Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi

Akademik

Mohamad Aziz Kurniawan


Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang 65145

Abstrak: dalam proses belajar kesuksesan individu dalam mencapai prestasi yang baik
tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat IQ saja. Akan tetapi banyak faktor lain seperti
kecerdasan emosional, kebiasaan belajar, potensi diri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan baik secara parsial maupun simultan dari kecerdasan emosional dan
kebiasaan belajar dengan prestasi akademik mahasiswa jurusan teknik mesin. Berdasarkan
hasil analisis menunjukan bahwa kecerdasan emosional (EQ) dan kebiasaan belajar secara
bersama-sama mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik
mahasiswa.

Kata Kunci: kecerdasan emosional, kebiasaan belajar, dan prestasi akademik.

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur
dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks yang menyeluruh. Banyak
orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang
harus memiliki intellingence quotient (IQ) yang tinggi. Padahal ada faktor lain yang lebih
mempengaruhi. Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan,
sedangkan 80% sumbangan faktor lain, diantaranya kecerdasan emosional atau emotional
quotient (EQ), yakni kemampuan memotivasi diri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan
hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Goleman,
2002).
Berdasarkan serangkaian referensi dan hasil penelitian sebelumnya maka penelitian ini
bermaksud meneliti faktor-faktor yang memengaruhi terhadap peningkatan prestasi belajar
atau prestasi akademik. Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Malang (UM), dimana
prestasi akademik mahasiswa UM dinyatakan dalam indeks prestasi (IP) yang dihitung
berdasarkan nilai yang dicapai dan bobot kredit untuk setiap matakuliah, sedangkan kualitas
akhir dinyatakan dengan indeks prestasi komulatif (IPK).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah deskriptif, menggunakan metode populasi dan sampel. Populasi
dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik mesin
Universitas Negeri Malang Angkatan 2008 jumlah populasinya 75, sedangkan dari Prodi
Pendidikan Teknik Otomotif jumlah populasinya 84. Dalam penelitian ini sampel ditetapkan
secara proporsional random sampling. Bahwa apabila subjek kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, hal ini dilakukan
dengan berbagai pertimbangan waktu, biaya dan tenaga. Maka dari itu, sampel dalam
penelitian ini diambil 25% dari jumlah 159 mahasiswa, jadi keseluruhannya adalah 40
mahasiswa.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tingkat kecerdasan emosional diukur berdasarkan keadaan responden
sampel, tingkat kecerdasan emosional ini diukur dengan instrumen kecerdasan emosional
yang berupa angket yang terdiri dari 29 soal soal yang telah diuji validitas dan reabilitasnya.
Masing-masing item dihitung berdasarkan interval rentang skor 1-4, hal ini sesuai dengan
alternatif jawaban pada instrumen penelitian.

Tabel Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional (EQ)


No Klarifikasi Kelas interval Frekuensi Presentase
1 Sangat tinggi 95 166 13 32.50%
2 Tinggi 73 94 27 67.50%
3 Rendah 51 72 0 0.00%
4 Sangat rendah 29 - 50 0 0.00%

Dari tabel distribusi frekuensi menunjukan 67.50% yaitu berjumlah 27 mahasiswa


memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Dari analisis deskriptif terhadap data tingkat
kecerdasan emosional mahasiswa diperoleh nilai rata-rata 93.9. Berdasarkan tabel di atas
memberikan gambaran secara umum bahwa rata-rata tingkat kecerdasan emosional
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang Angkatan 2008 adalah tinggi.

PEMBAHASAN
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang yang menyangkut
keterampilan seseorang dalam menghadapi tekanan, mengenali dan mengekspresikan emosi,
kesadaran hati, motivasi, empati serta keterampilan berhubungan sosial dengan orang lain.
Berdasarkan hasil penelian, diketahui bahwa hasil analisis data pada bab sebelumnya
menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
akademik. Dari hasil jawaban kuisioner yang telah dibagikan kepada responden dan dilakukan
analisis dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Angkatan 2008 rata-
rata memiliki kecerdasan emosional dengan tingkat yang tinggi. Secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut: dari 40 responden mahasiswa, 13 mahasiswa termasuk katagori sangat tinggi
(32,50%), 27 mahasiswa termasuk dalam katagori tinggi (67,50%), dan tidak ada mahasiswa
yang termasuk dalam katagori rendah atau sangat rendah kecerdasan emosionalnya.
Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi akademik Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Angkatan 2008. Dari
hasil jawaban kuisioner yang telah dibagikan kepada responden dan dilakukan analisis dapat
diketahui bahwa tingkat kebiasaan belajar mahasiswa secara rata-rata memiliki kebiasaan
belajar dengan katagori yang baik. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut dari 40
responden mahasiswa, 10 mahasiswa termasuk dalam katagori yang sangat baik (25,00%), 29
mahasiswa termasuk dalam katagori tinggi (72,50%) dan satu mahasiswa termasuk dalam
katagori tidak baik (2.50%).
Dari hasil analisa data diketahui nilai signifikansi regresi linier berganda adalah 0,000
dan signifikansi t < 0,05 dan nilai dari F hitung sebesar 21,833 > F tabel sebesar 3,352.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar dengan prestasi akademik mahasiswa. Dari hasil
analasis diketahui pula bahwa koefisien determinan R square (R2) kecerdasan emosional dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi akademik adalah sebesar 0,517. Hal ini berarti 51,7%
perubahan variabel prestasi akademik (y) disebabkan oleh perubahan variabel kecerdasan
emosional dan kebiasaan belajar, sedangkan sisanya 48,30% adalah faktor di luar variabel.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh serta riset yang dilakukan oleh Goleman
(2003:33) yang mengatakan bahwa anak-anak yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi
mereka lebih bertanggung jawab, mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan
dan menaruh perhatian kepadanya, kurang implusif, lebih menguasai, dan mempunyai prestasi
yang tinggi. Patton (1997:2) mengungkapkan bahwa kesuksesan seseorang bukan hanya
dipengaruhi oleh tingkat IQ saja, tetapi masih banyak lain yang berpengaruh seperti tingkat
emosi, potensi diri, lingkungan dan faktor-faktor lainnya.

SIMPULAN
Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi akademik
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang Angkatan 2008. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang Angkatan 2008. Ada hubungan yang signifikan secara simultan
antara kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar dengan prestasi akademik Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Angkatan 2008.

SARAN
Hasil penelitian bagi peneliti yang ingin mengkaji permasalahan serupa sebaiknya
menambah variabel yang akan diteliti, mengingat masih terdapatnya variabel lainnya di luar
kecerdasan emosional dan kebiasaan belajar, seperti kecerdasan spiritual, penggunaan media,
perhatian orang tua. Bagi mahasiswa bisa meningkatkan kecerdasan emosional dan kebiasaan
belajar dengan cara melatih diri untuk membuka hati kepada orang lain, memahami orang lain
dan mahasiswa agar lebih bisa memperhatikan cara belajar dan persiapan sebelum ujian demi
tercapainya akademik yang memuaskan.

DAFTAR RUJUKAN

Goelman, Daniel. 2005. Emotional Intelegensi: Mengapa EI lebih penting dari IQ.
Terjemahan: T. Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai