Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK

MAHASISWA

Monika Sidabutar1); Muhammad Ridho Aidilsyah 2); Yuni Khotimatul Aulia3); Nadya
'Iffah Umari4); Faikar Abdillah Khairi5); Andila Usman6); Ega Altania7)
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
monika.sidabutar@uny.ac.id1); ridhoaidilsy@gmail.com2);
yunikhotimatulaulia30@gmail.com3); nadyaydan27@gmail.com4);
faikarabdillah@gmail.com5); andilausman.au@gmail.com6); egaaltaniaa@gmail.com7)

Abstrak
Pendidikan adalah gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang hayat manusia, di
manapun manusia berada. Pendidikan seharusnya mampu memengaruhi peserta didik agar dapat berprestasi
dan mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan sehingga peserta didik dapat melakukan
fungsinya dengan optimal dalam kehidupan masyarakat. Namun, para ahli menemukan bahwa kemauan belajar
mahasiswa dipengaruhi tinggi rendahnya motivasi yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adakah pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi akademik mahasiswa. Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta yang telah menempuh semester 4. Data dikumpulkan dengan metode angket, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan uji t yang
digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan SPSS versi 16.0. Uji prasayarat yaitu uji normalitas, uji
linearitas, dan uji heteroskedastasitas dilaksanakan sebelum data dianalisa. Hasil uji normalitas terhadap data
penelitian ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, uji linearitas menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang linear antara variabel motivasi belajar dengan prestasi akademik, serta uji heteroskedastasitas
menunjukkan tidak terjadi gejala heteroskedastasitas dalam model regresi. Selanjutnya, dari hasil pengujian
hipotesis ditemukan bahwa nilai thitung sebesar 17,837 di mana nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel (2,000),
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung bernilai positif, yang
berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa Teknologi Pendidikan
juga semakin tinggi

Kata Kunci: motivasi belajar, prestasi belajar, motivasi mahasiswa

THE EFFECT OF STUDENT’S MOTIVATION ON ACADEMIC ACHIEVEMENT

Abstract
Education is a universal phenomenon and lasts throughout human life, wherever humans are. Education
should be able to influence students in order to achieve and be able to adapt as best as possible to the
environment so that students can perform their functions optimally in community life. However, experts found
that students' willingness to learn was influenced by the level of motivation they had. This study aims to
determine whether there is an effect of students’ motivation on their academic achievement. The population in
this study were students of the Educational Technology Study Program, Faculty of Education, Universitas
Negeri Yogyakarta, who had taken the 4th semester. The data were collected using questionnaires, interviews,
and documentations. The analysis technique used is simple linear regression by using SPSS version 16.0. The
prerequisite test, that are the normality test, linearity test, and heteroscedasticity test were carried out before
the data were analyzed. The results of the normality test on the data of this study indicated that the data is
normally distributed, the linearity test showed that there is a linear relationship between variable of the
learning motivation and academic achievement, and the heteroscedasticity test showed no heteroscedasticity
symptoms in the regression model. Furthermore, from the results of hypothesis testing it was found that the t-
count value was 17.837 where the value was greater than the t-table value (2,000), and the significance value
was 0,000 where the value was less than 0.05. The value of t-count is positive, which means that the higher the
students’ motivation to learn, the higher the students' academic achievement.

Keywords: learning motivation, learning achievement, student’s motivation


PENDAHULUAN mencerminkan penguasaan materi pelajaran
Pendidikan adalah gejala semesta untuk peserta didik. Winkel (2004: 173),
(fenomena universal) dan berlangsung menyatakan bahwa prestasi akademik adalah
sepanjang hayat manusia, di manapun manusia proses belajar yang dialami siswa untuk
berada (Siswoyo dkk. 2013: 1). Pendidikan menghasilkan perubahan dalam bidang
merupakan salah satu sarana untuk pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, analisis, dan evaluasi. Sedangkan, Suryabrata
karena keberhasilan dunia pendidikan adalah (2006:6) mendefinisikan Prestasi belajar
salah satu faktor penentu tercapainya tujuan sebagai hasil evaluasi pendidikan yang dicapai
pembangunan nasional di bidang pendidikan. oleh peserta didik setelah menjalani proses
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan secara formal dalam jangka waktu
tentang Pendidikan nasional pada Bab II Pasal tertentu dan hasil belajar tersebut berupa
3 menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional angka-angka. Poerwadarminta (2006: 915),
bertujuan mengembangkan kemampuan dan menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
membentuk watak serta peradaban bangsa pengukuran pengetahuan atau keterampilan
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang diberikan oleh dosen. Jadi, para ahli
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan melihat prestasi belajar sebagai sesuatu yang
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, penting karena merupakan hasil evaluasi dari
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi proses kegiatan pendidikan. Walaupun tinggi
warga negara yang demokratis serta prestasi belajar tidak serta-merta menjamin
bertanggung jawab.” Dengan kata lain, tingginya kualitas pendidikan.
prioritas pendidikan nasional adalah Dalam penelitiannya yang berjudul
meningkatan kualitas kegiatan proses “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi
pembelajaran. Berbagai upaya perlu dilakukan Akademik Musyrif-Musyrifah Pusat Ma’had
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta Al-jami’ah” Ailiyazzahroh (2016)
didik agar dapat mencapai hasil belajar yang menyimpulkan bahwa bahwa ada pengaruh
optimal. Sebab, pendidikan merupakan yang signifikan antara motivasi belajar
kegiatan membangun sumber daya manusia terhadap prestasi akademik dengan
yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumbangsih pengaruh sebesar 10,1%.
sumber daya manusia sendiri menjadi syarat Yuliastuti (2007) meneliti tanggapan
mutlak agar dapat mencapai tujuan mahasiswa akuntansi tentang komponen-
pembangunan komponen dari motivasi belajar bahwa
Prestasi akademik seringkali dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap
dilihat dari cara belajar peserta didik, yang prestasi. Selain itu ditemukan juga bahwa
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ternyata motivasi belajar mahasiswa dengan
internal dan faktor eksternal. Faktor internal prestasi mahasiswa akuntansi memiliki
secara sederhana diartikan sebagai faktor yang hubungan korelasi positif yang kuat.
berasal dari dalam diri dan bersifat fisik Motivasi berfungsi sebagai penggerak
maupun psikis, seperti sikap, intelegensi, atau motor yang melepas energi dan mengarah
minat, bakat, kemandirian, kepribadian dan ke tujuan yang hendak dicapai. Selain itu,
motivasi, sedangkan faktor eksternal seperti motivasi juga berfungsi menyeleksi kegiatan,
lingkungan sosial, fasilitas yang disediakan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
kondisi cuaca dan lain sebagainya (Jaya, 2019: yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan
16). dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
Sugiharto (2007:130) mengartikan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Prestasi belajar sebagai hasil pengukuran yang Nawawi (2005: 351), membedakan motivasi
berwujud angka maupun pernyataan yang berdasarkan sumbernya, yaitu: motivasi
internal dan motivasi eksternal. Jika motivasi mempertahankan pendapatnya (apabila sudah
internal bersikap sebagai pendorong yang yakin akan sesuatu); (vii) tidak mudah
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, melepaskan hal yang diyakini; (viii) senang
yang berupa kesadaran tanpa adanya paksaan memecahkan masalah/soal-soal pelajaran.
dan dorongan dari orang lain akan tingkat Komponen–komponen motivasi belajar
kesadaran akan pentingnya materi yang diadopsi dari MSLQ (The Motivated Strategies
dipelajari, maka motivasi eksternal dapat for Learning Questionnaire) yang
timbul karena terdapat pengaruh dorongan dari dikembangkan oleh Printich dan Groot
luar individu. (Mendari, 2015: 3). MSLQ merupakan
Motivasi belajar pada peserta didik instrumen untuk menilai motivasi belajar
tentunya dapat menurun yang dapat berdampak mahasiswa dan bagaimana cara mereka
pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan, menggunakan strategi belajar yang beragam
sehingga dapat menurunkan hasil belajar. Oleh dalam menghadapi perkuliahan. Dalam
karena itu, motivasi belajar pada peserta didik penelitian ini hanya menilai motivasi belajar
perlu ditingkatkan agar mendapatkan hasil mahasiswa tanpa mengkaitkannya dengan
belajar yang optimal. Permasalahan motivasi strategi belajar. Ada 3 komponen dalam
mungkin sudah sering menjadi penyebab motivasi belajar (Pintrich dan Groot dalam
terjadinya rendahnya minat peserta didik Darmawati: 2009). Pertama, komponen
dalam proses kegiatan pembelajaran, karena efektivitas diri (Self Efficacy) yang merujuk
tidak adanya dorongan dalam belajar baik dari pada keyakinan individu bahwa ia mampu
dalam diri peserta didik maupun dari luar. mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi self-
Motivasi belajar merupakan daya efficacy maka akan semakin tinggi rasa percaya
penggerak segi psikis pada diri peserta didik diri individu dalam kemampuannya untuk
yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, berhasil dalam suatu tugas (Robbins, 2007:
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan 241). Self-efficacy merupakan komponen
memberikan arah pada kegiatan belajar untuk pribadi atau keyakinan diri mengenai
mencapai tujuan yang optimal. Misalnya, kemampuan individu dalam belajar dengan
dalam kegiatan pembelajaran peserta didik memperlihatkan kemampuan dalam suatu
terdorong dalam melaksanakan pembelajaran tingkat tertentu. Self-efficacy merupakan
karena pengaruh pendidik yang dalam kegiatan komponen yang dimiliki individu dalam
pembelajaran menggunakan metode yang memilih aktivitas belajarnya yang berkaitan
bervariasi, penyampaian tujuan dari dengan keyakinan terhadap kemampuan untuk
pembelajaran yang akan dilakukan juga melakukan tugas dan tanggung jawab terhadap
merupakan salah satu upaya yang dapat hasil pelaksanaan tugas. Motivasi tinggi akan
memotivasi peserta didik dalam belajar karena ditandai dengan rasa percaya diri yang tinggi,
mereka mengetahui esensi atau tujuan mereka sehingga ada perasaan mampu untuk
mempelajari materi tersebut. melakukan. Ketika seseorang yakin bahwa dia
Sardiman (2007: 83), menyatakan mampu melakukan sesuatu maka akan
bahwa ciri-ciri peserta didik yang memiliki meningkatkan usaha untuk melakukan sesuatu.
motivasi belajar yang tinggi adalah: (i) tekun Kepercayaan diri dibangun dari dalam individu
menghadapi tugas (mampu bertahan bekerja maupun dari keyakinan dengan
dalam waktu yang lama, tidak berhenti jika membandingkan orang lain (teman
belum selesai); (ii) ulet menghadapi kesulitan sekelas/seangkatan). Self-efficacy (Ozkan:
(tidak lekas putus asa); (iii) menunjukkan 2003) adalah ukuran sejauh mana individu
minat terhadap bermacam-macam masalah; (mahasiswa) merasakan kemampuannya dalam
(iv) lebih suka bekerja mandiri; (v) cepat bosan penguasaan tugas. Komponen ini mencakup
pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang penilaian kemampuan dalam menyelesaikan
bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, tugas dan keyakinan akan keterampilan untuk
sehingga kurang kreatif); (vi) mampu melaksanakan tugas. Pada komponen ini
individu (mahasiswa) menjawab pertanyaan:” dalam belajar dan pembelajaran, upaya
dapatkah saya melaksanakan tugas ini?” pendidik dalam membelajarkan peserta didik.
Kedua, komponen nilai intrinsik Adapun cara-cara yang dapat dilakukan
(Intrinsic Value), yaitu dorongan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah (i)
melakukan sesuatu memerlukan dorongan optimalisasi penerapan prinsip belajar; (ii)
intrinsik, yang berasal dari dalam individu. optimalisasi unsur dinamis belajar dan
Dorongan ini berupa perasaan senang dengan pembelajaran; (iii) optimalisasi pemanfaatan
materi perkuliahan, suasana kelas yang pengalaman dan peserta didik; dan (iv)
menyenangkan, maupun tugas-tugas pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar.
menantang yang diberikan dosen, sehingga Sardiman (2007: 92), mengemukakan terdapat
dapat meningkatkan kemampuan (Darmawati: 11 cara yang dapat dilakukan untuk
2009). Nilai-nilai intrinsik adalah keyakinan menumbuhkan motivasi belajar yaitu, memberi
terhadap manfaat atau pentingnya suatu tugas hadiah, saingan atau kompetisi, ego-
yang dihadapi dalam belajar dan keyakinan envolvement, memberi ulangan, mengetahui
akan pentingnya tugas serta ketertarikan hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,
terhadap tugas. Dalam Intrinsic Value individu minat, tujuan yang diakui. Berdasarkan
(mahasiswa) menjawab pertanyaan : pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa
“Mengapa saya melakukan tugas ini?” (Ozkan semakin besar motivasi belajar yang dimiliki
: 2003). Intrinsic value merupakan komponen oleh seseorang maka akan semakin besar pula
nilai seperti tujuan mahasiswa dan kemungkinan untuk mendapatkan prestasi
keyakinannya tentang pentingnya dan belajar yang bagus.
ketertarikan atas sesuatu (Printich dan Groot Dari hasil observasi awal peneliti
dalam Darmawati: 2009). menemukan bahwa hasil belajar mahasiswa
Ketiga, komponen kecemasan akan tes bervariatif pada semua mata kuliah pokok
(test anxiety) dari seorang individu. Komponen Program Studi Teknologi pendidikan yang
ini merupakan komponen afektif seperti reaksi membuat peneliti tertarik untuk melakukan
dan emosional mahasiswa dalam hal ini berupa penelitian apakah terdapat pengaruh motivasi
kegelisahan mahasiswa atas ujian maupun belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa
tugas-tugas. Dalam test anxiety mahasiswa Teknologi Pendidikan FIP-UNY angkatan
menjawab pertanyaan: “Bagaimana perasaan 2017. Mungkinkah bervariasinya prestasi
saya tentang tugas ini?” (Ozkan : 2009). belajar tersebut sangat dipengaruhi oleh
Komponen ini dapat mempengaruhi keinginan motivasi.
atau dorongan seseorang melakukan sesuatu.
Kecemasan yang dimaksud adalah perasaan METODE
cemas atau takut terhadap hasil belajar atau Penelitian ini adalah penelitian
prestasi belajar yang ditimbulkan dari test atau kuantitatif, analisis data dilakukan secara
evaluasi yang dilakukan oleh dosen kuantitatif dengan hipotesis sebagai berikut:
(Darmawati: 2009). Ha: Motivasi belajar berpengaruh
Motivasi Belajar merupakan segi signifikan terhadap prestasi Akademik
kejiwaan yang mengalami perkembangannya mahasiswa Program Studi Teknologi
artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan Pendidikan.
kematangan psikologis seseorang. Berikut H0: Motivasi belajar tidak berpengaruh
merupakan unsur-unsur yang dapat signifikan terhadap prestasi akademik
mempengaruhi motivasi belajar menurut Mahasiswa Program Studi Teknologi
Dimyati & Mudjiono (2006: 97), yaitu, cita- Pendidikan.
cita atau aspirasi peserta didik, kemampuan Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan
peserta didik, kondisi peserta didik, kondisi November 2019 kepada mahasiswa Program
lingkungan peserta didik, unsur-unsur dinamis Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
yang telah melewati semester 4 dengan terdapat hubungan yang linear antara variabel
mengambil 24 SKS. Penentuan jumlah sampel motivasi belajar dengan prestasi akademik.
minimum menggunakan Formula Slovin, yaitu Uji heterokesdisitas dilakukan untuk
sebanyak 62 mahasiswa untuk mewakili menguji apakah dalam model regresi terjadi
populasi yang dipilih secara acak. ketidaksamaan varian dari residual jawaban
Pengumpulan data dilakukan dengan responden satu ke responden dengan
menggunakan metode triangulasi yang terdiri menggunakan uji gleser yaitu jika nilai
dari kuesioner, angket dan studi dokumentasi. signifikan (Sig) >0,05 maka tidak terjadi gejala
Validilitas dan realibilitas instrumen diuji heteroskedastisitas dalam model regresi,
dengan menggunakan SPSS Versi 16.0. sebaliknya jika nilai signifikan (Sig) <0,05
Pengujian validitas butir-butir instrumen artinya terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
dianalisis dengan teknik pengujian validitas model regresi. Berdasarkan output hasil uji
item yaitu rumus Pearson Product Moment, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig.) untuk
sedangkan pengujian reliabilitas ditunjukkan variabel Motivasi (X) adalah 0,255 artinya
oleh koefisien Alpha Croanbach. Menurut tidak terjadi gejala heteroskedastasitas dalam
Sarwono (2006: 262), butir-butir pernyataan model regresi. Dari pemaparan uji diatas dapat
dikatakan reliabel jika memiliki nilai disimpulkan bahwa data penelitian ini telah
Cronbach’s Alpha if Item Deleted untuk memenuhi syarat untuk diuji dengan
seluruh butir pernyataan >0,80. Berdasarkan menggunakan analisa regresi linear sederhana.
hasil uji reliabilitas pada instrumen motivasi
ditemukan bahwa seluruh butir instrumen HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan nilai 0,833. Artinya dapat disimpulkan
bahwa butir-butir instrument motivasi belajar Hasil
(X) dinyatakan reliabel. Selanjutnya, A. Hasil Uji Prasyarat Analisis
berdasarkan skala keandalan Cronbach Alpha, 1) Uji Normalitas
ditemukan bahwa skala yang digunakan dalam Uji normalitas bertujuan untuk
penelitian ini termasuk kategori “sangat andal” mengetahui apakah data yang telah
dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian dikumpulkan memiliki sebaran yang
yang dilakukan. berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu,
Analisa data penelitian diawali dengan sebelum dilakukan pengujian lanjutan,
uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data
linearitas dan uji heterokesdisitas. Uji menggunakan One Sample Kolmogorov-
normalitas dibutuhkan untuk memberikan Smirnov Test dengan signifikansi sebesar 5%.
kepastian apakah data yang dimiliki Jika nilai signifikansi <α maka sebaran data
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov signifikansi >α maka sebaran data tidak
dengan tingkat signifikan 0,05 yang diuji berdistribusi normal.
menggunakan SPSS versi 16.0. Jika nilai
signifikansi <α maka sebaran data berdistribusi Tabel 1. Hasil Uji Normalitas (Uji
normal, sebaliknya jika nilai signifikansi >α Kolmogorov-Smirnov)
maka sebaran data tidak berdistribusi normal. Jumlah Data Nilai K- Sig. (2 tailed)
Selanjutnya, dilakukan uji linearitas dan (N) S
uji heterokedisitas. Uji linearitas dilakukan 62 1.087 0,188
untuk memastikan apakah hubungan antara
variabel X dengan variabel Y bersifat linear, Berdasarkan hasil pada tabel 1 diketahui bahwa
kuadratik atau dalam derajat lebih tinggi. Jika signifikansi pada nilai Kolmogorov-Smirnov
Sig. deviation from linearity >0.05 maka data yaitu 0,188, nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
bersifat linear maka dapat disimpulkan bahwa Sesuai kaidah pengujian maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2) Uji Linearitas Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedisitas
Jika nilai Sig. deviation from linearity Coefficientsa
>0,05 maka terdapat hubungan yang linear
Unstandar Standard
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
dized ized
Sementara, jika nilai Sig. deviation from
Coefficien Coefficie
linearity <0,05 maka tidak terdapat hubungan
ts nts
yang linear antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Std.
Err
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas Model B or Beta t Sig.
ANOVA Table 1 (Const .04
.086 1.993 .051
Su ant) 3
m Motiva .00
.000 -.147 -1.150 .255
of Mea si 1
Squ n Dependent Variable:
are Squa Sig RES
s df re F . Untuk memaknai hasil uji heteroskedastisitas
Prestasi Betwe (Combin .93 20.27 .00 pada tabel 3 dengan uji gleser ini, maka cukup
21 .045
* en ed) 7 8 0 melihat tabel output “coefficients” dengan
Motiva Group Linearity .86 391.9 .00 variabel Abs_RES berperan sebagai variabel
si s 1 .863 dependent. Berdasarkan output diatas
3 36 0
diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk
Deviatio variabel Motivasi (X) adalah 0,255. Maka
.07 .07
n from 20 .004 1.696 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
5 7
Linearity heteroskedastasitas dalam model regresi.
Within Groups .08 Artinya data penelitian ini memenuhi syarat
40 .002
8 untuk dianalisa dengan teknik analisa regresi
Total 1.0 sederhana.
61
26
B. Hasil Uji Hipotesis
Dari table 2 diketahui nilai Sig. deviation from
1) Uji Regresi Linear Sederhana
linearity sebesar 0,077 atau >0,05, maka dapat
Uji regresi linear sederhana mengacu
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
pada dua hal yakni, dengan membandingkan
linear antara variabel motivasi belajar dengan
nilai signifikansi dengan nilai probabilitas
prestasi akademik.
0,05. Syarat perbandingan tersebut yaitu (1)
jika nilai signifikansi <0,05 artinya variabel X
3) Uji Heteroskedisitas
berpengaruh terhadap variabel Y; (2) jika nilai
Uji heteroskedastisitas dengan
signifikansi >0,05, artinya variabel X tidak
menggunakan uji gleser, dengan pengambilan
berpengaruh terhadap variabel Y. Selanjutnya
keputusan, jika nilai signifikan (Sig) >0,05
yaitu membandingkan nilai thitung dengan ttabel,
maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
dengan syarat: (1) jika nilai thitung > ttabel artinya
dalam model regresi. Sebaliknya, jika nilai
variabel X berpengaruh terhadap variabel Y,
signifikansi (Sig) <0,05 maka terjadi gejala
(2) jika nilai thitung<ttabel artinya variabel X tidak
heteroskedastisitas dalam model regresi.
berpengaruh terhadap variabel Y.
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear dikatakan bahwa arah pengaruh variabel X
Sederhana terhadap Y adalah positif. Berdasarkan nilai
Model Summary signifikansi: dari tabel Coefficients diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga dapat
Adjusted Std. Error of
disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar
Model R R Square R Square the Estimate
(X) berpengaruh terhadap variabel prestasi
1 .917a .841 .839 .05207 akademik (Y).
Predictors: (Constant), Motivasi Selanjutnya, diketahui nilai thitung sebesar
17,837 sedangkan ttabel 2,000, artinya thitung >
Tabel 4 menggambarkan besarnya nilai ttabel artinya variabel motivasi belajar (X)
korelasi yaitu sebesar 0,917. Dari hasil tersebut berpengaruh terhadap variabel prestasi
diperoleh koefisien determinasi (R square) akademik (Y). nilai thitung yang positif berari
sebesar 0,841 yang artinya pengaruh variabel semakin tinggi motivasi belajar maka semakin
bebas X (motivasi belajar) terhadap variabel tinggi prestasi mahasiswa.
terikat Y (prestasi akademik) adalah sebesar
84,1%. Pembahasan
Penelitian ini membuktikan bahwa
Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Regresi motivasi belajar berpengaruh positif terhadap
Linear Sederhana prestasi belajar, yaitu semakin tinggi motivasi
Coefficientsa belajar maka semakin tinggi prestasi
mahasiswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan
Standardi
nilai thitung sebesar 17,837 di mana nilai tersebut
Unstandardi zed
lebih besar dari ttabel (2,000), dan nilai
zed Coefficie
signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai
Coefficients nts
tersebut lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung
Std. bernilai positif, yang berarti bahwa semakin
Model B Error Beta t Sig. tinggi motivasi belajar terhadap prestasi
1 (Consta 2.44 38.89 akademik mahasiswa Teknologi Pendidikan
.063 .000 juga semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai
nt) 9 1
dengan pendapat pada ahli bahwa motivasi
Motivas 17.83
.020 .001 .917 .000 mempengaruhi keinginan seseorang untuk
i 7
mencapai tujuan yang berujung pada
Dependent Variable: Prestasi dihasilkannya prestasi.
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran
Dari tabel 5 diketahui bahwa nilai constant (a) yang berwujud angka maupun pernyataan yang
sebesar 2,449, sedang nilai motivasi belajar mencerminkan penguasaan materi pelajaran
(b/koefisien regresi) sebesar 0,020, sehingga untuk peserta didik (Sugihartono, 2007: 130).
persamaan regresinya dapat ditulis: Prestasi akademik mahasiswa Teknologi
Y= a + bX Pendidikan merupakan hasil belajar yang telah
Y= 2,449+0,020 dicapai pada mata kuliah semester 4 yang
Persamaan tersebut dapat diterjemahkan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
sebagai berikut: (i) Konstanta sebesar 2,449, diberikan oleh Dosen Teknologi Pendidikan.
mengandung arti bahwa nilai konsisten Mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan
variabel motivasi adalah sebesar 2,449. (ii) pembelajaran mata kuliah Teknologi
Koefisien regresi variabel X sebesar 0,020 Pendidikan, sehingga dapat memperoleh
menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat
nilai motivasi belajar, maka nilai prestasi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
bertambah sebesar 0,020. Koefisien regresi hari. Meskipun kegiatan pembelajaran yang
tersebut bernilai positif, sehingga dapat diperoleh mahasiswa sama, tetapi prestasi yang
diperoleh tidak pasti sama. Hal tersebut tidak memperoleh hukuman. Selain itu,
dikarenakan adanya berbagai macam faktor motivasi belajar dapat ditumbukan dengan
yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya kompetisi. Kompetisi dapat
motivasi belajar. memunculkan motivasi bersaing, sehingga
Motivasi adalah tenaga yang mahasiswa akan belajar dengan lebih tekun
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas untuk belajar dalam rangka memperoleh nilai
seseorang (Dimyati, 2009: 42). Motivasi terbaik. Mahasiswa yang memiliki minat dan
merupakan keinginan, harapan, kebutuhan, hasrat untuk belajar dapat mempengaruhi
tujuan, sasaran, dan dorongan. Motivasi prestasi belajarnya menjadi lebih baik.
menunjuk pada hal-hal yang dapat mendorong
mahasiswa untuk belajar. Dalam kegiatan PENUTUP
belajar, motivasi sangat diperlukan karena jika Berdasarkan hasil penelitian dan
seseorang tidak memiliki motivasi, kegiatan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
aktivitas belajar tidak akan berlangsung secara maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
efektif. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa belajar berpengaruh positif terhadap Prestasi
yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar, akademik mahasiswa Teknologi Pendidikan
maka prestasi akademik mahasiswa yang semester 4. Semakin tinggi motivasi belajar
diperoleh juga makin tinggi. terhadap prestasi akademik mahasiswa
Mahasiswa yang memiliki motivasi Teknologi Pendidikan juga makin tinggi. Hasil
belajar dapat dilihat dari ketekunannya dalam penelitian ini memberikan harapan bagi
mengerjakan setiap tugas yang diberikan pendidikan masa depan khususnya bagi
dosen. Mahasiswa juga akan dengan ulet mahasiswa, dengan upaya meningkatkan
berusaha menghadapi kesulitan yang dialami. motivasi belajar makan akan berpengaruh
Tidak mudah melepaskan yang diyakini, terhadap naiknya prestasi akademik yang
menunjukkan minat terhadap berbagai macam diraih.
masalah dan memecahkan masalah-masalah,
serta berusaha mempertahakan pendapatnya DAFTAR PUSTAKA
yang dianggap benar. Selain itu, mahasiswa
yang memiliki motivasi belajar juga dapat Darmawati, A. (2009). Analisis Motivasi Dan
dilihat dari cara bekerjanya yang terus menerus Pengaturan Diri Untuk Belajar
dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti Mahasiswa. Jurusan Manajemen
sebelum selesai. Mahasiswa yang memiliki Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi
motivasi belajar tinggi cenderung mudah bosan Universitas Negeri Yogyakarta.
pada tugas-tugas yang rutin atau bersifat Skripsi,Tidak Dipublikasikan.
mekanis, berulang-ulang, sehingga kurang Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan
kreatif, lebih senang bekerja mandiri. Pembelajaran, Jakarta: Rineka
Motivasi belajar mahasiswa dapat Cipta.
dibentuk/dibangun dengan memberikan hadiah Hamalik, O. (2002). Proses Belajar Mengajar.
dan pujian jika berhasil memperoleh prestasi Jakarta: Bumi Aksara.
belajar yang baik (Sardiman, A.M, 2007: 92). Jaya, F. (2019). Pengaruh Motivasi Belajar
Hadiah dan pujian ini memberikan motivasi dan Pemanfaatan Perpustakaan
yang berasal dari luar diri mahasiswa, dimana Terhadap Prestasi Belajar. PERKORIS
hadiah dan pujian tersebut memicu mahasiswa Jurnal Pendidikan, Ekonomi, dan Bisnis.
untuk bisa mendapatkannya hasil yang lebih Vol 4, No. 1. Hal. 13 – 23. Diakses dari
baik sehingga dapat memperoleh hadiah atau http://openjournal.unpam.ac.id/index.ph
pujian tersebut. Begitu pula dengan adanya p/Pekobis/article/view/2765/2149 pada
hukuman bagi Mahasiswa yang tidak tanggal 31 Desember 2019.
memperoleh prestasi belajar yang baik, maka
mahasiswa akan belajar dengan lebih giat agar
Nawawi, H. (2005). Evaluasi dan Manajemen Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian
Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Industri, Yogyakarta: UGM Press. Graha Ilmu.
Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum Siswoyo, dkk. (2013). Ilmu Pendidikan.
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Yogyakarta: UNY PRESS.
Pustaka. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Ozkan, S. (2003). The Roles of Motivational Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Beliefs and Learning Styles on Tenth Bandung: Alfabeta.
Grade Student’s Biology Achievement. Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan.
Tesis. Tidak Dipublikasikan. Jakarta : Rajawali Press.
Robbins, S P. (2007). Perilaku Organisasi. Sugihartono et.al. (2007). Psikologi
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Winkel, W S. (2004). Psikologi Pengajaran.
Belajar-Mengajar. Jakarta: Yogyakarta: Media Abadi.
RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai