Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS II SMA NEGERI 99


JAKARTA
Oleh: Ni Kadek Sukiati Arini
Pembimbing: M. Fakhrurrozi, M.Psi., Psi.

ABSTRAKSI
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital
dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Pencapaian individu dari proses belajar disebut dengan prestasi akademik.
Individu yang mempunyai prestasi akademik yang tinggi akan mampu bersaing dalam
berbagai bidang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik
seseorang. Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi akademik
seseorang adalah intelegensi dan motivasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji apakah ada pengaruh tingkat intekegensi dan motivasi belajar secara parsial
maupun bersama terhadap prestasi akademik siswa SMA.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II SMA Negeri 99 Jakarta,
sebanyak 180 orang siswa.
Alat ukur yang digunakan untuk variabel intelegensi adalah dengan
menggunakan tes intelegensi, dimana tes intelegensi yang dipakai dalam penelitian ini
adalah tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 3A. Sedangkan alat ukur yang
digunakan untuk variabel motivasi belajar adalah skala motivasi belajar yang disusun
berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar dari Frandsen (dalam Suryabrata, 2006),
yang berbentuk skala Likert. Sedangkan untuk variabel prestasi akademik diukur
berdasarkan rata-rata nilai rapor siswa pada semester terakhir yang telah dilalui
subjek penelitian.
Analisis data dilakukan dengan metode penelitian parametrik yaitu teknik
analisis regresi berganda. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh bahwa
secara parsial intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap
prestasi akademik. Hal ini dibuktikan dari t hitung masing-masing sebesar 2,305 dan
3,703, dengan tingkat signifikansi 0,022 dan 0,000. Berdasarkan analisis data, juga
diperoleh nilai F sebesar 9,018 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini
berarti bahwa secara bersama intelegensi dan motivasi belajar berpengaruh terhadap
prestasi akademik. Selain nilai F, diperoleh juga nilai R square sebesar 0,093, yang
berarti bahwa 9,3% prestasi akademik dipengaruhi oleh intelegensi dan motivasi
belajar, sedangkan sisanya sebesar 90,7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim
kelas, dukungan sosial dan lain-lain.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan dari tingkat
intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun bersama terhadap prestasi
akademik.

Kata Kunci: Intelegensi, Motivasi Belajar, Prestasi akademik

1
PENDAHULUAN menyangkut dukungan sosial dan
Latar Belakang Masalah pengaruh budaya.
Pendidikan pada dasarnya adalah Dalam dunia pendidikan formal,
usaha sadar untuk pentingnya pengukuran prestasi
menumbuhkembangkan potensi sumber akademik tidaklah dapat disangsikan lagi.
daya manusia peserta didik dengan cara Sebagaimana diketahui, proses
mendorong dan memfasilitasi kegiatan pendidikan formal adalah suatu proses
belajar mereka. Belajar adalah istilah yang kompleks yang memerlukan waktu,
kunci (key term) yang paling vital dalam dana dan usaha serta kerjasama berbagai
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa pihak. Berbagai aspek dan faktor terlibat
belajar sesungguhnya tidak pernah ada dalam proses pendidikan secara
pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar keseluruhan. Tidak ada pendidikan yang
hampir selalu mendapat tempat yang luas secara sendirinya berhasil mencapai
dalam berbagai disiplin ilmu yang tujuan yang digariskan tanpa interaksi
berkaitan dengan upaya pendidikan. berbagai faktor pendukung yang ada
Belajar juga memainkan peranan penting dalam sistem pendidikan tersebut. Betapa
dalam mempertahankan kehidupan jelasnya pun suatu tujuan pendidikan
sekelompok umat manusia (bangsa) telah digariskan, tanpa usaha pengukuran
ditengah-tengah persaingan yang ketat di maka akan mustahil hasilnya dapat
antara bangsa-bangsa lainnya yang diketahui. Tidaklah layak untuk
terlebih dahulu maju karena belajar menyatakan adanya suatu kemajuan atau
(Syah, 2006). keberhasilan program pendidikan tanpa
Menghadapi era globalisasi memberikan bukti peningkatan atau
sekarang ini, diperlukan peningkatan pencapaian yang diperoleh. Bukti
kualitas sumber daya manusia. peningkatan atau pencapaian inilah yang
Peningkatan ini terlebih dahulu dapat harus diambil dari pengukuran prestasi
dilakukan dengan peningkatan mutu secara terencana.
pendidikan nasional pada umumnya dan Intelegensi menurut Azwar
peningkatan prestasi akademik siswa (2004) merupakan salah satu faktor
pada khususnya. internal yang mempengaruhi prestasi
Prestasi akademik menurut akademik seseorang. Intelegensi sendiri
Bloom (dalam Azwar, 2002) adalah dalam perspektif psikologi memiliki arti
mengungkap keberhasilan seseorang yang beraneka ragam. Salah satu yang
dalam belajar. Menurut Azwar (2004) paling pokok yaitu menurut Chaplin
secara umum, ada dua faktor yang (dalam Syah, 2006) adalah kemampuan
mempengaruhi prestasi akademik menyesuaikan diri dengan situasi baru
seseorang, yaitu faktor internal dan faktor secara cepat dan efektif atau kemampuan
eksternal. Faktor internal meliputi antara menggunakan konsep-konsep abstrak
lain faktor fisik dan faktor psikologis. secara efektif. Begitu banyak definisi
Faktor fisik berhubungan dengan kondisi tentang intelegensi yang dikemukakan
fisik umum seperti penglihatan dan oleh para ahli. Definisi intelegensi itu
pendengaran. Faktor psikologis mengalami berbagai perubahan dari
menyangkut faktor-faktor non fisik, waktu ke waktu, tetapi sejak dahulu tidak
seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, pernah mengurangi penekanan pada
sikap dan kesehatan mental. Faktor aspek kognitifnya.
eksternal meliputi faktor fisik dan faktor Salah satu cara yang sering
sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi digunakan untuk menyatakan tinggi
tempat belajar, sarana dan perlengkapan rendahnya tingkat intelegensi adalah
belajar, materi pelajaran dan kondisi menerjemahkan hasil tes intelegensi ke
lingkungan belajar. Faktor sosial dalam angka yang dapat menjadi

2
petunjuk mengenai kedudukan tingkat Menurut Hamalik (dalam
kecerdasan seseorang bila dibandingkan Djamarah, 2002) motivasi adalah suatu
secara relatif terhadap suatu norma. perubahan energi di dalam pribadi
Secara tradisional, angka normatif dari seseorang yang ditandai dengan
hasil tes intelegensi dinyatakan dalam timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
bentuk rasio (quotient) dan dinamai untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain,
intelligence quotient (IQ). (Azwar, 2004). seseorang mempunyai tujuan tertentu
Intelegensi sebagai unsur kognitif dari segala aktivitasnya. Demikian juga
dianggap memegang peranan yang cukup dalam proses belajar, seseorang yang
penting. Bahkan kadang-kadang timbul tidak mempunyai motivasi belajar, tidak
anggapan yang menempatkan intelegensi akan mungkin melakukan aktivitas
dalam peranan yang melebihi proporsi belajar dan prestasi akademiknya pun
yang sebenarnya. Sebagian orang bahkan akan rendah. Sebaliknya, seseorang yang
menganggap bahwa hasil tes intelegensi mempunyai motivasi belajar, akan
yang tinggi merupakan jaminan dengan baik melakukan aktivitas belajar
kesuksesan dalam belajar sehingga bila dan memiliki prestasi akademik yang
terjadi kasus kegagalan belajar pada anak lebih baik.
yang memiliki IQ tinggi akan Berdasarkan uraian di atas, maka
menimbulkan reaksi berlebihan berupa permasalahan yang ingin dikaji dalam
kehilangan kepercayaan pada institusi penelitian ini adalah apakah ada
yang menggagalkan anak tersebut atau pengaruh tingkat intelegensi dan
kehilangan kepercayaan pada pihak yang motivasi belajar terhadap prestasi
telah memberi diagnosa IQ-nya. akademik pada siswa SMA?
Sejalan dengan itu, tidak kurang Tujuan Penelitian
berbahayanya adalah anggapan bahwa Adapun tujuan dari penelitian ini
hasil tes IQ yang rendah merupakan antara lain:
vonis akhir bahwa individu yang 1. Untuk menguji pengaruh tingkat
bersangkutan tidak mungkin dapat intelegensi terhadap prestasi
mencapai prestasi yang baik. Menurut akademik pada siswa SMA
Azwar (2004) hal ini tidak saja 2. Untuk menguji pengaruh motivasi
merendahkan self-esteem (harga diri) belajar terhadap prestasi akademik
seseorang akan tetapi dapat pada siswa SMA
menghancurkan pula motivasinya untuk 3. Untuk menguji pengaruh tingkat
belajar yang justru menjadi awal dari intelegensi dan motivasi belajar
segala kegagalan yang tidak seharusnya terhadap prestasi akademik pada
terjadi. siswa SMA
Menurut Slameto (1995) Manfaat Penelitian
seringkali anak didik yang tergolong 1. Manfaat Teoritis
cerdas tampak bodoh karena tidak Diharapkan hasil penelitian dapat
memiliki motivasi untuk mencapai digunakan untuk pengembangan ilmu
prestasi sebaik mungkin. Hal ini psikologi, khususnya dalam psikologi
menunjukkan seorang anak didik yang pendidikan dan psikologi belajar,
cerdas, apabila memiliki motivasi belajar serta dapat digunakan sebagai acuan
yang rendah maka dia tidak akan untuk penelitian-penelitian tentang
mencapai prestasi akademik yang baik. intelegensi, motivasi belajar dan
Sebaliknya, seorang anak didik yang prestasi akademik selanjutnya.
kurang cerdas, tetapi memiliki motivasi 2. Manfaat Praktis
yang tinggi untuk belajar, maka dia akan Diharapkan hasil penelitian ini dapat
mencapai prestasi akademik yang baik. dimanfaatkan oleh para pendidik
(guru) dan dapat digunakan sebagai

3
dasar pertimbangan di lembaga penglihatan, pendengaran, struktur
pendidikan untuk merumuskan tubuh.
kebijakan yang menyangkut upaya 2) Faktor psikologis, terdiri atas:
peningkatan prestasi akademik siswa a) Faktor intelektif yang
SMA Negeri 99 Jakarta pada meliputi:
khususnya dan kualitas pendidikan (1) Faktor potensial yaitu
pada umumnya. kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata
TINJAUAN PUSTAKA yaitu prestasi yang telah
Prestasi Akademik dimiliki.
Djamarah (2002) mendefinisikan b) Faktor non-intelektif, yaitu
prestasi akademik adalah hasil yang unsur-unsur kepribadian
diperoleh berupa kesan-kesan yang tertentu seperti sikap,
mengakibatkan perubahan dalam diri kebiasaan, minat, kebutuhan,
individu sebagai hasil akhir dari aktivitas motivasi, emosi, penyesuaian
belajar. Sedangkan definisi prestasi diri
akademik menurut Azwar (2002) adalah 3) Faktor kematangan fisik maupun
bukti peningkatan atau pencapaian yang psikis.
diperoleh seorang siswa sebagai 4) Faktor lingkungan spiritual atau
pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keamanan.
keberhasilan dalam program pendidikan. b. Faktor eksternal
Selanjutnya menurut Suryabrata 1) Faktor sosial yang terdiri atas:
(2006) prestasi akademik adalah hasil a) Lingkungan keluarga
belajar terakhir yang dicapai oleh siswa b) Lingkungan sekolah
dalam jangka waktu tertentu, yang mana c) Lingkungan masyarakat
di sekolah prestasi akademik siswa d) Lingkungan kelompok
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka 2) Faktor budaya seperti adat istiadat,
atau simbol tertentu. Kemudian dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
angka atau simbol tersebut, orang lain kesenian.
atau siswa sendiri akan dapat mengetahui 3) Faktor lingkungan fisik seperti
sejauhmana prestasi akademik yang telah fasilitas rumah, fasilitas belajar,
dicapai. Dengan demikian, prestasi iklim.
akademik di sekolah merupakan bentuk Berdasarkan uraian diatas, maka
lain dari besarnya penguasaan bahan penelitian ini akan meneliti pengaruh
pelajaran yang telah dicapai siswa, dan faktor-faktor intelegensi atau kecerdasan
rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dan motivasi terhadap prestasi akademik
dari penguasaan pelajaran tersebut. pada siswa SMA.
Berdasarkan uraian dari beberapa Pengertian prestasi atau
pendapat tersebut, dapat disimpulkan keberhasilan belajar dapat
bahwa prestasi akademik adalah hasil dioperasionalkan dalam bentuk indikator-
atau pencapaian yang diperoleh siswa indikator berupa nilai rapor, indeks
dari aktivitas belajar, yang dinyatakan prestasi studi, angka kelulusan, predikat
dalam bentuk angka atau simbol tertentu. keberhasilan, dan semacamnya (Azwar,
Menurut Ahmadi dan Supriyono 2004).
(2004), faktor-faktor yang mempengaruhi Intelegensi
prestasi akademik antara lain: Definisi intelegensi menurut
a. Faktor internal Reber (1985) adalah kemampuan psiko-
1) Faktor jasmaniah (fisiologi), yang fisik untuk mereaksi rangsangan atau
termasuk faktor ini misalnya menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Sedangkan

4
intelegensi menurut David Wechsler perkembangan fisik yang lambat,
(dalam Azwar, 2004) adalah kumpulan menyebabkan tingkat kemampuan
atau totalitas kemampuan seseorang mental yang rendah.
untuk bertindak dengan tujuan tertentu, e. Iklim emosi
berfikir secara rasional serta menghadapi Iklim emosi dimana individu
lingkungannya dengan efektif. dibesarkan mempengaruhi
Menurut Purwanto (1990), perkembangan mental individu yang
intelegensi adalah kemampuan yang bersangkutan.
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan Teori Intelegensi
seseorang berbuat sesuatu dengan cara Azwar (2004) menguraikan
yang tertentu. secara ringkas mengenai teori-teori
Berdasarkan uraian dari beberapa intelegensi, antara lain:
pendapat tersebut, dapat disimpulkan a. Alfred Binet
bahwa intelegensi adalah kemampuan Alfred Binet termasuk salah satu
umum seseorang untuk bertindak dengan ahli psikologi yang mengatakan
tujuan tertentu, berfikir secara rasional, bahwa intelegensi bersifat
dan menyesuaikan diri dengan cara yang monogenetik, yaitu berkembang dari
tepat. satu faktor satuan atau faktor umum
Menurut Bayley (dalam Slameto, (g).
1995) ada beberapa faktor yang Menurut Binet, intelegensi
mempengaruhi kemampuan intelektual merupakan sisi tunggal dari
individu, yaitu: karakteristik yang terus berkembang
a. Keturunan sejalan dengan proses kematangan
Studi korelasi nilai-nilai tes seseorang. Binet menggambarkan
intelegensi diantara anak dan orang intelegensi sebagai sesuatu yang
tua, atau dengan kakek-neneknya, fungsional sehingga memungkinkan
menunjukkan adanya pengaruh orang lain untuk mengamati dan
faktor keturunan terhadap tingkat menilai tingkat perkembangan
kemampuan mental seseorang individu berdasar suatu kriteria
sampai pada tingkat tertentu. tertentu. Jadi untuk melihat apakah
b. Latar belakang sosial ekonomi seseorang cukup intelegen atau tidak,
Pendapatan keluarga, pekerjaan dapat diamati dari cara dan
orang tua dan faktor-faktor sosial kemampuannya untuk melakukan
ekonomi lainnya, berkorelasi positif suatu tindakan dan kemampuannya
dan cukup tinggi dengan taraf untuk mengubah arah tindakannya
kecerdasan individu mulai usia 3 itu apabila perlu. Inilah yang
tahun sampai dengan remaja. dimaksud dengan komponen arah,
c. Lingkungan hidup adaptasi dan kritik dalam definisi
Lingkungan yang kurang baik akan intelegensi.
menghasilkan kemampuan b. Thurstone (dalam Heru Basuki,
intelektual yang kurang baik pula. 2005)
Lingkungan yang di nilai paling Thurstone berpendapat bahwa
buruk bagi perkembangan intelegensi terdiri dari faktor yang
intelegensi adalah panti-panti asuhan jamak (multiple factors), mencakup
serta institusi lainnya, terutama bila tujuh kemampuan mental utama
anak ditempatkan disana sejak awal (primary mental abilities), yaitu:
kehidupannya. 1) Pemahaman verbal (verbal
d. Kondisi fisik comprehension)
Keadaan gizi yang kurang baik, Kemampuan ini biasanya diukur
kesehatan yang buruk, melalui tes-tes kosakata, termasuk

5
sinonim dan lawan kata, dan tes- c. Raymond Bernard Cattell
tes kemampuan menyimak bacaan. Dalam teorinya mengenai
2) Kecepatan verbal (verbal fluency) organisasi mental, Cattell
Kemampuan ini biasanya diukur mengklasifikasikan kemampuan
melalui tes-tes yang menuntut menjadi dua macam, yaitu:
menghasilkan kata-kata secara 1) Intelegensi Fluid (gf), yang
cepat dan tepat, misalnya dalam merupakan faktor bawaan biologis.
waktu yang singkat mampu Sangat penting artinya untuk
menghasilkan sebanyak mungkin melakukan tugas yang menuntut
kata yang berawal dengan huruf d. kemampuan adaptasi pada situasi-
3) Bilangan (number) situasi baru. Intelegensi fluid
Kemampuan ini biasanya diukur cenderung tidak berubah setelah
melalui pemecahan masalah- usia 14 atau 15 tahun.
masalah aritmatika. Dalam tes ini 2) Intelegensi Crystallized (gc), yang
sangat ditekankan tidak hanya merefleksikan adanya pengaruh
masalah-masalah perhitungan dan pengalaman, pendidikan dan
pemikiran, tetapi juga penguasaan kebudayaan dalam diri seseorang
atau pengetahuan yang sudah ada atau dengan kata lain merupakan
sebelumnya. endapan pengalaman yang terjadi
4) Visualisasi spasial (spatial sewaktu intelegensi fluid
visualization) bercampur dengan pengalaman.
Kemampuan ini biasanya diukur Intelegensi crystallized ini akan
dengan tes-tes yang menuntut meningkat kadarnya seiring
manipulasi mental atas simbol- dengan meningkatnya pengalaman
simbol atau bangun-bangun dan masih terus dapat berkembang
geometris. sampai usia 30 sampai 40 tahun.
5) Ingatan (memory) Penelitian ini menggunakan CFIT
Kemampuan ini biasanya diukur (Culture Fair Intelligence Test) skala 3A
melalui tes mengingat kembali untuk mengukur tingkat intelegensi pada
kata-kata atau kalimat yang siswa SMA karena CFIT adalah tes yang
dihafal dari gambar-gambar yang bebas pengaruh budaya (culture free) dan
disertai keterangan gambar (kata- dapat digunakan untuk mengukur
kata) kemampuan umum seseorang.
6) Pemikiran (reasoning) Motivasi Belajar
Kemampuan ini biasanya diukur Motivasi belajar menurut
melalui te-tes analogi-analogi Wlodkowski dan Jaynes (2004) adalah
(misalnya: pengacara, klien, merupakan sebuah nilai dan hasrat untuk
dokter, ..., dan lain-lain), atau belajar. Sedangkan menurut Sardiman
rangkaian huruf atau angka untuk (2004), motivasi belajar adalah
diselesaikan (2, 4, 7, keseluruhan daya penggerak di dalam
11, ..., ..., ..., ...) diri siswa yang menimbulkan, menjamin
7) Kecepatan persepsi (perceptual kelangsungan dan memberikan arah
speed) kegiatan belajar sehingga diharapkan
Kemampuan ini biasanya diukur tujuan dapat tercapai.
melalui tes-tes yang menuntut Definisi motivasi belajar menurut
pengenalan simbol secara cepat, Uno (2007) adalah dorongan internal dan
misalnya kecepatan menyilang eksternal pada siswa-siswa yang sedang
atau memberi tanda pada huruf f belajar untuk mengadakan perubahan
yang terdapat dalam deretan tingkah laku, pada umumnya dengan
huruf-huruf.

6
beberapa indikator atau unsur yang b. Adanya sifat yang kreatif yang ada
mendukung. pada manusia dan keinginan untuk
Berdasarkan uraian dari beberapa selalu maju.
pendapat tersebut, dapat disimpulkan Manusia terus menerus menciptakan
bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang baru karena adanya
keseluruhan daya penggerak yang dorongan untuk lebih maju dan lebih
menjadi kekuatan pada individu yang baik dalam kehidupannya.
sedang belajar untuk mengadakan c. Adanya keinginan untuk
perubahan seluruh tingkah laku sehingga mendapatkan simpati dari orang tua,
diharapkan tujuan belajar dapat tercapai. guru dan teman-teman.
Terdapat dua macam motivasi Jika seseorang mendapatkan hasil
menurut Djamarah (2002), yaitu: yang baik dalam belajar, maka
a. Motivasi Intrinsik orang-orang disekelilingnya akan
Motivasi intrinsik adalah motif- memberikan penghargaan berupa
motif yang menjadi aktif atau pujian, hadiah dan bentuk-bentuk
berfungsinya tidak perlu dirangsang rasa simpati yang lain.
dari luar, karena dalam setiap diri d. Adanya keinginan untuk
individu sudah ada dorongan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
melakukan sesuatu. dengan usaha yang baru, baik
b. Motivasi Ekstrinsik dengan kooperasi maupun dengan
Motivasi ekstrinsik adalah kompetisi.
kebalikan dari motivasi intrinsik. Suatu kegagalan dapat menjadikan
Motivasi ekstrinsik adalah motif- seseorang merasa kecewa dan
motif yang aktif dan berfungsi depresi atau sebaliknya dapat
karena adanya perangsang dari luar. menimbulkan motivasi baru agar
Motivasi belajar dikatakan berusaha lebih baik lagi. Usaha
ekstrinsik bila anak didik untuk mencapai hasil yang lebih
menempatkan tujuan belajarnya di baik tersebut dapat diwujudkan
luar faktor-faktor situasi belajar. dengan kerjasama bersama orang
Anak didik belajar karena hendak lain (kooperasi), ataupun bersaing
mencapai tujuan yang terletak di luar dengan orang lain (kompetisi).
hal yang dipelajarinya. Misalnya, e. Adanya keinginan untuk
untuk mencapai angka tinggi, mendapatkan rasa aman bila
diploma, gelar, kehormatan dan menguasai pelajaran.
sebagainya. Apabila seseorang menguasai
Aspek-aspek Motivasi Belajar pelajaran dengan baik, maka orang
Menurut Frandsen (dalam tersebut tidak akan merasa khawatir
Suryabrata, 2006), ada beberapa aspek bila menghadapi ujian, pertanyaan-
yang memotivasi belajar seseorang, pertanyaan dari guru dan lain-lain
yaitu: karena merasa yakin akan dapat
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menghadapinya dengan baik. Hal
menyelidiki dunia yang lebih luas. inilah yang menimbulkan rasa aman
Sifat ingin tahu mendorong pada individu.
seseorang untuk belajar, sehingga f. Adanya ganjaran atau hukuman
setelah mereka mengetahui segala sebagai akhir daripada belajar.
hal yang sebelumnya tidak diketahui Suatu perbuatan yang dilakukan
maka akan menimbulkan kepuasan dengan baik pasti akan mendapatkan
tersendiri pada dirinya. ganjaran yang baik, dan sebaliknya,
bila dilakukan kurang sungguh-
sungguh maka hasilnya pun kurang

7
baik bahkan mungkin berupa menyangkut dukungan sosial dan
hukuman. pengaruh budaya.
Dalam penelitian ini, peneliti Salah satu faktor yang
akan menggunakan aspek motivasi mempengaruhi prestasi akademik
belajar menurut Frandsen sebagai alat seseorang adalah tingkat kecerdasan atau
ukur motivasi belajar, sebab lebih mudah intelegensi (IQ). Menurut Syah (2006)
mengukur tinggi rendahnya motivasi tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ)
belajar seseorang. siswa sangat menentukan tingkat
Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,
Motivasi Belajar Terhadap Prestasi semakin tinggi kemampuan intelegensi
akademik Siswa seorang siswa, maka semakin besar
Prestasi akademik menurut peluangnya untuk meraih sukses, dan
Suryabrata (2006) adalah hasil belajar sebaliknya semakin rendah kemampuan
terakhir yang dicapai oleh siswa dalam intelegensi seorang siswa maka semakin
jangka waktu tertentu, yang mana kecil peluangnya untuk memperoleh
disekolah prestasi akademik siswa sukses. Hal yang sama juga diungkap
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka oleh Ekowati (2006) yang menyatakan
atau simbol tertentu. Kemudian dengan bahwa terdapat kontribusi positif antara
angka atau simbol tersebut, orang lain intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil
atau siswa sendiri akan dapat mengetahui belajar siswa. David Wechsler (dalam
sejauhmana prestasi akademik yang telah Azwar, 2004) mendefinisikan intelegensi
dicapai. Dengan demikian, prestasi adalah kumpulan atau totalitas
akademik disekolah merupakan bentuk kemampuan seseorang untuk bertindak
lain dari besarnya penguasaan bahan dengan tujuan tertentu, berfikir secara
pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rasional serta menghadapi lingkungannya
rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dengan efektif, dari definisi tersebut
dari penguasaan pelajaran tersebut. nampak adanya pengaruh yang signifikan
Seseorang tidak dapat memiliki antara intelegensi terhadap prestasi
prestasi akademik begitu saja tanpa ada akademik.
hal yang mendorongnya untuk Salah satu faktor lain yang
menunjukkan hasil belajar yang mempengaruhi prestasi akademik
memuaskan. Banyak faktor yang seseorang adalah motivasi belajarnya.
mempengaruhi prestasi akademik Dari berbagai hasil penelitian selalu
seseorang, Azwar (2004) secara umum menyimpulkan bahwa motivasi
menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Tinggi rendahnya motivasi
seseorang, yaitu faktor internal dan faktor selalu dijadikan indikator baik buruknya
eksternal. Faktor internal meliputi antara prestasi akademik seorang anak didik.
lain faktor fisik dan faktor psikologis. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Faktor fisik berhubungan dengan kondisi Purnomowati (2006) yang memperoleh
fisik umum seperti penglihatan dan thitung untuk variabel motivasi belajar
pendengaran. Faktor psikologis sebesar 4,951 dengan signifikansi 0,000
menyangkut faktor-faktor non fisik, < 0,05, yang berarti bahwa variabel
seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, motivasi belajar berpengaruh secara
sikap dan kesehatan mental. Faktor signifikan terhadap prestasi akademik
eksternal meliputi faktor fisik dan faktor siswa. Definisi motivasi belajar menurut
sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi Djamarah (2002) adalah suatu perubahan
tempat belajar, sarana dan perlengkapan tingkah laku dalam diri seseorang yang
belajar, materi pelajaran dan kondisi menimbulkan proses belajar individu
lingkungan belajar. Faktor sosial yang berinteraksi langsung dengan objek

8
belajar. Dari penjelasan tersebut, nampak menggunakan kuesioner dimana yang
pula adanya pengaruh yang signifikan digunakan dalam penelitian ini adalah
antara motivasi belajar seseorang kuesioner motivasi belajar. Kuesioner
terhadap prestasi akademik seseorang, tersebut berisi identitas subjek yang
oleh sebab itu maka upaya peningkatan terdiri dari nama, kelas, jenis kelamin,
prestasi akademik seseorang tidak bisa usia subjek dan tanggal pengisian
lepas dari upaya peningkatan motivasi kuesioner tersebut. Selain itu, kuesioner
belajarnya. tersebut juga berisi skala motivasi belajar
Hipotesis yang berbentuk skala Likert.
Berdasarkan latar belakang Skala motivasi belajar ini disusun
masalah, tujuan penelitian dan tinjauan berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar
pustaka dalam penelitian ini, maka dari Frandsen (dalam Suryabrata, 2006),
hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu: adanya sifat ingin tahu dan ingin
ini adalah sebagai berikut: menyelidiki dunia yang lebih luas,
1. Terdapat pengaruh tingkat adanya sifat yang kreatif yang ada pada
intelegensi terhadap prestasi manusia dan keinginan untuk selalu maju,
akademik pada siswa SMA. adanya keinginan untuk mendapatkan
2. Terdapat pengaruh motivasi belajar simpati dari orang tua, guru dan teman-
terhadap prestasi akademik pada teman, adanya keinginan untuk
siswa SMA. memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
3. Terdapat pengaruh tingkat usaha yang baru, baik dengan kooperasi
intelegensi dan motivasi belajar maupun dengan kompetisi, adanya
terhadap prestasi akademik pada keinginan untuk mendapatkan rasa aman
siswa SMA. bila menguasai pelajaran, dan adanya
ganjaran atau hukuman sebagai akhir
METODE PENELITIAN daripada belajar.
Penelitian ini menggunakan Validitas yang digunakan untuk
pendekatan kuantitatif yang bersifat menguji alat ukur dalam penelitian ini
pengaruh berganda, yaitu untuk adalah validitas konstrak, yaitu salah satu
mengetahui adanya pengaruh dari dua tipe validitas yang menunjukkan
variabel independen terhadap satu sejauhmana tes mengungkap konstrak
variabel dependen. teoritis yang hendak diukur (Azwar,
Subjek dalam penelitian ini 2002). Uji validitas dalam penelitian ini
adalah 180 siswa-siswi kelas XI SMA akan dilakukan dengan menggunakan
Negeri. teknik Korelasi Product Moment
Data dalam penelitian ini Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan
dikumpulkan dengan menggunakan skor tiap-tiap item dengan skor total
metode dokumentasi, yang digunakan dalam skala. Sedangkan Uji reliabilitas
untuk mengumpulkan data prestasi dalam penelitian menggunkan Teknik
akademik siswa, yaitu dengan melihat Alpha Cronbach (Azwar, 2002).
rata-rata nilai rapor siswa pada semester Pengujian hipotesis dalam
terakhir yang telah dilalui subjek penelitian ini menggunakan teknik
penelitian. Selain itu, dalam penelitian ini regresi berganda (multiple regression),
juga menggunakan tes psikologi yaitu tes yaitu untuk menganalisis pengaruh
intelegensi, dimana tes intelegensi yang tingkat intelegensi dan motivasi belajar
dipakai dalam penelitian ini adalah tes sebagai variabel independen terhadap
CFIT (Culture Fair Intelligence Test) variabel prestasi akademik sebagai
skala 3A. variabel terikat.
Pada penelitian ini pengumpulan
data juga dilakukan dengan

9
HASIL PENELITIAN yang bertujuan untuk menguji normalitas
Pada penelitian ini, peneliti sebaran data penelitian.
menggunakan uji coba tidak terpakai (ty Berdasarkan pengujian normalitas
out tidak terpakai). Pelaksanaan try out pada variabel tingkat intelegensi
ini dilakukan pada tanggal 17 Juli 2008. diperoleh hasil signifikan sebesar 0,093
Peneliti menyebar sebanyak 30 kuesioner pada Kolmogorov Smirnov (p > 0,05).
kepada 30 orang siswa-siswi SMA Hal ini menunjukkan bahwa distribusi
Negeri yang duduk di kelas XI IPA data tes IQ untuk variabel tingkat
maupun IPS. Proses pengambilan data intelegensi berdistribusi normal.
penelitian dilaksanakan selama 3 hari, Pada skala motivasi belajar
mulai tanggal 27 – 29 Agustus 2008 pada diperoleh signifikansi sebesar 0,2 pada
siswa-siswi kelas XI IPA dan IPS SMA Kolmogorov Smirnov (p > 0,05). Hal ini
Negeri 99 Jakarta. menunjukkan bahwa distribusi skor skala
Untuk menguji validitas alat ukur, motivasi belajar berdistribusi normal.
peneliti menggunakan teknik Product Sedangkan pengujian normalitas
Moment dari Karl Pearson. Menurut data pada variabel prestasi akademik
Azwar (2006) koefisien validitas dapat yaitu berupa rata-rata nilai rapor,
dianggap memuaskan apabila melebihi diperoleh signifikansi sebesar 0,2 pada
rxy = 0,30 sehingga hanya item-item Kolmogorov Smirnov (p > 0,05). Hal ini
yang mempunyai total korelasi lebih dari menunjukkan bahwa distribusi data rata-
rxy = 0,30 yang dianggap valid. Pada rata nilai rapor berdistribusi normal.
skala motivasi belajar dari 30 item yang Dari hasil uji linearitas diperoleh
dianalisis, diperoleh 21 item yang valid, nilai F sebesar 9,018 dengan signifikansi
sementara 9 item lainnya dinyatakan 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian dapat
gugur. Korelasi skor total pada item-item dikatakan ada hubungan yang linier
valid bergerak antara 0,3135 sampai antara variabel tingkat intelegensi dan
0,5287. motivasi belajar terhadap prestasi
Untuk mengetahui konsistensi akademik.
alat ukur, maka dilakukan uji reliabilitas. Sebelum melakukan uji hipotesis,
Teknik yang digunakan untuk peneliti melakukan uji korelasi terlebih
mendapatkan konsistensi dari alat ukur dahulu sebagai prasyarat dari uji regresi.
ini yaitu teknik Alpha Cronbach. Diperoleh nilai koefisien korelasi
Menurut Azwar (2006) secara teoritik, sebesar 0,149 dengan signifikansi sebesar
besarnya koefisien reliabilitas berkisar 0,046 (p < 0,05) antara intelegensi
antara 0 sampai dengan 1,00. koefisien dengan prestasi akademik. Hal ini
reliabilitas yang sempurna mempunyai menunjukkan bahwa terdapat hubungan
nilai koefisien sebesar 1,00. Berdasarkan positif yang signifikan antara intelegensi
hasil uji reliabilitas alat ukur motivasi dengan prestasi akademik. Selain itu,
belajar diperoleh angka koefisien diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
reliabilitas sebesar 0,8323 yang berarti 0,256 dengan signifikansi sebesar 0,001
alat ukur tersebut mendekati sempurna (p < 0,01) antara motivasi belajar dengan
tingkat kepercayaannya. prestasi akademik. Hal ini menunjukkan
Sebelum melakukan analisis terdapat hubungan positif yang sangat
regresi, terlebih dahulu dilakukan uji signifikan antara motivasi belajar dengan
asumsi untuk mengetahui terpenuhi atau prestasi akademik.
tidaknya normalitas dan linieritas sebaran Analisis data yang digunakan
data. untuk menguji hipotesis dalam penelitian
Untuk uji normalitas sebaran data ini adalah dengan menggunakan teknik
digunakan uji Kolmogorov Smirnov, analisis regresi berganda (multiple
regression).

10
Berikut ini akan dijabarkan uji intelegensi dan motivasi belajar secara
hipotesis terhadap masing-masing parsial maupun bersama terhadap prestasi
hipotesis dalam penelitian ini: akademik. Hasil penelitian ini
a. Uji Hipotesis Pertama menunjukkan bahwa ketiga hipotesis
Data hasil analisis dalam penelitian ini diterima, artinya ada
menunjukkan nilai t hitung sebesar pengaruh secara signifikan dari tingkat
2,305 dengan tingkat signifikansi intelegensi dan motivasi belajar baik
0,022 (p < 0,05). Hal ini secara parsial maupun bersama terhadap
menunjukkan bahwa intelegensi prestasi akademik.
berpengaruh secara signifikan Berdasarkan hasil penelitian,
terhadap prestasi akademik. Dengan diperoleh bahwa secara parsial
demikian, hipotesis yang intelegensi dan motivasi belajar
menyatakan terdapat pengaruh berpengaruh sangat nyata terhadap
tingkat intelegensi terhadap prestasi prestasi akademik. Hal ini dibuktikan
akademik diterima. dari t hitung masing-masing sebesar
b. Uji Hipotesis Kedua 2,305 dan 3,703 dengan tingkat
Berdasarkan analisis data signifikansi 0,022 dan 0,000.
yang dilakukan, diperoleh nilai t Hasil penelitian menunjukkan
hitung sebesar 3,703 dengan tingkat bahwa intelegensi berpengaruh signifikan
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini terhadap prestasi akademik. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi sesuai dengan pendapat Dalyono (1997)
belajar berpengaruh sangat yang mengatakan bahwa seseorang yang
signifikan terhadap prestasi memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi)
akademik. Dengan demikian, umumnya mudah belajar dan hasilnya
hipotesis kedua dalam penelitian ini pun cenderung baik. Sebaliknya orang
diterima, yaitu terdapat pengaruh yang intelegensinya rendah cenderung
motivasi belajar terhadap prestasi mengalami kesukaran dalam belajar,
akademik. lambat berpikir, sehingga prestasi
c. Uji Hipotesis Ketiga akademiknya pun rendah. Hal ini juga
Berdasarkan data hasil sesuai dengan penelitian Malik (2002)
analisis menunjukkan nilai F hitung yang memperoleh kontribusi intelegensi
sebesar 9,018 dengan tingkat terhadap prestasi akademik sebesar 8%
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini pada 83 orang siswa kelas I dan II
menunjukkan bahwa intelegensi dan SMUN di wilayah Jakarta Timur yang
motivasi belajar secara bersama berpartisipasi dalam kegiatan KIR.
berpengaruh sangat signifikan Dari uji hipotesis yang
terhadap prestasi akademik. Dengan dilakukan, diperoleh bahwa motivasi
demikian, hipotesis yang belajar berpengaruh sangat signifikan
menyatakan terdapat pengaruh terhadap prestasi akademik. Hal ini
tingkat intelegensi dan motivasi sesuai dengan penelitian Tanty (2004)
belajar terhadap prestasi akademik yang menemukan adanya korelasi yang
diterima. positif dan signifikan dengan r = 0,253
Berdasarkan nilai R Square pada sampel 49 orang siswa SLTP LB
sebesar 0,093 menunjukkan bahwa Santi Rama, dan hasil penelitian
intelegensi dan motivasi belajar Yusdiana (2002) yang memperoleh
memberikan kontribusi sebesar 9,3% korelasi sebesar r = 0,499 pada 305 siswa
terhadap prestasi akademik. Madrasah Tsanawiyah baik negeri
Pembahasan maupun swasta yang ada di kota
Penelitian ini bertujuan untuk Pontianak.
menguji ada tidaknya pengaruh tingkat

11
Dari hasil analisis data yang Hal ini sesuai dengan pendapat
dilakukan, diperoleh koefisien regresi Azwar (2004) yang menyebutkan secara
dari intelegensi sebesar 0,025 dan umum, ada dua faktor yang
motivasi belajar sebesar 0,080. Hal ini mempengaruhi prestasi akademik
menunjukkan apabila salah satu variabel seseorang, yaitu faktor internal dan faktor
dalam keadaan konstan, maka motivasi eksternal. Faktor internal meliputi antara
belajar akan berpengaruh lebih besar lain faktor fisik dan faktor psikologis.
pada prestasi akademik seseorang. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi
Motivasi belajar menurut Uno fisik umum seperti penglihatan dan
(2007) adalah dorongan internal dan pendengaran. Faktor psikologis
eksternal pada siswa-siswa yang sedang menyangkut faktor-faktor non fisik,
belajar untuk mengadakan perubahan seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi,
tingkah laku. Motivasi belajar menurut sikap dan kesehatan mental. Faktor
Djamarah (2002) ada dua macam, yaitu eksternal meliputi faktor fisik dan faktor
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi
Motivasi intrinsik adalah motif-motif tempat belajar, sarana dan perlengkapan
yang menjadi aktif atau berfungsinya belajar, materi pelajaran dan kondisi
tidak perlu dirangsang dari luar, karena lingkungan belajar. Faktor sosial
dalam setiap diri individu sudah ada menyangkut dukungan sosial dan
dorongan untuk melakukan sesuatu. pengaruh budaya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah Faktor-faktor yang
motif-motif yang aktif dan berfungsi mempengaruhi prestasi akademik dalam
karena adanya perangsang dari luar. banyak hal sering saling berkaitan dan
Kuat lemahnya motivasi belajar mempengaruhi satu sama lain. Seorang
akan turut mempengaruhi keberhasilan siswa yang bersikap conserving terhadap
belajar seseorang. Menurut Syah (2006) ilmu pengetahuan atau bermotif
motivasi yang lebih signifikan bagi siswa ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya,
adalah motivasi intrinsik karena lebih biasanya cenderung mengambil
murni dan langgeng serta tidak pendekatan belajar yang sederhana dan
bergantung pada dorongan atau pengaruh tidak mendalam. Sebaliknya, seorang
dari orang lain. Oleh karena itu, motivasi siswa yang berintelegensi tinggi (faktor
belajar yang perlu diusahakan, terutama internal) dan mendapat dorongan positif
adalah yang berasal dari dalam diri dari orang tuanya (faktor eksternal),
(motivasi intrinsik) dengan cara mungkin akan memilih pendekatan
senantiasa memikirkan masa depan yang belajar yang lebih mementingkan
penuh tantangan, adanya dorongan untuk kualitas hasil belajar. Jadi, karena
memiliki pengetahuan dan lain-lain. pengaruh faktor-faktor tersebut, muncul
Berdasarkan analisis data, juga siswa-siswa yang berprestasi tingi dan
diperoleh nilai F sebesar 9,018 dengan berprestasi rendah atau gagal sama sekali.
tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal Dalam hal ini, seorang guru yang
ini berarti bahwa intelegensi dan kompeten dan profesional diharapkan
motivasi belajar berpengaruh terhadap mampu mengantisipasi kemungkinan-
prestasi akademik. Selain nilai F, kemungkinan munculnya kelompok
diperoleh juga nilai R square sebesar siswa yang menunjukkan gejala
0,093, yang berarti bahwa 9,3% prestasi kegagalan dengan berusaha mengetahui
akademik dipengaruhi oleh intelegensi dan mengatasi faktor yang menghambat
dan motivasi belajar, sedangkan sisanya proses belajar mereka.
sebesar 90,7% dipengaruhi oleh faktor Hal ini juga didukung penelitian
lainnya yang tidak dimasukkan dalam sebelumnya yang menunjukkan bahwa
model penelitian ini. ada faktor-faktor lain yang

12
mempengaruhi prestasi akademik. 2,305 dan 3,703, dengan tingkat
Seperti yang diungkap oleh Tarmidi signifikansi 0,022 dan 0,000.
(2006) yang mengatakan bahwa iklim Dari hasil analisis data yang
kelas berkorelasi positif dengan dilakukan, diperoleh koefisien regresi
perubahan tingkah laku dan prestasi hasil dari intelegensi sebesar 0,025 dan
pembelajaran siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar sebesar 0,080. Hal ini
iklim kelas merupakan salah satu cara menunjukkan apabila salah satu variabel
untuk meningkatkan efektifitas dan dalam keadaan konstan, maka motivasi
kualitas pembelajaran di kelas. Iklim belajar akan berpengaruh lebih besar
kelas merupakan faktor ekternal yang pada prestasi akademik seseorang.
dapat mempengaruhi prestasi akademik Hasil analisis data juga
siswa. Iklim kelas sendiri meliputi menunjukan nilai standardized sebesar
ruangan kelas, lingkungan kelas dan lain- 0,266 untuk motivasi belajar. Hal ini
lain. berarti bahwa motivasi belajar
Berdasarkan uraian diatas, memberikan kontribusi sebesar 26,6%
dapat disimpulkan bahwa intelegensi dan terhadap prestasi akademik. Sedangkan
motivasi belajar merupakan salah satu nilai standardized untuk intelegensi
faktor yang mempengaruhi prestasi sebesar 0,166, yang berarti bahwa
akademik seseorang. Hasil penelitian ini intelegensi memberikan kontribusi
juga menunjukkan subjek dalam sebesar 16,6% terhadap prestasi
penelitian ini memiliki tingkat akademik.
intelegensi yang tergolong average (rata- Berdasarkan analisis data, juga
rata) dan memiliki motivasi belajar yang diperoleh nilai F sebesar 9,018 dengan
tergolong rata-rata bahkan mendekati tingkat signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal
tinggi. Selain itu, juga diketahui bahwa ini berarti bahwa intelegensi dan
motivasi belajar memiliki pengaruh yang motivasi belajar berpengaruh terhadap
lebih besar terhadap prestasi akademik prestasi akademik. Selain nilai F,
pada siswa-siswi SMA Negeri 99 Jakarta. diperoleh juga nilai R square sebesar
Jadi, upaya untuk meningkatkan prestasi 0,093, yang berarti bahwa 9,3% prestasi
akademik pada siswa-siswi SMA Negeri akademik dipengaruhi oleh intelegensi
99 Jakarta dapat dilakukan dengan dan motivasi belajar, sedangkan sisanya
memberikan fokus lebih terhadap sebesar 90,7% dipengaruhi oleh faktor
motivasi belajarnya. lainnya yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
PENUTUP Saran
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian
Hasil penelitian ini yang telah dilakukan, maka saran yang
menunjukkan bahwa ketiga hipotesis dapat dianjurkan adalah sebagai berikut :
dalam penelitian ini diterima, artinya ada 1. Bagi Siswa-siswi SMA Negeri 99
pengaruh secara signifikan dari tingkat Jakarta
intelegensi dan motivasi belajar baik Melihat motivasi belajar memiliki
secara parsial maupun bersama terhadap pengaruh yang sangat signifikan
prestasi akademik. terhadap prestasi akademik,
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada siswa-siswi untuk
diperoleh bahwa secara parsial lebih meningkatkan motivasi
intelegensi dan motivasi belajar belajarnya melalui berbagai cara,
berpengaruh sangat nyata terhadap antara lain menyukai tiap mata
prestasi akademik. Hal ini dibuktikan pelajaran yang disajikan, memiliki
dari t hitung masing-masing sebesar keinginan untuk memperoleh
pengetahuan dan lain-lain.

13
2. Bagi Sekolah dan Guru DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian,
Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2004).
diketahui bahwa motivasi belajar
Psikologi belajar. Jakarta: PT
memiliki pengaruh yang sangat
Rineka Cipta.
signifikan terhadap prestasi akademik,
untuk itu fokus terhadap peningkatan
motivasi belajar siswa merupakan Azwar, S. (2002). Tes prestasi: Fungsi
usaha yang paling sesuai untuk pengembangan pengukuran
meningkatkan dan atau prestasi belajar. Yogyakarta:
mempertahankan prestasi akademik Pustaka Pelajar.
siswa di SMA Negeri 99 Jakarta.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Azwar, S. (2004). Pengantar psikologi
a. Dari hasil penelitian diketahui
intelegensi. Yogyakarta: Pustaka
bahwa terdapat faktor-faktor lain
Pelajar.
yang menentukan prestasi
akademik seseorang, seperti
penglihatan, pendengaran, minat, Cattel & Cattel. (2006). Manual CFIT
bakat, sikap, kesehatan mental, Skala 3A/B. Urusan Reproduksi
kondisi tempat belajar, sarana dan dan Distribusi Alat Tes Psikologi
perlengkapan belajar, materi (URDAT) Fakultas Psikologi
pelajaran, kondisi lingkungan Universitas Indonesia
belajar, dukungan sosial serta
pengaruh budaya. Dengan
Dalyono, M. (1997). Psikologi
demikian dinilai perlu untuk
pendidikan. Jakarta: PT Rineka
disarankan kepada penelitian
Cipta.
selanjutnya untuk meneliti faktor-
faktor lain yang mempengaruhi
prestasi akademik. Djamarah, S.B. (2002). Psikologi belajar.
b. Penelitian ini menggunakan Jakarta: PT Rineka Cipta.
teknik analisi regresi berganda
untuk meneliti dua faktor yang
Ekowati. (2006). Kontribusi intelegensi
mempengaruhi prestasi akademik
dan kemandirian belajar
seseorang. Disarankan untuk
terhadap hasil belajar pendidikan
penelitian selanjutnya untuk
kewarganegaraan dan sejarah.
meneliti lebih dari dua fakor yang
Samarinda, Kalimantan Timur.
mempengruhi prestasi belajar http://www.geocities.com/guruvalah/
sehingga akan bisa dilihat
besarnya pengaruh faktor-faktor hasil-belajar.pdf
lain pada prestasi akademik
seseorang.
c. Penelitian ini menggunakan Heru Basuki, A.M. (2005). Kreativitas,
subjek penelitian dari SMA keberbakatan intelektual dan
Negeri 99 Jakarta, yang termasuk faktor-faktor pendukung dalam
salah satu sekolah unggulan di pengembangannya. Jakarta:
Jakarta, sehingga intelegensi dan Gunadarma.
motivasi belajar siswanya
terkontrol. Disarankan bagi Malik, L.R. (2002). Sumbangan
penelitian selanjutnya untuk intelegensi, motivasi berprestasi
meneliti sekolah atau kelompok dan partisipasi siswa dalam
subjek yang umum. kelompok ilmiah remaja terhadap

14
prestasi belajar siswa remaja Tesis (tidak diterbitkan). Depok:
(Penelitian pada siswa SMUN di Fakultas Psikologi Universitas
wilayah Jakarta Timur). Tesis Indonesia.
(tidak diterbitkan). Depok:
Fakultas Psikologi Universitas
Tarmidi. (2006). Iklim kelas dan prestasi
Indonesia.
belajar. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Purnomowati, R. (2006). Pengaruh Utara.
disiplin dan motivasi belajar http://library.usu.ac.id/download/fk/
terhadap prestasi belajar siswa 06010310.pdf
kelas X SMK Teuku Umar
Semarang tahun ajaran Uno, H.B. (2007). Teori motivasi dan
2005/2006. Semarang: Jurusan pengukurannya: Analisis
Akuntansi Fakultas Ekonomi dibidang pendidikan. Jakarta: PT
Universitas Negeri Semarang. Bumi Aksara.
http://digilib.unnes.ac.id/

Wlodkowski, R.J., & Jaynes, J.H. (2004).


Purwanto, N. (1990). Psikologi Motivasi belajar. Jakarta: Cerdas
pendidikan. Bandung: PT Remaja Pustaka.
Rosdakarya.

Yusdiana. (2002). Hubungan antara sikap


Reber, A.S. (1985). The penguin siswa, sikap orang tua (ibu)
dictionary of psychological. penilaian siswa terhadap
Harmondsworth Middlesex kompetensi guru pada
England: Penguin Books Ltd. matapelajaran bahasa arab dan
motivasi belajar dengan prestasi
Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan belajar siswa pada mata pelajaran
motivasi belajar mengajar. bahasa Arab. Tesis (tidak
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. diterbitkan). Depok: Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Slameto. (1995). Belajar dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryabrata, S. (2006). Psikologi


pendidikan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Syah, M. (2006). Psikologi belajar.


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tanty, E.L. (2004). Hubungan antara


motivasi belajar dan persepsi
tentang dukungan orang tua
dengan prestasi akademis pada
siswa penyandang tunarungu.

15

Anda mungkin juga menyukai