Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI ZOOM

TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK MESIN KELAS X


TEKNIK PEMESINAN DI SMK NEGERI 5 MEDAN

Infan Luhut Sipangkar , Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd.


Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Indonesia
Dosen Pembimbing
E-mail: infanluhutsipangkar297@gmail.com
Abstrak

INFAN LUHUT SIPANGKAR, NIM 5172121010 :Pengaruh Media Pembelajaran Menggunakan


Aplikasi Zoom Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Mesin Kelas X Teknik Permesinan di SMK Negeri 5
Medan.Universitas Negeri Medan. 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh media pembelajaran mengunakan aplikasi
zoom terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik mesin kelas X Teknik Permesinan di
SMK Negeri 5 Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
korelasi murni, menggunakan instrumen angket model Likert dan tes hasil belajar.
Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 siswa, cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
responden yang diambil dengan proporsional random sampling. Uji validitas instrumen menggunakan koefisien
korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dan Koefisien Kesepakatan. Hasil
penelitian menggunakan metote korelasi murni dan sebelumnya ada uji normalitas data dengan kai kuadrat, uji
linieritas dan keberartian regresi dengan Analisis Variansi pada taraf signifikansi α sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terdapat pengaruh signifikan antara media pembelajaran
mengunakan aplikasi zoom terhadap hasil belajar menggambar teknik mesin. Persentasi jumlah pengaruh yang
menyimpang hanya 43,6% yang diperoleh dari R Square sebesar 0,436. Dengan persamaan regresi Ŷ = 34,289 +
0,385X. Hasil analisis regresi tersebut, dimana nilai: Fh = 12,417 harga Ft = 4,023 pada taraf signifikan 5%,
sehingga Fh > Ft (12,417 > 4,023). Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan media pembelajaran
menggunakan aplikasi zoom mempengaruhi hasil belajar menggambar teknik mesin di SMK Negeri 5 Medan.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Aplikasi Zoom, Hasil Belajar, Menggambar Teknik Mesin

Abstract

INFAN LUHUT SIPANGKAR, NIM 5172121010: The Effect of Learning Media Using the Zoom
Application on Learning Outcomes of Mechanical Engineering Drawing Class X Mechanical Engineering at
SMK Negeri 5 Medan , Medan State University . 2021.
This study aims to determine the effect of learning media using the zoom application on student
learning outcomes in the subject of mechanical engineering drawing class X Mechanical Engineering at SMK
Negeri 5 Medan. This study uses a quantitative research approach with pure correlation research methods , using
a Likert model questionnaire instrument and learning outcomes tests .  
The number of samples in this study amounted to 55 students, the way of sampling in this study
respondents were taken by proportional random sampling . The instrument validity test uses the Product
Moment correlation coefficient , and the reliability test uses Cronbach's Alpha and Coefficient of Agreement.
The results of the study used the pure correlation method and previously there was a data normality test with kai
squared, linearity test and regression significance with Analysis of Variance at a significance level of of 0.05 .
The results showed that; there is a significant influence between learning media using the zoom
application on the results of learning to draw mechanical engineering. The percentage of the total influence that
deviates is only 43.6% which is obtained from R Square of 0.436. With the regression equation = 34.289 +
0.385X . The results of the regression analysis , where the value: Fh = 12,417 Ft price = 4.023 at a significant
level of 5%, so Fh > Ft (12,417 > 4.023). Based on the results of data processing, it can be concluded that
learning media using the zoom application affects the learning outcomes of mechanical engineering drawing at
SMK Negeri 5 Medan.
 
Keywords : Learning Media, Zoom Application, Learning Outcomes, Mechanical Engineering Drawing

(Sukmadinata, 2009: 102-103). Di sekolah


PENDAHULUAN hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan
Pendidikan adalah sebuah usaha untuk siswa akan mata pelajaran yang ditempuh.
meningkatkan ilmu pengetahuan yang bisa kita Tingkat penguasaan hasil belajar dalam mata
dapat baik dari lembaga formal maupun pelajaran di sekolah pada umumnya
informal untuk memperoleh manusia yang dilambangkan dengan angka-angka atau huruf,
berkualitas dan memiliki ilmu pengetahuan. seperti angka 0-10 atau 0-100 dan atau huruf
Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk A,B,C,D. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
menumbuhkembangkan potensi sumber daya pihak yang berkepentingan seperti orang tua,
manusia (SDM). Sebagaimana tercantum guru, dan kepala sekolah untuk mengetahui
dalam Undang-Undang Republik Indonesia hasil belajar siswa sehingga dapat digunakan
No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan sebagai acuan untuk bahan evaluasi belajar.
Nasional pasal 1 ayat (1), yang berbunyi Menurut Purwanto (2010 : 54) “Hasil
sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha belajar merupakan perubahan perilaku yang
sadar dan terencana untuk mewujudkan terjadi setelah mengikuti proses belajar
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”.
siswa secara aktif mengembangkan potensi Pendapat ini sejalan dengan pendapat Susanto
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual (2013 : 5) yang mengatakan bahwa hasil
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, belajar adalah perubahan-perubahan yang
kecerdasan, ahlak mulia, dan ketrampilan yang terjadi pada diri siswa, baik yang berhubungan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
Negara”. sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dengan
demikian, Hasil belajar siswa adalah
perubahan-perubahan perilaku yang
KAJIAN LITERATUR ditunjukkan siswa yang dapat dilihat dari aspek
Hakikat Hasil Belajar kognitif, afektif, dan psikomotor yang
Sadiman, dkk (2009), belajar adalah merupakan hasil belajar siswa yang dipayakan
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada untuk mencapai hakikat dan tujuan
semua orang dan berlangsung seumur hidup. pendidikanDari uraian diatas dapat diartikan
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah bahwa perubahan baru dalam belajar yang
belajar adalah perubahan tingkah laku dalam disertai dengan adanya latihan akan mengacu
dirinya. Serta Ngalim Purwanto, (2006 : 84) pada suatu tingkat keberhasilan yang di
yang mengutip pendapat dari Morgan beroriaentasi pada hasil belajar.
menyatakan, “Belajar adalah setiap perubahan Berdasarkan Taksonomi Bloom yang
yang relative menetap dalam tingkah laku yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl dalam
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau Utari (2017 : 7), hasil belajar mencakup tiga
pengalaman”. Lebih lanjut diungkapkan oleh domain belajar, yaitu:
Ngalim Purwanto, “Belajar adalah suatu 1) Domain kognitif yang meliputi
perubahan suatu tingkah laku yang pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik evaluasi dan kreasi,
fisik maupun spikis seperti perubahan dalam 2) Domain afektif meliputi menerima,
pengertian berpikir, kecakapan, kebiasaan, menanggapi, menilai, mengelola dan
ataupun sikap” (Ngalim Perwanto,2006 : 85). menghayati,
Hasil belajar atau achievement 3) Domain psikomotorik meliputi
merupakan realisasi atau pemekaran dari menirukan, memanipulasi, pengalamiahan dan
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas artikulasi.
yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil Pencapaian hasil belajar siswa dapat
belajar seseorang dapat dilihat dari dipengaruhi oleh beberapa faktor internal atau
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pun eksternal. Faktor internal adalah faktor
penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang berasal dari dalam diri seseorang
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi
berasal dari luar seseorang ataupun dari keadaan yang diukur”.
lingkungan seseorang. Menurut Djaali (2012 : Sumadi Suryabrata (2017:294)
98-100). faktor-faktor yang mempengaruhi menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat
pencapaian hasil belajar siswa belajar dari diukur dengan jalan:
dalam diri orang yang belajar dan dari luar diri 1. Memberikan tugas-tugas tertentu.
orang yang belajar. Pendapat ini sejalan 2. Menanyakan beberapa hal terkait
dengan pendapat Slameto (2013 : 54-72) yang dengan pelajaran tertentu.
mengatakan bahwa faktor-faktor yang 3. Memberikan tes pada siswa sesudah
mempengaruhi belajar ada dua, yakni faktor mengikuti pelajaran tertentu.
internal dan faktor eksternal. 4. Memberikan ulangan.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi Muhibin Syah (2015: 154) menjelaskan
hasil belajar adalah disiplin belajar siswa. alternatif pengukuran keberhasilan belajar
Yuliantika (2017, Hlm. 36-37) “Mengatakan berdasarkan prestasi ranah rasa, ranah cipta,
bahwa “kedisiplinan merupakan kunci dan ranah karsa, yaitu:
keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar 1. Evaluasi prestasi kognitif.
mengajar. karena dengan adanya disiplin, Mengukur keberhasilan siswa yang
siswa dapat belajar dan mempergunakan waktu berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat
dengan baik sehingga mampu mencapai hasil dilakukan dengan berbagai cara, baik dalam
belajar yang tinggi.” tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.
Sikap disiplin belajar penting dimiliki 2. Evaluasi prestasi afektif.
oleh siswa, karena dengan disiplin akan Dalam merencanakan penyusunan instrumen
memudahkan siswa dalam belajar secara tes prestasi siswa yang berdimensi afektif
terarah dan teratur. Siswa yang menyadari (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi
bahwa belajar tanpa suatu paksaan dan karakterisasi seyogyanya mendapat
menunjukkan perilaku yang memiliki perhatian khusus. Alasannya karena kedua
kecenderungan disiplin yang tinggi dalam jenis tes prestasi ranah rasa itulah yang lebih
dirinya. Di samping itu, juga akan timbul suatu banyak mengendalikan sikap dan perbuatan
motivasi dalam diri siswa. Mereka menyadari siswa.
bahwa dengan disiplin belajar dalam dirinya 3. Evaluasi psikomotor.
akan mempermudah kelancaran di dalam Cara pandang yang tepat untuk mengevaluasi
proses pendidikan, karena dengan disiplin, rasa keberhasilan belajar yang berdimensi ranah
segan, rasa malas, dan keinginan untuk psikomotor (ranah karsa) adalah observasi.
membolos akan teratasi. Siswa dengan disiplin Berdasarkan penjabaran yang ada maka
belajar yang tinggi akan cenderung memeroleh dapat disimpulkan bahwa pengukuran Hasil
hasil belajar yang lebih baik daripada yang Belajar Praktek Dasar Teknik Mesin adalah
disiplin belajarnya rendah. Siswa yang suatu proses mengukur tingkat penguasaan
memiliki sikap disiplin dalam belajar mata pelajaran PDTM yang dimiliki oleh siswa
senantiasa bersungguh-sungguh dan dengan menggunakan alat ukur tes, yang
berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran hasilnya dapat berupa angka-angka atau
di kelas, datang ke sekolah tepat waktu, dan pernyataan yang mencerminkan tingkat
selalu menaati tata tertib sekolah. penguasaan materi Prakter Dasar. Hasil
Hasil belajar merupakan kemampuan Belajar Praktek yang digunakan dalam
yang dimiliki seseorang akibat proses belajar penelitian ini merupakan hasil pengukuran dan
mengajar yang telah dilaksanakan. Seorang penilaian ranah kognitif dengan data rata-rata
guru memegang peranan penting menentukan nilai Ulangan Harian siswa.
hasil belajar peserta didik. Jadi serang guru
harus mengunakan strategi yang sesuai Hakikat Persepsi Terhadap Fasilitas Alat
sehingga peserta didik dapat memperoleh hasil Ukur
belajar yang baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Sebelum mengadakan suatu penilaian Fasilitas adalah segala hal yang dapat
perlu diadakan pengukuran terlebih dahulu. mempermudah perkara (kelancaran tugas dan
Menurut Sugihartono, dkk (2018: 129) “hasil sebagainya) atau kemudahan (Kamus Besar
pengukuran dapat berupa angka atau uraian Bahasa Indonesia, 2001;314). Sedangkan
tentang kenyataan yang menggambarkan
menurut Arianto Sam (Online ; 2012) Gulung Mistar gulung adalah alat ukur
“Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang yang digunakan untuk mengukur
dapat mempermudah dan memperlancar benda kerja yang sangat besar atau
sesuatu yang dapat memudahkan dan
panjang. Mistar gulung memiliki
memperlancar pelaksanaan suatu usaha, dapat
berupa benda maupun uang”. tingkat ketelitian 05 milimeter.
Menurut Muhroji dkk (2004;49) Panjang dari mistar gulung bervariasi.
“Fasilitas belajar adalah semua yang Mereka berkisar antara 2 meter
dibutuhkan dalam proses belajar mengajar sampai 50 meter. Pada bengkel kerja
baik bergerak maupun tidak bergerak agar mesin ukuran mistar gulung yang
tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan terpanjang biasanya adalah 3 meter.
lancar, teratur, efektif dan efesien”. Dari
Aplikasi Mistar Gulung Mistar gulung
pendapat diatas dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa fasilitas belajar adalah biasanya digunakan untuk: Mengukur
segala sesuatu yang berupa benda bergerak baja strip yang panjang.
maupun tidak bergerak serta pembiayaan 3. Busur Derajat
(uang) yang dapat mempermudah, Busur derajat adalah sebuah alat yang
memperlancar, mengefektifkan serta bisa digunakan untuk mengukur dan
mengefesienkan penyelenggaraan kegiatan membentuk sudut. Busur derajat
belajar guna mencapai tujuan pembelajaran.
sederhana biasanya berupa cakram
Keberadaaan akan fasilitas alat ukur
sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah separuh dan alat ini sudah digunakan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan sejak ribuan tahun yang lalu dalam
prestasi siswa, dikarenakan keberadaan serta ilmu geometri.
kondisi dari fasilitas alat ukur dapat 4. Jangka Sorong
mempengaruhi kelancaran serta Jangka sorong adalah alat ukur yang
keberlangsungan proses belajar anak, hal ketelitiannya dapat mencapai
tersebut sesuai dengan pendapat dari Dalyono
seperseratus milimeter. Terdiri dari
(2001;214) yang menyatakan bahwa,
“kelengkapan fasilitas belajar akan membantu dua bagian, bagian diam dan bagian
siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat bergerak. Pembacaan hasil
atau fasilitas belajar akan menghambat pengukuran sangat bergantung pada
kemajuan belajar”. keahlian dan ketelitian pengguna
Menurut Oemar Hamalik (2003;126) maupun alat. Sebagian keluaran
terkait fasilitas belajar sebagai unsur terbaru sudah dilengkapi dengan
penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang
display digital. Pada versi analog,
perlu mendapat pehatian kita, yakni media
atau alat bantu belajar, peralatan perlengkapan umumnya tingkat ketelitian adalah
belajar, dan ruangan belajar. Ketiga komponen 0,005 cm untuk jangka sorong di
ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara bawah 30 cm dan 0,01 cm untuk yang
keseluruhan ketiga komponen ini memberikan di atas 30 cm.
kontribusinya, baik secara mandiri maupun 5. Pengukur Ulir
secara bersama-sama terhadap kegiatan Alat ukur yang digunakan dalam
maupun keberhasilan belajar”.
dunia otomotif sangatlah banyak salah
Fasilitas Alat Ukur :
1. Mistar Baja satunya adalah alat pengukur jarak ulir
Mistar baja yaitu alat yang digunakan atau screw pitch gauge. Alat ini dibuat
untuk mengukur dimensi panjang, untuk mengukur jarak ulir dari suatu
lebar, dan tebal. Ketelitiannya adalah baut atau mur.
± 0,5 mm. Dalam membaca skala pada
Hakikat Disiplin Belajar
mistar, mata harus tegak lurus dengan Menurut Moenir (2019: 94) disiplin
skala yang akan dibaca. adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan,
2. Penggaris Gulung baik tertulis maupun tidak tertulis, yang telah
Mistar Gulung Pengertian Mistar ditetapkan. Menurut Soedijarto (2018: 164)
Disiplin Belajar merupakan kemampuan Pemahaman terhadap individu.
seseorang untuk secara teratur belajar dan 2. Sikap pendidik.
tidak melakukan sesuatu yang dapat Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh
merugikan tujuan akhir dari proses belajarnya. kasih sayang, memungkinkan keberhasilan
Menurut Sofan Amri (2016: 142) disiplin penanaman kedisiplinan pada anak.
adalah sikap seseorang yang menunjukkan 3. Lingkungan.
ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan Situasi lingkungan akan mempengaruhi
atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan proses dan hasil belajar pendidikan.
dengan senang hati dan kesadaran diri. 4. Tujuan.
Menurut Maman Rachman dalam Tulus Tujuan yang dimaksud adalah tujuan yang
Tu’u (20018:32) mengatakan bahwa disiplin berkaitan dengan penanaman kedisiplinan.
sebagai upaya mengendalikan diri dari sikap Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa
mental individu atau masyarakat dalam dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan
terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan kriteria pencapaian tujuan penanaman
dorongan dan kesadaran yang muncul dari kedisiplinan di sekolah.
dalam hatinya.Baik di Sekolah maupun dalam Berdasarkan pendapat diatas bisa ditarik
mengikuti pelajaran, seorang siswa kesimpulan yakni faktor-faktor yang
berkewajiban mematuhi aturan yang mempengaruhi Disiplin Belajar adalah anak
diterapkan sekolah dan menerapkan peraturan itu sendiri, sikap pendidik, lingkungan, dan
yang diterapkan oleh guru yang mengampu tujuan.
mata pelajaran tersebut. Dengan menerapkan Sedangkan menurut Sulistiyowati
disiplin yang baik akan menghasilkan tujuan (dalam Fahdina 2017) adapun indikator dari
pembelajaran yang optimal. disiplin belajar adalah sebagai berikut :
Fungsi disiplin sangat penting untuk 1. Memiliki waktu belajar yang teratur
ditanamkan pada siswa, sehingga siswa 2. Belajar dengan menyicil (sedikit demi
menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan sedikit)
tercapai prestasi belajar yang optimal. Fungsi 3. Menyelesaikan tugas pada waktunya
disiplin menurut Tulus Tu’u (20018: 38-44) 4. Belajar dalam suasan mendukung
adalah sebagai berikut:
1. Membangun kepribadian. METODE
2. Menata kehidupan bersama. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
3. Melatih kepribadian yang baik. Multi Karya Medan, Program Keahlian Teknik
4. Pemaksaan. Permesinan pada siswa kelas X pada mata
5. Hukuman. pelajaran pekerjaan dasar teknik mesin tahun
6. Menciptakan lingkungan yang ajaran 2021/2022. Pengumpulan data
kondusif. penelitian dilaksanakan pada semester I
Sikap disiplin atau kedisiplinan seseorang, (ganjil) pada tahun ajaran 2021/2022.
terutama siswa adalah berbeda- beda. Ada Berdasarkan pendapat di atas, maka
siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi, populasi dalam penelitian ini adalah siswa
sebaliknya ada siswa yang memiliki kelas X TP1 dan X TP2 program keahlian
kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya Teknik Permesinan SMK Multi Karya Medan
kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh Tahun Pelajaran 2021/2022 berjumlah 70
beberapa faktor, baik berasal dari dalam diri orang.
maupun berasal dari luar.
Menurut Sofan Amri (2016: 167) beberapa Sampel adalah bagian dari jumlah dan
faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu: karakteristik yang dimiliki oleh populasi
1. Anak itu sendiri. tersebut.(Sugiyono, 2019:81). Keseluruhan
Faktor anak itu sendiri mempengaruhi subjek penelitian tersebut disebut dengan
disiplin belajar anak yang bersangkutan, oleh populasi, sedangkan bagian dari keseluruhan
karena itu dalam menanamkan kedisiplinan objek yang diteliti dianggap yang mewakili
faktor anak harus diperhatikan, mengingat dari seruruh populasi yang disebut sampel.
anak memiliki potensi dan kepribadian yang Untuk pengambilan sample pada populasi ini
berbeda antara yang satu dengan yang lain. adalah secara Proportional Sampel dengan
teknik pengambilan sample dengan
menggunakan metode Kerjcie Morgan (Isaac Gambar 1. Persepsi terhadap fasilitas alat
dan Michael) dengan tingkat kesalahan (s) = ukur (X1)
5%, maka dari populasi 70 siswa dapat Nilai Statistik X2
dijadikan sampel 58 siswa yang ditentukan
Skor Tertinggi 85
dengan cara mengundi dari masing-masing
kelas Skor Terendah 66
Pengumpulan data sangat berkaitan Rata-Rata (M) 76,33
dengan proses pengujian hipotesis,
Standar Deviasi (SD) 5,236
untuk itu dalam pengumpulan data dilakukan
dengan cermat untuk menhindari kesalahan
yang terjadi. Maka dalam penelitian ini ada Deskriptif Disiplin Belajar (X2)
tiga ubahan yang di ukur, yaitu: Untuk mengetahui gambaran data
1. Persepsi terhadap fasilitas alat ukur
dijaring dengan angket Kelas Interval Fabsolut Frelatif
2. Disiplin Belajar di jaring dengan I 66 – 67 3 5%
dengan angket II 68 – 70 6 10%
3. Hasil Belajar Pelajaran PDTM di III 71 – 73 10 17%
jaring dengan instrumen tes IV 74 – 76 9 16%
V 77 – 79 13 22%
VI 80 – 82 12 21%
VII 83 – 85 5 9%
HASIL Jumlah 58 100%
Diskriptif Variabel Penelitian variabel disiplin belajar siswa, maka disajikan
Persepsi Terhadap Fasilitas Alat Ukur (X1) tabel skor tertinggi, skor terendah, rata-rata
Untuk mengetahui gambaran data dari dan standart deviasi.
variabel persepsi terhadap fasilitas alat ukur,
maka disajikan tabel skor tertinggi, skor
terendah, rata-rata dan standart deviasi.
Tabel 3. Disiplin Belajar (X2)
Tabel 1. Ringkasan Data Persepsi terhadap
fasilitas alat ukur (X1)
Nilai Statistik X1 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar
(X2)
Skor Tertinggi 80
Skor Terendah 54
Rata-Rata (M) 66,55
Standar Deviasi 5,864 Disiplin Belajar
(SD) 25
%
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi 22
21
terhadap fasilitas alat ukur (X1) 20 %
15 17 %
Kelas Interval Fabsolut Frelatif %
% 16
10 %
%
I 54 – 57 2 3% % 10
5 9
II 58 – 61 11 19% 5 %
% %
III 62 – 65 13 22% 0 %
IV 66 – 69 15 26% % 66 - 6768 - 7071 - 7374 - 7677 - 7980 - 8283 -
85
V 70 – 73 10 17% Gambar 2. Histogram Disiplin Belajar (X2)
VI 74 - 77 4 7%
VII 78 - 81 3 5% Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar
Jumlah 58 100% Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (Y)
Untuk mengetahui gambaran data
variabel pekerjaan dasar teknik mesin siswa,

Persepsi Terhadap Fasilitas Alat


30 Ukur
%
26
25 22 %
% 19 % 17
% 7
3% 5%
15 %
58 - 62 - 66 - 70 - 74 -
% 54 - 78 -
57 61 65 69 73 77 81
10
%
5
maka di sajikan tabel skor tertinggi, skor 11,0705) adalah normal. Dengan cara yang
%
terendah, rata-rata dan standart deviasi. sama perhitungan uji normalitas distribusi data
0 penelitian untuk variabel disiplin belajar dan
%Kelas Inter Fabsolut Frelatif variabel hasil belajar pekerjaan dasar teknik
val mesin.
I 54 - 57 5 9% Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas
II 58 - 61 7 12% Distribusi Data Penelitian
III 62 - 65 8 14%
IV 66 - 69 13 22%
V 70 - 73 8 14%
VI 74 - 77 12 21%
VII 78 - 81 5 9%
Jumlah 58 100% Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
Dalam penelitian terdapat dua buah
Tabel 5. Ringkasan Data Hasil Belajar PDTM variabel bebas (prediktor) yang diduga
(Y) mempengaruhi variabel terikat (kriterium),
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar oleh karena itu ada dua persamaan regresi yang
PDTM (Y) perlu diuji kelinieran dan keberartiannya dalam
ringkasan analisis varians (anava). Dari hasil
perhitungan yang telah diperoleh untuk
persamaan regresi variabel Y atas variabel X1
yaitu Ŷ = 15,475 + 0,771 X1 dan persamaan
Hasil Belajar PDTM regresi variabel Y atas variabel X2 yaitu Ŷ =
25 0,959 + 0,863 X2.
%
22 Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Linieritas
21 Distribusi Data Penelitian
15 %
20 %
%
% 14 14
12
% %
5 9 % 9
10
% %
%%
0
% 54 - 5758 - 6162 - 6566 - 6970 - 7374 - 7778
- 81
Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Ft dengan dk (16:40) pada α = 0,05 untuk uji
Pengelasan(Y) kelinieran adalah 1,904 dan F hitung adalah
1,580. Ternyata Fh < Ft, maka disimpulkan
Uji Persyaratan Analisis persamaan regresi Ŷ = 0,959 + 0,863 X 2
Uji Normalitas adalah mempunyai hubungan yang linier dan
Salah satu persyaratan analisis yang berarti pada pada taraf signifikansi 5% (α =
harus dipehuni agar dapat menggunakan
0,05).
analisis regresi adalah bahwa sebaran data
setiap data variabel penelitian harus
mempunyai distribusi normal. Untuk Pengajuan Hipotesis
mengetahui normal atau tidak normal sebaran 1. Koefisien variabel X1 dengan Y adalah
data setiap variabel penelitian dilakukan uji 0,578 sedangkan harga rtabel untuk N
normalitas dengan menggunakan rumus chi- = 58 adalah 0,214 pada α = 0,05.
kuadrat (𝝌2). Syarat data berdistribusi normal Nilai Statistik Y
dipenuhi jika 𝝌2 < 𝝌2 pada taraf signifikansi Skor Tertinggi 81
5% dan derajat kebebasan sebesar jumlah
kelas frekuensi dikurang tiga. seperti persepsi Skor Terendah 54
hitung
terhadap fasilitas alat ukur dimana Rata-Rata (M) 66,79
𝝌2 sebesar 0,935, dibandingkan Standar Deviasi (SD) 7,824
dengan 𝝌 2
yaitu 𝝌2 < 𝝌2 (0,935<
Dengan demikian harga rhitung > penelitian lanjutan, namun karena penelitian
rtabel, maka disimpulkan terdapat ini sebatas mengetahui hubungan antara
hubungan yang positif antara variabel persepsi terhadap fasilitas alat ukur dan
persepsi terhadap fasilitas alat ukur disiplin belajar dengan hasil belajar pekerjaan
dengan variabel hasil belajar pekerjaan dasar teknik mesin maka peneliti tidak
dasar teknik mesin. melakukan penelitian lebih lanjut. Adapun
2. Koefisien variabel X2 dengan Y adalah kemungkinan penyebab ditolaknya hipotesis
dua diantaranya adalah siswa dalam
0,577 sedangkan harga rtabel untuk N
mengerjakan angket yang diberikan peneliti
=58 adalah 0,214 pada α = 0,05.
tidak menjawab dengan jujur, petunjuk
Dengan demikian harga rhitung >
pengisian angket kurang diperhatikan
rtabel, maka disimpulkan terdapat sehingga siswa kurang memahaminya.
hubungan yang positif antara variabel Indikator angket disiplin belajar juga
disiplin belajar dengan variabel hasil menentukan tinggi rendahnya korelasi. Namun
belajar pekerjaan dasar teknik mesin. tidak bisa menjamin bahwa siswa yang
3. Untuk menentukan hubungan variabel sedang dilakukan uji instrumen mengerjakan
persepsi terhadap fasilitas alat ukur dan angket dengan jujur, yang mengakibatkan
disiplin belajar dengan hasil belajar indikator yang seharusnya valid bisa jadi tidak
pekerjaan dasar teknik mesin valid dan sebalikanya yang harusnya tidak
digunakan analisis regresi ganda dan valid menjadi valid. Jika ditinjau dari
korelasi ganda. Dari hasil analisis korelasi antara variabel penelitian ternyata
regresi ganda yang dilakukan diperoleh terdapat hubungan yang positif antara
harga konstanta a0 sebesar 1,105, disiplin belajar dengan hasil belajar
koefisien regresi a1 sebesar 0,435 dan pekerjaan dasar teknik mesin.
koefisien regresi a2 sebesar 0,482. Dalam hal ini kerangka teoritis dalam
Maka diperoleh persamaan regresi Ŷ= penelitian yang membahas hubungan disiplin
1,105 + 0,435X1 + 0,482X2. belajar dengan hasil belajar sudah tepat.
Hanya perlu kita perhatikan bahwa disiplin
belajar itu tidak seberapa besar hubungannya
PEMBAHASAN
dengan hasil belajar pekerjaan dasar teknik
mesin jika dipisahkan dari variabel persepsi
Berdasarkan hasil penelitian yang terhadap fasilitas alat ukur. Begitu juga
dilakukan pada peserta diklat tingkat X dengan analisis data yang digunakan, tingkat
program keahlian mesin produksi SMK kecenderungan variabel penelitian termasuk
MULTI KARYA MEDAN ditemukan: setara dimana persepsi terhadap fasilitas alat
1. Terdapat hubungan yang positif dan ukur berada dalam posisi cukup dengan
berarti antara Persepsi Terhadap jumlah 32 orang (55%), disiplin belajar cukup
Fasilitas Alat Ukur terhadap Hasil dengan jumlah 42 orang (72%), dan hasil
Belajar Pekerjaan dasar teknik mesin. belajar pekerjaan dasar teknik mesinnya juga
2. Terdapat hubungan yang berarti antara cukup dengan jumlah 33 orang (57%). Untuk
hipotesis pertama yang berbunyi terdapat
Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar
hubungan yang positif dan berarti antara
Pekerjaan dasar teknik mesin. persepsi terhadap fasilitas alat ukur dengan
3. Terdapat hubungan yang positif dan hasil belajar pekerjaan dasar teknik mesin
berarti antara Persepsi Terhadap adalah diterima. Untuk hipotesis kedua yang
Fasilitas Alat Ukur dan Disiplin Belajar berbunyi terdapat hubungan yang positif dan
terhadap Hasil Belajar Pekerjaan Dasar berarti antara disiplin belajar dengan hasil
Teknik Mesin. belajar pekerjaan dasar teknik mesin adalah
diterima. Begitu juga dengan hipotesis yang
Dengan ditolaknya hipotesis kedua berarti ketiga yang berbunyi terdapat hubungan yang
ada ketidaksesuaian atau ketidak normalan positif dan berarti antara persepsi terhadap
dari data hasil penelitian. Hal tersebut dapat fasilitas alat ukur dan disiplin belajar dengan
saja terjadi oleh berbagai faktor. Dan untuk hasil belajar pekerjaan dasar teknik mesin
mengetahui secara rinci perlu dilakukan adalah diterima.
SIMPULAN REFERENSI
Berdasarkan hasil penelitian yang Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar
diuraikan , maka dapat disimpulkan : dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
1. Terdapat hubungan yang positif dan Kencana Prenadamedia Group
signifikan antara Persepsi Terhadap
Fasilitas Alat Ukur dengan Hasil Amri, Sofan. 2016. Pengembangan
Belajar Pekerjaan Dasar Teknik Mesin dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
pada Siswa Kelas X Teknik 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Permesinan SMK Multi Karya Medan
Tahun Ajaran 2021/2022. Dari hasil Dalyono. (2001). Psikologi Pendidikan.
perhitungan diperoleh korelasi parsial Jakarta : Rhineka Cipta.
antara X1 dengan Y, rx1.y = 0,578.
Lalu dilakukan uji keberartian korelasi
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar
parsial dengan menggunakan uji-t
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
diperoleh thitung= 1,902 dan ttabel
untuk dk = 58 – 2 = 56 pada taraf Halmalik, Oemar (2013). Proses belajar
signifikan 5% adalah1,673 terlihat mengajar. Jakarta : Bumi aksara Misnawati,
thitung > ttabel (1,902 > 1,673). A. &. (2017, November). Pengaruh Sosial
2. Terdapat hubungan yang positif dan Ekonomi Keluarga Dan
signifikan antara Disiplin Belajar Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar
dengan Hasil Belajar Pekerjaan Dasar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar
Teknik Mesin pada Siswa Kelas X Ekonomi Kelas X SMK Wdya Praja Ungaran.
Teknik Permesinan SMK Multi Karya Economic Education Analysis Journal (EEAJ),
Medan Tahun Ajaran 2021/2022. Dari vol.1, 96.
hasil perhitungan diperoleh korelasi
parsial antara X2 dengan Y, rx2.y = Moenir, A. (2019). Manajemen
0,577. Lalu dilakukan uji keberartian Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta:
korelasi parsial dengan menggunakan Bumi Aksara.
uji-t diperoleh thitung = 1,882 dan
Moenir, H.AS, Manajemen Pelayanan
ttabel untuk dk = 58 – 2 = 56 pada
Umum Di Indonesia, Bumi Aksara. Jakarta
taraf signifikan 5% adalah 1,673 2008.
terlihat thitung > ttabel (1,882 >
1,673). Muhibbin Syah. (2010). Psikologi
3. Terdapat hubungan yang positif dan Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
signifikan secara bersama-sama antara Muhibbin Syah. 2015. Psikologi Pendidikan.
Persepsi Terhadap Fasilitas Alat Ukur Bandung: Remaja Rosdakarya.
dan Disiplin Belajar dengan Hasil Muhroji dkk. (2004). Psikologi
Belajar Pekerjaan Dasat Teknik Mesin Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung
pada Siswa Kelas X Teknik Pustaka Bani Quraisy.
Permesinan SMK Multi Karya Medan
Tahun Ajaran 2021/2022. Dari Purwanto, Ngalim (2006). Psikologi
perhitungan korelasi ganda didapat Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
(R) sebesar 0,612. Kemudian Karya
berdasarkan hasil uji keberartian
korelasi ganda (Fhitung) yaitu 16,452 Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil belajar.
dengan dk pembilang = 2 (banyaknya Yogyakarta: Pustaka Pelajar Purwanto.
variabel bebas) dan dk penyebut = n- (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
k-1, (58-2-1) = 55, pada taraf Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
signifikan 5% diperoleh Ftabel =
Nasional (2001). Kamus Besar Bahasa
3,164. Terlihat bahwa Fhitung > Indonesia. Jakarta: Balai Pusat .
Ftabel pada taraf signifikan 5% yaitu
16,452 > 3,164. Rini, E. (2017, Februari). Pengaruh
Perhatian Orang Tua Dan Kedisiplinan Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPS. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS
(JPPI), vol 2.
Sandres , W.(1999). “Teacher, teacher,
teacher !” Blueprint Mangazine No.4 Slameto.
(2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-


faktor Yang Memengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sugiono. (2008). Statistika Untuk


Penelitian. Bandung: Alfabate Sugiono.
(2013). Metode Penelitian. Bandung Alfabate.
Sugihartono, dkk, 2018. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.

Suryabrata,Sumadi. (2017). Metodologi


Penelitian. Jakarta: PT Raja Drafindo
Persada.

Soedijarto, 2008. Landasan dan Arah


Pendidikan Nasional Kita. Jakarta : Kompas
Trianto (2009). Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:
Kencana

Tu’u ,Tulus. 2018. Peran Disiplin


pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo

Yuliantika, S. (2017). Analisis Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Siswa Kelas X, Xi, Dan Xii Di Sma Bhakti
Yasa Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 9(1),
35. doi: 10.23887/jjpe.v9i1.19987

Anda mungkin juga menyukai