Abstrak
Latar belakang dari penelitian ini adalah kurangnya motivasi belajar peserta didik.
Locus of control dan persepsi peserta didik tentang pendidikan merupakan faktor
yang dapat memprediksi motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan: (1) locus of control, (2) persepsi peserta didik tentang pendidikan,
(3) motivasi belajar, dan menguji: (4) hubungan antara locus of control dengan
motivasi belajar (5) persepsi peserta didik tentang pendidikan dengan motivasi
belajar, dan (6) hubungan antara locus of control dan persepsi peserta didik tentang
pendidikan dengan motivasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah 623 peserta didik SMA
Pertiwi 1 Padang pada kelas X dan XI dan sampel sebanyak 243 peserta didik, yang
dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Instrumen penelitian
ini adalah model skala likert. Uji validitas hasil instrumen locus of control adalah
0,405, persepsi peserta didik tentang pendidikan adalah 0,631, dan motivasi belajar
adalah 0,615. Hasil uji reliabilitas instrumen locus of control adalah 0,747, persepsi
peserta didik tentang pendidikan sebesar 0,944, dan motivasi belajar sebesar 0,925.
Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, regresi sederhana dan
multiple. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata, deskripsi locus
of control internal peserta didik berada pada kategori sedang, (2) persepsi peserta
didik tentang pendidikan pada kategori sangat positif, (3) motivasi belajar pada
kategori tinggi, (4) terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi peserta didik
tentang pendidikan dengan motivasi belajar (R = 0,432), (5) terdapat hubungan yang
signifikan antara locus of control dan (6) persepsi peserta didik tentang pendidikan
dengan motivasi belajar (R = 0,449). Implikasi dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai program pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Pertiwi 1 Padang.
Kata kunci: Locus of Control, Persepsi peserta didik tentang Pendidikan, Motivasi
Belajar
Abstract
The background of this research was the lack of student’s learning motivation.
Locus of control and student’s perception about education became factors that can
predict student’s learning motivation. This research is aimed to describe: (1) locus
of control, (2) student’s perception about education, (3) learning motivation, and
examine: (4) the relationship between locus of control with learning motivation,
1
Mahasiswa Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling Email: monayuliazulfa@gmail.com.
2
Dosen Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
3
Dosen Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
(5) the relationship between student’s perception about education with learning
motivation, and (6) the relationship between locus of control and student’s perception
about education with learning motivation. This research applied quantitative method
with a descriptive correlational. The populations of this research were 623 students
of SMA Pertiwi 1 Padang in grade X and XI and the samples were 243 students,
that were chosen by using proportional stratified random sampling technique. The
instrument of the research was a model likert scale. Validity test result of this locus of
control’s instrument was 0.405, student’s perception about education was 0.631, and
learning motivation was 0.615. Reliability test result of locus of control’s instrument
was 0.747, student’s perception about education was 0.944, and learning motivation
was 0.925. The data were analized by using descriptive statistics, simple and multiple
regression. The research findings indicated that: (1) averagely, description of the
student’s internal locus of control was at moderate category, (2) student’s perception
about education was at very positive category, (3) learning motivation was at high
category, (4) there was a significant relationship between locus of control with
learning motivation (R = 0.200), (5) there was a significant relationship between
student’s perception about education with learning motivation (R = 0.432), (6)
there were together a significant relationship between locus of control and student’s
perception about education with learning motivation (R = 0.449). The implication of
this research can be made as a need assessment to make a program of guidance dan
counseling service in SMA Pertiwi 1 Padang.
Keywords: Locus of Control, Student’s Perception about Education, Learning
Motivation
PENDAHULUAN kepada segenap kegiatan dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
Pada masa sekarang ini generasi muda kegiatan pendidikan (Tirtarahardja dan La Sulo,
diharuskan memiliki pengetahuan yang tinggi 2008). Pencapaian tujuan pendidikan tersebut
sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan salah satunya adalah melalui pendidikan di
zaman. Seseorang harus memiliki kualitas sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan
yang baik dalam segala aspek karena semakin di sekolah, kegiatan belajar merupakan
tingginya tuntutan dan persaingan dunia kerja kegiatan paling pokok. Sekolah sebagai
yang membutuhkan sumber daya manusia yang lembaga pendidikan formal mempunyai
berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia tugas menyelenggarakan pendidikan melalui
salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan proses pembelajaran untuk mengembangkan
merupakan proses mencetak generasi penerus aspek kemanusiaan dan potensi diri peserta
bangsa yang akan membantu dalam kemajuan didik, sehingga peserta didik nantinya dapat
Negara. Tidak dapat dibayangkan jika penerus berkembang sesuai dengan potensi yang
bangsa ini tidak memiliki pendidikan yang dimilikinya. Hal ini tentunya tidak terlepas
layak maka kemajuan negara akan sulit dari motivasi peserta didik itu sendiri dalam
tercapai. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan menjalani pendidikan tersebut.
untuk menciptakan sumber daya manusia yang
mandiri dan berkompetensi dalam mengisi Crider dkk. (1983) menjelaskan bahwa,
dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan “Motivation can be defined as the desires,
nasional. needs, and interests that arouse or activate
an organism and direct it toward a specific
Tujuan pendidikan memuat nilai-nilai yang goal, can lead to many different behaviors”.
baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk Motivasi dapat didefinisikan sebagai
kehidupan. Karena itu, tujuan pendidikan keinginan, kebutuhan, dan kepentingan yang
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah membangkitkan atau mengaktifkan suatu
organisme dan mengarahkan ke arah tujuan kepada guru BK untuk duduk di ruangan BK,
tertentu, dapat menyebabkan banyak perilaku dan ketika mereka diberi tugas oleh guru,
yang berbeda. Lebih lanjut motivasi menurut kebanyakan mereka tidak mengerjakan tugas
Mangkuprawira dan Hubeis (2007) merupakan tersebut. Setelah diwawancarai, kebanyakan
dorongan yang membuat individu melakukan mereka menjawab karena mereka bosan dalam
sesuatu dengan cara dan untuk mencapai belajar. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya
tujuan tertentu. Motivasi dalam bahasa Inggris motivasi belajar peserta didik.
disebut motivation yang berasal dari bahasa
latin movere yang berarti menggerakkan. Beberapa hal yang diduga menjadi faktor
Adanya motivasi yang tinggi dari peserta yang mempengaruhi motivasi belajar seperti
didik diharapkan mampu menggerakkan minat yang dikemukakan oleh Elliott dkk. (1996) yaitu
peserta didik untuk menjadikan sekolah bukan anxiety (kecemasan), attitudes (sikap), curiosity
hanya sebagai tuntutan namun juga merupakan (keingintahuan), locus of control (sejauhmana
kebutuhan bagi dirinya. seseorang merasa bahwa dirinya atau faktor
dari luar dirinya dapat mengendalikan peristiwa
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang terjadi dan mempengaruhi kehidupan),
dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan learned helplessness (kekurangmampuan
suatu dorongan dari dalam diri individu dan dalam belajar), self efficacy (keyakinan diri),
luar diri individu yang menyebabkan individu dan cooperative learning (pembelajaraan
bergerak untuk melakukan suatu hal dalam kooperatif).
mencapai hasrat dan tujuan tertentu. Dalam hal
belajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan Suryabrata (2012) menyatakan bahwa salah
daya penggerak dalam diri peserta didik untuk satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
melakukan serangkaian kegiatan belajar guna adalah persepsi. Tinggi rendahnya motivasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. belajar peserta didik juga dapat dipengaruhi
oleh bagaimana individu memandang
Sekolah memiliki visi dan misi peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya
untuk meningkatkan motivasi belajar dan sebagai konsekuensi perbuatannya (locus of
juga prestasi belajar peserta didik atau control). Locus of control menggambarkan
meningkatkan sumber daya manusia, tetapi seberapa jauh individu memandang hubungan
pada kenyataannya banyak peserta didik yang antara perbuatan yang dilakukannya dengan
tidak memperhatikan hal tersebut, mereka akibat atau hasil yang dicapainya. Rotter
menganggap sekolah itu sebagai ajang bertemu (dalam Loice, 2014) menjelaskan, “Locus of
teman-teman dan bisa keluar dari rumah saja control as the extent to which people perceive
tanpa memperhatikan apa sesungguhnya yang that them or external factors such as chance
mereka cari ke sekolah, dan kenyataan tersebut and powerful others are in control of the
ditemui di SMA Pertiwi 1 Padang. Sehubungan events that influence their lives”. Locus of
dengan motivasi belajar peserta didik beberapa control adalah sejauhmana seseorang merasa
tahun belakangan ini, muncul beberapa bahwa dirinya atau faktor dari luar dirinya
fenomena atau gelaja yang memprihatinkan, seperti kesempatan dan kekuatan lain, dapat
seperti terlihat pada absensi peserta didik dalam mengendalikan peristiwa yang terjadi dan
mengikuti proses pembelajaran, banyaknya mempengaruhi kehidupan mereka. Locus
peserta didik yang alfa, sering terlambat untuk of control mempengaruhi motivasi belajar
datang ke sekolah, dan cabut ketika proses terlihat juga dari hasil penelitian Mugiarso
pembelajaran berlangsung. dan Suharso (2013) bahwa seseorang yang
cenderung memiliki locus of control internal,
Berdasarkan hasil obeservasi, terlihat berarti seseorang tersebut memiliki motivasi
banyaknya peserta didik yang keluar masuk yang tinggi.
ketika proses pembelajaran berlangsung,
banyak yang pergi ke kedai dan minta izin Locus of control terdiri dari dua dimensi
yaitu internal dan eksternal. peserta didik rendah juga motivasi belajar peserta didik
yang memiliki kecenderungan locus of control tersebut. Dapat disimpulkan bahwa salah
internal meyakini bahwa kesuksesan dan satu faktor yang mempengaruhi motivasi
kegagalannya dalam belajar adalah hasil dari belajar adalah persepsi peserta didik tentang
tindakan dan usaha mereka sendiri (Rotter, pendidikan.
1996). Contohnya ketika peserta didik memiliki
nilai yang rendah meyakini bahwa tidak belajar Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dengan optimal, bukan karena gurunya yang disimpulkan bahwa motivasi belajar menjadi
pilih kasih. Sebaliknya peserta didik yang hal yang sangat perlu diperhatikan dan penting.
memiliki kecenderungan locus of control Oleh karena itu, bimbingan dan konseling
eksternal akan meyakini bahwa kesuksesan memiliki peranan yang penting dalam usaha
dan kegagalannya adalah karena faktor di luar membantu peserta didik untuk meningkatkan
dirinya. locus of control internal dan persepsi yang
positif tentang pendidikan, yang bertujuan
Faktor lain yang juga mempengaruhi agar peserta didik memiliki motivasi belajar
motivasi belajar peserta didik adalah persepsi yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan
peserta didik itu sendiri tentang pendidikan. pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
Menurut Leavitt (dalam Sobur, 2003), persepsi kepada peserta didik, seperti: layanan
(perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, orientasi, layanan informasi, layanan konseling
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, perorangan, bimbingan kelompok, dan layanan
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan lainnya. Dalam pelaksanaan layanan konseling
atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang tersebut, konselor harus mengetahui berbagai
memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
menurut Feldmen, Sternberg, dan Robbins pada peserta didik, diantaranya locus of control
(dalam Nirwana, 2003) merupakan proses dan persepsi peserta didik tentang pendidikan.
ketika individu mengorganisasikan, mengenal, Untuk membuktikan seberapa besar hubungan
dan memaknai sensasi yang diperolehnya dari faktor-faktor tersebut dalam meningkatkan
dari lingkungan. Maksud dari pernyataan motivasi belajar peserta didik, peneliti tertarik
tersebut adalah persepsi merupakan bagaimana untuk melakukan penelitian tentang hubungan
seseorang memandang dan memaknai suatu hal antara locus of control dan persepsi peserta
yang diperoleh dari lingkungan. didik tentang pendidikan dengan motivasi
belajar peserta didik serta implikasinya dalam
Berkaitan dengan sekolah, persepsi peserta pelayanan bimbingan dan konseling.
didik tentang pendidikan dijelaskan sebagai
pandangan atau anggapan peserta didik Tujuan penelitian ini yaitu: (1)
mengenai pendidikan itu sendiri, bagus atau mendeskripsikan gambaran locus of control,
tidaknya pendidikan tersebut. Persepsi peserta persepsi peserta didik tentang pendidikan, dan
didik tentang pendidikan yang tidak positif motivasi belajar peserta didik, (2) menguji
akan membuat kurangnya motivasi peserta hubungan antara locus of control dengan
didik dalam belajar, begitu juga sebaliknya motivasi belajar peserta didik, (3) menguji
persepsi peserta didik yang positif tentang hubungan antara persepsi peserta didik tentang
pendidikan akan membuat motivasi belajar pendidikan dengan motivasi belajar peserta
peserta didik yang tinggi juga. Hal ini senada didik, (4) menguji hubungan antara locus of
dengan hasil penelitian dari Megawati (2015), control dan persepsi peserta didik tentang
yang menyatakan bahwa semakin positif pendidikan secara bersama-sama dengan
persepsi peserta didik, maka akan semakin motivasi belajar peserta didik.
menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi
pada peserta didik, dan semakin tidak positif METODOLOGI
persepsi peserta didik, maka akan semakin Penelitian ini menggunakan metode
capaian terhadap skor ideal adalah berada X1-Y 0,200 0,040 0,002
pada kategori tinggi. Namun demikian, masih Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Uji
Signifikansi X1 dengan Y
terdapat variasi skor dalam indikator motivasi
belajar. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai R
sebesar 0,200 yang menunjukkan koefisien
Pengujian Persyaratan Analisis Data
korelasi antara locus of control dengan
Uji persyaratan analisis yang dilakukan motivasi belajar, dengan taraf signifikan 0,002.
pada data penelitian ini adalah uji normalitas, Nilai R Square (R2) sebesar 0,040 ini berarti 4%
uji linieritas, dan uji multikolinieritas. variasi tinggi-rendahnya motivasi belajar dapat
dijelaskan oleh locus of control, sedangkan
Uji Normalitas sisanya 96% dijelaskan oleh variabel lain.
Hasil uji normalitas data menggunakan uji Hubungan antara Persepsi peserta didik
Kolmogorov-Smirnov, dengan nilai Asymp. Sig. tentang Pendidikan dengan Motivasi
locus of control sebesar 0,079, persepsi peserta Belajar
didik tentang pendidikan sebesar 0,264, dan
motivasi belajar sebesar 0,292. Berarti ketiga Hasil analisis hubungan antara persepsi
data variabel penelitian berdistribusi normal. peserta didik tentang pendidikan dengan
motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 5.
Uji Linieritas
Model R R Square Sig.
Berdasarkan hasil uji linieritas, didapatkan
X2 –Y 0,432 0,186 0,000
hasil bahwa hubungan locus of control dengan
motivasi belajar adalah linier dengan Fhitung Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Uji
Signifikansi X2 dnegan Y
(10,774) > Ftabel (3,89). Data hubungan persepsi
peserta didik tentang pendidikan dengan Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai R
motivasi belajar juga linier dengan Fhitung sebesar 0,432 yang menunjukkan koefisien
(54,722) > Ftabel (3,89). korelasi antara persepsi peserta didik tentang
pendidikan dengan motivasi belajar, dengan
Uji Multikolinieritas
taraf signifikan 0,000. Nilai R Square (R2)
Hasil uji multikolinieritas menunjukkan sebesar 0,186, ini berarti 18,6% variasi tinggi
bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara rendahnya motivasi belajar dapat dijelaskan
variabel locus of control dengan persepsi oleh persepsi peserta didik tentang pendidikan,
peserta didik tentang pendidikan, dengan nilai sedangkan sisanya 81,4% dijelaskan oleh
VIP locus of control sebesar 1,033 dan nilai variabel lain.
VIP persepsi peserta didik tentang pendidikan
sebesar 1,033 < 5. Hubungan antara Locus of Control
dan Persepsi peserta didik tentang
Hubungan antara Locus of Control Pendidikan dengan Motivasi Belajar
dan Persepsi peserta didik tentang
Hasil analisis hubungan antara locus of
Pendidikan dengan Motivasi Belajar
control dan persepsi peserta didik tentang
Hubungan antara Locus of Control pendidikan dengan motivasi belajar dapat
dengan Motivasi Belajar dilihat pada Tabel 6.
Berbagai faktor tersebut dapat sebagai dapat digunakan guru BK atau Konselor untuk
acuan oleh guru BK untuk menindaklanjuti meningkatkan motivasi belajar peserta didik
lebih lanjut hal apa yang mempengaruhi adalah layanan informasi, dengan memberikan
motivasi belajar peserta didik tersebut. Guru berbagai informasi-informasi terkait dengan
BK dapat memberikan layanan informasi, pentingnya percaya akan suatu usaha dan
konseling individual, bimbingan kelompok, hasil yang diperoleh merupakan upaya yang
konseling kelompok dan penguasaan konten dilakukan oleh diri sendiri agar peserta didik
terhadap peserta didik. menjadi pribadi yang selalu dapat memotivasi
dirinya sendiri dalam belajar.
Hubungan antara Locus of Control
dengan Motivasi Belajar Hubungan Persepsi peserta didik tentang
Pendidikan dengan Motivasi Belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus
of control memiliki hubungan yang signifikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan motivasi belajar. Temuan ini diperoleh persepsi peserta didik tentang pendidikan
berdasarkan rangkaian analisis data, yang memiliki hubungan yang signifikan dengan
menunjukkan bahwa 4% motivasi belajar motivasi belajar. Temuan ini diperoleh
dijelaskan oleh locus of control. Artinya, locus berdasarkan rangkaian analisis data, yang
of control merupakan salah satu faktor yang menunjukkan bahwa 18,6% motivasi belajar
berhubungan dengan motivasi belajar. Hal ini dijelaskan oleh persepsi peserta didik tentang
juga sesuai dengan pendapat Elliot dkk. (1996) pendidikan. Artinya, persepsi peserta didik
bahwa locus of control merupakan salah satu tentang pendidikan merupakan salah satu faktor
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. yang berhubungan dengan motivasi belajar.
Selanjutnya hal ini juga sesuai dengan hasil
penelitian dari Mugiarso dan Suharso (2013), Merujuk pada data penelitian ini dapat
yang menyatakan bahwa seseorang yang dipahami bahwa semakin positif persepsi
cenderung memiliki locus of control internal, peserta didik tentang pendidikan maka akan
berarti seseorang tersebut memiliki motivasi semakin tinggi pula motivasi belajar peserta
yang tinggi, dalam arti terdapatnya hubungan didik. Hal ini sesuai dengan temuan penelitian
yang signifikan antara locus of control dengan Megawati (2015) yang menyatakan bahwa
motivasi belajar. semakin positif persepsi peserta didik, maka
akan semakin menumbuhkan motivasi belajar
Selanjutnya, hasil penelitian ini memberikan yang tinggi pada peserta didik, dan semakin
gambaran bahwa meskipun hubungan antara tidak positif persepsi peserta didik, maka akan
locus of control dengan motivasi belajar hanya semakin rendah juga motivasi belajar peserta
4%, hal ini tidak serta merta dapat diabaikan, didik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
karena sudah terbukti bahwa locus of control salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi
akan mendorong peserta didik untuk dapat belajar adalah persepsi peserta didik tentang
meningkatkan motivasi belajarnya. pendidikan.
Oleh sebab itu, guru BK atau Konselor Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
mempunyai peranan yang cukup strategis dipahami bahwa begitu berpengaruhnya
terhadap hal ini. Guru BK atau Konselor harus persepsi peserta didik tentang pendidikan
tetap mengembangkan dan meningkatkan locus dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
of control peserta didik, agar peserta didik dapat didik. Tingginya motivasi belajar peserta didik
meningkatkan motivasi belajarnya. Melalui salah satunya dipengaruhi oleh persepsi peserta
pelayanan BK yang optimal locus of control didik tentang pendidikan. Oleh sebab itu, guru
peserta didik harus terus dikembangkan, karena BK atau Konselor perlu memahami bahwa
secara langsung berdampak pada motivasi untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
belajar peserta didik. Salah satu layanan yang didik, persepsi peserta didik tentang pendidikan
terlebih dahulu yang harus diubah menjadi lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
positif, sesuai dengan pendapat Sarwono (2012) Hal ini sesuai dengan hasil temuan penelitian
bahwa persepsi merupakan tahap awal peserta Megawati (2015) yang menyatakan bahwa
didik dalam menginterpretasikan sesuatu. Guru semakin positif persepsi peserta didik, maka
BK atau konselor dapat memberikan layanan akan semakin menumbuhkan motivasi belajar
informasi berupa pentingnya pendidikan dan yang tinggi pada peserta didik, dan semakin
apa manfaat dari pendidikan tersebut, agar tidak positif persepsi peserta didik, maka akan
peserta didik dapat meningkatkan motivasi semakin rendah juga motivasi belajar peserta
belajarnya. didik tersebut.
didik tentang pendidikan secara bersama- 5. Persepsi peserta didik tentang pendidikan
sama memiliki hubungan yang signifikan memiliki hubungan yang signifikan dengan
dengan motivasi belajar. Dengan demikian motivasi belajar di SMA Pertiwi 1 Padang.
untuk meningkatkan motivasi belajar, dapat Hasil penelitian menunjukkan koefisien
diupayakan dengan meningkatkan locus of korelasi (R) sebesar 0,432 dan R2 sebesar
control dan mengupayakan peserta didik 0,186, yang berarti bahwa 18,6% motivasi
mempunyai persepsi yang positif tentang belajar dijelaskan oleh persepsi peserta
tentang pendidikan. Guru BK atau Konselor didik tentang pendidikan.
juga berperan dalam memberikan layanan 6. Locus of control dan persepsi peserta
kepada peserta didik untuk meningkatkan didik tentang pendidikan secara bersama-
motivasi belajar peserta didik, seperti layanan sama memiliki hubungan yang signifikan
konseling individual, dengan menulusuri apa dengan motivasi belajar di SMA Pertiwi
penyebab dari rendahnya motivasi belajar 1 Padang. Hasil penelitian menunjukkan
peserta didik tersebut. Berbagai faktor selain koefisien korelasi (R) sebesar 0,449 dan
dari locus of control dan persepsi peserta didik R2 sebesar 0,202, yang berarti 20,2%
tentang pendidikan yang sudah dijelaskan di motivasi belajar dijelaskan oleh locus of
atas, dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru control dan persepsi peserta didik tentang
BK atau Konselor dalam memberikan layanan pendidikan. Artinya tinggi rendahnya
kepada peserta didik agar peserta didik dapat motivasi belajar tidak hanya dipengaruhi
meningkatkan motivasi belajarnya. oleh satu variabel saja (locus of control dan
persepsi peserta didik tentang pendidikan),
KESIMPULAN namun dipengaruhi secara bersama-sama
Berdasarkan temuan dan pembahasan oleh locus of control dan persepsi peserta
hasil penelitian, maka dapat dikemukakan didik tentang pendidikan. Atau dengan
kesimpulan sebagai berikut: kata lain dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi locus of control dan semakin positif
1. Secara rata-rata tingkat internal locus persepsi peserta didik tentang pendidikan,
of control peserta didik SMA Pertiwi 1 maka semakin tinggi motivasi belajar
Padang berada pada kategori sedang. Hal peserta didik. Hal ini berarti variabel
ini berarti internal locus of control peserta locus of control dan persepsi peserta didik
didik termasuk kategori cukup bagus. tentang pendidikan akan lebih efektif jika
2. Secara rata-rata persepsi peserta didik dikombinasikan secara bersama-sama
SMA Pertiwi 1 Padang tentang pendidikan sebagai prediktor untuk meningkatkan
berada pada kategori sangat positif. Hal motivasi belajar daripada hanya satu
ini berarti persepsi peserta didik tentang variabel saja.
pendidikan termasuki kategori sangat SARAN
bagus.
3. Secara rata-rata motivasi belajar peserta Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan,
didik SMA Pertiwi 1 Padang berada pada dan kesimpulan yang telah dikemukakan
kategori tinggi. Hal ini berarti motivasi sebelumnya, maka terdapat beberapa saran
belajar peserta didik termasuk kategori yang dapat direkomendasikan sebagai berikut:
bagus. 1. Kepada guru BK atau Konselor di
4. Locus of control memiliki hubungan yang sekolah disarankan untuk mengarahkan
signifikan dengan motivasi belajar di peserta didik yang memiliki locus of
SMA Pertiwi 1 Padang. Hasil penelitian control eksternal ke arah locus of control
menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar internal. Guru BK atau Konselor juga
0,200 dan R2 sebesar 0,040, yang berarti disarankan untuk memberikan arahan
bahwa 4% motivasi belajar dijelaskan oleh dalam meningkatkan motivasi belajar
locus of control.