Anda di halaman 1dari 14

“PENGARUH TINGKAT DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

MAHASISWA PENDIDIKAN SOSIOLOGI FIS UNM ANGKATAN 2017”

“HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN”

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data
1) Gambaran Tingkat disiplin mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS
UNM angkatan 2017.
Tingkat disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017
adalah ketaatan, Kesetiaan, dan Ketertiban dalam menjalankan peraturan
yang telah ditetapkan oleh Universitas Negeri Makassar.
Untuk mengetahui Gambaran Tingkat disiplin mahasiswa pendidikan
sosiologi FIS UNM angkatan 2017 dapat dilihat pada lampiran 1.
Sedangkan intervalnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel. 1. Gambaran Tingkat disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM


angkatan 2017.
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase
1. 18 - 32 Rendah 0 0
2. 33 - 47 Kurang 2 6,7
3. 48 – 62 Cukup 15 50
4. 63- 77 Tinggi 13 43,3
5. 78 - 100 Sangat tinggi 0 0
30 100
Sumber: Hasil olahan data Angket tahun 2018
Berdasarkan table 1. Di atas, gambaran kompetensi pegawai FIS UNM,
kompetensi pegawai FIS UNM masih tinggi, dalam pekerjaan pegawai selalu
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perintah pimpinan atau tugas pokok
yang ada.
Berdasarkan beberapa pegawai mengatakan bahwa pekerjaan sesuai
24

dengan tugas yang diminta dan terbatas pada penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan instruksi pimpinan, dalam hal ini pengembangan pegawai dalam
meningkatkan kompentensi belum pernah dilakukan seperti Workshop yang
berkaitan dengan pengembangan tugas pokoknya.

2) Gambaran motivasi belajar mahasiswa pendidikan sosiologi FIS


UNM angkatan 2017.
Kinerjamengarah pada suatu tingkat pencapaian tugas yang dilakukan oleh
seseorang. Hal ini menggambarkan seberapa mampu orang memenuhi
tuntutan pekerjaan yang dimilikinya atau menjadi tugasnya. Kinerja
seseorang dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, berkaitan dengan
kemampuan atau keterampilan orang tersebut dalam menggunakan
kemampuan dan keterampilannya ketika melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Untuk mengetahui Gambaran motivasi belajar
mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017 dapat dilihat
pada lampiran 2.
Sedangkan intervalnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel. 2. motivasi belajar mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan


2017
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase
1. 18 - 32 Rendah 0 0
2. 33 - 47 Kurang 1 3,3
3. 48 – 62 Cukup 11 36,7
4. 63- 77 Tinggi 18 60
5. 78 - 100 Sangat tinggi 0 0
30 100
Sumber: hasil olahan data tahun 2018
Berdasarkan data di atas, dapat dipahami bahwa kinerja yang dihasillkan
oleh pegawai FIS UNM sudah kategori tinggi dalam hal ini bahwa kinerja yang
selama ini ditunjukkan oleh pegawai masih sebatas kemampuan dalam
25

mengerjakan tugas masing-masing sehingga persepsi mereka dalam kemampuan


masih dalam pekerjaan sehari-hari. Kreatifitas, inovasi masih sangat minim dalam
mengeksplorasi pekerjaannya.
Dapat dipahami bahwa peningkatan kinerja ini sangat penting untuk
mengantisipasi kemajuan yang akan dihadapi kedepan. Dengan kondisi sekarang
tidak menutup kemungkinan para pegawai tidak bisa bersaing dengan keadaan
yang ada. Perlu adanya perhatian dari pimpinan dalam Fakultas Ilmu Sosial untuk
membantu pegawai dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh pegawai.

3) Uji Normalitas Data


Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui
apakah data penelitian ini sudah memenuhi persyaratan penggunaan statistik yang
akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis untuk
penggunaan statistik adalah data yang diperoleh sekurang-kurangnya berdistribusi
normal.
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan data
tentang kompentesi, kompensasi terhadap kinerja pegawai FIS UNM. Pengujian
kenormalan data digunakan dengan kriteria bila Chi-square (𝑋ℎ2 ) lebih kecil atau
sama dengan harga Chi kuadrat tabel (𝑋ℎ2 ≤ 𝑋𝑡2 ), maka distribusinya dinyatakan
normal. Berdasarkan tabel kerja uji normalitas data, secara jelas dapat dilihat pada
tabel 3 berikut ini, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Penelitian

Variabel Dk 𝑋ℎ2 𝑋𝑡2 Sig. Keterangan

X1 2520,13 37,652 0,995 Normal


X2 2520,14 25,67,00 0,925 Normal
Y 2520.14 24,996 0,935 Normal

Sumber : Hasil analisis data melalui SPSS 18.0

Keterangan:
X1 :Kompetensi Pegawai
26

X2 :Kompesasi Pegawai
Y : Kinerja Pegawai
Rangkuman hasil pengujian normalitas data penelitian di atas
menunjukkan bahwa X1 hasil perhitungan untuk variabel kompetensi pegawai=
20,13 dan 𝑋𝑡2 = 37,652, sedangkan 𝑋ℎ2 untuk variabel Kompesasi Pegawai=
20,14 dan 𝑋𝑡2 = 24,996, Kinerja = 20,14 dan 𝑋𝑡2 = 24,996, maka hasil yang
didapatkan tersebut ternyata 𝑋ℎ2 < 𝑋𝑡2 , artinya Ho yang diterima, atau dengan kata
lain data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari populasi berdistibusi
normal. Hasil yang didapatkan ini telah memenuhi persyaratan normalitas data,
maka selanjutnya penelitian ini dapat dilakukan.

4) Korelasi
Untuk menguji hipotesis dan mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat
disiplin terhadap motivasi belajar mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNM
angkatan 2017 maka diadakan uji korelasi product moment.

Tabel 4. korelasi product moment X1, X2, dan Y


Correlations
Correlations
tingkat disiplin motivasi belajar
tingkat disiplin Pearson Correlation 1 ,942**
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
motivasi belajar Pearson Correlation ,942** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan product moment, maka diperoleh korelasi


antara Tingkat Disiplin Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Fis Unm Angkatan 2017 dengan koefisien r 0,942 kemudian di
konsultasikan pada tabel interpertasi nilai r berada pada interval. Ini berarti
hubungan Tingkat Disiplin Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan
27

Sosiologi Fis Unm Angkatan 2017 dalam kategori sangat kuat. Dari koefisien
korelasi yang bertanda + diperoleh adanya hubungan yang searah. Artinya kalau
Tingkat Disiplin meningkat, makan semakin meningkat pula Motivasi Belajar
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Fis Unm Angkatan 2017

5) Analisis Regresi Linear Sederhana


Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu ”Tingkat Disiplin
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Fis Unm Angkatan
2017 ” maka digunakan analisis regresi linear sederhana.

Tabel 5. Regression tingkat disiplin (X) terhadap tingkat motivasi (Y)


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 ,942a ,888 ,884 1,86051
a. Predictors: (Constant), tingkat disiplin

Dari hasil olah data diperoleh nila R square = 0,942 artinya variabel
tingkat disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017 dapat
menerangkan variabilitas sebesar 94,20% dari variabel motivasi belajar
mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan 2017, sedangkan sisanya
diterangkan oleh variabel lain (dimana R2 merupakan koefisien determinasi).
Untuk pengujian signifikansi koefisien regresi dapat dilakukan dengan melihat
hasil tabel sebagai berikut:
28

Tabel 4.7. Cooffisients motivasi belajar

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 22,994 2,730 8,423 ,000
tingkat disiplin ,682 ,046 ,942 14,917 ,000
a. Dependent Variable: motivasi belajar

Untuk konstanta Hipotesis:


H0 : koefisien regresi tidak signifikan
H1 : koefisien regresi signifikan
Pada taraf signifikansi 5%, dari nilai sig. = 0,000 yang lebih dari taraf
signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho artinya konstanta
berpengaruh pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM
angkatan 2017.
Hipotesis :
H0 : koefisien regresi tidak signifikan
H1 : koefisien regresi signifikan
Pada taraf signifikansi 5%, dari nilai sig. = 0,000 yang lebih dari taraf
signifikansi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho artinya konstanta
berpengaruh pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM
angkatan 2017. Sehingga model regresi terbentuk adalah
Y = 22,994 + 0,682 (X)
Tanda + pada variabel Tingkat disiplin menunjukkan arah yang searah,
artinya bila Tingkat Disiplin mahasiswa pendidikan sosiologi FIS UNM angkatan
2017 naik, maka Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNM
Angkatan 2017 akan naik, begitu sebaliknya.
29

B. Pembahasan
1. Gambaran Kompetensi Guru Pendidikan Ekonomi
Bila dilihat disisi kompetensi pegawai yang ada di FIS UNM berkategori
kompetensi yang tinggiini juga dibuktikan di lapangan bahwa pegawai yang
mengikuti rata-rata memiliki pengalamaan yang memadai yaitu pengalaman rata-
rata lebih dari 10 tahun.Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pegawai
mempunyai kemampuan profesional seperti: (a) pengakuan dan penerimaan
tanggung jawab sekolah di kantor, (b) menjalin hubungan kerjasama dengan
teman sekerja, administrator, dan personel lain yang non profesional, (c) menjalin
hubungan dosen dan mahasiswa, (d) mempunyai pandangan akan pertumbuhan
jabatan, (e) mendayagunakan secara wajar layanan-layanan khusus yang ada, (f)
memahami pola-pola pertumbuhan dan tingkah laku para mahasiswa pada tingkat
perkembangan yang beragam dan mengatasi secara baik setiap situasi yang
muncul, dan (g) memiliki etika perilaku. Demikian pula kemampuan personal
adalah: (1) memiliki kondisi kesehatan baik, (2) memiliki rasa humor, (3)
memiliki kemampuan berbicara, (4) berpakaian rapi dan sopan, dan (5) selalu
tepat waktu dalam menjalankan kewajiban.

2. Gambaran kompensasi Pegawai di Fakultas Ilmu Sosial Universitas


Negeri Makassar

Kompensasi pegawai di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar


berada pada kategori tinggi. Hal ini didasari bahwa pihak kementerian ristek
pendidikan tinggi telah memberikan tunjangan kinerja, dan pendapatan-
pendapatan di kepanitian yang ada pada kegiatan-kegiatan akademik. Hal ini
bahwa kompensasi cukup tinggi dibandingkan dengan pegawai yang ada di sekitar
UNM itu sendiri.
Sistem insentif atau kompensasi menunjukkan hubungan yang paling jelas
antara kompensasi dan prestasi kerja. Istilan insentif pada umumnya digunakan
untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan
30

langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar produktivitas karyawan


atau probabilitas organisasi atau kedua kriteria tersebut. Berbagai bentuk rencana
insentif mengkaitkan upah dengan produktivitas individual, rencana-rencana
lain dengan produktivitas kelompok, dan rencana-rencana lain lagi dengan
produktivitas atau profibilitas organisasi keseluruhan. Para karyawan yang
bekerja di bawah sistem intensif finansial berarti prestasi kerja mereka
menentukan secara keseluruhan atau sebagian, penghasilan mereka.

3. Gambaran Kinerja Pegawai FIS UNM


Kinerja pegawai FIS UNM sangat memadai dandalam kategori tinggi,
jika dilihat dari produktivitas pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diembang sehari-hari. Namun pada kenyataannya bahwa pegawai senantiasa
hanya bekerja sesuai dengan instruksi pimpinan fakultas.
Keberadaan inisiatif, kreasi, dan inovasi masih sangat kurang, diakibatkan
karena kurangnya pola pembinaan yang secara langsung dari pimpinan sendiri.
Hal ini mengakibatkan pola-pola yang ada tidak dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai FIS UNM
menunjukkan kinerja memuaskan dengan hasil kinerja pegawai FIS UNM yang
ditunjukkan dengan hasil kemampuan menyelesaikan tugas, dan atau apa yang
dilakukan seorang pegawai melalui: (1) perencanaan dan pengorganisasian
kegiatan, (2) terampil dalam memberikan pekerjaan, (3) merangsang pegawai
lebih bekerja melalui kegiatan-kegiatan dan sumber-sumber yang inovatif, (4)
menunjukkan penguasaan dan rasa antusias terhadap pekerjaan, (5) menciptakan
suasana bekerja yang kondusif bagi kegiatan, (6) membuat catatan secara benar
dan teliti tentang keadaan pekerjaan, (7) mempunyai hubungan baik dengan teman
sejawat secara menyeluruh, dan (8) berinisiatif dan mempertahankan secara gigih
manajemen dan disiplin kampus. Temuan penelitian ini sejalan dengan
hasilpenelitian John Mc Neil sebagaimana dikutip Oliva (1974) menyimpulkan
bahwa untuk menentukan kriteria evaluasi kinerja pegawai, perlu dijelaskan lebih
dulu tentang bagaimana bertugas yang efektif.
31

Lebih lanjut hasil penelitian ini tentang pegawai FIS UNM


dikomfirmasikan dengan teori seperti yang tercamtun Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1995) kinerja diartikan sebagai: (a) sesuatu yang dicapai, (b)
prestasi yang diperlihatkan, dan (c) kemampuan kerja.. Hal ini senanda dengan
pendapat Snell (1992) menyatakan bahwa kinerja merupakan kulminasi dari tiga
elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya, dan sifat keadaan
eksternal. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh
seorang karyawan ke tempat kerja seperti pengetahuan, kemampuan, kecakapan-
kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis.Tingkah upaya, dapat
digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan
pekerjaan, sedangkan kondisi-kondisi eksternal mendukung produktivitas kinerja.
Uraian di atas, menunjukkan bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh
Pegawai FIS UNM semakin meningkat disebabkan oleh kompetensipegawai, dan
kompensasi. Dapat disimpulkan bahwa yang harus menjadi penekanan dalam
meningkatkan kinerja adalah sistem kompensasi yang harus menjadi perioritas
dalam meningkatkan kinerja.
4. Pengaruh Kompetensi Pegawai dengan Kinerja Pegawai di FIS UNM
Kompentensi Pegawai (X1) berhubungan langsung dengan kinerja
Pegawai (Y) memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap tinggi
rendahnya oleh kinerja Kompetensi. Dengan demikian tinggi rendahnya oleh
kinerja Pegawai dijelaskan oleh Kompetensi Pegawai. Besarnya kontribusi
Kompetensi Pegawai yang secara langsung berkontribusi terhadap oleh kinerja
Pegawai FIS UNM kategori lemah.
Hasil penelitian yang sama senada dengan penelitian Hoy dan Miskell
(1982) mengemukakan bahwa Kompetensi adalah produk akhir dari interaksi
antar kelompok pegawai, Dosen dan para pegawai tata usaha (administrator) yang
bekerja untuk mencapai keseimbangan antara dimensi intansi dengan dimensi
individu. Produk-produk itu mencakup nilai-nilai, kepercayaan sosial,dan standar
sosial.
Temuan penelitian ini, diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Bernadin dan Russel (1995:515) yang menyatakan bahwa “faktor-faktor yang
32

dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan pegawai meliputi; Pengetahuan,


keterampilan, kecakapan, sikap dan perilaku”. Dengan demikian kompetensi
professional pegawai dalam hal ini baik melalui pendidikan formal maupun
informal untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sangat perlu
ditingkatkan utnuk kepentingan peningkatan kinerja pegawai. Sebagai
implikasinya, maka dari pihak pimpinan sendiri harus memiliki kemauan untuk
terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kompetensinya
sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai pegawai.
Kompetensi pegawai yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang melekat pada dirinya yang dapat menunjukkan perilakunya sebagai
pegawai, temuan penelitian tersebut diperkuat dengan pernyataan Surya, M.
(2003:137) bahwa kompetensi pegawai meliputi; kompetensi personal,
kompetensi professional, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, dan
kompetensi spiritual, yaitu (a) kompetensi personal, ialah kualitas kemampuan
pribadi seorang pegawai yang diperlukan agar dapat menjadi pegawai yang baik.
Kompetensi personal ini mencakup kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagai pegawai yang professional. (b) Kompetensi
professional meliputi aspek kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu
penguasaan bahan yang harus diajarkannya besarta metodenya, rasa tanggung
jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat lainnya; (c)
kompetensi social, ialah kemampuan yang diperlukan oleh seorang pegawai agar
berhasil dalam hubungannya dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini
termasuk keterampilan dalam interaksi social dan melaksanakan tanggung jawab
social; (d) kompetensi intelektual, ialah penguasaan berbaga ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pegawai; dan (e) kompetensi
spiritual, ialah kualitas keimanan dan ketaqwaan sebagai pegawai yang
beragama.
Temuan penelitian ini didukung oleh Pendapat Makmun, A.S. (2000:70-71)
yang mengatakan bahwa seorang pegawai yang memiliki kompetensi professional
yang berkarakter seperti; (a) mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara
rasional, dalam arti ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia
33

melakukan, apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan


logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang
dikerjakannya “he is fully aware of why he is doing what he is doing”.(b)
menguasai perangkat pengetahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hipotesis
dan generalisasi, data informasi, dan sebagainya) tentang seluk beluk apa yang
menjadi bidang tugas pekerjaannya. “He really knows what is to be done and how
to do it”. (c) menguasai perangkat keterampilan (strategi dan teknik, metode dan
teknik prosedur dan mekanisme, sarana dan instrument, dan sebagainya) tentang
cara bagaimana dan dengan apa yang harus melakukan tugas pekerjaanya. “He
actually knows through which ways he should go and how to go through”. (d)
memahami perangkat persyaratan ambang (basic standards) tentang ketentuan
kelayakan normative minimal dan kondisi dari proses yang dapat ditoleransikan
dan criteria keberhasilan yagn dapat diterima dari apa yang dilakukannya, (the
minimal acceptable performances); (e) memiliki daya (motivasi) dan citra
(aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas
dengan memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik
mungkin. “He is doing the best with a high achievement motivation.” (F)
memiliki kewenangan (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangkat
kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan (observable)
dan teruji (measurable), sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak
berwenang (certifiable).
Berdasarkan paparan tersebut di atas, ternyata kompetensi pegawai
berhubungan erat dengan penunjukkan kinerja pegawai dalam tugas-tugasnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi pegawai mempunyai
hubungan erat dengan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas pokoknya di
Kantor.
5. Kompensasi Pegawai terhadap Kinerja Pegawai FIS UNM
Sistem Kompensasi (X2) berhubungan dengan kinerja Pegawai FIS UNM
(Y) memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya oleh
kinerja Pegawai FIS UNM. Dengan demikian tinggi rendahnya oleh kinerja
Pegawai FIS UNM dijelaskan oleh Sistem imbalan/kompensasi untuk Pegawai.
34

Besarnya kontribusi sistem imbalan/kompensasi untuk pegawai yang secara


langsung berkontribusi terhadap oleh kinerja pegawai

Temuan penelitian ini juga sesuai dengan teori human capital yang
menerangkan bahwa insentif mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, karena insentif pegawai berperan meningkatkan produktivitas kinerja
Pegawai.
Selanjutnya hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian Taufik
(2005) mengatakan bahwa kompensasi berhubungan signifikan secara parsial
(r=0,655 pada taraf signifikansi 21,86%) dengan kinerja pegawai. Hubungan
secara parsial mengandung arti bahwa pemberian kompensasi secara baik atau
sangat baik akan meningkatkan kinerja pegawai secara signifikansi. Kompensasi
yang baik yaitu sesuai dengan harapan pegawai itu sendiri, bahkan melebihi apa
yang diharapkan yakni sangat memuaskan dan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan yang paling dasar seorang pegawai sebagai manusia.
Penelitian yang dilakukan oleh Tirtaraharja (1991) sejalan dengan hasil
penelitian di atas tentang kesejahteraan guru; salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar murid sekolah Dasar di Sulawesi Selatan. Penelitian ini
menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensif guru dengan
motivasi berprestasi guru, para guru yang mendapatkan insentif dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional dan penuh tanggung jawab, semakin
banyak insentif yang didapatkan semakin termotivasi melaksanakan tugas dengan
baik, demikian pula kinerja guru.
Selanjutnya hasil penelitian yang sama diperkuat oleh Djauhari (2005)
mengenai kontribusi kepemimpinan situasional kepala sekolah, kepangkatan, dan
gaji terhadap disiplin para guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di
Kota Nganjuk menyimpulkan bahwa insentif guru sangat berpengaruh terhadap
ketenangan para guru dalam melaksanakan tugas secara profesional dan
propoersional, dengan demikian insentif guru berhubungan positif yang
signifikan dengan motivasi berprestasi guru dan kinerja guru.
35

Hasil penelitian di atas, didukung oleh hasil penelitian Debby Riam Larasati
(2004) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kompensasi terhadap
produktivitas kerja karyawan pada CV. Panca Bhakti Malang, menemukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial antara
kompensasi yang berupa sistem kompensasi, kebijaksanaan kompensasi dan
waktu pembayaran kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV.
Panca Bhakti Malang, dengan hubungan 0,854. Kemudian diketahui pula bahwa
sistem kompensasi memiliki pengaruh yang dominan terhadap produktivitas kerja
karyawan.
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa kompensasi kerja yang diterima
Pegawai FIS UNM secara langung maupun tidak langsung berhubungan erat
dengan kinerja Pegawai FIS UNM atau dengan kata lain pemberian kompensasi
yang memadai akan mendorong guru mata pelajaran ekonomi bekerja lebih
produktif. Pemberian kompensasi secara baik atau sangat baik akan
meningkatkan kinerja Pegawai FIS UNM secara signifikansi. Kompensasi yang
baik yaitu sesuai dengan harapan Pegawai FIS UNM itu sendiri, bahkan melebihi
apa yang diharapkan yakni sangat memuaskan dan terkait dengan pemenuhan
kebutuhan yang paling dasar seorang Pegawai FIS UNM sebagai manusia.
6. Kompetensi Pegawai dan Kompensasi Pegawai FIS UNM terhadap
Kinerja Pegawai FIS UNM

Secara simultan kompetensi pegawai (X1), KompensasiPegawai FIS


UNM (X2), dengan kinerja Pegawai FIS UNM kategori kuat.Hal ini senada
dengan pendapat Lowler (1984) menyatakan bahwa kinerja pegawai berhubungan
dengan kemampuan dan kecakapan melakukan sesuatu. Selanjutnya, Kast dan
Rosenzweig (1979) yang didukung oleh Hoy dan Miskel (1978) menyatakan
bahwa kinerja pegawai merupakan suatu kemampuan dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang sesuai dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
motivasi. Pendapat ini senada dengan yang dikemukakan Vroom dan Deci (1970)
bahwa kinerja seseorang dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan, berkaitan dengan
kemampuan atau keterampilan orang tersebut dalam menggunakan kemampuan
dan keterampilannya ketika melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
36

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi kepustakaan seperti dinyatakan


Bolton (1973) bahwa kinerja pegawai dalam bekerja dibentuk dan dikembangkan
oleh banyak faktor antara lain faktor personal, situsional, hubungan antara
manusia di sekolah, bahan dan sumber belajar, siswa yang belajar, kondisi fisik
yang ada, keadaan sosial ekonomi, dan faktor psikologi lainnya. Dari sudut
psikologi, kinerja guru dapat dikatakan sebagai tingkah laku kerja seseorang, yang
pada akhirnya dihasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya. Oleh
karena itu, untuk menganalisis kinerja guru dapat dilakukan secara menganalisis
karakteristik perilaku kinerja yang diperlihatkannya. Karakteristik tersebut antara
lain: (a) pelaksanaan tugas yang sesuai dengan harapan organisasi, (b)
menggunakan peralatan yang tersedia, (c) mempunyai semangat tinggi, (d)
mempunyai hubungan kerjasama yang baik dengan atasan dan sejawat, dan (e)
dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas rutin yang dilaksanakan
setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai