A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data
1) Gambaran Tingkat disiplin mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS
UNM angkatan 2017.
Tingkat disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017
adalah ketaatan, Kesetiaan, dan Ketertiban dalam menjalankan peraturan
yang telah ditetapkan oleh Universitas Negeri Makassar.
Untuk mengetahui Gambaran Tingkat disiplin mahasiswa pendidikan
sosiologi FIS UNM angkatan 2017 dapat dilihat pada lampiran 1.
Sedangkan intervalnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
dengan tugas yang diminta dan terbatas pada penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan instruksi pimpinan, dalam hal ini pengembangan pegawai dalam
meningkatkan kompentensi belum pernah dilakukan seperti Workshop yang
berkaitan dengan pengembangan tugas pokoknya.
Keterangan:
X1 :Kompetensi Pegawai
26
X2 :Kompesasi Pegawai
Y : Kinerja Pegawai
Rangkuman hasil pengujian normalitas data penelitian di atas
menunjukkan bahwa X1 hasil perhitungan untuk variabel kompetensi pegawai=
20,13 dan 𝑋𝑡2 = 37,652, sedangkan 𝑋ℎ2 untuk variabel Kompesasi Pegawai=
20,14 dan 𝑋𝑡2 = 24,996, Kinerja = 20,14 dan 𝑋𝑡2 = 24,996, maka hasil yang
didapatkan tersebut ternyata 𝑋ℎ2 < 𝑋𝑡2 , artinya Ho yang diterima, atau dengan kata
lain data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari populasi berdistibusi
normal. Hasil yang didapatkan ini telah memenuhi persyaratan normalitas data,
maka selanjutnya penelitian ini dapat dilakukan.
4) Korelasi
Untuk menguji hipotesis dan mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat
disiplin terhadap motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNM
angkatan 2017 maka diadakan uji korelasi product moment.
Sosiologi Fis Unm Angkatan 2017 dalam kategori sangat kuat. Dari koefisien
korelasi yang bertanda + diperoleh adanya hubungan yang searah. Artinya kalau
Tingkat Disiplin meningkat, makan semakin meningkat pula Motivasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Fis Unm Angkatan 2017
Dari hasil olah data diperoleh nila R square = 0,942 artinya variabel
tingkat disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017 dapat
menerangkan variabilitas sebesar 94,20% dari variabel motivasi belajar
mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017, sedangkan sisanya
diterangkan oleh variabel lain (dimana R2 merupakan koefisien determinasi).
Untuk pengujian signifikansi koefisien regresi dapat dilakukan dengan melihat
hasil tabel sebagai berikut:
28
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 22,994 2,730 8,423 ,000
tingkat disiplin ,682 ,046 ,942 14,917 ,000
a. Dependent Variable: motivasi belajar
B. Pembahasan
1. Gambaran Kompetensi Guru Pendidikan Ekonomi
Bila dilihat disisi kompetensi pegawai yang ada di FIS UNM berkategori
kompetensi yang tinggiini juga dibuktikan di lapangan bahwa pegawai yang
mengikuti rata-rata memiliki pengalamaan yang memadai yaitu pengalaman rata-
rata lebih dari 10 tahun.Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pegawai
mempunyai kemampuan profesional seperti: (a) pengakuan dan penerimaan
tanggung jawab sekolah di kantor, (b) menjalin hubungan kerjasama dengan
teman sekerja, administrator, dan personel lain yang non profesional, (c) menjalin
hubungan dosen dan mahasiswa, (d) mempunyai pandangan akan pertumbuhan
jabatan, (e) mendayagunakan secara wajar layanan-layanan khusus yang ada, (f)
memahami pola-pola pertumbuhan dan tingkah laku para mahasiswa pada tingkat
perkembangan yang beragam dan mengatasi secara baik setiap situasi yang
muncul, dan (g) memiliki etika perilaku. Demikian pula kemampuan personal
adalah: (1) memiliki kondisi kesehatan baik, (2) memiliki rasa humor, (3)
memiliki kemampuan berbicara, (4) berpakaian rapi dan sopan, dan (5) selalu
tepat waktu dalam menjalankan kewajiban.
Temuan penelitian ini juga sesuai dengan teori human capital yang
menerangkan bahwa insentif mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, karena insentif pegawai berperan meningkatkan produktivitas kinerja
Pegawai.
Selanjutnya hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian Taufik
(2005) mengatakan bahwa kompensasi berhubungan signifikan secara parsial
(r=0,655 pada taraf signifikansi 21,86%) dengan kinerja pegawai. Hubungan
secara parsial mengandung arti bahwa pemberian kompensasi secara baik atau
sangat baik akan meningkatkan kinerja pegawai secara signifikansi. Kompensasi
yang baik yaitu sesuai dengan harapan pegawai itu sendiri, bahkan melebihi apa
yang diharapkan yakni sangat memuaskan dan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan yang paling dasar seorang pegawai sebagai manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh Tirtaraharja (1991) sejalan dengan hasil
penelitian di atas tentang kesejahteraan guru; salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar murid sekolah Dasar di Sulawesi Selatan. Penelitian ini
menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensif guru dengan
motivasi berprestasi guru, para guru yang mendapatkan insentif dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional dan penuh tanggung jawab, semakin
banyak insentif yang didapatkan semakin termotivasi melaksanakan tugas dengan
baik, demikian pula kinerja guru.
Selanjutnya hasil penelitian yang sama diperkuat oleh Djauhari (2005)
mengenai kontribusi kepemimpinan situasional kepala sekolah, kepangkatan, dan
gaji terhadap disiplin para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di
Kota Nganjuk menyimpulkan bahwa insentif guru sangat berpengaruh terhadap
ketenangan para guru dalam melaksanakan tugas secara profesional dan
propoersional, dengan demikian insentif guru berhubungan positif yang
signifikan dengan motivasi berprestasi guru dan kinerja guru.
35
Hasil penelitian di atas, didukung oleh hasil penelitian Debby Riam Larasati
(2004) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kompensasi terhadap
produktivitas kerja karyawan pada CV. Panca Bhakti Malang, menemukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara
kompensasi yang berupa sistem kompensasi, kebijaksanaan kompensasi dan
waktu pembayaran kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV.
Panca Bhakti Malang, dengan hubungan 0,854. Kemudian diketahui pula bahwa
sistem kompensasi memiliki pengaruh yang dominan terhadap produktivitas kerja
karyawan.
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa kompensasi kerja yang diterima
Pegawai FIS UNM secara langung maupun tidak langsung berhubungan erat
dengan kinerja Pegawai FIS UNM atau dengan kata lain pemberian kompensasi
yang memadai akan mendorong guru mata pelajaran ekonomi bekerja lebih
produktif. Pemberian kompensasi secara baik atau sangat baik akan
meningkatkan kinerja Pegawai FIS UNM secara signifikansi. Kompensasi yang
baik yaitu sesuai dengan harapan Pegawai FIS UNM itu sendiri, bahkan melebihi
apa yang diharapkan yakni sangat memuaskan dan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan yang paling dasar seorang Pegawai FIS UNM sebagai manusia.
6. Kompetensi Pegawai dan Kompensasi Pegawai FIS UNM terhadap
Kinerja Pegawai FIS UNM