Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN MOTIVASI MASUK DENGAN IPK

MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SEMARANG
Ivo Ratna Kamil1, Andra Novitasari2, Mega Pandu Arfiyanti3

ABSTRAK

Latar Belakang: Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.
Motivasi sebagai salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi IPK (Indek Prestasi
Kumulatif). Motivasi membuat mahasiswa berusaha lebih keras dan menyadari pentingnya
mendapat IPK yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi masuk
dengan IPK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengumpulan
sampel menggunakan teknik total sampling, sebanyak 107 responden yang mengisi kuesioner
SMMS-R dan diminta data IPK.Analisis data yang digunakan yaitu uji Korelasi Rank Spearman.

Hasil: Hasil penelitian didapatkan motivasi masuk terbanyak yang di miliki responden yaitu
motivasi tinggi (72,0%) dan rata-rata indek prestasi kumulatif mahasiswa sebesar 2,91.
Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Korelasi Rank Spearman tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi masuk dengan IPK dengan nilai p=0,114 dan r=0,154.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara motivasi masuk dengan IPK mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kata Kunci : Motivasi Masuk, IPK, SMMS-R

1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang
3
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

THE RELATIONSHIP ENTRY MOTIVATION AND GPA


STUDENT IN MEDICAL FACULTY UNIVERSITY OF
MUHAMMADIYAH SEMARANG
Ivo Ratna Kamil1, Andra Novitasari2, Mega Pandu Arfiyanti3
ABSTRACT

Background:Motivation is the force that drives a person to do something. Motivation as one of


the internal factors can effect GPA (Grade Point Average). Motivation make student try harder
and recognizing the importance of high GPA. The aims of this research is to find out the
relationship entry motivation and GPA student in Medical Faculty University of Muhammadiyah
Semarang.

Method: This research is using cross sectional approach. The samples of the research were taken
by using the total sampling, 107 respondents were asked to fill in questionnaires SMMS-R and
requested data of GPA. Data were analysed using Korelasi Rank Spearman.

1
Result: The result show most of respondent have hight motivation (72,0%) and the mean GPA as
much as 2,91. Based on bivariate analysis using statistical test Korelasi Rank Spearman show
there is no significant relationship between entry motivation and GPA p=0,114 and r=0,154.

Conclusion:There is no relationship between enty motivation and GPA student in Medical Faculty
University of Muhammadiyah Semarang.

Keywords: Entry Motivation, GPA, SMMS-R

1
Undergraduate student of Medicine Faculty of Muhammadiyah University of Semarang
2
Lecturer of Medicine Faculty of Muhammadiyah University of Semarang
3
Lecturer of Medicine Faculty of Muhammadiyah University of Semarang

PENDAHULUAN
Motivasi merupakan faktor yang mendorong seseoranguntuk melakukan
sesuatu.1 Motivasi diartikan sebagai suatu usaha untuk melakukan aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan.2Motivasi akan mendorong seseorang untuk
berusaha lebih keras, tekun, ulet, dan lebih berkonsentrasi untuk mendapatkan
hasil yang baik.3 Motivasi membuat mahasiswa menyadari bahwa sebagai seorang
mahasiswa wajib mendapatkan hasil belajar atau Index Prestasi Kumulatif yang
tinggi.4
Pendidikan kedokteran merupakan pendidikan yang tidak mudah,
membutuhkan waktu minimal 3,5 tahun untuk menyelesaikan tahap akademik dan
minimal 1,5 tahun untuk menyelesaikan tahap profesi. 7 Mahasiswa yang
menempuh tahap pendidikan dipenuhi jadwal kuliah dan laboratorium yang padat,
hampir seluruh materi kuliah kedokteran membutuhkan kemampuan menghapal.
Oleh karena itu, seseorang yang akan masuk di fakultas kedokteran harus
memiliki motivasi yang kuat supaya bisa menyelesaikan semua tahapan
pendidikannya.5
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik.Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang tidak perlu dirangsang dari luar
karena diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu seperti
cita-cita, minat, kecerdasan, dan semangat belajar. 21Motivasi ekstrinsik, yaitu

2
motivasi yang muncul karena adanya rangsangan dari luar, seperti faktor dari
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.12,21
Mahasiswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh
kemampuannya yang rendah, tetapi bisa disebabkan oleh tidak adanya dorongan
yang berupa motivasi ketika masuk diperguruan tinggi.Mahasiswa yang memiliki
IQ yang tinggi belum tentu akan memiliki prestasi belajar yang tinggi juga, hal ini
bisa dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu motivasi masuk. Mahasiswa yang
tidak bermotivasi akan bermalas-malasan dan akan terpaksa dalam menjalankan
aktivitasnya.12
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi masuk
dengan indek prestasi kumulatif mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

METODE

Penelitian menggunakan metode deskriptif – analitik dengan pendekatan


cross sectional study. Sampel penelitian dilakukan teknik total sampling dengan
menggunakan seluruh mahasiswa angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang yang memenuhi kriteria Inklusi:
mahasiswa angkatan 2017 yang aktif mengikuti kegiatan belajar di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, bersedia mengisi lembar
informed consenst dan kuesioner. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah mahasiswa
angkatan 2017 yang tidak hadir saat dilakukan penelitian.Mahasiswa diminta
untuk mengisi kueioner SMMS-R dan diminta data IPK pada bagian
akademik.Penelitian ini menggukan analisis statistik Korelasi Rank Spearman
untuk menguji hubungan antara motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif.

Kuesioner SMMS-R (Strength of Motivation for Medical School-Revised)


untuk mengetahui kekuatan motivasi masuk di kedokteran.Kuesioner ini telah
dilakukan uji keterbacaan instrumen dengan meminta dua pakar untuk membaca
instrumen penelitian.Sejumlah item instrumen yang masih kurang dipahami
dicatat untuk kemudian direvisi.Peneliti juga melakukan uji validitas dan

3
reliabilitas pada kuesioner SMMS-R, terdapat dua item yang tidak valid kemudian
kedua item tersebut dikeluarkan dari instrument. Kuesioner kemudian dilakukan
uji validitas lagi dengan korelasi pearson product momentdidapatkan nilai r
hitung > r table (>0,190) yang artinya item dari setiap kuesioner valid dan nilai
reliabilitas dengan cronbach’a alpha sebesar 0,828. Setelah dilakukan uji validitas
kuesioner ini terdiri dari tiga sub-skala: sub-skala 1 kesediaan untuk berkorban
item 5, 7, 9, 10, 12, sub-skala 2 kesiapan untuk memulai item 1, 11, 15, sub-skala
3 item 2, 4, 8, 13, 14.

Etika dalam penelitian ini dinyatakan dengan Ethical Clearance dengan


No.036/EC/FK/2019 yang dikeluarkan oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang.

HASIL

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa angkatan 2017 di Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang pada bulan April 2019.Hasil
penelitian mengenai hubungan motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif
pada mahasiswa kedokteran didapatkan sampel yang memenuhi kriteria sebanyak
107 responden.

Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden


Variabel Frekuensi %
Laki-laki 30 28,0
Perempuan 77 72,0
Total 107 100,0
Responden terbanyak pada peneltian ini berjenis kelamin perempuan dengan
persentase 72,0%.

Tabel 4.2 Distribusi Usia Responden


Variabel Mean ± SD Median (min-max)

Usia 19,74 ± 0,78 20 (18-23)

Rata-rata usia responden yaitu 19 Tahun dengan minimal usia 18 tahun dan
maksimal usia 23 tahun.

4
Table 4.3 Distribusi Frekuensi Sampel motivasi masuk mahasiswa angkatan 2017
Variabel Frekuensi % Mean ± SD Median (min-
max)
Motivasi Tinggi 77 72,0 49,43 ± 6,40 50 (40-63)
Motivasi Rendah 30 28,0 32,90 ± 3,93 32,5 (25-39)
Total 107 100,0
Motivasi masuk tinggi sebanyak 77 (72,0%), sedangkan responden memiliki
motivasi rendah sebanyak 30 (28,0%).

Tebel 4.4 Rata-rata Skoring Motivasi Masuk Berdasarkan Sub-Skala


Sub skala Mean ± SD Median (min-max)
Kesediaan berkorban 3,52 ± 0,65 3,4 (2 – 5)
Kesiapan memulai 3,62 ± 0,79 3,67 (1,67 – 5)
Kegigihan 3,27 ± 1,15 3,6 (1 – 5)
Rata-rata skoring motivasi masuk berdasarkan sub-skala tertinggi kesiapan
memulai sedangkan terendah pada kegigihan.

Table 4.5 Rata-rata Indek Prestasi Kumulatif Responden


Variabel Mean ± SD Median (min-max)

Indek prestasi kumulatif 2,91 ± 0,25 3 (1,5 – 3)

Rata-rata indek prestasi kumulatif dari semua responden sebesar 2,91 dengan
indek prestasi kumulatif terendah 1,50 dan tertinggi 3,00.

Tabel 4.6 Hubungan motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif


Motivasi IPK P r
Rendah 2,84 ± 0,37
0,114 0,154
Tinggi 2,94 ± 0,18
Berdasarkan analisis dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman
didapatkan nilai p = 0,114 (>0,05) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif sedangkan r = 0,154 tidak ada
hubungan antara motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif.

5
PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu


rancangan penelitian dengan cara pengambilan informasi sampel hanya dilakukan
sekali pada satu waktu.30 Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data
primer yaitu berupa pengisian kuesioner dan data sekunder yaitu indek prestasi
kumulatif mahasiswa angkatan 2017 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Motivasi dikatakan sebagai daya penggerak, sehingga mahasiswa yang


memiliki motivasi masuk yang tinggi akan memiliki minat yang lebih besar
dibandingkan yang memiliki motivasi rendah.21 Mahasiswa memilik minat yang
tinggi biasanya cenderung lebih serius dan fokus dalam memperoleh prestasinya. 31
Perbedaan tingkat kecerdasan tentu mempengaruhi indeks prestasi kumulatif yang
didapatnya. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan intelektual yang rendah akan
lebih sulit memahami sesuatu dibandingkan yang memiliki kecerdasan intelektual
tinggi.20

Faktor luar yang juga mempengaruhi indek prestasi kumulatif yaitu


lingkungan keluarga dan sekolah. Orang tua yang memberikan perhatian kepada
anaknya akan memberikan bimbingan dan arahan untuk masa depan anaknya,
memberikan semangat dan dukungan kepada anaknya dalam mendapatkan indek
prestasi kumulatif yang tinggi.32 Mahasiswa yang memiliki indek prestasi
kumulatif yang rendah dapat juga disebabkan oleh keterbasan sarana dan prasana,
hal ini membuat tingkat pengetahuan mahasiswa berkurang sehingga prestasinya
akan rendah.20

Pada penelitian ini terdapat tiga motivasi masuk yang dinilai yaitu kesediaan
berkorban, kesiapan untuk memulai serta kegigihan.Hasil analisis didapatkan rata-
rata mahasiswa memiliki kesediaan berkorban dan kesiapan dalam berkuliah lebih
besar dibandingkan kegigihan untuk berkuliah di Fakultas Kedokteran.

Kesediaan untuk berkorban artinya mahasiswa bersedia untuk mengorbankan


kehidupan pribadi, keluarga, dan sosial demi berkuliah di Fakultas

6
Kedokteran.Kesiapan dan keinginan untuk masuk di Fakultas Kedokteran
dipengaruhi oleh kesiapan fisik seperti kesehatan tubuh dan bebas dari gangguan
penyakit sedangkan kesiapan materil seperti kesiapan untuk belajar dan mengikuti
pelajaran.33 kegigihan dapat dilihat dengan memiliki minat dan usaha yang tinggi
dalam perkuliahannya. Mahasiswa yang memiliki konsistensi minat yang tinggi
tidak akan mengubah tujuannya, tidak mudah teralihkan perhatiannya, dan akan
mempertahankan kuliahnya meskipun dalam waktu yang lama. Mahasiswa yang
gigih dalam berusaha akan mampu menyelesaikan kuliahnya, berusaha
mengerjakan segala tugas yang diberikan, tidak takut menghadapi tantangan dan
rintangan dalam keadaan apapun.34

Hasil uji statistik pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara
motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif pada mahasiswa angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.Penelitian
sebelumnya tentang motivasi mendapatkan hasil yang bervariasi. Penelitian pada
tahun 2017 didapatkan hasil yang tidak signifikan 11 sedangkan penelitian pada
tahun 2013 dan 2014 didapatkan hasil yang signifikan antara motivasi dengan
prestasi belajar.35,36

Berdasarkan dari kepustakaan bahwa indek prestasi kumulatif dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal dan faktor instrumen.37 Faktor internal yaitu motivasi, kondisi fisik,
intelegensi, minat, bakat, dan lainnya, faktor eksternal dapat berupa faktor dari
lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, sedangkan faktor instrumen yaitu
fasilitas dan dosen sebagai pengajar.38

Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi


indek prestasi kumulatif. Tinggi dan rendahnya indek prestasi kumulatif tidak
hanya dipengaruhi oleh motivasi, tetapi dapat disebabkan oleh faktor-faktor
lainnya baik faktor internal dan eksternal lainnya.39 Berdasarkan dari penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa adanya hasil yang bervariasi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi indek prestasi kumulatif seperti minat, intelegensi, fasilitas

7
dan peran orang tua. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 menyatakan
bahwa intelegensi memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan
motivasi40 sedangkan penelitian pada tahun 2012 didapatkan bahwa fasilitas
memberikan pengaruh yang besar dibandingkan motivasi.41

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
hubungan motivasi masuk dengan indek prestasi kumulatif pada angkatan
2017 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Saran
Peneliti menyarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi masuk dengan indek
prestasi kumulatif, waktu penelitian sebaiknya tidak dilakukan bersamaan
dengan waktu ujian, dan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan instrument yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

1. Toding, Wastie R.B. Hubungan dan dukungan sosial dengan motivasi


berprestasi pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi. Manado : Jurnal e-Biomedik. 2015. Vol 3, No. 1:2
2. Terry, G.R. Prinsip-prinsip manajemen. Terjemahan J mith D. F. M. Jakarta:
Bumi Aksara. 2003
3. Rambe AR. Kerelasi antara dukungan sosial orang tua dan self-directed
learning pada siswa SMA. Jurnal Psikolog. 2010; 37: 216
4. Dimyati dan Mudjino. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
2006
5. Dewi, Puspa Sari, Arya, Desy Farisa Insi, Achadiyani & Achmud, Tri
Hanggono. Gambaran motivasi menjadi dokter pada mahasiswa tahun
pertama Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung : JKS. 2015.
Vol 1, No 1: 25
6. Kusurkar R. Motivation in medical student: a PhD thesis report. Perspect
Med Educ University Medical Center, Utrecht, the Netherlands; 2012.
7. Pemerintah Indonesia. Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 132 tahun 2013. Jakarta : Sekretariat Negara. 2013.

8
8. lestari, T.Kebijakan pendidikan kedokteran di indonesia. 2012. [ 14 Juli
2018 ]
Availablefrom:http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info
%20Singkat-IV-8- II-P3DI-April-2012-27.pdf.
9. Syaerozi, Arwani MA. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha. 2015. [ 15 Juli
2018 ]. Diambil dari : https://khazanahalquran.com
10. Al – Qur’an dan Terjemahannya
11. Surbakti, Erisa Senthya Br. Hubungan motivasi belajar terhadap self directed
learning readiness mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
[SKRIPSI]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
2017.
12. Lisiswanti, Rika. Hubungan motivasi dan hasil belajar mahasiswa kedokteran.
Lampung. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2015. Vol 4, No.1: 2.
13. Suprihartiningrum, J. strategi pembelajaran, teori,& aplikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2013.
14. Nashar. Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan
pembelajaran. Jakarta: Delia Press. 2004.
15. Sukmadinata, N. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya. 2009.
16. Peraturan Menteri Ristek dan Dikti No. 44 Tahun 2015. Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2016.
17. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2015.
18. Subagia, I Wayan, Wiratma, I G. L. Profil penilaian hasil belajar siswa
berdasarkan kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Indonesia. 2016; Vol, No.
1:724
19. Tu’u, T. peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta:
Grasindo.2004
20. Aritonang, Keke T. minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. 2008. No.10:14
21. Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. 2012
22. Williams K, Williams C. Five key ingredients for improving student
motivation. Research in Higher Education Journal. 2011;12:1-23.
23. Santrock J. Educational Psychology. 5 th ed. New York: The McGraw-hill
companies; 2011
24. Uno, Hamzah B. Teori motivasi & pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2008
25. Dornan T, King N,Scherpbier A. Experience based learning: A model
lingking the processes and outcome of medical student workplace learning.
Medical Education. 2007;41:81-91.
26. Pedoman Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran. Bandung. 2014

9
27. Sobral D. what kind of motivation drives medical student learning quests?
Medical Education. 2004;38:950-7
28. Iskandar. Psikologi pendidikan sebuah orientasi baru. Jakarta: Gaung
Persada Press. 2009
29. Dalyono. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. 2009
30. Sugiyono. Motode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa Beta.
2009
31. Widayanto, A. pengaruh motivasi, intelegensi quotient, dan fasilitas belajar
terhadap prestasi olimpiade sains di SMA Negeri 1 Bantul Tahun Ajaran
2011/2012. 2012. [14 Mei 2019]. Disadur dari:
http://eprints.uny.ac.id/7552/1/P%20-%2026.pdf
32. Mawarsih, Siska Eko. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri JUMAPOLO. Jurnal
Pendidikan UNS. 2013. Vol 1. No 3: 1-13
33. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta. 2010.
34. Duckworth, Angela L. Grit: Perseverance and Passion for Long-Term Goals.
Jurnal of Personalityand Social Psychology. 2007. Vol. 92. No. 6: 1087-1101.
35. Gunadi, Chintia Leo, Gunawan William. Hubungan Motivasi Akademik
dengan Prestasi Belajar Siswa SMA ‘X’ di Jakarta Barat. Jurnal NEOTIC
Psychology. 2014. Vol 4. No. 1: 23-42.
36. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010
37. Salvin, R.E. Educational Psychology. Boston: Allyn & Bacon. 2011
38. Purwanto, M.N. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdo. 2010.
39. Hartaji, R. D. A. Motivasi pada mahasiswa yang berkuliah dengan jurusan
pilihan orang tua. 2009. [11 Mei 2019] Disadur dari
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artike
l _10504208,pdf
40. Syah, M. Psikologi belajar (ed.5). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2008
41. Widyastuti, R. Hubungan motivasi dan hasil tes intelegensi dengan prestasi
belajar. [TESIS]. Surakarta. 2010

10

Anda mungkin juga menyukai