Anda di halaman 1dari 9

URGENSI URBAN FARMING DAN KAMPUNG KOTA

Recza Indra Prasetia Hashary, Ivha St. Syahrah, Nana Astriana


Kekhususan Sosiologi, Universitas Negeri Makassar
Email:

Abstrak
Masalah urban banyak terjadi di perkotaan mulai dari makin bertambahnya
jumlah penduduk, makin berkurangnya lahan hijau hingga makin sedikitnya
bahan makanan. Urgensi pertanian kota menjadi meningkat ketika krisis ekonomi
menyebabkan keamanan pangan menjadi pertanyaan besar. Keamanan pangan,
khususnya bagi masyarakat kampung kota tampaknya akan menjadi isu yang
penting di masa depan. Urban Farming hadir sebagai salah satu solusi yang hadir
atas permasalahan urban yang terjadi di perkotaan. Urban Farming adalah model
pertanian yang khusus ditujukan bagi masyarakat perkotaan yang memiliki lahan
menanam yang terbatas. Keterkaitan antara aksi kolektif dengan gerakan sosial
merupakan gerakan yang dilakukan untuk mendorong masyarakat kota dengan
memanfaatkan lahan sisa dan terbengkalai di sekitar mereka melalui urban
farming.

Kata Kunci : Urban Farming, Kampung Kota, Gerakan Sosial,


PENDAHULUAN Di daerah padat penduduk
seperti di perkotaan, jumlah
Meningkatnya populasi
kendaraan bermotor meningkat, gas
penduduk akan mengakibatkan
sisa pembakaran kendaraan bermotor
kepadatan penduduk, seperti yang
menyebabkan pencemaran udara.
kita tahu, kepadatan penduduk juga
Pencemaran udara banyak
banyak memiliki dampak negatif
mengakibatkan gangguan kesehatan.
bagi lingkungan. Ketika hal ini
Pada akhirnya hal ini akan
terjadi, maka akan menimbulkan
mengakibatkan masyarakat menjadi
banyak masalah. Kepadatan
tidak produktif dan membuat kota
penduduk mendorong meningkatnya
menjadi tempat yang tidak layak
kebutuhan lahan, baik lahan tempat
huni. Di daerah yang padat seperti di
tinggal, sarana penunjang kehidupan,
perkotaan, seringkali kita temui
industri, tempat pertanian dan
terbatasnya tempat penampungan
sebagainya. Pada akhirnya, lahan
sampah. Hal ini menyebabkan
untuk perumahan akan makin sulit
masyarakat membuang sampah di
didapat. Itulah sebabnya di kota kota
sembarang tempat, misalnya di
besar yang sangat padat
sungai dan lahan kosong.
penduduknya, banyak yang
mendirikan bangunan tidak resmi, Kepadatan penduduk di
bahkan adapula yang membuat daerah perkotaan juga berdampak
tempat tinggal sementara dar plastik pada kebutuhan terhadap pangan
atau dari karton di pinggir sungai yang semakin tinggi. Distribusi
atau di bawah kolong jembatan. makanan di perkotaan biasanya
didatangkan dari daerah pedesaan, kebutuhan akan tempat tinggal dan
yang semestinya masih merupakan tidak mempedulikan lingkungannya
produsen bahan makanan utama bagi layak atau tidak untuk dihuni.
bagi daerah perkotaan. Akan tetapi Permukiman yang padat penduduk
faktanya jumlah petani di desa yang berada dikota di sebut kampung
semakin menurun, hal ini tentu akan kota.
berdampak pada menurunnya
distribusi pangan di perkotaan. TINJAUAN PUSTAKA
Urban farming muncul a. Urban Farming
sebagai sebagai respon dari masalah
Urban farming adalah aksi
yang dihadapi di masyarakat
bertani, mengolah, mendistribusikan
perkotaan. Dengan melakukan urban
bahan pangan di dalam wilayah batas
farming masyarakat kota mencoba
kota. Aktivitas seperti ini melibatkan
untuk menghilangkan hal-hal negatif
masyarakat dalam memanfaatkan
yang terjadi akibat kepadatan
lahan yang terbengkalai di perkotaan
penduduk. Pencemaran udara akibat
untuk ditanami oleh tanaman-
dari sisa pembuangan kendaraan
tanaman produktif. Selama ini,
bermotor dapat ditanggulangi dengan
tendensi gerakan urban farming yang
adanya ruang hijau dari urban
muncul diberbagai negara didasari
farming. Pencemaran tanah dan air di
atas masalah kerawanan pangan yang
dalam sampah di lahan kosong juga
dialami negara tersebut. Kerawanan
bisa dihilangkan karena urbang
pangan biasanya diakibatkan oleh
farming menggunakan lahan kosong
beberapa hal, dalam konteks ini
yang tidak terpakai sebagai tempat
contoh di beberapa wilayah
media tanam.
menunjukkan bahwa proses
Urban farming juga urbanisasi, kemiskinan serta embargo
dilakukan untuk mengatasi masalah dari negara lain menyebabkan
ketahanan pangan di perkotaan, hal semakin sulitnya akses terhadap
ini dikarenakan tanaman yang komoditas pangan. Havana, Kuba,
biasanya ditanam oleh pelaku urban merupakan salah satu kota yang
farming adalah sayur-sayuran yang dianggap sukses dalam
siap panen dalam jangka waktu yang mengimplementasikan urban
pendek dan mudah proses farming di wilayah tersebut.
menananmnya.
Awalnya masing-masing
Perkembangan kota saat ini masyarakat mulai menanam
telah berkembang dan maju. kebutuhan pangan dasar mereka di
Perkembangan kota dan wilayah saat sudut-sudut kota, namun pada
ini dipengaruhi oleh modernisasi kelanjutannya implementasi urban
yang sangat hedonis atau masyarakat farming tidak hanya dilakukan oleh
yang selalu berpikir individual. individu dan inisiasi dari komunitas
Individualisme yang terjadi dikota masyarakat lokal tetapi juga
memberikan pengaruh yang sangat terintegrasi keadaan pemerintah.
besar terhadap pola hidup Pertanian perkotaan merupakan
masyarakat kota. Beberapa kegiatan pertumbuhan, pengolahan,
masyarakat hanya mementingkan dan distribusi pangan serta produk
lainnya melalui budidaya tanaman bervariasi, mulai dari 10% di
dan peternakan yang intensif di Indonesia sampai hampir 70% di
perkotaan dan daerah sekitarnya, dan Vietnam dan Nikaragua.
menggunakan (kembali) sumber
Pertanian perkotaan tidak
daya alam dan limbah perkotaan,
untuk memperoleh keragaman hasil hanya sebatas mengatasi kecukupan
panen dan hewan ternak. pangan ditengah persaingan
mendapatkan sumber daya yang
Bentuknya meliputi pertanian
dan peternakan kecil-intensif, langka seperti air dan tanah, tetapi
produksi pangan di perumahan, land juga mengatasi hal-hal tersebut
sharing, taman-taman atap (rooftop dengan cara yang inovatif dan
gardens), rumah kaca di sekolah- integratif untuk mengoptimalkan
sekolah, restoran yang terintegrasi akses, kuantitas, dan kualitas pangan
dengan kebun, produksi pangan pada bagi kaum miskin kota. Semakin
ruang publik, serta produksi sayuran
banyaknya tulisan serta informasi
dalam ruang vertikal. Pertanian
perkotaan sudah menjadi praktik mengenai pertanian perkotaan
umum di banyak kota dengan menarik minat penulis untuk
melibatkan masyarakat dengan cara membuat tulisan ini dengan tujuan
yang bervariasi antar negara dan memberikan gambaran konsep serta
antar kota (Tornaghi, 2014). praktik-praktik terbaik pertanian
Urgensi pertanian kota perkotaan dari berbagai negara, baik
menjadi meningkat ketika krisis dalam negeri maupun luar negeri. Di
ekonomi menyebabkan keamanan dalam tulisan ini, penulis juga
pangan menjadi pertanyaan besar. memberikan gambaran mengenai
Keamanan pangan, khususnya bagi
masyarakat miskin kota tampaknya implementasi pertanian perkotaan
akan menjadi isu yang penting di dalam kurikulum pendidikan tinggi
masa depan. Dengan semakin serta beberapa kegiatannya.
meningkatnya tekanan pada sumber-
Kehadiran pertanian di
sumber produksi pangan,
berkembangnya jumlah masyarakat wilayah perkotaan maupun daerah
miskin kota, pertanian kota akan sekitar perkotaan memberikan nilai
menjadi satu alternatif yang sangat positif bukan hanya dalam
penting. Hasil penelitian (Zezza and pemenuhan kebutuhan pangan tetapi
Tasciotti, 2010: 265-273) juga terdapat nilai-nilai praktis yang
menunjukkan bahwa 800 juta orang dapat berdampak bagi keberlanjutan
di seluruh dunia secara aktif terlibat
ekologi maupun ekonomi wilayah
dalam praktik ini, dan bahwa
pertanian perkotaan dapat perkotaan. Apabila praktek pertanian
menghasilkan rata-rata 15 sampai 20 perkotaan dilakukan dengan
persen dari produksi pangan dunia. memperhatukan aspek-aspek
Tingkat partisipasi masyarakat dalam lingkungan, mempunyai banyak
kegiatan pertanian perkotaan di keuntungan. Nilai kehadiran
negara-negara berkembang juga pertanian perkotaan dapat dilihat dari
aspek ekonomi, ekologi, sosial, pengembangan pertanian perkotaan
estetika, edukasi, dan wisata. secara terpadu mempunyai manfaat
yang sangat besar, tidak hanya dari
Keberadaan pertanian dalam potensinya dalam menyerap tenaga
masyarakat perkotaan dapat kerja, tetapi juga meningkatkan
dijadikan sarana untuk pendapatan masyarkat kota. Setiawan
mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan Rahmi (2004: 34) melalui
dan sumberdaya alam yang ada di tulisannya mengemukakan bahwa
kota dengan menggunakan teknologi apabila masyarakat kota mampu
tepat guna. Selain itu, masyarakat memenuhi kebutuhan pangannya
kota yang umumnya sibuk karena sendiri, akan lebih banyak uang
bekerja, pertanian perkotaan dapat masyarakat kota digunakan untuk
menjadi media untuk memanfaatkan kepentingan lain seperti kesehatan,
waktu luang. Mengoptimalkan pendidikan, dan perumahan. Studi
penggunaan lahan serta pertanian kota di pekarangan
memanfaatkan waktu luang untuk Philadelphia menemukan bahwa
beraktivitas dalam pertanian masyarakat dengan pendapatan
perkotaan akan mendekatkan mereka rendah yang memiliki pekarangan
terhadap akses pangan serta menjaga dapat menghemat pengeluran pangan
keberlanjutan lingkungan dengan rata- rata $150 setiap musim
adanya ruang terbuka hijau. Haletky penanaman.
dan Taylor (2006) berpendapat
bahwa pertanian kota adalah salah Apabila ditinjau dari aspek
satu komponen kunci pembangunan ekologi, pengembangan pertanian
sistem pangan masyarakat yang perkotaan dapat memberikan
berkelanjutan dan jika dirancang manfaat yaitu (1) konservasi sumber
secara tepat akan dapat daya tanah dan air, (2) memperbaiki
mengentaskan permasalahan kualitas udara, (3) menciptakan iklim
kerawanan pangan. Dengan kata lain, mikro yang sehat, dan (4)
apabila pertanian perkotaan memberikan keindahan karena
dikembangkan secara terpadu pertanian perkotaan sangat
merupakan alternatif penting dalam memperhatikan estetika. Pertanian
mewujudkan pembangunan kota perkotaan saat ini dianggap sebagai
yang berkelanjutan (Setiawan dan salah satu solusi dalam mengatasi
Rahmi, 2004). pencemaran udara di wilayah
perkotaan serta solusi untuk adaptasi
Peranan urban farming jika perubahan iklim. Menurut De Zeeuw
ditinjau dari aspek ekonomi memiliki (2011), pertanian perkotaan
banyak keuntungan diantaranya yaitu memainkan peranansignifikan dalam
stimulus penguatan ekonomi lokal penghijauan kota dan peningkatan
berupa pembukaan lapangan kerja kualitas iklim mikro kota, sekaligus
baru, peningkatan penghasilan merangsang produktivitas dengan
masyarakat serta mengurangi pemanfaatan kembali sampah
kemiskinan. Dalam situasi krisis organik dan mengurangi penggunaan
ekonomi yang tengah dialami oleh energi yang berlebihan. Dengan
beberapa negara dalam beberapa demikian, adanya pertanian
tahun terakhir, termasuk Indonesia, perkotaan bukan saja untuk
memperbaiki kualitas udara, bahwa usahatani di perkotaan dapat
melainkan secara langsung dapat memberikan lapangan pekerjaan dan
mengurangi beban kota dalam menjadi sumber penghasilan
menampung sampah-sampah yang masyarakat serta menyangga
berasal dari rumah tangga maupun kestabilan ekonomi di dalam keadaan
industri. Adanya pertanian perkotaan kritis dan berkaitan langsung dengan
juga sangat bermanfaat bagi upaya penaggulangan kemiskinan
kelestarian lingkungan, mengurangi serta penciptaan lingkungan yang
polusi udara, serta menciptakan lestari.
keindahan dan kesejukkan di tempat Pengembangan pertanian
tinggal masyarakat (Heryati, 2008: perkotaan secara terpadu dan
119). berkelanjutan juga memiliki nilai
Komposisi penduduk kota kesehatan, edukasi serta wisata.
yang padat dan heterogen Wilayah perkotaan yang padat
menimbulkan permasalahan sosial dengan bangunan membuat ruang
yang cukup rumit. Masalah sosial terbuka hijau (RTH) semakin
yang sering ditemui di perkotaan terbatas. Hal ini akan berdampak
diantaranya adalah pengangguran, pada degradasi kualitas lingkungan.
kesehatan, sanitasi, mal-nutrisi, Dengan adanya pertanian perkotaan
sampai kepada akses terhadap ruang hijau di kota bisa bertambah,
pangan yang cukup sulit. wilayah penyerap CO2 menjadi lebih
Pengembangan pertanian perkotaan banyak sehingga kualitas udara
yang berkelanjutan dapat menjadi menjadi lebih baik. Edukasi seperti
solusi dalam mengatasi masalah ini yang akan muncul ketika
sosial tersebut. Menurut Setiawan pertanian perkotaan berkembang
dan Rahmi (2004: 36), keuntungan secara terpadu. Keberadaan RTH
sosial yang diperoleh dari pertanian bukan hanya digunakan sebagai
perkotaan yaitu meningkatkan tempat berkumpul penghuni untuk
persediaan pangan, meningkatkan bersosialisasi dan berekreasi,
nutrisi masyarakat miskin kota, melainkan juga memberi kontribusi
meningkatkan kesehatan masyarakat, positif bagi peningkatan kualitas dan
mengurangi pengangguran, serta keberlanjutan lingkungan hidup
mengurangi konflik sosial. Selain itu, kawasan kota.Pertanian perkotaan
partisipasi masyarakat kota di juga memberikan nilai wisata bagi
berbagai negara (terutama negara penduduk kota. Terbatasnya RTH
berkembang) dalam kegiatan dan langkanya praktik pertanian,
pertanian perkotaan sangat besar. 11 menjadikan contoh-contoh nyata
dari 15 negara berkembang tingkat pertanian perkotaan menjadi daya
partisipasi rumah tangga dalam tarik tersendiri bagi masyarakat
kegiatan pertanian perkotaan untuk berwisata sekaligus menjadi
mencapai 30 persen bahkan delapan sarana edukatif bagi anak-anak.
negara diantaranya menunjukkan
Gerakan Sosial
peningkatan pendapatan sebesar 50
persen untuk rumah tangga yang Gerakan sosial pada
berpendapatan rendah (Koscica, hakikatnya merupakan hasil perilaku
2014). Fakta tersebut menunjukkan kolektif. Menurut Giddens (1993:
642) dalam Suharko (2015: 15), merupakan kawasan permukiman di
gerakan sosial adalah upaya kolektif perkotaan identitas yang dimilikinya
untuk mengejar suatu kepentingan sangat ditentukan oleh aktivitas yang
bersama, atau mencapai tujuan dilakukan penghuninya.
bersama melalui tindakan kolektif Kampung kota merupakan
untuk mengejar suatu kepentingan bentuk tugas permukiman di wilayah
bersama, atau mencapai tujuan perkotaan yang khas Indonesia
bersama melalui tindakan kolektif di dengan ciri antara lain: penduduk
luar lingkup lembaga-lembaga yang masih membawa sifat dan perilaku
mapan. Keterkaitan antara aksi kehidupan pedesaan yang terjalin
kolektif dengan gerakan sosial dalam ikatan kekeluargaan yang erat,
merupakan gerakan yang dilakukan kondisi fisik bangunan dan
untuk mendorong masyarakat kota lingkungan kurang baik dan tidak
dengan memanfaatkan lahan sisa dan beraturan, kerapatan bangunan dan
terbengkalai di sekitar mereka penduduk tinggi, sarana pelayanan
melalui urban farming. Walaupun dasar serba kurang, seperti air bersih,
gagasan ini berkaitan dengan konsep saluran air limbah dan air hujan,
pertanian atau cenderung pada pembuangan sampah dan lainnya. Di
konsep lingkungan, namun gerakan Indonesia kampung kota telah
ini tidak didasari oleh suatu menjadi ciri khas dari budaya
permasalahan lingkungan yang permukiman. Dalam permukiman
krusia, bukan pula suatu gerakan tersebut, dihuni dengan berbagai
yang memperjuangkan perubahan latar belakang status sosial dan
struktur bagi kelompok yang ekonomi yang dapat bertahan hidup
tertindas. di tengah kemajuan kota yang pesat.
b. Kampung Kota Dalam situasi krisis yang tidak
menguntungkan, keberadaan
Kampung sebenarnya
kampung kota menjadi penting
merupakan sebuah bentuk asli dari
karena di dalamnya terdapat proses
kota-kota di Indonesia. Fenomena
uik yang dilakukan oleh penghuni
kampung kota merupakan sebuah
berpenghasilan menengah ke bawah
kampung yang banyak terjadi
sesuai dengan kemampuannya yang
utamanya di negara-negara
terbatas.
berkembang, di mana pertumbuhan
pola sosial dan budaya masyarakat Dalam konteks permukiman
berbeda dengan tuntutan kehidupan penduduk di kota, Indonesia
kota, jika dipandang dari sudut memiliki tiga tipe permukiman,
universalisme nilai dan kehidupan dimana tipe pertama merupakann
perkotaan yang modern. tipe permukiman yang terencana
(well-planned), dengan penataan
Kampung kota merupakan
infrastuktur dan fasilitas yang
bagian dari tata ruang kota yang
lengkap dan dapat dijangkau oleh
memiliki kekhasan permukiman,
kendaraan bermotor. Tipe kedua
yang penghuninya memiliki aktivitas
adalah tipe kampung, dengan rumah-
yang beragam yang memberikan
rumah yang berada di dalam,
warna identitas dari kampung kota
kebanyakan tidak dapat dijangkau
bersangkutan. Kampung kota yang
dengan mobil maupun motor. melainkan dampak terhadap
Sedangkan tipe ketiga adalah kehidupan penghuninya.
pemukiman pinggiran/kumuh Dengan kata lain, kepuasan
(squatter) yang banyak bermunculan penghuni tidak selalu sejajar
pada ruang-ruang marjinal kota, dengan pemakaian standar.
seperti tepi sungai atau di tanah milik Kekurangan dan
negara. Tipe ini sering disebut ketidaksempurnaan rumah
dengan tipe kampung illegal. jauh lebih diterima dapat
diterima bila hal tersebut
Dalam suatu permukiman,
merupakan akibat tanggung
maka rumah merupakan perumahan
jawab diri sendiri dari pada
bagian yang tidakdapat dilihat
sebagai hasil fisik yang rampung tanggung jawab pihak lain.
semata, melainkan proses yang Ada beberapa prinsip yang
berkembang dan berkaitan dengan menjadi dasar dalam menciptakan
mobilitas sosial ekonomi kondisi urbanitas dan ruang kota
penghuninya dalam suatu kurung yang berkelajutan, yang bertolak
waktu. pada eksistensi kampung kota
Turner berpendapat bahwa sebagai tempat bermukim
masyarakat harus lebih banyak masyarakat kota, antara lain:
mengatur proses pengadaan rumah, 1. Menempatkan kampung kota
sehingga dapat menghasilkan sebagai bagian integral dari
lingkungan yang lebih baik dalam sistem perencanaan kota yang
arti luas. Menurut Turner dalam harus selalu diperhitungkan
Situmorang (2013: 148) ada 3 dasar dan dipertimbangkan.
teori yang berkaitan dengan hal Legalitas dan kepastian
tersebut: hukum terhadap eksistensinya
1. Bila penghuni menguasai melalui kekuatan politik
proses pengambilan menjadi dasar yang paling
keputusan utama dan berpengaruh pada upaya-
memiliki keleluasaan untuk upaya perbaikan dan
memberikan masukan dalam pengembangannya. Kampung
perancangan, pembangunan kota dapat berperan sebagai
dan pengelolaannya, maka satu kesatuan lingkungan
proses maupun lingkungan (neighbourhood).
yang dihasilkan akan 2. Prinsip-prinsip new urbanism
meningkatkan kesejateraan barat sebagai pendekatan
individu atau masyarakat fisik dapat diadopsi secara
lainnya. moderat ke dalam prinsip
2. Bila sebaliknya, maka New Urban Settlement,
permikiman akan menjadi dengan kriteria-kriteria dan
penghambat untuk standar kebutuhan dan ukuran
pemenuhan diri dan beban yang berbeda disesuaikan
ekonomi keluarga. dengan kondisi lokal sebagai
3. Wujud rumah bukanlah struktur mikro kampung kota.
menjadi hal terpenting,
3. Menciptakan keterkaitan menjembatani dua pandangan (barat
antar lingkungan baik melalui dan timur) dalam menelusuri
keterkaitan ekonomi, sosial karakter fisik lokal (physical
maupun budaya (makro) approach).
maupun lingkungan fisiknya
(mikro), sehingga dapat Daftar Pustaka
menciptakan sistem
B. Setiawan dan Dwita Hadi Rahmi.
perkotaan dan memberi
2004. Ketahanan Pangan,
legitimasi kuat pada
Lapangan Kerja, dan
eksistensi kampung (macro-
Keberlanjutan Kota: Studi
micro linkage).
Pertanian Kota di Enam Kota
4. Menemukan kembali
Indonesia. Warta penelitian
signifikansi kampung kota
Universitas Gadjah Mada
dari segi kesejarahan dan
(Edisi Khususus).
makna kultural tempat, untuk
menentukan intervensi apa Haletky, N and O. Taylor. 2006.
yang sebaiknya harus Urban agriculture as a
dilakukan dalam Solution to Food Insecurity:
meningkatkan kualitasnya. West Oakland and People
5. Keseimbangan yang Grocery. Urban Agriculture
proporsional antara kekuatan in West Oakland
masyarakat melalui
partisipasi dan tanggung Heryati. 2008. Kampung Kota
jawab pemerintah dalam Sebagai Bagian dari
menciptakan sistem hunian Permukiman Kota Studi
perkotaan yang demokratis, Kasus: Tipologi Permukiman
plural dan toleran menuju RW 01 RT 02 Kelurahan
masyarakat post-modern asia. Limba B dan RW 04 RT 04
Kel. Biawu Kecamatan Kota
Kampung kota sebagai titik Selatan Kota
tolak dalam menemukan urbanitas Gorontalo.Gorontalo:
baru di Asia khususnya di Indonesia Universitas Negeri Gorontalo.
dapat menjadi kunci dalam membina
kehidupan perkotaan yang lebih baik. Koscica, M. 2014. The Role of
Namun demikian, penelusuran Urban Agriculture in
mengenai prinsip-prinsip fisik Adressing Food Insecurity in
nampaknyamasih cukup jauh, karena Developing Cities. Journal Of
masih harus menemukan kembali International Affairs. Vol. 67
paradigma dan ideologi dalam no. 2. P 177-186.
bermukim di perkotaan yang
berkarakteristik lokal. Modernisasi Nugroho, Agung Cahyo.
yang melanda juga hendaknya tidak 2009.Kampung Kota Sebagai
ditanggapi secara apriori atau justru Sebuah Titik Tolak Dalam
larut secara total ke dalamnya tanpa Membentuk Urbanitas dan
pegangan. Kepadatan adalah karakter Ruang Kota Berkelanjutan.
kampung kota di Asia yang mampu Jurnal Rekayasa Vol 13 No 3.
Sumintarsih dan Ambar Adrianto.
2014. Dinamika Kampung
Kota: Prawirotaman Dalam
Perspektif Sejarah dan
Budaya. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Balai Pelestarian
Nilai Budaya.
Situmorang. 2013. Gerakan Sosial
Teori dan Praktik. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Suharko. 2015. Gerakan Sosial
Jakarta: Seri Modul Simpul
Demokrasi Komunitas
Indonesia Untuk Demokrasi
Tornaghi, C. 2014. Critical
geography of urban
agriculture. Progres in human
geography. Vol. 38.
Zezza, A and L. Tasciotti. 2010.
Urban agriculture, poverty,
and food security: empirical
evidence from a sample of
developing countries. Journal
of food policy. Vol. 35, Issue
4. P 265-273.
Referensi:

http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/
ind/index.php/publikasi/artikel/639-
konsep-urban-farming-sebagai-
solusi-kota-hijau di akses pada 14
Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai