Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN INDUSTRI

(PKLI)
“Pembuatan Rangka Mesin Pencacah Plastik Kemasan Di
CV. Star Umroh Engineering Medan”

Oleh:

Nama : M.Yunus Chan

NIM : 5171121014

Prodi : Pendidikan Teknik Mesin

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek
Kerja Lapangan Industri (PKLI) selama 30 hari di CV.Star Umroh Engineering telah
menyelesaikan laporan PKLI yang berjudul “Pembuatan Rancang Bangun Rangka
Mesin Pencacah Plastik Kemasan”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Selamat Riadi, M.T. selaku
pembimbing Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) yang telah banyak memberikan
arahhan dan bimbingan sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini
dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan.
2. Dr. Zulkifli Matondang, M, Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Lisyanto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Selamat Riadi, M.T. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
5. Janter Pangaduan Simanjutak, S.T, M.T, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
6. Dr. Selamat Riadi, M.T. Selaku dosen pembimbing lapangan Praktek Kerja
Lapangan Industri (PKLI) saya di PT. Adi Karya Mulia Utama.
7. Seluruh dosen dan pegawai di Lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
8. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung
dengan penuh kasih sayang baik dengan doa dan materi.
9. Segenap rekan seperjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik
Mesin 2017, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan banyak motivasi kepada penulis.
10. Seluruh karyawan dalam lingkup CV. Star Umroh Enggineering
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini
masih belum sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan solusi dari
semua pihak demi kesempurnaan Laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini.
Akhir kata penulis berharap laporan Praktik Kerja Lapangan Industri (PKLI) ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2022

M.Yunus Chan
NIM: 5171121014
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Pekerjaaan

Salah satu bagian dari suatu mesin adalah rangka. Rangka berfungsi sebagai
dudukan dari suatu alat. Agar rangka aman untuk digunakan harus dilakukan suatu
perhitungan terhadap beban yang akan dikenakan ke rangka. Proses pemilihan material
rangka juga mempengaruhi kekuatan dari rangka. Proses perhitungan dan pemilihan
material yang salah akan berakibat rangka tidak mampu untuk menahan beban yang
ada. Mesin pencacah plastik kemasan yang ada memerlukan rangka yang kuat dan
kokoh. Hal tersebut diperlukan karena beban pada mesin pencacah plastik kemasan yang
cukup besar. Beban tersebut didapat dari berat motor penggerak dan berat alat pencacah.
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan membuat rangka mesin
pencacah plastik kemasan yang aman. Tahap pembuatan rangka adalah perencanaan
perhitungan, pemilihan material yang tepat untuk meminimalkan biaya, dan pembuatan
rangka.Proses penyambungan rangka mesin pencacah plastik kemasan ini menggunakan
proses pengelasan las listrik. Pembuatan rangka dimulai dengan pemotongan plat.
Plat yang digunakan sebagai dudukan motor penggerak, proses pembuatan
lubangnya menggunakan mesin frais dan plat yang digunakan sebagai dudukan alat
pencacah, proses pembuatan lubangnya menggunakan mesin bor. Selanjutnya
menggabungkan plat-plat yang sudah sesuai kegunaan dengan cara mengelas.Rangka
mesin pencacah plastik kemasan ini menggunakan bahan besi profil L ST 37 dengan
ukuran 50x50x5 mm. Dimensi dari rangka adalah 800x400x450 mm. Dari perhitungan,
rangka ini aman untuk menahan beban 210 N.
1.2 Gambaran Perusahaan
1.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan PT. Adi Karya Mulia Utama adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang fabrikasi. Pendiri perusahan ini adalah Bapak Ir. H. Katyo Sumantri.
Jenis pengerjaan yang dilakukan pada dasarnya adalah sesuai pesanan serta disesuaikan
dengan mesin-mesin yang ada. Awal mula perusahaan ini berdiri pada tahun 1980,
dengan hanya satu mesin frais yang ditempatkan dibelakang rumah (didapur).Pada
awalnya usaha bapak Ir.H.Katyo Sumantri masih disebut CV.Karya Mulya. Dengan
usaha dan kerja keras Bapak Ir.H. Katyo Sumantri dalam mengembangkan usahanya
dan membuat nama usahanya PT. Karya Mulya. Perkembangan usaha ini disebabkan
oleh kualitas dan kepresisian produknya sehingga PT. Karya Mulya yang mempunyai
motto “Presisi Adalah Ciri Khas Kami” membuat perusahaan semakin berkembang
dan terus menambah satu persatu mesin produksinya.
Pada tahun 1998 PT. Karya Mulya memiliki cabang yang bernama PT. Adi
Karya Mulia Utama yang beralamat di Jln. STM Gg. Syukur Barat No. 15 Medan.
Disamping itu PT. Adi Karya Mulia Utama pernah memperoleh 3 (tiga) piagam
penghargaan dan 7 (tujuh) sertifikat dari beberapa perusahaan atas kerja sama
yang baik dengan memenuhi produk sesuai standart yang dipesan oleh perusahaan
tersebut. Salah satu diantaranya yakni piagam penghargaan dari PT. Caltex Pasific
Indonesia dalam pembuatan Suffing Box pada tahun 2000.Pekerjaan atau Job tidak
hanya datang dari perusahan besar melainkan datang juga dari warga setempat baik
tempahan ataupun perbaikan alat.
1.2.2 Visi Dan Visi Perusahaan
a. Visi
b. Misi
c. Nilai Utama
1.2.3 Produksi
CV. Star Umroh Enginering merupakan suatu perusaahan yang bergerak
dibidang pabrikasi besi dan logam. Perusahaan ini memproduksi berbagai mesin antara
lain :
a. Mesin pencetak paving block hidrolik
b. Mesin pencacah plastik
c. Mesin pengering jagung
d. Mesin cetak batako
e. Mesin penggiling padi
f. Mesin pengupas kulit melinjo
1.2.4 Struktur Organisasi

1.2.5 Sitem Kepegawaian

Pada “CV.Star Umroh Enginering” sistem kepegawaian tidak terlalu mencekang


sekali.Semua berjalan dengan rasa kekeluargaan dan juga menjadi salah satu
penndorong persatuan para karyawan.Semua karyawan tetap patuh kepada atasan atau
pimpinan perusahaan.Kami sebagai mahasiswa PKL di tempat tersebut juga tidak
dibeda-bedakan dan tidak beranggapan rendah.
1.2.6 Disiplin Kerja
Dalam dunia usaha yang menjadi perhatian semua adalah masalah disiplin
kerja.Oleh karena itu dalam pelaksanaan PKLI kami mendapatkan pelajaran disiplin
kerja dari pimpinan.Kami dan karyawan diajarkan untuk belajar disiplin dari segala
hal.Penilaian yang terpenting dalam dunia usaha adalah disiplin kerja.Dengan disiplin
kerja, semua akan berjalan dengan lancar sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Selain disiplin waktu ada juga yang disebut disiplin penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri).Disaat kita melakukan pekerjaan hendaknya harus memperhatikan
keselamatan kerja. Banyak hal yang dilakukan untuk tetap menjaga keselamatan diri
kita, salah satunya mentaati peraturan SOP yang berlaku dengan alat keselamatan
kerja.Setiap orang diperusahaan diajarkan supaya selalu menggunakan APD saat
melakukan kerja demi menjaga keselamatan diri.
1.3 Alasan Pemilihan Lokasi PKLI
Alasan penulis memilih CV.Star Umroh Enginering sebagai tempat pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan Industri (PKLI), yaitu:
1. CV.Star Umroh Enginering merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
fabrikasi dan perbaikan suku cadang. Hal tersebut sesuai dengan bidang ilmu atau
jurusan yang sedang penulis pelajari di universitas memungkinkan untuk
diterapkan di tempat tersebut guna memperdalam pengetahuan atau skill tentang
mesin bubut, mesin sekrup,mill,dan pengelasan.
2. CV.Star Umroh Enginering merupakan perusahaan resmi yang telah lama berdiri
dan telah diakui kualitasnya dalam hal kepresisian hasil kerja pekerjaannya.Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan sejumlah sertifikat penghargaan yang diterima
oleh CV.Star Umroh Enginering
3. Memiliki fasilitas peralatan dan teknisi ahli yang memadai untuk melakukan
praktek kerja pembuatan dan perawatan suku cadang.
4. Faktor susahnya mencari industri yang mau menerima mahasiswa untuk
melaksanakan PKLI karena masa pandemi covid-19.
5. Lokasi PT yang dekat dengan rumah kontrakan penulis.

1.4 Maksud Dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya PKLI yaitu sebagai wadah pengembangan diri


mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang didapatkan selama dibangku perkuliahan,
menumbuh kembangkan semangat kerja pada diri mahasiswa, sebagai bahan dalam
penyusunan laporan PKLI agar mampu mempertanggung jawabkannya pada saat
seminar.
Adapun tujuan yang diharapkan dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan
adalah:
1. Sebagai salah satu syarat penyelesaian pendidikan di Universitas Negeri Medan.
2. Meningkatkan skill atau kemampuan di bidang pembubutan, baik dalam hal
peningkatan kemampuan edukatif dan pengembangan wawasan keilmuan
mahasiswa.
3. Mengetahui proses pembentukan plat sesuai dengan kelebihan dan kekurangan dari
setiap prosedur yang di terapkan.
4. Dapat menerapkan prosedur pembubutan yang baik serta memahami kegunaan dari
alat pelindung diri sesuai K3.
5. Mengetahui proses pembuatan pisau pemotong adonan roti sesuai dengan prosedur
pekerjaannya.
6. Memberikan kesempatan pada mahasiswa guna memasyarakatkan diri pada suasana
lingkungan kerja yang sebenarnya terutama yang berkenaan dengan disiplin dan
kejujuran dalam bekerja.
7. Meningkatkan, memperluas, memantapkan ketrampilan yang membentuk
kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
studi yang dipilihnya.
1.5 Manfaat PKLI

Adapun manfaat yang dapat diperoleh didalam pelaksanaan Praktek Kerja


Lapangan Industri (PKLI) adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Mahasiswa

Adapun manfaat PKLI bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :


a. Menambah keahlian dan keterampilan dalam teknologi yang berkembang di
industri.
b. Membandingkan teori yang didapat selama perkuliahan dengan yang diterima
dilapangan
c. Memahami proses kerja yang sebenarnya dalam dunia industri
d. Memperoleh kesempatan dalam melakukan penelitian dan observasi langsung di
lapangan
2. Manfaat Bagi Universitas

Adapun manfaat PKLI bagi universitas adalah sebagai berikut :


a. Terjadinya kerja sama yang baik antara Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan dengan dunia industri.
b. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan khususnya Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan dapat meningkatkan kualitas lulusannya dengan
memberikan pengalaman ilmu kerja atau magang di industri.
c. Adanya masukan yang positif dari pihak industri tentang pengembangan
kurikulum dan kompetensi yang dibutuhkan.
3. Manfaat Bagi Perusahaan

Adapun manfaat PKLI bagi perusahaan adalah sebagai berikut :


a. Turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
intelektual dan profesionalisme sumber daya manusia.
b. Adanya kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia industri/ perusahaan
sehingga perusahaan tersebut dikenal oleh kalangan akademis.
c. Perusahaan dapat menilai kualitas dari suatu lembaga pendidikan sehingga
menjadi suatu pertimbangan untuk merekrut tenaga kerja.
d. Membantu meringankan pekerjaan karyawan perusahaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancangan Rangka Mesin Pencacah Plastik Kemasan

Kata “rancang” merupakan kata sifat dari “perancangan” yakni merupakan


serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam
bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-
komponen sistem diimplementasikan Pressman, 2005. Kata “bangun” merupakan kata
sifat dari “pembangunan” adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti
atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian
Pressman, 2005. Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan
menerjemahkan hasil analisa kedalam bentuk paket perangkat lunak kemudian
menciptakan sistem tersebut ataupun memperbaiki sistem yang sudah ada.
Banyak langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan perangkat lunak.
Langkah-langkah tersebut menggambarkan struktur data, struktur program, karakteristik
antarmuka dan detail prosedur yang merupakan sintesa dari keperluan- keperluan
informasi Pressman, 2005. Perancangan data merupakan langkah pertama dari empat
kegiatan perancangan dalam rekayasa perangkat lunak. Aktivitas utama dalam
perancangan data adalah memilih gambaran logik dari struktur data yang dikenali
selama fase spesifikasi dan pendefinisian keperluan. Pemilihan ini melibatkan analisis
algoritma dari alternatif struktur dalam rangka menentukan perancangan yang paling
efisien.
Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang
disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen luar,
sehingga membentuk suatu rangka kokoh, gaya luar serta reaksinya dianggap terletak di
bidang yang sama dan hanya bekerja pada tempatnya.Proses pembuatan tidak akan
berjalan baik sebelum kegiatan perancangan diselesaikan. Hasil perancangan akan diketahui
deskripsi dari benda yang akan dibuat. Hal ini akan sangat memudahkan proses
pembuatannya.
Produk menghasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan manusia adalah hal yang
ingin dicapai dari proses perancangan. Salah satu caranya adalah dengan merancang
dengan berorientasi terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan. Keinginan setiap
manusia dibuat dalam perancangan produk melalui pengembangan secara komputer dan
analisa teknik yang dapat diproses secara tertaur dan penentuan waktu untuk
membuatnya serta bagaimana cara memasarkannya.

Perancangan produk berarti sudah termasuk di dalamnya setiap aspek teknik dari
produk, mulai dari pertukaran atau penggantian komponen dalam pembuatan, perakitan,
finishing sampai pada kekurangannya. Sebuah produk seharusnya dikerjakan lebih dari
operasi biasa untuk meningkatkan market place-nya, yaitu mempertimbangkan seluruh
harga-harga, seluruh kelengkapan dan target segmen pasar.
Perancangan umumnya dimulai dari bentuk pernyataan masalah yang diberikan
kepada perancang oleh seseorang, baik pelanggan maupun managemen perusahaan.
Pernyataan masalah ini (umumnya disebut laporan singkat perancangan) dapat
bervariasi dalam bentuk dan isinya.
Perancangan bermula dari pernyataan masalah yang diberikan oleh seseorang
(klien, customer, atau manager perusahaan). Pernyataan yang diberikan bevariasi dalam
bentuk maupun isi dan meliputi adanya sasaran yang harus dicapai, batasan-batasan,
serta kriteria solusi terbaik yang diharapkan. Pada umumnya masalah-masalah
perancangan berada pada nilai yang ekstrim yaitu sasaran jelas namu sarana sangat tidak
jelas, dan ektrim yang lain, dimana sasaran sama dan sumber daya yang tersedia sangat
terbatas.
2.2 Analisis Kekuatan Rangka

Bila gaya-gaya kelebihan yang dipilih dalam cara analisis gaya adalah reaksi-
reaksi, penahan-penahan fisik yang berhubungan dengan reaksi- reaksi sisa harus
dihilangkan dan balok asli diganti dengan sebuah balok statik tertentu dengan’’derajat
yang lebih rendah’’ yang menahan beban- beban yang diterapkan dan gaya-gaya reaksi
kelebihan. Sebagai contoh balok yang ujungnya terjepit atau dapat dianggap sebagai
sebuah balok sederhana dengan derajat lebih rendah atau sebagai balok konsol dengan
derajat lebih rendah . Karena sebuah balok sederhana secara struktur lebih mudah
diamati dari sebuah balok konsul, maka pilihan pertama akan menhasilkan persamaan-
persamaan simultan dalam keadaan yang lebih baik dalam sebuah penyelesaian dengan
angka-angka.
Gaya-gaya reaksi kelebihan ditentukan pertama-tama berdasarkan kenyataan
bahwa perpindahan-perpindahan putar atau geser dalam arah-arah gaya kelebihan
haruslah nol. Jadi, haruslah sedemikian rupa bahwa keduanya bersama dengan beban-
beban yang diterapkan, akan menyebabkan kelandaian-kelandaian nol pada kedua
ujung dari balok sederhana.Setelah gaya-gaya reaksi kelebihan diperoleh, reaksi-reaksi
lainnya ditentukan dari persyaratan-persyaratan statika dan diagram-diagram gaya geser
dan momen dari balok yang asli dapat diperoleh.
Umumnya, sebuah penyelesaian pertama-tama dapat diperoleh dengan
menggunakan sekumpulan gaya-gaya kelebihan yang tepat, dan sebuah pemeriksaan
kemudian dilakukan untuk mendapat kepastian bahwa persyaratan-persyaratan
kesepadaan memuaskan dalam sebuah balok dengan derajat yang lebih rendah yang
berbeda. Dalam kejadian pada balok ujung-ujungnya terjepit, R1 dan R2 dapat diperoleh
pertama-tama dengan menggunakan balok sederhana dengan derajat yang lebih rendah,
dan sebuah pemeriksaan dilakukan dengan memastiklan bahwa R2 dan R1 akan
menyebabkan kelandaian dan lendutan nol pada ujung bebas dari balok konsol dengan
derajat lebih rendah.
2.3 Identifikasi Alat dan Mesin

Dalam suatu perencanaan ada hal-hal mendasar yang harus dipahami kembali
yaitu komponen-komponen mesin yang akan digunakan. Jika dalam
mempergunakan suatu komponen mesin ternyata tidak sesuai dengan mesin yang
direncanakan maka hasil yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Maka dari pada itu diperlukan pemahaman yang matang dalam proses pembuatan
komponen. Peralatan pendukung yang digunakan dalam pembuatan produk ini
adalah:

a. Alat Pengukur dan Penanda


Dalam melakukan suatu proses pekerjan di bengkel khususnya fabrikasi,
sebelum mengerjakan suatu proses pekerjaan biasanya menggunakan alat pengukur
dan alat penanda, ini dimaksudkan agar mendapatkan ukuran yang diinginkan dan
menandainya dengan alat penanda. Peralatan ukur adalah sarana pengukur yang
dilakukan dengan tangan, dimana alat tersebut biasanya memiliki skala ukur dari
tingkat yang teliti yaitu: mistar baja, penggaris siku,penggores,jangka sorong, dan
penitik.
b. Alat-alat pengurangan volume bahan

Dalam melakukan pekerjaan fabrikasi maupun pemesinan ada suatu proses


yang dikenal dengan nama proses pengurangan volume bahan. Pengurangan volume
bahan adalah mengurangi atau memotong sebagian dari bahan benda kerja yang
dikerjakan. Langkah ini dilakukan agar mendapatkan hasil pengukuran yang
diharapkan.
Ada beberapa alat yang digunakan untuk mengurangi volume bahan, tetapi
dalam pembahasan dalam laporan ini hanya membahas peralatan yang digunakan
selama mengerjakan gunting tuas tangan. Adapun peralatan atau mesin yang
digunakan selama proses pengurangan untuk pembuatan tuas, pengait dan kaki
yaitu sebagai berikut: 1). Pemotongan; 2). Penggerindaan; dan 3). Pengikiran.
2.4 Alat-alat untuk menubah bentuk bahan
a. Mesin Skrap
Gambar 26. Mesin sekrap

Teknik pemesinan mesin sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam
atau serut. mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata,
cembung, cekung, beralur, dll., pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring. Mesin
sekrap adalah suatu mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak- balik,
prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum), kemudian pahat bergerak lurus bolak
balik atau maju mundur melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan
mesin/pahat diperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui
sabuk (belt).
Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan
ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda gigi tersebut beralur dan dipasang
engkol melalui tap, jika roda gigi berputar maka tap engkol berputar eksentrik
menghasilkan gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga
panjang eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah berubah. pahat yang
digunakan sama dengan pahat bubut. proses sekrap tidak terlalu memerlukan
perhatian/ konsentrasi bagi operatornya ketika melakukan penyayatan. Mesin
sekrap yang sering digunakan adalah mesin sekrap horizontal. Selain itu, ada mesin
sekrap vertical yang biasanya dinamakan mesin slotting/slotter.
Proses sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap (shaper) dan planner.
Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif kecil, sedang proses planner
untuk benda kerja yang besar. Mesin sekrap datar atau horizontal (shaper) mesin
jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serba-guna, terdiri atas
rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda kerja didukung
pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk digerakkan ke arah
menyilang atau vertical dengan tangan atau penggerak daya.
Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda kerja
melakukan gerakan ingsutan. Panjang langkah maksimum sampai 1000 mm, cocok
untuk benda pendek dan tidak terlalu berat dan bisa digunakan untuk operasi yang
memerlukan pemotongan vertical. Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara
vertical, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang.
Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini bisa
dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.
Mesin sekrap eretan (planner) mesin planner digunakan untuk mengerjakan
benda kerja yang panjang dan besar (berat). Benda kerja dipasang pada eretan yang
melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan dan
gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh jarak antar tiang - tiang mesin.
panjang langkah mesin jenis ini ada yang mencapai 200 sampai 1000 mm.
Mekanisme kerja mesin sekrap mekanisme yang mengendalikan mesin sekrap
ada dua macam yaitu mekanik dan hidrolik. pada mekanisme mekanik digunakan
crank mechanism. Pada mekanisme ini roda gigi utama (bull gear) digerakkan oleh
sebuah pinion yang disambung pada poros motor listrik melalui gear box dengan
empat, delapan, atau lebih variasi kecepatan. Rpm dari roda gigi utama tersebut
menjadi langkah per menit (strokes per minute, spm).
Mesin dengan mekanisme sistem hidrolik kecepatan sayatnya dapat diukur
tanpa bertingkat, tetap sama sepanjang langkahnya. Pada tiap saat dari langkah
kerja, langkahnya dapat dibalikkan sehingga jika mesin macet lengannya dapat
ditarik kembali. kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak teliti. Bagian
– bagian mesin sekrap :
1. Meja mesin fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau
penjepit benda kerja. meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan
lintang dan eretan tegak. Eretan lintang dapat diatur secara otomatis.
2. Lengan fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. lengan diikat
dengan engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas
badan dan dijepit pelindung lengan agar gerakannya lurus.
3. Eretan pahat fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. dengan
memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. ketebalan
pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung
lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut pengikat. eretan dapat
dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan
eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan.
4. Pengatur kecepatan fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah
langkah lengan mesin per menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat
pengaturan harus pada saat mesin berhenti.
5. Tuas panjang langkah fungsinya untuk mengatur panjang pendeknya
langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang disekrap. pengaturan
dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.
6. Tuas posisi pahat tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk
mengatur kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat
dilakukan.
b. Mesin Frais

Mesin Frais digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda


kerja dengan menggunakan pisau frais ( cutter )sebagai penyayat yang berputar
pada sumbu mesin. Pisau Frais ini terpasang pada arbor mesin yang didukung
dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin. Selama
pengerjaan pengefraisan, setiap mata cutter memakan benda kerja hanya pada
waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan. Pemberian pendingin
bertujuan agar mata cutter tidak cepat tumpul. Pisau yang tumpul ini akan
menghasilkan permukaan benda kerja yang tidak bersih dan ukuran yang tidak
teliti. Apabila pisau frais ini tumpul, seperti pada pahat yang lain pisau frais ini
dapat diasah menggunakan mesin gerinda alat potong.
Jumlah putaran yang akan digunakan pada saat pengefraisan tergantung dari
kecepatan potong dan diameter pisau. Kecepatan potong pisau frais adalah jarak
yang ditempuh oleh satu gigi dalam meter/menit. Kecepatan potong pada
pengefraisan merupakan kecepatan gerak putar phat. Kecepatan gerak pahat ini
tergantung beberapa factor, yaitu :
a. Bahan benda kerja yang akan difrais
b. Bahan pahat potong
c. Umur ekonomis pahat potong sampai pahat tersebut harus diasah kembali

mesin frais

Gambar 2. Mesin frais

c. Mesin gerinda datar


Penggerindaan datar adalah suatu teknik penggerindaan yang mengacu pada
pembuatan bentuk datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rata pada sebuah benda
kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin
gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak
horizontal bolak-balik. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis. Pada mesin gerinda datar yang berfungsi sebagai pencekam
benda kerja adalah meja magnet listrik. Adapun proses pencekaman benda kerja
menggunakan meja magnet listrik.
Untuk memasang benda kerja sebelum dikerjakan yaitu permukaan meja
magnet dibersihkan terlebih dahulu dan magnet dalam posisi off. benda kerja
diletakkan pada permukaan meja magnet dan diatur pada posisi garis kerja medan
magnet. Pencekaman menggunakan prinsip elektromagnetik. Batangan - batangan
yang diujungnya diatur sehingga menghasilkan kutub magnet utara dan selatan
secara bergantian bila dialiri arus listrik. Supaya aliran medan magnet melewati
benda kerja digunakan logam non ferro yang disisipkan pada plat atas pencekam
magnet.
Melepas benda kerja dilakukan dengan memutuskan aliran listrik yang
menuju pencekam magnet dengan menggunakan tombol on/off. Pencekaman
terjadi akibat adanya magnet permanen yang terdapat pada pencekam. Pada mesin
gerinda jenis ini, magnet yang mengaliri meja bersifat permanen, proses
pencekaman benda kerja menggu-nakan mesin yang dilengkapi dengan meja jenis
ini hampir sama dengan proses pencekaman benda kerja pada mesin gerinda datar
pada umumnya.
d.Mesin Bor / Pengeboran
Salah satu alat yang sangat penting dan sangat banyak digunakan dalam
bengkel kerja bangku dan kerja mesin adalah mesin bor. Kegunaan mesin bor
adalah untuk membuat lubang dengan menggunakan perkakas bantu yang disebut
mata bor. Hampir semua mesin bor sama proses kerjanya yaitu poros utama mesin
berputar dengan sendirinya mata bor akan ikut berputar. Mata bor yang berputar
akan dapat melakukan pemotongan terhadap benda kerja yang dijepit pada ragum
mesin.
Pada umumnya jenis mesin bor yang digunakan pada bengkel kerja bangku
maupun kerja mesin adalah mesin bor tangan, mesin bor meja, mesin bor lantai dan
mesin bor radial. Pemilihan mesin bor tersebut tergantung dari jenis pekerjaan yang
akan dilakukan. Mesin bor lantai ini dipasang pada lantai bengkel dengan jalan
diikat dengan baut pondasi dengan maksud agar mesin ini tidak bergetar sewaktu
melakukan pekerjaan. Ukuran mata bor yang biasa dipasang pada chuck mata bor
ini adalah 13 milimeter, tetapi dengan membuka chuck ini dapat digunakan untuk
melakukan pengeboran sampai dengan diameter 25 milimeter.
e. Mesin las / Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses menyambung logam secara permanen dengan
cara memanaskan logam sampai mencapai titik cair, dengan atau tanpa pemakaian
tekanan, dan dengan atau tanpa penggunaan bahan pengisi. Jenis-jenis pengelasan
berdasarkan proses penyambungannya dapat diklasifikasikan menjadi: Resistance
Welding, Thermal Welding, High Energy Beam Welding dan Electric Arc Welding.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tapi hanya untuk sarana
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Berdasarkan definisi dari Duthche
Industri Normen ( DIN ) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
paduan yang dilaksanakaan dalam keadaan lumer atau cair. Berikut ini adalah sejumlah
klasifikasi cara penegelasan:
a. Pengelasan cair

Cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber


panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.

b. Pengelasan tekan
Cara pengelasan dimana sambungan dipansakan dan kemudian ditekan menjadi satu.
c. Pematrian
Cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan
paduan lugam yang mempunyai titik cair rendah, dalam cara ini logam induk tidak
mencair.

Pengelasan merupakan proses penyambungan logam hingga terjadi fusi.


Sekarang ada lebih dari 75 jenis pengelasan yang dapat dipilih. Alasan mengapa ada
begitu banyak jenis pengelasan karena setiap proses memiliki kelebihan dan kekurangan
yang unik. Proses pengelasan arc menawarkan keuntungan seperti portabilitas dan biaya
rendah, tetapi relatif lambat. Proses pengelasan energi tinggi seperti pengelasan laser
menghasilkan panas rendah dan pengelasan yang cepat, tetapi peralatannya sangat
mahal. Proses pengelasan solid-state menghindari banyak diskontinuitas pengelasan,
tetapi pengelasan ini juga sangat mahal dan terbatas pada desain sambungan. Proses
pengelasan resistansi biasanya sangat cepat dan tidak memerlukan bahan pengisi
tambahan, tetapi seringkali terbatas pada aplikasi lembaran logam tipis.

Proses pengelasan difusi bergantung pada beberapa pemanasan dan tekanan.


Pengelasan ledakan bergantung pada tekanan dalam jumlah besar. Produk struktural
bisa disatukan dengan sambungan las yang terdiri dari beberapa tipe sambungan dan
tipe pengelasan. Produk struktural seperti pelat bisa berbentuk tabung atau non-tabung.
Jenis sambungan mengacu pada bagaimana kedua benda kerja diorientasikan relatif satu
sama lain. Jenis pengelasan mengacu pada cara pengelasan ditempatkan pada
sambungan. Ada dua jenis utama las, antara lain: fillet dan groove. Selain itu, ada las
jenis lain seperti slot, seam, dan spot.
Ada lima jenis sambungan dasar pada pengelasan. Kelima jenis sambungan
tersebut antara lain: butt joint, lap joint, T-joint, edge joint, dan corner joint.
Berikut ilustrasi dari kelima jenis sambungan tersebut.

a. Butt joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja berada pada bidang
yang sama dan disambung pada ujung kedua benda kerja yang saling berdekatan.
b. Lap joint merupakan sambungan yang terdiri dari dua benda kerja yang saling
bertumpukan.
c. T-joint merupakan sambungan di mana salah satu benda kerja tegak lurus dengan
benda kerja lainnya sehingga membentuk huruf “T”.
d. Edge joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja sejajar satu sama
lain dengan catatan salah satu ujung dari kedua benda kerja tersebut berada pada
tingkat yang sama.
e. Corner joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja membentuk
sudut sehingga keduanya dapat disambung pada bagian pojok dari sudut tersebut.

f. Mesin bubut

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk berfungsi untuk


membuat/memproduksi benda-benda berpenampang silindris, diantaranya dapat
membubut poros lurus, menchamper, mengalur, mengulir, mengebor, memperbesar
lubang, mereamer, mengkartel, memotong dll. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan
sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata :
1. Dengan benda kerja yang berputar
2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja
Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut
rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses
bubut tirus sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut
kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga mengha-silkan
bentuk yang diinginkan.
Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong
tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga,
karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan
(setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar Mesin Bubut dan bagian-
bagiannya dijelaskan pada Gambar 4.
Gambar 2.1 Mesin Bubut dan Bagianya
Bagian utama mesin bubut bubut diantaranya: Kepala tetap, kepala lepas,
alas/meja mesin, eretan transportir, sumbu utama, tuas, pelat tabel, dan penjepit pahat.

1. Kepala tetap
Kepala tetap, berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut
diantaranya: cekam (chuck), kollet, senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate)
dan pelat pembawa berekor (driving plate)
2. Kepala Lepas

Kepala lepas (Tail stok) adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah
kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna untuk tempat untuk
pemasangan senter yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja dan sebagai
tempat/dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas,
digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck
drill) dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus
(sleeve) kepala lepas.

Gambar . Kepala Lepas


3. Alas/Meja Mesin
Alas/meja mesin, digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu
pembubutan.

4.Eretan

eretan adalah suatu rangkaian komponen-komponen yang ada pada mesin bubut
yang befungsi untuk mengatur dalam maupun arah penyayatan pada saat melakukan
pembubutan atau dengan kata lain untuk menghantarkan pahat dalam melakukan
penyayatan. Eretan ini duduk diatas meja mesin sehingga memungkinkan untuk dapat
bergerak maju mundur atau bahkan bergerak menyilang. Untuk menggerakannya dapat
dilakukan secara otomatis dengan bantuan sumbu pembawa atau dengan poros
transporteur maupun secara manual yaitu dengan memutar roda pemutar yang
dihubungkan dengan batang bergigi pada mesin badan mesin.Eretan (carriage), terdiri
dari tiga bagian/elemen diantaranya, eretan memanjang, eretan melintang dan eretan
atas.

Gambar 2.5 Eretan Mesin Bubut


5. Tuas/Handel
Hampir setiap mesin bubut memiliki jenis tuas atau handle yang berbeda-beda.
Cara penggunaannya-pun juga bisa disesuaikan dengan table yang menempel pada
mesin bubut.Tuas/Handel terdiri pada mesin bubut standar terdiri dari beberapa
daintaranya, tuas pengatur putaran mesin, kecepatan pemakanan dan pembalik arah
putaran.
Gambar 2.7 Tuas/Handel Bubut

6. Penjepit/Pemegang Pahat (Tools Post)

Beberapa alat standar pemegang pahat adalah Tool post pertama memakai system
tunggal pisau dengan pemegang tunggal banyak waktu yang hilang pada waktu
penukaran pahat pahat bubut, namun dalam perkembangannya dibuat pemegang pahat
berjumlah empat biasa disebut pemegang pahat revolver,pemegang pahat ini dibuat
sedemikian rupa sehingga pahat pahatnya selalu dapat dikembalikan kepada kedudukan
semula secara cepat. Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit
atau memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam
yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).

Ukuran jenis dan operasi pekerjaan pada mesin bubut pada pekerjaan tertentu,
yang perlu dilakukan adalah menentukan pilihan perangkat memegang yang terbaik
untuk setiap pekerjaan tertentu.  pertimbangan lain adalah berapa banyak  tingkat presisi
yang diperlukan untuk pekerjaan, karena untuk beberapa pekerjaan perangkat
memegang lebih akurat daripada yang lain.Tool holder dirancang pada mesin bubut
dengan berbagai ukuran, dirancang cukup kuat untuk keperluan proses operasi, dengan
keamana yang baik.

Pemegang alat standar untuk kecepatan tinggi alat pemotong baja memiliki slot
persegi dibuat sesuai standar ukuran pisau. Umumnya dengan ukuran; 1/4-inch, 5/16
inci, 3/8 inci, ½ inci dan yang lebih besar, dengan berbagai model dan ukuran berbeda
yang diproduksi produsen. Hal ini juga berfungsi untuk memudahkan proses
pembubutan benda kerja yang bermacam ukuran.
Gambar. Penjepit/ Pemegang pahat

f. Proses Pengukuran
Pengukuran adalah proses membandingkan suatu besaran dengan besaran
standar. Besaran sendiri adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
atau nilai serta memiliki satuan.

Gambar 1. Pengukuran dengan Jangka Sorong

Berikut adalah jenis- jenis pengukuran yang sering digunakan:


1. Pengukuran Langsung

Adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur langsung. Hasil


pengukuran dapat langsung terbaca. Merupakan cara yang lebih dipilih jika
seandainya hal ini dimungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan. Alat
ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah dan pemakaiannya
dibatasi yaitu :
a. karena daerah toleransi £ kecermatan alat ukur,
b. karena kondisi fisik objek ukur yang tak memungkinkan digunakannya alat
ukur langsung, atau
c. karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi (tak sesuai
dengan jenis toleransi yang diberikan pada objek ukur misanya toleransi
bentuk dan posisi sehingga memerlukan proses pengukuran khusus .
Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran tebal objek ukur dengan memakai
micrometer.
2. Pengukuran Tak Langsung
Merupakan proses pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai beberapa jenis
alat ukur berjenis pembanding/komparator, standar dan bantu. Perbedaan harga yang
ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu objek ukur dibandingkan
dengan ukuran standar (pada alat ukur standar) dapat digunakan untuk menentukan
dimensi objek ukur. Kerana alat ukur pembanding umumnya memiliki kecermatan
yang tinggi, sementara itu alat ukur standar memiliki kualitas (ketelitian) yang bisa
diandalkan, maka proses pengukuran tak langsung dapat dilaksanakan sebaik
mungkin untuk menghasilkan harga yang cermat serta da;pat dipertanggungjawabkan
(teliti dan tepat). Proses pengukuran tak langsung umumnya berlangsung dalam waktu
yang relatif lama. Contoh pengukuran semacam ini adalah alat ukur standar berjenis
kaliber-induk tinggi (height master, yang memiliki skala pengatur ketinggian muka-
ukur) dan meja rata (surface plate) sebagai alat ukur bantu.
g. Proses Pemotongan
Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang
ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat
langsung dikerjakan, sebab terlebih dahulu harus dipotong menurut gambar bukan
komponen yang akan dibentuk pengerjaan. Pembentukan pelat dalam bentuk lembaran
ini kurang efektif apabila dikerjakan secara langsung. Dalam dunia industri istilah
pemotongan pelat sebelum dikerjakan disebut pemotongan awal (pre cutting). Pre
cutting atau pemotongan awal dilakukan untuk pemotongan pelat menurut bagian
gambar dan ukurannya.
Proses pemotongan pelat-pelat ini dapat dilakukan dengan berbagai macam
teknik pemotongan sesuai kebutuhan masing-masing teknik pemotongan sesuai
kebutuhan masing-masing. Peralatan potong yang digunakan untuk pemotongan pelat
mempunyai jangkauan atau kemampuan pemotongan tersendiri. Biasanya untuk
pemotongan pelat-pelat tipis, pemotongannya dapat digunakan alat-alat potong manual
seperti: gunting tangan, gunting luas, pahat dan sebagainya. Untuk ketebalan pelat di
atas 1,2 mm sangat sulit dipotong secara manual dan pemotongan digunakan mesin-
mesin potong.
BAB III

TEKNIK PELAKSANAAN

3.1 Aktivitas Pelaksanaan PKLI

Pelaksanaan PKLI ini bertepatan pada masa pandemi covid-19.Segala aktifitas


yang ada di CV wajib mengenakan masker baik diluar ruangan atau pun didalam.
Selama pelaksaan PKLI seluruh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat
pengawasan dan bimbingan dari Pembimbing lapangan. Dengan adanya kerja sama yang
baik antara mahasiswa dengan pembimbing lapangan, maka mahasiswa dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan standar kerja yang berlaku. Dalam melaksanakan
pekerjaannya mahasiswa dituntut untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap apa
yang dikerjakan.
Pelaksanaan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan oleh penulis berlangsung
selama 30 hari kerja, dimulai dari sejak tanggal 15 maret 2021 sampai dengan 19 April
2021. Aktivitas yang dilakukan pada saat PKLI meliputi perancangan atau pembuatan,
pengukuran, pengelasan, pengeboran dan perakitan rangka mesin pencacah plastik
kemasan.
3.2 Perencanaan dan Pembuatan Produk

Mesin pencacah ini digunakan untuk mencacah plastik jenis LDPE ( Low density
polyethylene ) yang mempunyai lapisan alumunium foil. Plastik ini biasanya dipakai
untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Prinsip kerja dari Alat pencacah plastik ini sebagai berikut : dengan menggunakan
tenaga motor bensin 5.5 Hp, daya dari motor ini ditransmisikan menggunakan puli dan
sabuk ke poros kepala pencacah. Putaran mesin direduksi dengan perbandingan puli
1:3 dan dihubungkan oleh sabuk dengan panjang 57 inchi.
Material plastik dimasukkan melalui corong masukan yang kemudian diteruskan
untuk dicacah, dimana pisaunya berjumlah 19 buah pisau yang terbagi dalam 6 pisau
bergerak berputar mengikuti poros dan 13 buah pisau diam yang menempel di dalam
rumah mesin pencacah. Melalui pisau tersebut plastik akan tercacah sehingga plastik
menjadi menjadi ukuran 6mm × 6mm. Potongan plastik yang sudah tercacah turun
kebawah keluar melalui saringan untuk diteruskan dan ditampung pada wadah hasil
cacahan.
3.3 Bahan dan Alat Pembuatan Rangka
Plat besi L merupakan baja yang mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga
pada. Besi plat biasanya digunakan pada aplikasi konstruksi yang banyak digunakan
pada aplikasi konstruksi yang banyak membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang
tinggi. Ternyata kegunaan dari besi plat ini tidak hanya itu saja, besi plat juga banyak
digunakan sebagai bahan dasar untuk kendaran seperti mobil, truk, kapal, dan lain-lain.
Plat kapal merupakan plat baja canai panas yang berbeda dengan plat baja pada
umumnya. Perbedaannya adalah pada kandungan unsur tambahan yang terdiri dari
bahan selain baja sebagai unsur utama. Besi plat memiliki variasi yang beragam, ukuran,
dan tekstur yang berbeda. Fungsi dari masing-masing jenis besi plat ini pun juga berbeda
satu sama lainnya.
Tidak mengherankan karena banyaknya ragam besi plat diproduksi dan masing-
masing memiliki karakteristik yang sesuai untuk diaplikasikan pada masing-masing
sector. Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan rangka mesin pencacah plastic
kemasan adalah besi plat berjenis plat hitam. Plat besi hitam biasanya memiliki ukuran
standar sebesar 4 x 8 feet dengan ketebalan mulai dari 0.6 mm hingga 50.0 mm. Grade
umum yang ada di pasaran untuk plat besi merupakan baja struktural.
Plat ini biasanya digunakan untuk pembuatan gelagar atau plat penguat dalam
industri konstruksi. Baja struktural ini seringnya dibuat dari baja karbon rendah sehingga
memiliki fleksibilitas yang baik. Hal ini memungkinkan plat untuk dibor maupun
dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain untuk konstruksi, plat besi juga
digunakan dalam industri fabrikator dan reparasi. Plat hitam dengan standar SNI
biasanya memiliki toleransi ukuran kurang lebih 0.1 mm. Plat besi hitam yang
digunakan dalam pembuatan rangka mesin pencacah plastik kemasan adalah plat besi L
seperti gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1
Plat besi L banyak diminati karena beberapa keunggulannya dibandingkan
dengan jenis logam lainya, beberapa keunggulan nya adalah:
1. Lebih tahan karat, sehingga membuat logam ini menjadi tahan lama dan
mampu mengefisiensikan biaya.
2. Tahan terhadap perubahan suhu, oleh karena itu logam ini pun dapat
diandalkan meskipun diluar ruangan.
3. Mudah dibentuk atau dipabrikasi, logam ini juga mudah untuk dimodifikasi
guna berbagai kepentingan.
4. Memiliki karakter yang kuat, estetik, dan higienis.
Adapun alat dan mesin yang digunakan dalam pembuatan mata rangka
mesin pencacah plastik kemasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mistar panjang
2. Mistar siku
3. Mistar baja
4. Palu
5. Penggores
6. Penitik
7. Gerinda potong
8. Mesin las
9. Elektroda las
10. Kikir tangan
11.Ragum
3.4 Tindakan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai tujuan untuk memperkecil atau
menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan kesakitan dan
kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka konsep berpikir Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah menghindari resiko sakit dan celaka dengan pendekatan
ilmiah dan praktis secara sistimatis (systematic), dan dalam kerangka pikir kesistiman
(system oriented). Maka sebelum melakukan kerja, ada beberapa tindakan keselamatan
yang perlu diterapkan yaitu:
a. Melakukan pekerjaan sesuai dengan langkah kerja

b. Mempergunakan alat dan mesin sesuai dengan K3

c. Berhati-hati pada saat pemotongan bahan

d. Berhati-hati pada saat proses permesinan

e. Berhati-hati pada saat pengeboran

f. Hindari hal-hal yang membahayakan keselamatan

g. Menggunakan masker

3.5 Proses Pengerjaan Rangka Mesin Pencacah Plastik Kemasan


Dalam pembuatan suatu produk diperlukan ketelitian dan ketepatan dalam
menentukan alat ataupun mesin. Supaya mendapatkan hasil produk yang berkualitas
dan maksimal. Karena itu diperlukan pengetahuan yang mendasar tentang mesin dan
alat yang akan digunakan, untuk menghindari kesalahan dalam proses pengerjaan
alat yang akan dibuat. Dalam proses pembuatan rangka tersebut terdapat sejumlah
proses dengan cara:
a.Gambar Kerja
Gambar kerja adalah acuan yang disusun untuk mewujudkan sebuah ide menuju
realisasi dalam bentuk fisik dan harus bisa dipahami oleh seluruh tenaga kerja yang
berkaitan. Produk ini memuat berbagai informasi seputar bahan, warna, maupun
dimensi yang perlu diketahui. Gambar kerja mata pisau pemotong adonan ini digambar
dengan menggunakan autocad dengan 2D dan skala 1:1.
b. Pemotongan

Sebelum melakukan proses pemotongan maka langkah awal adalah


melakukan sketsa pada bahan yang akan dipotong. Karena jika dalam hal
pemotongan mengalami kesalahan maka hanya akan menambah waktu kerja, dan
harus menggunakan bahan yang baru lagi. Proses pemotongan bahan dari bahan
yang sebelumnya berbentuk plat panjang dipotong sesuai gambar kerja yaitu
Karena bahan yang akan digunakan lumayan tebal, maka pemotongan diakukan
dengan menggunakan las blender. Supaya lebih cepat dan efisiensi waktu. Langkah
pertama adalah pembuatan cutting plan. Tujuan perencanaan pemotongan ini, agar
saat melakukan pemotongan bahan yang dipotong tidak terbuang banyak.
Pemotongan harus tepat dan sesuai dengan ukuran, Pemotongan bahan dilakukan
dengan menggunakan mesin gergaji dan las potong.
Langkah-langkah pemotongan bahan menggunakan mesin gergaji sebagai

berikut:

a. Menyiapkan bahan yang akan dipotong


b. Mengecek mesin gergaji, pastikan dalam keadaan normal
c. Masukkan benda kerja kedalam ragum
d. Atur posisi pemotongan, lalu kencangkan ragum
e. Melakukan pemotongan benda kerja dengan menekan tombol “ON” pada
mesin
f. Setelah terpotong, matikan mesin dan lepas benda kerja
g. Kemudian bersihkan mesin dan lepas stop kontak.

c. Langkah Kerja Pembuatan Rangka


Rangka penopang dibuat dari plat L dengan ukuran 50 x 50 x 5 mm. Proses
pembuatan rangka adalah sebagai berikut :

a) Memotong plat L dengan panjang 800 mm sebanyak 4 buah


untuk membuat rangka bagian bawah.
b) Memotong plat L dengan panjang 450 mm sebanyak 4 buah
untuk membuat tinggi dudukan crusher
c) Memotong plat L dengan panjang 300 mm sebanyak 2 buah
untuk membuat panjang dudukan crusher

d) Memotong plat L dengan panjang 150mm sebanyak 6 buah


untuk membuat tinggi dudukan motor bensin.
e) Memotong plat L dengan panjang 400 mm sebanyak 6 buah
untuk membuat lebar dudukan mesin.
f) Memotong plat L dengan panjang 265mm sebanyak 1 buah
untuk membuat lebar dudukan crusher.
g) Penggabungan plat L yang telah dipotong dilakukan dengan
proses pengelasan menggunakan las listrik.

Rangka ini berfungsi untuk menopang seluruh berat dari mesin ini sendiri.
Dimensi dari rangka dibuat sedemikian rupa sesuai dengan dimensi motor penggerak
dan kepala mesin.

Setelah itu membuat dudukan motor penggerak dibuat dari plat L dengan
ukuran 50 x 50 x 5 mm.Proses pembuatan dudukan motor penggerak adalah sebagai
berikut :

a) Memotong plat L dengan panjang 500 mm sebanyak 2 buah


untuk dudukan motor bensin.
b) Kemudian plat L tersebut dibor.
c) Membuat slot menggunakan mesin milling
d) Penggabungan plat L dilakukan dengan proses pengelasan
menggunakan las listrik. Plat tersebut dilas dengan rangka di kedua
ujungnya
e) Slot berfungsi agar motor penggerak bisa digeser-geser saat
mengatur kencang kendornya v-belt saat di setting dengan pulley
poros pisau potong. Elektroda yang digunakan dalam proses
pengelasan adalah tipe E6012.
f) Pembuatan dudukan ini berfungsi untuk menopang berat dari
motor penggerak dan untuk mempermudah dalam penyettingan
kencang kendornya v- belt dengan cara menggeser baut motor
penggerak sesuai dengan slot yang telah dibuat.
Selanjutnya adalah membuat cover rangka mesin pencacah plastic kemasan.
Cover ini dibuat dari plat besi dengan tebal 0.8 mm. Proses pembuatan cover rangka
adalah sebagai berikut :

a) Memotong plat dengan ukuran 33cm x 25.5cm sebanyak 1 buah untuk


cover belakang dengan menggunakan cutting plate machine dan gunting
plat.
b) Memotong plat dengan ukuran 36cm x 34cm sebanyak 1 buah untuk
cover samping kiri.

c) Memotong plat dengan ukuran 22cm x 34cm sebanyak 1 buah untuk


cover samping kanan.

d) Memotong plat dengan ukuran 29cm x 32cm lalu pada salah satu ujung
plat di bending sebanyak 1 buah untuk cover penutup box hasil cacahan.
e) Mengebor dengan mata bor berukuran 5mm pada ujung-ujungnya untuk
tempat baut memasangkan cover pada rangka
Fungsi dari cover ini adalah agar hasil dari cacahan plastik kemasan tidak
berterbangan kemana - mana. Cover ini juga menggambarkan penampilan dari mesin
ini sehingga dibuat semenarik mungkin. Kemudian langkah selanjutnya adalah
pengelasan dan pengeboran mur. Rangka dibor untuk tempat mengencangkan cover
pada rangka. Proses pengeboran rangka adalah sebagai berikut:

a) Mengebor rangka menggunakan mata bor 5mm.


b) Pengeboran rangka disesuaikan dengan lubang pada cover yang
telah dibuat.
c) Mengelas mur pada lubang rangka yang telah dibuat untuk
mempermudah pemasangan baut saat mengencangkan cover dengan
rangka.

Setelah selesai proses pengelasan dan pengeboran, maka selanjutnya adalah


langkah penggerindaan dan pengecatan. Penggerindaan dilakukan untuk
menghaluskan permukaan material dari tatal dan sisa pengelasan. Waktu total yang
dibutuhkan untuk penggerindaan tatal dan sisa pengelasan adalah 60 menit atau 1
jam setelah itu dilakukan pengecatan . Mengamplas dengan menggunakan amplas
kasar pada seluruh bagian yang akan dilapisi dengan cat, guna menghilangkan korosi
pada permukaannya.

a) Proses selanjutnya adalah proses pendempulan, proses ini berguna


untuk menutup bagian-bagian yang berlubang atau tidak rata seperti
pada hasil pengelasan.
b) Jika benda sudah kering kemudian mengamplas dempulan
menggunakan amplas halus. Selanjutnya benda dicuci menggunakan
air yang mengalir supaya bersih.
c) Setelah bersih dan kering benda di poxy untuk memperoleh warna
dasar dan agar tidak mudah terkorosi dengan udara sekitar.
d) Mengamplas benda hasil poxy menggunakan amplas halus supaya
benar-benar halus, sehingga pada waktu pengecatan akan didapatkan
hasil memuaskan, kemudian mencuci kembali menggunakan air dan
dijemur sampai kering.

e) Mengecat benda jika benda sudah kering, warna cat untuk cover
berwarna putih dan warna cat untuk rangka berwarna biru.
Pengecatan ini berfungsi sebagai pelindung mesin dari korosi udara luar
sehingga tidak mudah berkarat. Pengecatan ini juga untuk penampilan dari mesin ini
sendiri, sehingga dibuat semenarik mungkin. Pengerjaan proses pengecatan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan hasil pengecatan yang
sempurna.

3.6 Biaya Material Pembuatan Rangka

Pada pengerjaan rangka mesin pencacah plastik kemasan ini dibutuhkan biaya
untuk membeli material dan alat yang digunakan lainnya. Oleh karena itu untuk
mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembelian material yang dibutuhkan
dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3.1 Daftar harga komponen rangka

NO Komponen Jumlah Harga Total


satuan ( ( Rp )
Rp )
1 Plat L 50 mm x 50 mm x 5 mm 2 219.000 438.000
2 Besi plat 1 150.000 150.000
3 Cat dan tiner 1 74.000 74.000
4 Amplas 4 3.000 12.000
5 Elektroda 35.000
Total 709.000
Jadi biaya total pembuatan rangka mesin pencacah plastik kemasan adalah

sebagai berikut :

Biaya total pembuatan rangka = Biaya material + Biaya bengkel


= Rp. 709.000 + Rp. 600.000.

= Rp. .1.309.000

3.4 Pembahasan Hasil Pelaksanaan PKLI

Praktik Kerja Lapangan Industri ( PKLI) yang dilaksanakan oleh penulis selama
30 hari kerja (yang dilaksanakan penulis 15 Maret 2021 – 19 April 2021) di CV. Star
Umroh Engineering berlangsung sesuai jadwal yang penulis rencanakan. Ilmu dan
pengalaman yang penulis inginkan telah di dapatkan diperkuliahan sudah mampu
diterapkan di industri meskipun belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan waktu
pelaksanan PKLI yang kurang sehingga belum mampu mengembangkan diri secara
efektif.
Pembuatan rangka mesin pencacah plastic kemasan menggunakan beberapa
tipe pekerjaan yang meliputi, pengukuran, pemotongan, pengelasan, menggerinda,
dan pengecatan. Maka bahan yang dipakai haruslah mampu melewati beberapa
proses-proses itu. Pengerjaan membentuk rangka mesin haruslah presisi dan
sesuai dengan gambar rancangan, karena posisi kesejajaranya harus benar-benar
tepat. Karena jika tidak maka komponen- komponen yang lain tidak akan bisa
berfungsi secara optimal jika ukuran sudah tidak tepat.
Rangka mesin pencacah plastik kemasan dibuat setelah proses pemotongan.
Disesuaikan bentuk dan ukurannya dengan gambar rancangan, kemudian
dikerjakan menggunakan mesin sekrap. Untuk membuat radius menggunakan
gerinda dan kikir. Setelah selesai dan ukuran dicapai, proses selanjutnya adalah
pengeboran dengan lubang ukuran Ø 10 mm bagian kiri dan kanan. Selanjutnya
adalah penyepuhan pada permukaan daerah potong pada mata pisau. Agar mata pisau
pemotong tidak mudah aus saat digunakan untuk memotong. Selain disepuh, mata
pisau juga harus dipertajam/diasah yaitu dengan batu asah. Penyepuhan dan
pengasahannya dilakukan di tukang pandai besi.
3.4 Refleksi Diri Mahasiswa

Setelah melaksanakan kegiatan PKLI di CV. Star Umroh Engineering , banyak


hal yang berbeda antara dunia pendidikan dengan dunia industri terkait dengan teori
maupun prosedur prakteknya. Pada kondisi berada di dunia industri seseorang dituntut
untuk bekerja secara nyaman dan praktis tetapi tetap memiliki standar yang dapat
diterima di masyarakat bahkan menjadi cirikhas dari suatu produk. Sama seperti penulis
yang mengerjakan plat baja hitam yang akan di jadikan rangka mesin pencacah plastic
kemasan dengan perkiraan waktu pengerjaan 14 hari dan total biaya yang diperlukan
Rp.1.309.000.
Jika mengikuti prosedur kerja yang ada pada teori pengerjaan pada umumnya,
maka proyek ini tidak terselesaikan dengan tepat waktu. Dengan adanya pemikiran
untuk bekerja praktis maka semua pekerjaan akan terasa lebih ringan dan mudah.
Pemikiran praktis juga harus diperhatikan keselamatan kerja dan hasil pekerjaannya,
pemikiran praktis yang terkait disini yaitu melakukan sebuah tindakan yang tidak sesuai
dengan prosedur sebenarnya tanpa mengurangi tingkat keberhasilan dan keselamatan
pekerjaan.
Pembuatan rangka mesin pencecah plastik kemasan adalah pekerjaan yang sulit
dan memiliki resiko. Seperti penggunaan APD nya, pada awalnya APD adalah alat yang
menggangu tetapi dengan pelatihan yang benar dan keinginan mencoba maka APD
justru menjadi alat bantu untuk pekerjaan tersebut. Sama seperti pembubutan juga,
semakin sering melakukan pekerjaan membubut maka kita akan semakin mudah untuk
mengerjakan pekerjaan membubut dan semakin sedikit peluang kesalahan dari pekerjaan
kita.
Pelaksanaan PKLI di CV.Star Umroh Engineering merupakan pengalaman
terbaik bagi penulis meskipun kegiatan ini tuntutan pemenuhan nilai salah satu mata
kuliah.Pelaksanaan kegiatan terkesan melelahkan tetapi banyak ilmu yang penulis
dapatkan dibidang pembubutan, pengelasan dan menggerinda. Ada beberapa hal yang
menjadi refleksi bagi penulis sebagai praktikan setelah pelaksanaan PKLI yaitu:
Penulis sebagai Pelaksana Kegiatan PKLI merasakan manfaat yang besar setelah
melaksanakan PKLI di CV.Star Umroh Engineering terutama di bidang pembuatan rangka
mesin.

1. Pelaksana Kegiatan PKLI tidak hanya sebatas melaksanakan pekerjaan


berdasarkan job sheet dan arahan dari mandor ataupun supervisor, tetapi juga
sebagai wadah pengembangan diri didalam menjalin kerja sama dan rasa
tanggung jawab terhadap sesama pekerja.
2. Perencanaan suatu pekerjaan dengan kerja nyata sangat berbeda untuk itu
penulis banyak diperkenalkan dengan teori teori lapangan yang diturunkan dari
karyawan yang sudah berpengalaman.
3. Teori pengerjaan yang didapat saat perkuliahan menjadi lebih sempurna dan
mudah dipahami setelah PKLI di PT. Adi Karya Mulia Utama.
4. Sifat teoritis yang membutuhkan waktu yang cukup dapat berubah menjadi
praktis dan efektif.
5. Tanggung jawab terhadap suatu proyek menjadi lebih diperhatikan.
6. Teori pengefraisan yang didapatkan diperkuliahan mampu dipraktekan
langsung diindustri.
7. Meningkatkan kemampuan memotong logam atau besi dengan gerinda tangan.
8. Keterampilan dalam pengoprasian mesin menjadi lebih baik.
9. Meningkatkan kesadaran diri dalam penggunaan alat pelindung diri saat
bekerja untuk menghindari resiko kecelakaan.
10. Dengan sistem kerja 5 jam, penulis diajarkan untuk bisa mengatur waktu
dengan baik dan maksimal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari sekian banyak pemaparan diatas, penulis akan menarik kesimpulan dan
saran dari pembahasan yang telah penulis uraikan setelah melaksanakan PKLI selama 30
hari masa kerja di CV. Star Umroh Engineering. Dari hasil pengamatan penulis selama
melakukan PKLI di CV. Star Umroh Engineering dapat memperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Rancang bangun rangka mesin pencacah plastic kemasan yang dibuat berbahan dasar
L ST 37 yang memiliki banyak kelebihan. Dimensi dari rangka adalah 800x400x450
mm. Dari perhitungan, rangka ini aman untuk menahan beban 210 N.
2. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses pembuatan rancang bangun

rangka mesin pencacah plastic kemasan yaitu meliputi: mesin bor dan perlengkapannya,

mesin gerinda dan perlengkapannya, mesin las dan perlengkapannya, tap ulir dan

perlengkapannya, jangka sorong, penggaris, penitik, penggores serta coolant untuk

pendingin pada saat menyekrap, mengefrais dan mengebor bahan.

3. Pembentukan plat memerlukan ketelitian yang spesifik, karena jika terdapat


kesalahan terhadap pengukuran, maka bentuk yang dihasilkan tidak akan sesuai
dengan jobsheet terlebih objek tersebut memiliki join atau pasangan.
4. Pada proses pengukuran yang perlu di perhatikan adalah tingkat kepresisian ukuran
hasil pengeboran. Hasil pengeboran yang baik terlihat dari bentuk material yang di
bor berupa lubang yang rapi.
5. Urutan Langkah - langkah pengerjaan mata pisau pemotong adaonan:

a. Persiapan bahan
b. Pengukuran bahan
c. Pemotongan bahan
d. Perancangan
e. Pengeboran
f. Perakitan mesin pencacah
4.2 Saran

1. Untuk membuat rancang bangun rangka mesin pencacah plastic kemasan harus
menggunakan material dari bahan baja atau karena mempunyai tingkat kekerasan
dan kekuatan serta tidak mudah aus.
2. Perhatikan dan cermati gambar kerja sebelum memulai proses pengerjaan agar
tidak terjadi kesalahan dalam menentukan langkah – langkah atau penggunaan
mesin / peralatannya.
3. Pastikan bahwa pekerjaan sudah baik, ukuran telah sesuai dan tidak ada
pengerjaan lagi sebelum melanjutkan proses pengerjaan berikutnya.
4. Gunakan masker dan alat pelindung diri dibutuhkan sesuai dengan fungsinya
sehingga pekerja dapat bekerja safety sesuai dengan K3.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2018. (2018). Rancang bangun rangka mesin pemotong makanan ringan (dodol)
kapasitas 70 kg.
Alip, (1989). Teori dan praktik las. Departemen pendidikan dan kebudayaan
Daryanto, Drs.( 2006). Mesin Perkakas Bengkel. Jakarta : Rineka Cipta
Dwi djamiko, r. (2008). Teori pengelasan logam. Yogyakarta
Prasetyo,(2012). Rancang bangun rangka mesin pencacah plastik kemasan. Rancang
bangun rangka mesin pencacah plastik kemasan.

https://teknikpemesinan-smk.blogspot.com/2015/11/mesin-bubut.html (Diakses pada


tanggal 18 Januari 2022)

https://www.coursehero.com/file/p3akuit/Pelat-Pembawa-Jenis-pelat-pembawa-ada-
dua-yaitu-pelat-pembawa-permukaan/( Diakses pada tanggal 19 Januari 2022)
https://gurupujaz.wordpress.com/2015/02/07/mengenal-mesin-bubut-dan-bagian-
bagiannya/ (Diakses pada tanggal 19 Januari2022)

https://d-ilmu.blogspot.com/2016/05/rumus-rumus-teknik-mesin.html (Diakses pada


tanggal 19 Januari 2022)

Anda mungkin juga menyukai