatnya
konsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat
manusia.

B. Tujuan dan Manfaat Pembangunan


Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang
dilakukan secara berkelanjutan. Artinya melanjutkan apa
yang telah dibangun, membangun yang belum dibangun
dan menambah bagian-bagian baru sesuai kebutuhan
nyata masyarakat. Prinsip pembangunan seperti ini yang
perlu dilaksanakan dalam sebuah kepemimpinan di
daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesinam-
bungan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dalam
aktivitas pemerintahan dan pembangunan pada periode
lima tahun sebelumnya, maka untuk memelihara serta
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 33
melanjutkan aktivitas pemerintahan dan pembangunan
dimaksud demi mencapai masyarakat daerah yang maju,
mandiri, damai dan sejahtera, perlu ditetapkan visi-misi.
Pembangunan yang hendak dilaksanakan dalam periode
lima tahun kepemimpinan pasangan yang terpilih sebagai
kepala daerah dan wakil kepala daerah menjalankan pe-
merintahan dan pelaksanaan pembangunan dalam kurun
waktu tersebut. Visi-misi yang ditetapkan hendaknya jelas
sasaran yang hendak dibangun, sasaran yang dibangun itu
dikehendaki menjadi apa setelah lima tahun baik dari sisi
politik, ekonomi, sosial, dan budaya berazaskan nilai-nilai
Pancasila.
Tujuan utama pembangunan bukan lagi mencipta-
kan tingkat pertumbuhan GNP yang setingi-tingginya,
melainkan penghapusan dan pengurangan kemiskinan,
penanggulangan ketimpangan pendapatan dan penyediaan
lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus
berkembang. Tiga tujuan inti pembangunan adalah (1)
peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi ber-
bagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti
pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan
keamanan, (2) peningkatan standar hidup yang tidak
hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga
34 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, per-
baikan pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-
nilai kultural dan kemanusiaan, (3) perluasan rentang
pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan
bangsa, yakni membebaskan mereka dari ketergantungan
(Todaro, 2005).
Selain itu, ada kaitan antara tujuan pembangunan
ekonomi dan tujuan pembangunan nasional dengan
dimensi jangka waktu pendek dan panjang yaitu:
1) Tujuan pembangunan ekonomi jangka pendek yang
berhubungan dengan tujuan pembangunan nasional
adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan,
kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan me-
rata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pem-
bangunan berikutnya.
2) Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang merdeka, bersatu berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,
tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia
yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Pada
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 35
tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang
ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada
bidang lain.

36 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Bab 4
Kerangka Pikir dan Desain
Penelitian

A. Kerangka Pikir
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pem-
bangunan merupakan faktor penentu tercapainya tujuan
dari program-program pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah hingga di tingkat kecamatan.
Karena masyarakatlah yang lebih memahami kebutuhan
pembangunan yang sesungguhnya sehingga untuk menilai
tepat sasaranya sebuah pembangunan itu dapat dilihat dari
dampak yang diperoleh masyarakat dengan adanya pem-
bangunan tersebut.
Sementara itu dalam pembangunan yang menjadi
perhatian utama adalah proses pelaksanaanya. Apabila se-
buah pembangunan tidak dilaksanakan dengan sebaik
mungkin, maka tidak akan memberikan nilai guna yang

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 37


maksimal bagi masyarakat utamanya dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam hal ini peningkatan
sarana dan parasarana penunjang. Sehingga untuk
menjamin terlaksananya pembangunan yang sesuai
dengan apa yang diharapkan maka perlu adanya par-
tisipasi masyarakat yang maksimal mulai dari peren-
canaan, pelaksanaan bahkan pada tahap pengawasan.
Fakta empiris menunjukan masik kurangnya keter-
libatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan baik
itu pada tahap perencanaan hingga tahap-tahap selanjut-
nya. Fenomena ini merupakan sebuah mesalah yang mesti
diperhatikan dan perlu adanya inovasi dalam rangka me-
libatkan masyarakat pada setiap tahap dalam pelaksanaan
pembangunan. Sehingga output atau keluaran sebuah
pembangunan mampu memberikan nilai guna maksimal
bagi masyarakat. Salah satu upaya untuk menciptakan dan
meningkatkan keterlibatan masyarakat guna menunjang
pelaksanaan pembangunan tentunya menjadi tanggung
jawab dari sebua pihak baik itu dari unsur pemerintah
maupun masyarakat oleh karena itu perlu adanya komuni-
kasi dan informasi yang baik pada setiap unsur.
Pengukuran variabel partisipasi masyarakat dalam
penelitian ini mengacu pada keseluruhan dimensi yang di-
38 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
kemukakan oleh Sutarta, (2002) setelah dilakukan penye-
suaian dengan objek penelitian, sehingga variabel par-
tisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam
pelaksanaan rencana, dan partisipasi dalam menikmati
hasil. Kemudian untuk melihat pelaksanaan pembangunan
dilihat pada pembangunan fisik dan pembangunan non
fisik (Sumitro dalam Barata, 2002).
Bagan Kerangka Pikir

Partisipasi Pembangunan
Masyarakat
1. Pengambilan 1. Pembangunan
keputusan Fisik
2. Pelaksanaan 2. Pembangunan
rencana Non Fisik
3. Menikmati hasil Sumitro dalam Barata
Sutarta (2002) (2002)

B. Definisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yang
terdiri dari beberapa dimensi yang dapat membangun
variabel yang digunakan. Adapun definisi variabelnya
yaitu:
1) Partisipasi masyarakat adalah sebuah bentuk keter-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 39
libatan mental/pikiran dan emosi atau perasaan
seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong-
nya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan serta turut tanggung
jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Adapun di-
mensinya sebagai berikut:
a. Partisipasi dalam perencanaan, yaitu peran serta
yang dilakukan pada tahap satu kegiatan sedang
direncanakan, dipersiapkan serta penetapan segala
ketentuan-ketentuan yang akan dipakai nantinya
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan;
b. Partisipasi dalam pelaksanaan rencana yaitu peran
serta yang dilaksanakan pada tahap yang men-
cakup kegiatan yang direncanakan tersebut
sedang berjalan.
c. Partisipasi dalam menikmati hasil, mereka yang
menikmati hasil atau keuntungan dari suatu
kegiatan.
2) Pelaksanaan pembangunan adalah proses melaksana-
kan kegiatan-kegiatan pembangunan secara sistematis
dengan mendayagunakan berbagai sumber daya yang
ada dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.
Dimensi pelaksanaan pembangunan yaitu:
40 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
a. Pembangunan fisik adalah kegiatan pembangunan
terhadap sarana dan prasarana yang ada agar
menghasilkan daya guna bagi masyarakat.
b. Pembangunan non fisik adalah kegiatan pem-
bangunan yang dilaksanakan yang berupa pening-
katan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

C. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis
penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ber-
hubungan dengan ide, persepsi, pendapat, kepercayaan
orang yang akan diteliti dan kesemuanya tidak dapat di-
ukur dengan angka. Dalam penelitian ini, teori yang di-
gunakan dalam penelitian tidak dipaksakan untuk mem-
peroleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang telah diteliti (Sulistyo-Basuki,
2006:24).

D. Kecamatan Abeli sebagai Lokus Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan sasaran
masyarakat dari berbagai elemen di Kecamatan Abeli

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 41


yang tentunya memiliki hubungan langsung dengan par-
tisipasi dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di
Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara.

E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah
keseluruhan (populasi) aspek yang menjadi objek yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini, populasi meliputi
seluruh masyarakat pada Kecamatan Abeli Kota Kendari
yaitu berjumlah 24.307 penduduk. Karena jumlahnya
tidak dapat dijangkau secara keseluruhan, maka penentuan
sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2003:78). Pertimbangan tertentu yang di-
maksudkan adalah dengan mengambil orang-orang yang
telah diketahui mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan
memahami permasalahan yang diteliti. Adapaun sampel
penelitian ditetapkan sebanyak 30 orang masyarakat
Kecamatan Abeli.
Untuk mendukung hasil tanggapan dari responden
penelitian, maka ditetapkan informan guna mendapatkan
informasi untuk memperkuat hasil kuisioner. Adapun
42 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
informan penelitian terdiri dari Camat Abeli Kota
Kendari, Sekretaris Camat Abeli Kota Kendari, 13 Kepala
Lurah di Kecamatan Abeli dan 10 orang masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari.

F. Jenis dan Sumber Data


Dalam penelitian ini mengunakan dua jenis data,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dari hasil tanggapan responden
melalui kuesioner yang telah dibagikan, disamping
melakukan wawancara dengan informan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan laporan
yang ada di lokasi penelitian dalam hal ini di Kecamatan
Abeli Kota Kendari.

G. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan penelitian ini teknik pengum-
pulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Kuesioner, yaitu pembagian angket kepada seluruh
responden penelitian, yaitu untuk mengetahui tang-
gapan mereka terhadap pelaksanaan partisipasi dalam
kegiatan pembangunan dan faktor-faktor yang mem-
pengaruhi partisipasi di Kecamatan Abeli.
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 43
2) Wawancara, yaitu penulis melakukan tanya jawab
secara langsung terhadap informan penelitian sebagai
pelengkap data yang dihasilkan dari kuesioner tentang
pelaksanaan partisipasi dalam kegiatan pembangunan
dan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi
masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Abeli.
3) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan me-
nelaah data-data yang telah didokumentasikan oleh
instansi terkait.

H. Teknik Analisis Data


Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif
dalam menganalisis data. Data yang diperoleh dari
penelitian ini baik berupa data primer maupun data
sekunder dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu
dengan cara menjelaskan secara sistematis variabel pene-
litian untuk menarik kesimpulan, sebelum dideskripsikan
terlebih dahulu dilakukan tabulasi data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Kemudian data yang diperoleh melalui wawancara
dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan
analisis deskritif kualitatif yaitu dengan cara data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan informan di-
44 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
deskripsikan secara menyeluruh. Data wawancara dalam
penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan
analisis data untuk menjawab masalah penelitian.
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara men-
dalam dengan informan. Setelah melakukan wawancara,
peneliti membuat transkip hasil wawancara dengan cara
memutar kembali rekaman wawancara kemudian me-
nuliskan kata-kata yang sesuai dengan apa yang ada di
rekaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil
wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti
membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu
mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian
dan mengabaikan data yang tidak diperlukan.
Penelitian kualitatif harus memiliki kredibilitas
sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Kredibilitas
adalah keberhasilan mencapai maksud mengeplorasikan
masalah yang majemuk atau keterpercayaan terhadap
hasil data penelitian.
Upaya untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian
adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut
(Sugiyono, 2012:270).
1) Perpanjangan pengamatan
Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan peng-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 45
amatan untuk mengetahui kebenaran data yang di-
peroleh maupun menemukan data baru.
2) Meningkatkan ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan
meningkatakan ketekunan, peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang ditemukan
benar atau salah.
3) Triangulasi
Pengecekan data sebagai sebagai sumber dengan ber-
bagai cara dan berbagai waktu.
4) Analisis kasus negatif
Peneliti mencara data yang berbeda dengan data yang
ditemukan. Apabila tidak ada data yang berbeda maka
data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
5) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud adalah sebagai pen-
dukung data yang ditemukan, sebagai contoh data
hasil wawancara perlu didukung adanya rekaman
wawancara.
6) Menggunakan member check
Mengadakan kesepakatan dengan informan bahwa
data yang telah diterima sudah sesuai dengan hasil
wawancara. Apabila data sudah benar maka data
46 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
sudah dianggap valid, maka peneliti perlu melakukan
diskusi dengan pemberi data agar penafsiran akan
data yang diperoleh dapat disepakati.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 47


Bab 5
Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan

A. Gambaran Umum Kecamatan Abeli


Kecamatan Abeli merupakan salah satu wilayah
kecamatan di Kota Kendari yang terletak ±10 Km dari
pusat Kota Kendari. Hal ini artinya Kecamatan Abeli
merupakan kecamatan yang cukup strategis dan dekat dari
pusat pemerintahan Kota jika dibandingkan dengan
wilayah yang lainnya. Aspek pokok yang menjadi urat
nadi kehidupan di Kecamatan Abeli yaitu keadaan alam,
penduduk dan agama, pendidikan dan pekerjaan, serta
budaya.
1. Keadaan geografis
Wilayah Kecamatan Abeli, secara geografis terletak
di bagian selatan garis khatulistiwa. Sebagian besar
wilayahnya berada di pesisir pantai dengan luas 43.862

48 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Km2, sekitar 70 persen luas wilayahnya berada dipinggir
pantai, dan terdapat satu buah pulau, yaitu pulau
Bungkutoko yang mempunyai luas 2,02 Km2 atau 4,07
persen dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli.
Adapun batas wilayah Kecamatan Abeli yaitu:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Petoaha
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan
Sambuli
c. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan
Bungkutoko
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Abeli.
Adapun luas daerah di Kecamatan Abeli menurut
setiap kelurahan adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Luas Kecamatan Abeli Berdasarkan Kelurahan, 2016
No. Kelurahan Luas (Km2) Persentase (%)
1 Benuanirae 9,59 22
2 Puday 0,73 2
3 Lapulu 0,62 1
4 Abeli 1,78 4
5 Anggalomelai 2,20 5
6 Tobimeita 9,05 21

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 49


7 Poasia 0,48 1
8 Talia 0,73 2
9 Petoaha 1,89 4
10 Nambo 7,89 18
11 Bungkutoko 1,58 4
12 Sambuli 4,18 9
13 Tondonggeu 3,13 7
Jumlah 43,85 100
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Penggunaan lahan di Kecamatan Abeli digunakan
sebagai lahan untuk pemukiman, perkebunan dan sebagai-
nya. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 2.
Penggunaan Lahan di Kecamatan Abeli, 2016
Persentase
No. Penggunaan Lahan Ha
(%)
1 Tegal atau kebun 850 8,19
2 Ladang atau huma 400 7,14
3 Padang rumput 40 7,16
4 Pertanian bukan sawah 3.408 6,77
5 Hutan rakyat 3 17,56
6 Perkebunan 709 5,80

50 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


7 Lainnya 1.306 7,16
8 Lahan bukan pertanian 1.553 6,90
Jumlah 5.797 100
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari 2016
2. Keadaan penduduk
Hasil sensus penduduk tahun 2016 menunjukkan
bahwa jumlah penduduk Kecamatan Abeli Kota Kendari
sebanyak 24307 jiwa yang tersebar pada 13 belas
kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Abeli Kota
Kendari. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel
tentang keadaan penduduk Kecamatan Abeli dilihat dari
jenis kelamin, serta kelompok umur.
Tabel 3.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan
Abeli Kota Kendari, 2016
Jenis Kelamin
No Kelurahan Jumlah %
L P
1 Abeli 1037 955 1992 8,19
2 Anggalomelai 870 867 1737 7,14
3 Benua Nirae 862 879 1741 7,16
4 Bungkutoko 836 811 1647 6,77
5 Lapulu 2155 2115 4270 17,56
6 Nambo 745 667 1412 5,80
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 51
7 Petoaha 884 857 1741 7,16
8 Poasia 878 797 1675 6,90
9 Puday 963 823 1786 7,34
10 Sambuli 780 821 1601 6,58
11 Talia 843 806 1649 6,78
12 Tobimeita 1115 1065 2180 8,96
13 Todonggeu 465 411 876 3,66
Jumlah 12433 11874 24307 100,00
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari 2016
Dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa jumlah
penduduk Kecamatan Abeli Kota Kendari berjumlah
24307 penduduk, yang terdiri dari 12433 penduduk laki-
laki dan 11874 penduduk perempuan dan tersebar di 13
kelurahan. Kemudian jumlah penduduk dilihat dari
kelompok umur pada Kecamatan Abeli. Berikut disajikan
tabel tentang jumlah penduduk menurut kelompok umur
pada Kecamatan Abeli sebagai berikut:

52 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Tabel 4.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkatan Usia di Kecamatan
Abeli Kota Kendari, 2016
Jenis Kelamin Persentase
No. Umur Jumlah
L P (%)
1 0-9 3045 2815 5860 24.17
2 10-19 2446 2381 4827 19.85
3 20-29 2630 2461 5091 20.94
4 30-39 1861 1797 3658 15,04
5 40-49 1235 1133 2368 9,74
6 50-59 667 687 1354 5,57
7 60-69 349 368 717 2,94
8 70 ke atas 146 232 378 1,75
Jumlah 254 208 24307 100,00
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Data tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan
Abeli terdiri dari berbagai jumlah kelompok umur
penduduk. Jika dilihat dari kelompok umur dewasa yaitu
kelompok umur 20-29 ke atas, menunjukkan bahwa
jumlah penduduk yang berusia dewasa berjumlah 13620
penduduk. Jika dihubungkan dengan partisipasi masya-
rakat dalam perencanaan pembangunan, maka Kecamatan
Abeli memiliki jumlah penduduk yang memadai dan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 53
dapat berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan di
Kecamatan Abeli.
3. Keadaan pemerintah
Wilayah administrasi Kecamatan Abeli terdiri atas
13 Kelurahan, yaitu Kelurahan Benuanirae, Pudai,
Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia,
Petoaha, Nambo, Bungkutoko, Sambuli, dan Kelurahan
Todonggeu. Letak ibukota Kecamatan Abeli berada di
Kelurahan Anggalomelai. Menyikapi tuntutan tetap tegak-
nya semangat reformasi, maka penyelenggaraan pemerin-
tahan di wilayah Kecamatan Abeli dilaksanakan dengan
prinsip demokratis, partisipasif, transparansi dan akun-
tabel dalam upaya mewujudkan penyelanggaraan peme-
rintahan yang baik (good governance).
Pembagian wilayah administrasi pemerintahan
Kecamatan Abeli pada tahun 2016 terdiri dari 13
kelurahan, 49 Rukun Warga (RW) dan 108 Rukun
Tetangga (RT). Serta didukung oleh beberapa aparat
pemerintahan yaitu 164 aparat lurah, 49 Ketua RW, 108
Ketua RT. Adapun rincian RW dan RT dari tiap kelurahan
di Kecamatan Abeli yaitu sebagai berikut:

54 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Tabel 5.
Jumlah RW, RT dan Aparat di Kecamatan Abeli Kota
Kendari Menurut Kelurahan, 2016
No. Kelurahan Alamat Aparat RW RT
1 Benuanirae Jl. Benuanirae 11 4 8
2 Puday Jl. Samudera 25 2 4
3 Lapulu Jl. Samudera 22 4 11
4 Abeli Jl. Moramo 20 4 8
5 Anggalomelai Jl. Tobimeita 22 5 10
6 Tobimeita Jl. Tobimeita 7 5 10
7 Poasia Jl. Talia 9 4 8
8 Talia Jl. Talia 9 4 8
9 Petoaha Jl. Petoaha 9 5 12
10 Nambo Jl. Moramo 9 4 8
11 Bungkutoko Jl. Bungkutoko 8 3 12
12 Sambuli Jl. Moramo 6 2 5
13 Tondonggeu Jl. Moramo 7 3 4
Jumlah 164 49 108
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Kegiatan organisasi pada Kantor Camat Abeli Kota
Kendari disusun dalam struktur organisasi yang men-
dukung aktivitas kerja yang dapat disajikan pada gambar
berikut:
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 55
CAMAT

KLPK JABATAN SEKCAM


FUNGSIONAL

Subag Umum Subag


dan Perenca-
Kepegawaian naan dan
Keuangan

Kasi Kasi Trantib Kasi Kasi


Pemerintahan Umum Pembangunan Pelayanan
Sumber data: Kantor Camat Abeli Kota Kendari, 2016
Struktur organisasi pada gambar di atas, menun-
jukkan bahwa kegiatan yang dilakukan di Kantor Camat
Abeli Kota Kendari merupakan kegiatan untuk membantu
pemerintah kabupaten dalam rangka meningkatkan pe-
56 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
layanan baik pelayanan administrasi maupun pelayanan
masyarakat.
Tugas dan fungsi masing-masing bagian dalam
kantor ditetapkan untuk meningkatkan kinerja pelayanan.
Tugas dan tangggung jawab masing-masing bagian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Camat
Camat merupakan aparatur pemerintahan yang diberi
tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh peme-
rintah kabupaten untuk melakukan pemerintahan pada
lingkup wilayah kecamatan dan bekerja sama dengan
seluruh bagian yang ada di dalam kantor kecamatan.
Tugas pokok dan fungsi camat dan mendukung
kegiatan pemerintahan di wilayah kecamatan dan di-
dukung oleh seluruh lapisan pejabat dan jajaran
Kantor Camat Abeli Kota Kendari. Camat menerima
laporan dan menetapkan serta menandatangani target
dan sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah
kecamatan yang telah disepakati.
b. Sekretaris Kecamatan
Sekretaris kecamatan merupakan aparatur yang
mampu menjalankan tugas-tugas administrasi keca-
matan dan melakukan koordinasi dengan setiap
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 57
bagian yang ada di dalam kantor kecamatan dan me-
lakukan tugas administrasi kesekretriatan di dalam
kantor guna membantu camat dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan.
c. Subag dan Kepegawaian
Bagian ini dipimpin oleh aparatur daerah yang me-
laksanakan kegiatan dibidang administrasi umum dan
kepegawaian untuk mengatur dan mengelola pegawai
serta kegiatan umum lainnya di dalam kantor, koor-
dinasi dengan bagian lain kantor.
d. Subag Perencanaan dan Keuangan
Bagian ini dipimpin oleh operator daerah yang me-
laksanakan kegiatan dibidang perencanaan dan ke-
uangan kecamatan yang digunakan dalam pelayanan
masyarakat. Kegiatan ini mempunyai tanggung jawab
terhadap pelaksanaan rencana-rencana pengunaan
anggaran keuangan dalam kegiatan pembangunan
kecamatan dan peningkatan pelayanan administrasi.
e. Kasi Pemerintahan
Seksi pemerintahan adalah unsur pelaksana peme-
rintah kecamatan dibidang penyelenggaraan peme-
rintahan. Seksi pemerintahan mempunyai tugas dan
fungsi membantu camat dalam mempersiapkan bahan
58 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
perumusan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi, dan pe-
laporan urusan pemerintah.
f. Kasi Pemerintahan dan Ketertiban
Seksi ketentraman dan ketertiban adalah unsur pe-
laksanaan pemerintah kecamatan dibidang pembinaan
pemerintahan dan ketertiban umum, seksi keten-
traman dan ketertiban mempunyai tugas dan fungsi
sebagai penyiapan bahan perumusan kebijakan, pe-
laksanaan, evaluasi, dan pelaporan urusan keten-
traman dan ketertiban umum.
g. Kasi Pelayanan umum
Kasi pelayanan umum adalah unsur pelaksana peme-
rintah kecamatan dibidang pembinaan pelayanan
umum. Adapun tugas dan fungsinya adalah sebagai
penyedia bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pelaporan urusan pelayanan umum.
h. Kasi Pembangunan
Kasi pembangunan adalah unsur pelaksana peme-
rintah kecamatan dibidang pembangunan kecamatan.
Adapun tugas dan fungsinya adalah sebagai penyedia
bahan perumusan pembangunan, kebijakan, pelak-
sanaan dan pelaporan urusan pembangunan.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 59
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas me-
laksanakan tugas dan fungsi camat sesuai dengan
keahlian dan kebutuhan.
Selain itu, berikut rincian sarana dan prasarana
yang tertuang pada tabel berikut:
Tabel 6.
Keadaan Sarana dan Prasarana di Kecamatan Abeli Kota
Kendari, 2016
No Jenis Peralatan/Barang Jumlah Keadaan
1 Mobil dinas 1 Baik
2 Motor dinas 3 Baik
3 Komputer induk 5 Baik
4 Telepon 1 Baik
5 Lemari bufet 2 Baik
6 Kursi tamu 5 Baik
7 Meja biro 5 Baik
8 Meja setengah biro 15 Baik
9 Kursi panjang 2 Baik
10 Rak buku 2 Baik
11 Lemari arsip 3 Baik
12 Mesin ketik 3 Baik
13 Kaca meja 2 Baik
14 Kursi putar 3 Baik
60 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
15 Cermin 2 Baik
16 Jam dinding 2 Baik
17 Foto presiden 1 Baik
18 Foto wakil presiden 1 Baik
19 Meja panjang 5 Baik
20 Kipas angin gantung 5 Baik
21 Bendera merah putih 2 Baik
22 Laminating 1 Baik
23 Mesin potong rumput 3 Baik
24 Kursi plastik 54 Baik
25 Kursi plastik tangan 20 Baik
26 AC 2 Baik
27 Kamera digital 2 Baik
28 Pompa air 1 Baik
29 Tong sampah 3 Baik
Sumber Data: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016

B. Deskripsi Partisipasi Masyarakat


Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses
keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan warga baik
sebagai individu ataupun kelompok sosial atau organisasi
kemasyarakatan yang didesain oleh kesadaran warga, baik
secara langsung maupun tidak langsung tanpa paksaaan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 61
dari pihak-pihak tertentu.
Partisipasi dalam pembangunan merupakan suatu
proses di mana masyarakat sebagai stakeholder terlibat,
memengaruhi, mengendalikan pembangunan ditempat
mereka masing-masing secara aktif memprakarsai per-
baikan kehidupan mereka melalui proses pembuatan
keputusan dan sumber daya suatu penggunanya. Partisi-
pasi masyarakat dalam penelitian ini diukur dengan
dimensi sebagai berikut: pengambilan keputusan, pelak-
sanaan rencana, menikmati hasil.
1. Perencanaan pembangunan
Partisipasi dalam pengambilan keputusan, yaitu
peran serta yang dilakukan pada tahap satu kegiatan
sedang direncanakan, dipersiapkan serta penetapan segala
ketentuan-ketentuan yang akan dipakai nantinya dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan. Pengambilan kepu-
tusan yang dimaksud di sini adalah peran serta yang di-
lakukan pada tahap satu kegiatan sedang direncanakan,
dipersiapkan serta penetapan segala ketentuan-ketentuan
yang akan dipakai nantinya dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan.
Pada tahap pengambilan keputusan, partisipasi
masyarakat bisa diukur menggunakan indikator partisipasi
62 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
masyarakat dalam rapat yang membahas tentang perenca-
naan pembangunan. Berdasarkan penelitian yang dilaku-
kan di Kecamatan Abeli, menunjukkan bahwa masyarakat
di Kecamatan Abeli jarang mengikuti rapat. Hal ini di-
karenakan masyarakat di Kecamatan Abeli sibuk dengan
aktivitas sehari-hari untuk mencari nafkah untuk meng-
hidupi keluarga masing-masing. Untuk lebih jelasnya
berikut hasil olahan kuisioner responden penelitian:
Tabel 7.
Tanggapan Respoden Tentang Partisipasi Masyarakat
Dalam Rapat Yang Membahas Perencanaan
Pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase
1 Sering mengikuti rapat 4 13,33
2 Jarang mengikuti rapat 21 70,00
3 Tidak pernah mengikuti rapat 5 16,67
Jumlah 30 100,00
Sumber Data: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Data tabel di atas menunjukkan bahwa partisipasi
masyarakat kecamatan dalam mengikuti rapat yang mem-
bahas perencanaan pembangunan dalam kategori jarang
mengikuti rapat. Dimana mayoritas responden penelitian
yatu sebanyak 21 responden atau 70% menanggapi bahwa
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 63
masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari jarang yang
mengikuti rapat. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor,
salah satunya yaitu kesibukan masyarakat dalam mencari
nafkah untuk menghidupi keluarganya masing-masing.
Faktor inilah yang menyebabkan masyarakat jarang yang
mengikuti rapat. Terkadang mereka datang untuk meng-
ikuti rapat perencanaan pembangunan, terkadang juga
mereka tidak datang.
Kemudian sebanyak 5 responden atau 16,67% yang
menyatakan bahwa masyarakat di Kelurahan Abeli Kota
Kendari sering tidak pernah mengikuti rapat. Dalam artian
bahwa responden penelitian memberikan tanggapan
bahwa sebagian masyarakat di Kecamatan Abeli tidak
pernah mengikuti rapat yang membahas perencanaan
pembangunan. Hal ini disebabkan karena masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari tidak paham dan tidak
memiliki berbagai ide-ide pembangunan sehingga mereka
menganggap jika mereka tidak hadir maka tidak akan
memberi dampak yang signifikan terhadap rapat
perencanaan pembangunan. Selanjutnya sebanyak 4 atau
13,33% yang mengatakan bahwa masih terdapat anggota
masyarakat yang selalu mengikuti rapat. Responden
memberikan tanggapan bahwa masyakat di Kecamatan
64 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Abeli yang rajin mengikuti rapat perencanaan
pembangunan memiliki tanggung jawab dalam
pembangunan didaerahnya, oleh karena itu walaupun
mereka tidak mampu memberikan ide-ide untuk
pembangunan tetapi mereka antusias untuk membantu
pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap
rencana pembangunan yang diputuskan saat rapat.
Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara kepada
Camat Abeli Kota Kendari yang menyatakan bahwa
masyarakat menunjukkan partisipasi yang cukup tinggi
dalam mengikuti rapat yang membahas perencanaan pem-
bangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Hal itu harus
selalu ditingkatkan mengingat masyarakat mempunyai
peranan penting dalam penentuan arah pembangunan di
wilayah mereka. Walaupun ada masyarakat yang tidak
mengikuti rapat, itu disebabkan masyarakat sibuk dengan
urusan dalam bekerja. (Wawancara, 10 Mei 2016).
Berdasarkan hasil wawancara kepada Camat Abeli,
maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden
sejalan dengan hasil wawancara kepada Camat Abeli yang
menyatakan bahwa hanya sebagian masyarakat di
Kecamatan Abeli yang sadar akan peran masyarakat
dalam pelaksanaan pembangunan yang dimulai dengan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 65
perencanaan. Masyarakat di Kecamatan Abeli meng-
anggap bahwa mereka tidak memiliki kapasitas yang
cukup untuk memberikan ide-ide pembanguna, sehingga
walaupun mereka tidak hadir saat rapat perencanaan
pembangunan maka tidak memberikan dampak yang
signifikan terhadap keputusan pembangunan yang dibahas
dalam rapat.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Basri Umar, S.Pd tokoh masyarakat di Kecamatan Abeli
Kota Kendari menyatakan bahwa masyarakat di Keca-
matan Abeli Kota Kendari banyak yang jarang mengikuti
rapat yang membahas perencanaan pembangunan. Alasan
utama yang menyebabkan mereka jarang mengikuti rapat
pembangunan yaitu mereka kurang memiliki kapasitas
dalam memberikan ide-ide pembangunan sehingga hadir
atau tidak saat rapat tidak memberikan dampak yang
begitu berarti. (Wawancara, 15 Mei 2016).
Hasil wawancara dengan salah satu tokoh masya-
rakat di atas, memperkuat tanggapan responden yang
menyatakan bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli
jarang mengikuti rapat perencanaan pembangunan. Selain
itu, hal-hal yang menyebabkan kurangnya partisipasi
masyarakat dalam mengikuti rapat yang membahas
66 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
perencanaan pembangunan di Kecamatan Abeli yaitu
kurangnya informasi. Dalam artian bahwa informasi
terkait pelaksaaan rapat perencanaan pembangunan di
Kecamatan Abeli belum tersebar dengan merata di
kalangan masyarakat.
Berikut hasil wawancara dengan Dahlan Rasyid
masyarakat di Kecamatan Abeli yang menyatakan bahwa
dalam memulai sebuah pembangunan maka hal dibutuh-
kan yaitu perencanaan yang matang. Perencanaan yang
baik seharusnya melibatkan seluruh elemen masyarakat
agar dapat dukungan masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan. Namun yang menjadi kendala dalam pe-
laksanaan rencana pembangunan yaitu kurang optimalnya
pemberian informasi yang diberikan kepada masyarakat.
Dalam artian bahwa informasi yang diberikan tidak
tersampaikan kepada seluruh masyarakat. (Wawancara, 15
Mei 2016).
Dari hasil wawancara di atas maka dapat di-
simpulkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan
masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari jarang
mengikuti rapat yang membahas perencanaan pem-
bangunan yaitu kurang meratanya informasi yang diberi-
kan oleh pemerintah di Kecamatan Abeli terkait pelak-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 67
sanaan rapat perencanaan pembangunan. Untuk men-
dukung data di atas, maka berikut disajikan data hasil-
hasil perencanaan pembangunan secara umum dari hasil
Musrembang di Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Tabel 8.
Rangkuman Perencanaan Pembangunan di Kecamatan
Abeli Kota Kendari, 2016
No Rencana Jenis
1 Pembangunan Pembangunan Masjid, Pos
Fisik Keamanan, Sekolah, Posyandu,
Pasar, PDAM, Perbaikan Jalan,
Tanggul Air, Jembatan,
Pelabuhan, Rehabilitas Rumah
Penduduk, dll.
2 Pembangunan Keamanan kelurahan, peningkatan
Non Fisik kualitas pelayanan, bantuan
pupuk, bantuan bibit, bantuan
ternak, dll.
Sumber: Data Sekunder, 2016
Berdasarkan uraian partisipasi masyarakat pada
tahap perencanaan pembangunan di Kecamatan Abeli,
maka dapat dinyatakan bahwa partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan yang ditandai dengan
68 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
partisipasi masyarakat dalam mengikuti rapat perencanaan
pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Par-
tisipasi masyarakat di Kecamatan Abeli pada tahap pe-
rencanaan pembangunan dalam kategori cukup. Dalam
artian bahwa masyarakat jarang mengikuti rapat
perencanaan pembangunan. Faktor yang memengaruhi
masyarakat sehingga jarang mengikuti rapat perencanaan
pembangunan yaitu kesibukan masyarakat dalam mencari
nafkah untuk menghidupi keluarganya, kurangnya kapa-
sitas masyarakat dalam memberikan ide-ide terkait pem-
bangunan, serta kurang meratanya informasi pelaksanaan
rapat perencanaan pembangunan di Kecamatan Abeli
Kota Kendari.
2. Pelaksanaan rencana pembangunan
Pelaksanaan rencana pembangunan merupakan
sebuah tindakan lanjutan dari rencana yang sudah di-
musyawarahkan pada saat rapat perencanaan pem-
bangunan yang melibatkan berbagai elemen di Kecamatan
Abeli baik pihak pemerintah maupun masyarakat. Pe-
rencanaan masyarakat dapat diukur juga dari pelaksanaan
rencana pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Berdasarkan uraian partisipasi masyarakat di Kecamatan
Abeli dalam perencanaan pembangunan, maka dikatakan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 69
bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli jarang yang meng-
ikuti rapat perencanaan pembangunan. Hal ini disebabkan
berbagai alasan seperti sibuk mencari nafkah untuk
keluarga, kurangnya kapasitas masyarakat dalam mem-
berikan ide-ide pembangunan serta kurang meratanya
informasi terkait pelaksanaan rapat perencanaan pem-
bangunan di Kecamatan Abeli. Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam proses perencanaan pembuatan ke-
putusan tentang kegiatan yang menjadi prioritas pem-
bangunan juga terlihat dari minimnya saran dan tanggapan
pada saat rapat dimana masyarakat yang hadir rapat jarang
yang dapat memberikan saran dan masukan bagi pem-
buatan rencana pembangunan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari.
Rendahnya antusias masyarakat dalam proses pe-
rencanaan pembangunan juga terlihat dari sikap masya-
rakat dalam pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan
di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Partisipasi masyarakat
di Kecamatan Abeli Kota Kendari dapat diukur dari ke-
aktifan masyarakat dalam memberikan bantuan dalam pe-
laksanaan rencana-rencana yang telah diputuskan pada
saat rapat perencaan pembangunan yang telah dilakukan
sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
70 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Kecamatan Abeli, menunjukkan bahwa masyarakat cukup
aktif dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan
Abeli Kota Kendari. Dalam artian bahwa sebagian
masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari aktif dalam
memberikan bantuan dalam pelaksanaan pembangunan
seperti aktif dalam memberikan bantuan tenaga maupun
dana. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan data dalam
bentuk tabel tanggapan responden yaitu:
Tabel 9.
Tanggapan Responden Tentang Keaktifan Masyarakat
dalam Pelaksanaan Rencana Pembangunan Di Kecamatan
Abeli Kota Kendari
Tanggapan Persentase
No. Jumlah
Responden (%)
1 Aktif 7 23,33
2 Cukup Aktif 18 60,00
3 Kurang Aktif 5 16,67
Jumlah 30 100,00
Sumber Data: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Data tabel di atas menunjukkan bahwa partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan rencana pembangunan
dalam kategori cukup aktif. Dimana mayoritas responden
penelitian yaitu sebanyak 18 responden atau 60%
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 71
menanggapi bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli Kota
Kendari cukup aktif dalam pelaksanaan pembangunan.
Dalam artian bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli Kota
Kendari terkadang aktif dalam memberikan bantuan pada
saat pelaksanaan pembangunan karena sibuk mencari
nafkah.
Kemudian Sebanyak 7 responden atau 23,33% yang
menyatakan bahwa masyarakat di Kelurahan Abeli Kota
Kendari aktif dalam memberikan bantuan dalam proses
pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Abeli. Dalam
artian bahwa responden penelitian memberikan tanggapan
bahwa sebagian masyarakat di Kecamatan Abeli sangat
antusias dalam memberikan dukungan dan bantuan baik
dana maupun tenaga dalam proses pembangunan.
Selanjutnya sebanyak 5 atau 16,67% yang mengatakan
bahwa masih terdapat anggota masyarakat yang kurang
aktif dalam pelaksanaan rencana pembangunan yang telah
disepakati sebelumnya. Responden memberikan tanggap-
an bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli yang kurang
aktif dalam memberikan bantuan yaitu masyarakat yang
tidak ikut pada saat rapat perencanaan pembangunan,
sehingga mereka tidak paham dan tidak mengetahui apa
saja yang akan dilakukan bahkan sebagian dari mereka
72 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
yang kurang mendukung sebagian rencana pembangunan
yang telah diputuskan pada saat rapat perencanaan pem-
bangunan.
Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara kepada
Sekretaris Camat Abeli Kota Kendari yang menyatakan
bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari
cukup berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana pem-
bangunan yang telah disepakati. Hal ini terlihat dari ke-
aktifan masyarakat dalam memberikan bantuan tenaga
dalam pelaksanaan pembangunan seperti pengawasan,
serta turut bekerjasama dengan pemerintah di kelurahan
dalam melaksanakan program-program pembangunan di
kelurahan seperti kerja bakti dalam membersihkan
pinggiran jalan, perbaikan dan renovasi kantor lurah, dan
sebagainya (Wawancara, 10 Mei 2016).
Berdasarkan hasil wawancara kepada Sekretaris
Camat Abeli, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan
responden sejalan dengan hasil wawancara kepada Camat
Abeli yang menyatakan bahwa sebagian masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari turut berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan dari rencana-rencana yang
telah disepakati sebelumnya. Bantuan yang diberikan oleh
masyarakat di Kecamatan Abeli dapat berupa tenaga,
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 73
pemikiran, serta dana. Bantuan yang diberikan oleh
masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat turut aktif
dalam pelaksanaan rencana pembangunan, sehingga
masyarakat memiliki peran ganda dalam pelaksanaan
pembangunan yaitu sebagai pengawas pembangunan serta
pelaksana pembangunan. Pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat di Kecamatan Abeli dalam pelaksanaan
rencana pembangunan bertujuan untuk memantau apakah
setiap program pembangunan sudah dilaksanakan secara
optimal oleh pemerintah daerah di Kecamatan.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Lurah Nambo yang menyatakan bahwa bantuan yang
diberikan masyarakat dalam proses pelaksanaan
pembangunan merupakan salah satu bentuk dukungan
yang diberikan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan dari
rencana pembangunan yang telah ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat di Kelurahan
Nambo dalam pelaksanaan pembangunan dalam kategori
cukup. Dimana terlihat dari kurangnya bantuan tenaga
maupun pemikiran terkait pelaksanaan pembangunan.
(Wawancara, 10 Mei 2016).
Untuk mendukung data di atas, berikut disajikan
data sekunder tentang bentuk-bentuk partisipasi
74 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari yaitu
sebagai berikut:
Tabel 10.
Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Di Kecamatan Abeli Kota Kendari
No. Jenis Partisipasi Bentuk Partisipasi
1 Ide Ikut serta Musrembang serta
rapat pembangunan lainnya.
2 Tenaga Bantuan saat melaksanakan,
serta bantuan saat mengawasi
dan memelihara hasil pem-
bangunan.
3 Materi Iuran kelurahan maupun
iuran kecamatan, sumbangan
makanan maupun minuman
saat melaksanakan pem-
bangunan.
Sumber: Data Sekunder, 2016
Masyarakat di Kecamatan Abeli menunjukkan
partisipasi yang cukup. Hal ini disebabkan oleh sibuknya
masyarakat dalam bekerja sehingga tidak bisa ber-
partisipasi secara langsung dalam pelaksanaan pem-
bangunan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 75
disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat di Kecamatan
Abeli dalam proses pelaksanaan rencana pembangunan
dalam kategori cukup. Dalam artian sebagian masyarakat
aktif dalam memberikan bantuan pikiran, tenaga dan dana
dalam pelaksanaan pembangunan. Tetapi terkadang
karena padatnya aktivitas masyarakat, maka bantuan yang
diberikan menjadi kurang maksimal.
3. Menikmati hasil
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat
diukur dari partisipasi pada proses perencanaan, dan
proses pelaksanaan rencana pembangunan. Selain itu,
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan
dapat dilihat juga dari partisipasi dalam meninkmati hasil-
hasil pembangunan. Menikmati hasil pembangunan yang
dimaksud adalah pemanfaatan atau penggunaan hasil-hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan termasuk juga di
dalamnya yaitu kegiatan menjaga dan memelihara atas
apa yang telah dicapai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Keca-
matan Abeli Kota Kendari, menunjukkan bahwa masya-
rakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari antusias dalam
proses menikmati hasil pembangunan. Menikmati hasil
pembangunan diantaranya yaitu, menjaga keutuhan dan
76 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
membantu pemerintah dalam mengawasi penggunaan dan
pemakaian hasil-hasil pembangunan. Salah satunya yaitu
pembangunan yang sudah dilakukan di Pulau Bungku-
toko, dimana telah dibangun Tracking Mangrove Pulau
Bungkutoko dan telah beroperasi hampir 1 tahun. Masya-
rakat di Kecamatan terlibat dapat proses menikmati hasil
serta membantu pemerintah dalam menjaga keutuhan dan
penggunaan berbagai hasil-hasil pembangunan di Keca-
matan Abeli Kota Kendari. Hal di atas hanya salah satu
dari berbagai pembangunan yang telah dilakukan oleh
pemerintah di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Untuk
lebih jelasnya berikut disajikan data tanggapan resonden
tentang partisipasi masyarakat di Kecamatan Abeli dalam
menikmati hasil-hasil pembangunan.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 77


Tabel 11.
Tanggapan Responden Tentang Partisipasi Masyarakat
dalam Pemeliharaan dan Menikmati Hasil Pembangunan
di Kecamatan Abeli Kota Kendari
Tanggapan Persentase
No. Jumlah
Responden %
1 Berpartisipasi 20 66,67
2 Cukup berpartisipasi 7 23,33
3 Kurang berpartisipasi 3 10,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Data tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat
di Kecamatan Abeli terlibat dalam pemeliharaan dan
menikmati hasil-hasil pembangunan di Kecamatan Abeli
Kota Kendari. Dimana mayoritas responden penelitian
yaitu sebanyak 20 responden atau 66,67% menanggapi
bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari
berpartisipasi dalam pemeliharaan dan menikmati hasil-
hasil pembangunan. Dalam artian bahwa masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari menganggap bahwa
pembangunan yang telah dicapai merupakan salah satu
tanggung jawab masyarakat bersama dalam menjaga dan
melihara hasil pembangunan agar tetap utuh dan dapat
78 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Kemudian sebanyak 7 responden atau 23,33% yang
menyatakan bahwa masyarakat di Kelurahan Abeli Kota
Kendari cukup berpartisipasi dalam memelihara dan me-
nikmati hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam
artian bahwa responden penelitian memberikan tanggapan
bahwa sebagian masyarakat di Kecamatan Abeli sangat
antusias dalam membantu pemerintah dalam mengawasi
penggunaan dan pemeliharaan pembangunan yang telah
dilaksanakan, tetapi terkadang hal tersebut tidak dilakukan
lagi disebabkan karena sibuknya kerjaan yang menjadi
tugas pokok dan profesinya masing-masing. Selanjutnya
sebanyak 3 atau 10% yang mengatakan bahwa masih ter-
dapat anggota masyarakat yang kurang berpartisipasi
dalam pemeliharaan dan menikmati hasil-hasil pem-
bangunan. Responden memberikan tanggapan bahwa
masyakat di Kecamatan Abeli yang kurang berpartisipasi
dalam pemeliharaan dan menikmati hasil-hasil pem-
bangunan di Kecamatan Abeli. Masyarakat di Kecamatan
Abeli terkesan tidak memiliki rasa memiliki sehingga
mereka menyerahkan tugas pemeliharaan kepada peme-
rintah saja.
Hasil tanggapan responden di atas, didukung
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 79
dengan hasil wawancara kepada Camat Abeli Kota
Kendari yang menyatakan bahwa walaupun ada sebagian
masyarakat yang tidak pernah mengikuti rapat dalam pe-
rencanaan pembangunan, tetapi kalau dalam memberikan
partisipasi tenaga, mereka akan tergerak untuk mem-
berikan bantuannya seperti memelihara hasil-hasil pem-
bangunan yang telah dicapai. Masyarakat yang turut ber-
partisipasi dalam pemeliharaan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan merupakan masyarakat yang mendukung
penuh dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah (Wawancara, 10 Mei 2016).
Hasil wawancara tersebut di atas menunjukkan
bahwa memang benar masyarakat di Kecamatan Abeli
kurang berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan dan pe-
laksanaan rencana pembangunan, tetapi ketika dihadapkan
kepada tugas untuk memelihara dan menikmati hasil
pembangunan, masyarakat sangat antusias. Hal tersebut
yang menyebabkan hasil-hasil pembangunan dapat di-
gunakan dalam waktu yang lama.
Hal ini senada dengan hasil wawancara dengan
Nurung, salah satu masyarakat di Kecamatan Abeli yang
dijadikan informan yang menyatakan bahwa masyarakat
di Kecamatan Abeli sangat berterima kasih terhadap
80 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di Kelu-
rahan Lapulu. Walaupun terdapat masyarakat yang tidak
berpartisipasi, tetapi mereka tetap diberikan hak untuk
menikmati hasil-hasil pembangunan. Seperti pembuatan
masjid, pengadaan tong sampah di berbagai titik di
Kecamatan, dan pembersihan berbagai sarana umum
(Wawancara, 15 Mei 2016).
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di
Kecamatan Abeli merupakan hasil gagasan antara peme-
rintah dan seluruh masyarakat di Kecamatan Abeli. Pem-
bangunan yang dilakukan memang bertujuan untuk di-
gunakan bersama-sama oleh masyarakat sesuai fungsinya.
Seperti pembangunan masjid di Kelurahan Abeli, dimana
masyarakat yang mempunyai hak untuk menggunakan
masjid sesuai dengan fungsinya, begitu pula dengan
pembangunan-pembangunan lainnya yang dilakukan di
berbagai kelurahan di Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada
Lurah Bungkutoko yang menyatakan bahwa pem-
bangunan yang dilakukan pemerintah bertujuan agar dapat
digunakan oleh masyarakat luas sesuai dengan fungsinya.
Walaupun masih terdapat yang tidak turut berpartisipasi
dalam pembangunan di Kelurahan Bungkutoko, tetapi
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 81
mereka tetap diberikan hak untuk menikmati hasil-hasil
pembangunan di Kelurahan Bungkutoko (Wawancara, 10
Mei 2016).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat
dikatakan bahwa masyarakat di Kelurahan Bungkutoko
diberikan hak untuk menikmati hasil-hasil pembangunan
yang telah dilakukan di Kelurahan Bungkutoko. Begitu
juga dengan tugas pemeliharaan, masyarakat tetap di-
berikan tanggung jawab terutama masyarakat setempat
agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh masyarakat
dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan uraian data
tanggapan responden di atas, menunjukkan bahwa masya-
rakat di Kecamatan Abeli sudah menunjukkan partisipasi
dalam pemeliharaan dan menikmati hasil-hasil pem-
bangunan. Hal ini ditunjukkan dengan selalu menjaga
kebersihan, menggunakan fasilitas umum dengan sebaik-
baiknya, serta membantu pemerintah dalah kegiatan pe-
meliharaan hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan
di Kecamatan Abeli Kota Kendari.

C. Deskripsi Pembangunan
Menurut Bryant dan White (dalam Budiman,
2000:10) melihat pembangunan dari segi perspektif ke-
82 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
manusiaan, dimana pembangunan didefinisikan sebagai
pembebasan dari kemelaratan dan pandangan kerdil
mengenai diri sendiri. Pembangunan berarti juga me-
mupuk harga diri dan rasa penuh daya guna adalah ke-
mampuan untuk membuat pilihan-pilihan mengenai masa
depan. Siagian (1996:3) mengemukakan bahwa pem-
bangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha per-
tumbuhan dan perubahan yang berencana serta dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah
menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa.
Dari uraian di atas, pelaksanaan pembangunan
adalah proses melaksanakan kegiatan-kegiatan pem-
bangunan secara sistematis dengan mendayagunakan ber-
bagai sumber daya yang ada dalam rangka mencapai
tujuan yang lebih baik, yang terdiri dari dua dimensi.
Berikut penjelasannya:
1. Pembangunan fisik
Pembangunan fisik adalah serangkaian kerja atau
usaha yang dilaksanakan oleh masyarakat dalam bentuk
pembangunan sarana dan prasarana yang berorientasi
pada kreasi masyarakat dengan adanya kerja sama dalam
rangka mengkoordinasikan dan melaksanakan pem-
bangunan secara berkesinambungan. Pembangunan fisik
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 83
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pem-
bangunan yang telah dilaksanakan secara fisik oleh
pemerintah Kecamatan Abeli Kota Kendari. Pelaksanaan
pembangunan fisik yakni pelaksanakan pembangunan
pagar mesjid, pos kamling, drainase, dan perbaikan jalan
di bergai kelurahan, dan ada juga yang belum dapat di-
laksanakan oleh pemerintah Kecamatan Abeli Kota
Kendari. Berikut disajikan data sekunder terkait pem-
bangunan yang telah dicapai di Kecamatan Abeli pada
tahun 2016.
Tabel 12.
Pencapaian Pembangunan Di Kecamatan Abeli
Belum
No Jenis Pembangunan Tercapai
Tercapai
1 Tracking Mangrove - √
2 Pembangunan Masjid - √
3 Jembatan Talia - √
4 Pelabuhan Bungkutoko - √
5 Menambah jumlah sekolah √ -
6 Menambah jumlah posyandu √ -
7 Perbaikan jalan √ -
8 Pembuatan drainase - √
9 Pembuatan tanggul air laut √ -

84 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


10 Dan lain sebagainya √ -
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Data di atas menunjukkan bahwa pembangunan di
Kecamatan Abeli sudah dilakukan dengan baik, walaupun
masih ada beberapa pembangunan yang belum dapat di-
realisasikan. Dalam artian bahwa dari semua pem-
bangunan yang belum tercapai, ada sebagian pembangu-
nan yang masih sementara dilaksanakan seperti me-
nambah jumlah sekolah, jumlah posyandu, serta perbaikan
jalan-jalan diberbagai kelurahan di Kecamatan Abeli.
Pembangunan secara fisik dapat meningkatkan berbagai
aspek dalam masyarakat, seperti kesejahteraan, keamanan,
kenyamanan, dan masih banyak lainnya. Pembangunan
fisik yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Abeli
merupakan target utama sebuah pemerintahan agar dapat
menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat yang di-
pimpinnya.
Pembangunan fisik yang ada di Kecamatan Abeli
memiliki perbedaan walaupun sebagian besar memiliki
persamaan. Berikut disajikan data sekunder pembangunan
di Kecamatan Abeli.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 85


Tabel 13.
Pembangunan Fisik di Setiap Kelurahan Di Kecamatan
Abeli Kota Kendari
No. Kelurahan Jenis Pembangunan
1 Benuanirae Perbaikan jalan, Renovasi Masjid,
Renovasi Kantor Lurah,
Pembuatan Gorong-Gorong, dll.
2 Puday Renovasi Batas Desa, Pembuatan
Lorong Baru, Penambahan
Puskesmas, dll.
3 Lapulu Perbaikan Jalan Pasar, Renovasi
Masjid, Pembuatan Pos Keamaan,
Pembuatan Got, dll.
4 Abeli Perbaikan Lingkungan, Bantuan
WC Permanen, Renovasi Kantor
Kelurahan, dll.
5 Anggalomelai Pembuatan Tapal Batas Desa,
Pembangunan Masjid, Pembuatan
TK, Puskesmas, dll.
6 Tobimeita Renovasi Masjid, Renovasi
Kantor Lurah, Pembuatan
Gorong-Gorong, Tapal Batas, dll.
7 Poasia Renovasi Kantor Lurah,

86 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Pembuatan Gorong-Gorong,
Perbaikan lingkungan, Masjid dll.
8 Talia Pembuatan tanggul air, Jembatan
Talia, Pembangunan Kios di
Jembatan Talia, dll.
9 Petoaha Pembuatan Tapal Batas Desa,
Pembangunan Masjid, Pembuatan
TK, Tanggul Air, dll.
10 Nambo Pembuatan Pasar, Perbaikan
Lingkungan, PDAM, renovasi
gedung posyandu, dll.
11 Bungkutoko Wisata Mangrove, Pemuatan
Jembatan, Pelabuhan Konteiner,
Lingkungan, dll.
12 Sambuli Pembuatan Tanggul Air, Drainase,
Lingkungan, Pos Keamanan,
PDAM, dll.
13 Tondonggeu Perbaikan lingkungan, renovasi
masjid, pembuatan tanggul air,
PDAM, dll.
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Keca-
matan Abeli Kota Kendari menunjukkan bahwa pelaksa-

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 87


naan pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari
dapat dikategorikan cukup berhasil. Hal ini ditunjukkan
dari berbagai sarana telah dibangun di Kecamatan Abeli
Kota Kendari sebagaimana yang terlihat pada tabel di
atas. Kemudian untuk mendukung data tersebut, berikut
disajikan data tanggapan responden tentang pembangunan
berbagai sarana dan prasarana di Kecamatan Abeli Kota
Kendari.
Tabel 14.
Tanggapan Responden Tentang Pembangunan Berbagai
Sarana dan Prasarana di Kecamatan Abeli Kota Kendari

Tanggapan Persentase
No. Jumlah
Responden (%)
1. Baik 18 60
2. Cukup baik 12 40
3. Kurang baik - -
Jumlah 30 100
Sumber: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa pem-
bangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan
Abeli Kota Kendari dalam kategori baik dimana sebanyak
18 responden atau sebanyak 60% menyatakan bahwa
88 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
pemerintah Kecamatan Abeli Kota Kendari mampu me-
laksanakan pembangunan fisik di Kecamatan Abeli Kota
Kendari. Dalam artian bahwa Pemerintah Kecamatan
Abeli Kota Kendari mampu melaksanakan program kerja
sebagai pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.
Sebanyak 12 responden atau sebanyak 40% menyatakan
dalam kategori cukup baik. Dalam artian bahwa peme-
rintah sudah melaksanakan tugas-tugas dalam melaksana-
kan pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari,
namun pembangunan yang dilakukan dirasa belum
maksimal sebab masih terdapat target-target pem-
bangunan yang belum bisa dicapai.
Pernyataan responden di atas juga ditanggapi oleh
informan Camat Abeli Kota Kendari yang menyatakan
bahwa dengan adanya program pembangunan, kami dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat
dari pembangunan berbagai tempat ibadah, pembangunan
sarana olahraga, perbaikan jalan dan jembatan, rehabilitas
kantor camat, dan rehabilitas berbagai sekolah di
Kecamatan Abeli Kota Kendari serta pembangunan
berbagai fasilitas yang dapat meningkatkan pendapatan-
daerah seperti objek wisata serta pembangunan pelabuhan
(Wawancara, 10 Mei 2016).
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 89
Pernyataan responden di atas senada dengan apa
yang dikatakan oleh La Deni, tokoh masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari yang menyatakan bahwa
pem-bangunan yang dilakukan oleh pemerintah di
Kecamatan Abeli Kota Kendari dapat dikatakan sudah
cukup baik. Dalam artian bahwa pembangunan yang
dilakukan pemerintah dapat dilihat secara nyata, namun
pem-bangunan yang sudah direncanakan lainnya harus
segera diselesaikan agar dapat dinikmati oleh masyarakat
di Kecamatan Abeli Kota Kendari maupun masyarakat di
luar Kecamatan Abeli (Wawancara, 15 Mei 2016).
Berdasarkan hasil wawancara dan tanggapan
responden di atas, maka dimensi pembangunan fisik di
Kecamatan Abeli Kota Kendari dilaksanakan dengan
cukup baik. Dalam artian bahwa sebagian rencana pem-
bangunan telah dilaksanakan dan sudah dapat dinikmati
dan digunakan oleh masyarakat naum masih ada beberapa
rencana pembangunan yang belum dicapai. Oleh karena
itu, sudah menjadi tugas pemerintah dan masyarakat di
Kecamatan Abeli Kota Kendari untuk bekerjasama dalam
mewujudkan pembangunan yang telah direncakan di
Kecamatan Abeli Kota Kendari.

90 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


2. Pembangunan non fisik
Pembangunan non fisik adalah upaya masyarakat
dan melibatkan pemerintah dalam keikutsertaan dengan
memberikan ide atau gagasan yang berupa pedoman atau
petunjuk kerja dalam mengkoordinasikan pelaksanaan
pembangunan. Adapun yang dimaksud dengan pem-
bangunan non fisik melalui pedoman kerja dalam
penelitian ini adalah terjadi peningkatan pembangunan
secara non fisik. Hal itu ditunjukkan dari kualitas pe-
layanan yang diberikan desa kepada masyarakat semakin
meningkat. serta menciptakan lingkungan yang aman dan
kondusif di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Berikut
disajikan data sekunder tentang pembangunan non fisik
yang telah dicapai di Kecamatan Abeli Kota Kendari pada
Tahun 2016.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 91


Tabel 15.
Pembangunan Non Fisik di Kecamatan Abeli Kota
Kendari
Belum
No. Jenis Pembangunan Tercapai
Tercapai
1 Perbaikan Pelayanan KTP - √
2 Pelayanan KK - √
3 Pemberian Bantuan Pupuk √ -
4 Pemberian Bantuan Bibit - √
5 Pemberian Bantuan Ternak - √
6 Keamanan Lingkungan - √
Sumber: Kecamatan Abeli Kota Kendari, 2016
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah
satu pembangunan non fisik yang dapat diciptakan oleh
Pemerintah Kecamatan Abeli Kota Kendari. Sebagai
daerah yang ingin berkembang, peningkatan kualitas pe-
layanan pegawai pada Kantor Camat maupun di Kantor
Kelurahan setempat perlu ditingkatkan agar urusan-urusan
administratif lancar dilakukan. Berdasarkan hasil pene-
litian diketahui bahwa pembangunan non fisik berhasil
dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Abeli Kota
Kendari seperti, peningkatan kualitas pelayanan di Keca-
matan Abeli Kota Kendari. Hal ini terlihat dari perbaikan
92 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
ruang tunggu di Kantor Camat Abeli, keramahan pegawai
Kecamatan saat melakukan pelayanan, serta keandalan
dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat sebagai-
mana yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 16.
Tanggapan Responden Tentang Peningkatan Kualitas
Pelayanan di Kantor Kelurahan dan Kantor Camat Abeli
Tanggapan
No. Jumlah Persentase (%)
Responden
1 Meningkat 15 50,00
2 Cukup meningkat 14 46,66
3 Kurang meningkat 1 3,34
Jumlah 30 100,00
Sumber Data: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan pegawai pada Kantor Camat Abeli
terjadi peningkatan setelah dilaksanakan pembangunan.
Hal ini terlihat dari sebagian besar responden yaitu
sebanyak 15 orang atau sebanyak 50% yang menyatakan
meningkat. Dalam artian bahwa dengan dilaksanakannya
program pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari,
memberikan dampak terhadap kualitas pelayanan pegawai
di Kecamatan. Sebanyak 14 responden atau sebanyak
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 93
46,66% menyatakan bahwa kualitas pelayanan pegawai
pada Kantor Camat Abeli cukup meningkat, tetapi masih
ada beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan lagi
seperti ruang tunggu yang masih membutuhkan beberapa
perbaikan lagi. Kemudian sebanyak 1 responden atau
sebanyak 3,34 menyatakan bahwa kualitas pelayanan di
Kecamatan Abeli Kota Kendari kurang meningkat.
Pembangunan non fisik dapat juga dilihat dari
keadaan lingkungan di sekitar masyarakat, apakah sudah
aman dan nyaman. Pembangunan non fisik termasuk juga
pembangunan terhadap suasana yang aman dan nyaman di
lingkungan di Kecamatan Abeli Kota Kendari. Berdasar-
kan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari, maka ditemukan bahwa lingkungan di sekitar
masyarakat sudah aman dan nyaman walaupun masih
perlu peningkatan lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada data tanggapan responden tentang menciptakan
keadaan aman dan nyaman di Kecamatan Abeli Kota
Kendari sebagai berikut.

94 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Tabel 17.
Tanggapan Responden Tentang Keadaan Lingkungan
Masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari
Tanggapan Persentase
No. Jumlah
Responden (%)
1 Nyaman 16 53,33
2 Cukup nyaman 14 46,67
3 Kurang nyaman - -
Jumlah 30 100,00
Sumber Data: Hasil Olahan Kuisioner, 2016
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa ling-
kungan di sekitar masyarakat di Kecamatan Abeli Kota
Kendari dalam kategori nyaman. Hal ini terlihat dari
sebagian besar responden yaitu sebanyak 16 orang atau
sebanyak 53,33% yang menyatakan nyaman. Dalam artian
bahwa keadaan di sekitar masyarakat di Kecamatan Abeli
Kota Kendari sudah aman dan nyaman, dimana hal ini
dapat terwujud karena dilaksanakannya pembangunan
fisik, maka akan berdampak terhadap pembangunan non
fisik. Seperti pembangunan pos kampling, hal ini akan
membuat keamanan di Kecamatan Abeli Kota Kendari
menjadi terjaga. Pembangunan berbagai tempat ibadah di
Kecamatan Abeli Kota Kendari berdampak terhadap ke-
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 95
nyamanan masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Sebanyak 14 responden atau sebanyak 46,67% menyata-
kan bahwa lingkungan di sekitar masyarakat di Keca-
matan Abeli Kota Kendari dalam kategori cukup baik.
Dalam artian bahwa suasana di Kecamatan Abeli Kota
Kendari cukup aman dan nyaman, hal ini disebabkan
masih ditemukannya tumpukan sampah dipinggir jalan.
Hal ini tentu akan mengganggu kenyamanan masyarakat
di sekitar Kecamatan Abeli Kota Kendari.
Pernyataan responden di atas, sesuai dengan hasil
wawancara kepada Camat Abeli yang menyatakan bahwa
pembangunan yang baik itu, bukan hanya pembangunan
secara fisik saja. Pembangunan non fisik juga harus di-
bangun agar terjadi keseimbangan dalam pelaksanaan
pembangunan. Pembangunan fisik akan memberikan
dampak positif terhadap pembangunan non fisik. Sebagai
contoh pembangunan rumah-rumah ibadah akan mem-
berikan kenyamanan kepada masyarakat disaat akan ber-
ibadah dan masih banyak lagi dampak yang disebabkan
pembangunan fisik (Wawancara, 10 Mei 2016).
Pernyataan di atas senada juga dengan apa yang
dikatakan oleh Ahmad Jupri masyarakat di Kecamatan
Abeli Kota Kendari yang menyatakan bahwa kalau dilihat
96 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
dari peningkatan kualitas pelayanan pegawai pada Kantor
Camat Abeli, saya rasa terdapat perbedaan setelah adanya
pembangunan. Hal ini tampak dari kenyamanan di ruang
tunggu di Kantor Camat Abeli. Selain adanya 1 unit
televisi, ruangan ini juga terjadi perluasan sehingga mem-
buat masyarakat yang akan mendapatkan pelayanan di
Kecamatan Abeli Kota Kendari menjadi nyaman saat
mendapatkan pelayanan (Wawancara, 10 Mei 2016).
Pernyataan responden dan informan di atas meng-
indikasikan bahwa pelaksanaan pembangunan non fisik
yang ada di Kecamatan Abeli Kota Kendari dalam
kategori baik. hal ini dapat dilihat dari pernyataan
responden yang menyatakan bahwa telah terjadi pening-
katan kualitas pelayanan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari, serta lingkungan di sekitar masyarakat di Keca-
matan Abeli Kota Kendari sudah aman dan nyaman.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 97


Bab 6
Penutup

A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan
pembahasan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat di Kecamatan Abeli Kota
Kendari secara umum dapat dikatakan cukup baik.
Hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat saat
melakukan perencanaan. Dimana masyarakat di
Kecamatan Abeli jarang mengikuti rapat dikarenakan
padatnya aktivitas, kurangnya informasi, serat kurang-
nya kapasitas masyarakat. Selanjutnya dari partisipasi
pelaksanaan pembangunan, partisipasi masyarakat
dalam memberikan bantuan berupa pikiran, tenaga
dan dana dalam kategori cukup. Kemudian partisipasi
dalam menikmati hasil pembangunan, menunjukkan
bahwa masyarakat di Kecamatan Abeli sangat
98 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
antusias dalam menjaga dan memelihara hasil-hasil
pembangunan walaupun sebagian masyarakat kurang
berpartisipasi saat perencanaan maupun pelaksanaan
pembangunan di Kecamatan Abeli Kota Kendari.
2. Pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari secara umum dapat dikatakan sudah baik.
Hal ini terlihat dari pembangunan berbagai sarana dan
prasarana di Kecamatan Abeli sebagian sudah dicapai
seperti pembangunan tracking mangrove, pelabuhan,
jembatan tali, pembangunan pos kampling, rumah-
rumah ibadah, dan masih banyak lagi. Selain itu,
kualitas pelayanan pegawai di Kecamatan Abeli juga
mengalami peningkatan. Hal ini juga terlihat dari ter-
ciptanya suasana yang aman dan nyaman disekitar
lingkungan masyarakat di Kecamatan Abeli. Walau-
pun begitu, pembangunan di Kecamatan Abeli masih
perlu ditingkatkan lagi agar menunjang kesejahteraan
masyarakat di Kecamatan Abeli Kota Kendari.

B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, sebaik-
nya informasi terkait rapat perencanaan pembangunan
Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 99
disebarkan dengan merata dan jelas, sehingga masya-
rakat paham tentang agenda rapat yang akan dilaku-
kan di Kecamatan Abeli. Selain itu, pemilihan hari
saat pelaksanaan rapat perencanaan pembangunan se-
baiknya dipilih sesuai dengan hari libur agar jumlah
masyarakat yang mengikuti rapat perencanaan pem-
bangunan meningkat jumlahnya.
2. Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan baik
pembangunan fisik maupun pembangunan non fisik,
maka diharapkan pemerintah dan masyarakat di
Kecamatan Abeli dapat bekerjasama agar semua
rencana pembangunan yang telah ditetapkan dapat di-
realiasasikan. Sehingga masyarakat dapat menikmati
hasil pembangunan di Kecamatan Abeli Kota
Kendari.

100 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Daftar Pustaka

Abe, A. 2001. Perencanaan Daerah Partisipatif.


Yogyakarta: Pustaka Jogja Mandiri.
Anonim. 1999. Otonomi Potensi Masa Depan RI, Center
for Political Studies Soegeng Sarjadi Syindicated.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badudu. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Baratha, I Nyoman. 1991. Pembangunan Masyarakat
Desa Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Budiman, Arif. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Jakarta: Graha Media Pusaka Umum.
Kartasasmita, G. 1997. Pemberdayaan Masyarakat:
Konsep Pembangunan Yang Berakar Kepada
Masyarakat. Yogyakarta: UGM.
Kumorotomo, Wahyudi. 1999. Etika Administrasi
Negara. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 101


Mansour, Fakih. 2002. Runtuhnya Teori Pembangunan
dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ndraha, Taladziluhu. 1990. Persiapan Masyarakat dalam
Pembangunan. Rineka Cipta. Jakarta.
Ngoedijo, Widjoyo. 2003. An Over Preview of Disaster
Mitigation in Local Planning and Programming in
Decentralized Indonesia. Srilangka: Asian Regional
Conference on Urban Infrastructure Financing and
Disaster Mitigation.
Oetomo, W. 1997. Peranan dan Strategi Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah. Jakarta: Rineka Cipta.
Pasaribu, I.L., dan Simajuntak, B. 1982. Sosiologi
Pembangunan. Bandung: Tarsito.
Rusidi. 1990. Bahan Kuliah Metode Penelitian (UNX-
693B). Bandung: Fakultas Pasca Sarjana
Universitas Padjajaran.
Siagian, S. P. 1990. Administrasi Pembangunan. Jakarta:
Gunung Agung.
_____. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sastropoetro, R.A.S. 1998. Partisipasi Komunikasi,
Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan.
Bandung: Alumni.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:
Alfabeta.

102 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


Sutarta, A. 2002. Perencanaan Daerah Partisipastif.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutrisno, Lukman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif.
Yogyakarta: Kanisius.
Tjiptoherijanto, Prijono. 1993. Perdagangan Inter-
national: Pendekatan Ekonomi Mikro dan Makro.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tjokroamidjojo, Bintoro, dan Mustopadidjaja. 1998. Teori
dan Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: Haji
Mas Agung.
Todaro, Smith. 2005. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga, Edisi Ke delapan. Jakarta: Erlangga.
Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan dan Pember-
dayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 103


Tentang Penulis

Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si lahir di


Kota Kendari, 14 Oktober 1980. Penulis
mengawali pendidikan tinggi di Univer-
sitas Halu Oleo Program Studi Antropo-
logi dan berhasil menyelesaikan studinya
pada tahun 2003. Selanjutnya pada tahun 2005 berhasil
menyelesaikan pendidikan strata dua di UGM dengan
bidang ilmu Administrasi Publik. Kemudian menyelesai-
kan pendidikan doktoral administrasi publik di Univer-
sitas Hasanuddin Makassar dan berhasil meraih gelar
doktor pada tahun 2013.
Karya Ilmiah
1. Pengembangan Kapasitas Organisasi dalam Imple-
mentasi Kebijakan Jamkesmas Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara. Etnoreflika Jurnal Sosial Budaya.
Penerbit: UPT. Penerbitan UMK Press. Volume: 2
Nomor: 3 Januari No. 22 Tahun 2012.

104 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan


2. Peran Teknologi Informasi Untuk Negara Ber-
kembang. Jurnal Pembangunan. Edisi Juli No. 20
Tahun 2011.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Sektor Publik:
Peluang, Tantangan dan Solusi. Buletin Penelitian,
Seri: Sosial Budaya dan Humaniora. Vol.7 No. 2
September 2008.
4. Teori Organisasi Dalam Sektor Publik. Ganding
Pustaka. Yogyakarta. 2015.

Dr. Muhammad Yusuf, S.Sos, M.Si


lahir di Kelurahan Bungkutoko Keca-
matan Abeli Kota Kendari, 7 Mei 1982.
Penulis mengawali pendidikan tinggi di
Universitas Halu Oleo Program Studi
Administrasi Negara dan berhasil menyelesaikan studinya
pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2008 berhasil
menyelesaikan pendidikan strata dua pada Universitas
Halu Oleo dengan bidang ilmu Administrasi Pem-
bangunan. Kemudian melanjutkan pendidikan doktoral
dalam bidang ilmu administrasi publik di Universitas
Hasanuddin Makassar dan berhasil meraih gelar doktor
pada tahun 2016.

Adrian Tawai ~ M. Yusuf | 105


Karya Ilmiah
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Sektor Publik:
Peluang, Tantangan dan Solusi. Sosial Budaya dan
Humaniora. Volume 7 Nomor 2 September 2008.
2. Implementasi Kebijakan dan Tingkat Keberhasilan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP) di Kelurahan Bende Kota
Kendari. Etnoreflika. Volume 2 Nomor 2, Juni 2013.
3. Behavior In The Bureaucracy In Public Service Office
of Land City Kendari Southeast Sulawesi Province.
International Journal of Scientific and Research
Publication. International Journal of Scientific and
Research Publication.
4. Teori-Teori Pembangunan. Jenggala Pustaka.
Surabaya. 2014.

106 | Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai