Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2019

Vol. 4, No. 1, Hal 33-42

Kepemimpinan Profetik Guru Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa


SMA dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Mediator
M. Lathief Syaifussalam1, Tsabit Bisma Yunas2
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia
1
lathiefsmuhammad07@gmail.com; 2bisma.yunas16@gmail.com

Abstrak

Siswa memiliki banyak tugas yang berhubungan dengan akademik dan sangat identik dengan
tenggat waktu yang diberikan oleh guru sehingga siswa harus memiliki manajemen waktu yang
baik agar tidak prokrastinasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi
siswa, antara lain faktor internal seperti motivasi yang rendah dan kurang berminat dengan
materi. Sedangkan, faktor eksternal meliputi tingkat kesulitan tugas dan karakter mengajar
guru di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan profetik guru
terhadap perilaku prokrastinasi pada siswa dengan motivasi belajar sebagai variabel mediator
pada 70 siswa SMA di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan skala Kepemimpinan Profetik, skala Academic Procrastination Scale (APS) dan
skala motivasi belajar Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Analisis data
dilakukan dengan menggunakan teknik full model analysis dan metode Structural Equation
Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan
profetik terhadap motivasi belajar dan pengaruh motivasi belajar terhadap prokrastinasi
akademik serta pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kepemimpinan profetik
terhadap prokrastinasi akademik. Semakin tinggi kepemimpinan profetik guru, semakin tinggi
pula motivasi belajar siswa sehingga dapat menurunkan prokrastinasi akademik siswa.

Kata kunci: kepemimpinan profetik, motivasi belajar, prokrastinasi akademik

Latar Belakang dilakukan dalam mengerjakan tugas-tugas


yang berhubungan dengan kehidupan
Aktifitas peserta didik identik dengan akademik. Menurut Ilyas dan Mulyadi
tenggat waktu yang begitu banyak, dan (2017) seorang prokrastinator selain lemah
peserta didik sering melakukan dalam manajemen waktu juga mengalami
prokrastinasi dengan menunggu sampai anxiety disorder dan ketakutan untuk
menit terakhir untuk mengerjakan tugas menghadapi tugas yang didapat.
atau belajar materi ujian (Ellis dan Knaus Selanjutnya, Ferrari, Johnson, dan
dalam Moore, Randy 2008, dalam Hidayah MacCown (1995) mengungkapkan bahwa
dan Atmoko, 2014). Sedangkan, menurut seseorang yang menunda pekerjaan berarti
Fauziah (2015) prokrastinasi merupakan banyak menyia-nyiakan waktu sehingga
kecenderungan menunda untuk memulai, tugas menjadi terbengkalai dan meskipun
mengerjakan, dan mengakhiri suatu diselesaikan akan tetapi tidak maksimal.
pekerjaan. Sedangkan prokrastinasi Menurut McCloskey & Scielzo (2015),
akademik merupakan penundaan yang prokrastinasi akademik adalah

[33]
kecenderungan siswa untuk menunda Prokrastinasi akademik terjadi pada siswa
kegiatan dan aktivitas sekolah. dengan segala umur, baik dari siswa SD
sampai mahasiswa di perguruan tinggi
Menurut perkembangan sosial Erikson, Munculnya perilaku prokrastinasi sering
anak usia remaja sudah memasuki jenjang disebabkan oleh ketakutan akan kesalahan,
pendidikan formal. Pada tahapan fase ini perfeksionis, malas, serta lemahnya
anak senantiasa mencari perhatian dan motivasi belajar (Ilyas dan Mulyadi, 2017).
membutuhkan penghargaan atas karyanya.
Pada fase ini juga terdapat hal penting yang Pintrich, Schunk & Meece (2014) motivasi
sangat identik dengan individu berupa belajar dapat diartikan sebagai
belajar menyelesaikan tugas yang diberikan memunculkan usaha mental yang lebih
guru atau orang lain, timbulnya rasa selama pelajaran berlangsung dan
tanggung jawab, meningkatkan intensitas menggunakan strategi yang dapat
untuk belajar bersama, timbul perasaan menunjang proses belajar seperti
rendah diri jika kurang mampu merencanakan, mengatur dan melatih soal-
mengerjakan sesuatu dibanding dengan soal pada materi pelajaran, meninjau
temannya (Sunaryo, 2002). Jika individu tingkat pemahaman suatu materi, serta
remaja usia 12-18 tahun dengan banyaknya menghubungkan materi baru dengan
tugas akademik di sekolah tetapi ilmu/pengetahuan yang sudah dikuasai.
prokrastinasi maka akan mempengaruhi Nitami, Daharnis, dan Yusri (2015)
individu untuk menyelesaikan tugas melakukan penelitian berutujuan untuk
perkembangan pada masa yang dalam mendeskripsikan motivasi belajar,
psikoanalisis merupakan tahapan laten ini. prokrastinasi akademik, dan hubungan
antar motivasi belajar dengan prokrsatinasi
Manusia sudah mengalami perkembangan akademik mahasiswa pada siswa SMP N
kognitif tahap operasional formal sejak usia 25 Padang. Populasi penelitian sebanyak
11-15 tahun dan terus berkembang di usia 482 siswa dari kelas VII dan VIII,
selanjutnya. Pada tahapan ini identik sedangkan sample yang digunakan
dengan perencanaan dan pengambilan berjumlah 233 siswa dengan metode
keputusan, individu mulai berpikir logis proportional random sampling. Penelitian
dan menjadi idealis, merencanakan menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi
pemecahan masalah, dan menguji solusi pada siswa berhubungan positif dengan
yang dipikirkan yang oleh Piaget perilaku prokrastinasi pada siswa. Artinya,
diistilahkan sebagai penalaran hipotesis- semakin tinggi motivasi belajar siswa maka
deduktif. Hal ini menunjukkan kemampuan akan semakin rendah perilaku prokrastinasi
individu untuk menarik sebuah kesimpulan akademik siswa.
dan mengambil keputusan secara sistematis
untuk memecahkan masalah (King, 2010). Lomash (2014) melakukan penelitian
Remaja akan mengalami hambatan dalam tentang peran motivasi terhadap
proses perkembangan kognitif jika terus prokrastinasi dan menggambarkan
menerus melakukan prokrastinasi karena perbedaan motivasi antara siswa siswa
remaja tidak mampu menentukan prioritas dengan prokrastinasi tingkat rendah dan
untuk belajar mengambil keputusan tinggi. Populasi terdiri dari 400 mahasiswa
terhadap tugas akademik yang diberikan. dengan 100 mahasiswa memiliki

[34]
prokrastinasi tingkat tinggi dan 100 Selain itu, Negara saat ini menghadapi
mahasiswa memilik prokrastinasi tingkat situasi yang kompleks sehingga keperluan
rendah. Hasil mengindikasikan bahwa akan kepemimpinan yang kuat di segala
kekurangan motivasi akademik intrinsik lini dapat mutlak dibutuhkan untuk sebuah
dapat meningkatkan kemungkinan Negara yang kuat, termasuk kepemimpinan
prokrastinasi akademik. Utaminingsih & guru dalam dunia pendidikan. Meskipun
Setyabudi (2012) melakukan penelitian sulit, setidaknya kita dapat berharap pada
mengenai tipe kepribadian dan kepemimpinan yang memiliki Trilogi
prokrastinasi akademik pada siswa SMA X Kepemimpinan: keteladanan, kemauan,
Tangerang yang menggunakan responden kuat dan kompetensi, untuk
sebanyak 197 siswa dari dua kelas, kelas membangkitkan martabat dan daya saing
satu 98 responden, kelas dua 99 responden. yang lebih bermutu (Hamengku Buwono
Hasil penelitian menunjukkan bahwa X, tanpa tahun). Muhammad (2017)
berdasarkan usia, siswa paling banyak mengungkapkan bahwa, untuk menerapkan
melakukan prokrastinasi berada pada usia kepemimpinan di dalam kelas guru harus
14 tahun sebanyak 66,7%. Data lain memiliki karakter dan memahami jiwa
ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan siswa dalam rangka menentukan pola asuh
oleh Wijaya & Widodo (2013) yang dari perannya sebagai orang tua kedua agar
menunjukkan bahwa sebanyak 46 dari 68 siswa merasakan kenyamanan dalam
siswa (67,5%) SMA Negeri 1 Kayen kegiatan belajar.
termasuk dalam prokrastinasi tinggi
sedangkan 49 dari 64 siswa (76,56%) MA Hubungan kepemimpinan guru dengan
Miftahul Ulum termasuk dalam kategori motivasi belajar sudah pernah diteliti
prokrastinasi tinggi. diantaranya oleh Kasmawati (2017) yang
melakukan penelitian tentang gaya
Prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi kepemimpinan dengan motivasi belajar
oleh beberapa faktor yang menimbulkan siswa. Penelitian dilakukan dengan subjek
perilaku prokrastinasi siswa. Berdasarkan siswa SMP sebanyak 280 responden
hasil penelitian yang dilakukan oleh menggunakan teknik pengambilan data
Fauziah (2015), terdapat faktor-faktor yang random sampling. Analisis data
mempengaruhi prokrastinasi siswa, menggunakan statistic inferensial dan
diantaranya faktor internal dan eksternal. desktiptif. Peneliti menemukan bahwa
Faktor internal meliputi kondisi fisik yang terdapat pengaruh antara gaya
lelah, siswa tidak mengerti tugas yang kepemimpian dan motivasi belajar di
diberikan, siswa tidak menguasai materi kalangan siswa SMP Enrekang 5.
pelajaran, adanya rasa malas, manajemen
waktu yang buruk, kurang adanya minat Mulyana (2017) mengungkapkan bahwa
pada materi pelajaran. Sedangkan faktor kepemimpinan guru mempengaruhi
eksternal meliputi tingkat kesulitas tugas, motivasi siswa untuk belajar Penjas pada
tidak ada fasilitas penunjang untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Populasi
mengerjakan tugas, kurang memiliki penelitian ini adalah siswa SD di
referensi, tugas yang menumpuk dan Kecamatan Jepara Tahun Ajaran
karakter guru dalam mengajar termasuk 2016/2017, sedangkan sampel penelitian
kepemimpinan guru. sebanyak 30 siswa diambil secara acak

[35]
(random sampling). Metode penelitian yang jika dilihat dari sudut pandang ini maka
digunakan adalah metode deskriptif dengan prokrastinasi merupakan kebalikan dari
alat pengumpul data adalah angket. definisi tanggungjawab tersebut. Siswa
Motivasi siswa dalam belajar olahraga yang prokrastinasi, tidak memiliki prioritas
didukung oleh komponen gaya terhadap tanggung jawab (tugas) yang
kepemimpinan guru penjas sebesar 39,69% diterimanya, sehingga cenderung menunda-
dan 60,31% didukung oleh komponen lain nunda menyelesaikan tugas yang diberikan
yang tidak di teliti. bahkan terjadi pengabaian terhadap
tugasnya.
Menurut Adz-Dzakiey (dalam Budiharto &
Himam, 2006), kepemimpinan profetik Prokrastinasi akan sedikit muncul pada
adalah kemampuan individu untuk siswa jika seorang guru mampu
mempengaruhi orang lain dalam mencapai menerapkan kepemimpinan profetik dalam
suatu tujuan seperti yang dilakukan oleh proses belajar mengajar. Berdasarkan hal
para nabi dan rosul Allah SWT. Konsep tersebut, peneliti berusaha membuktikan
kepemimpinan profetik merupakan bahwa kepemimpinan profetik berpengaruh
kepemimpinan berdasarkan sudut pandang terhadap perilaku prokrastinasi akademik
agama islam yang diterapkan pada pada siswa dengan motivasi belajar sebagai
kehidupan sehari-hari. Menurut Zainuddin variable moderator.
& Mustaqim (dalam Budiharto & Himam,
2006), islam mengajarkan bahwa Metode Penelitian
kepemimpinan dipandang sebagai sebuah Penelitian ini menggunakan subjek
tugas atau amanah, ujian dan tanggung sebanyak 70 siswa SMA sederajat dengan
jawab dari Tuhan dan pelaksanaannya rentang usia berkisar antara 16-18 tahun.
dipertanggung jawabkan kepada sesama Subjek terdiri dari kelamin laki-laki dan
manusia (bersifat horizontal-formal) dan perempuan. Peneliti mengumpulkan data di
Allah SWT (bersifat vertikal-moral). Jadi, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
pelaksanaan kepemimpinan ditujukan Proses pengambilan data dilakukan dengan
kepada dunia dan akhirat. menyebarkan skala kepada subjek dalam
Tidak jauh dari hal tersebut, bentuk angket. Skala yang digunakan
Mansyur (2013) juga mengusulkan adalah skala likert.
Personal Prohpetic Leadership sebagai Penelitian ini menggunakan tiga skala,
model kepemimpinan baru yang berbasis yaitu skala kepemimpinan profetik yang
ruhaniah individu sebagai solusi alternatif diadaptasi dari alat ukur yang
permasalahan korupsi dan pendidikan dikembangkan oleh Budiharto & Himam
karakter demi meningkatkanya moralitas (2006), skala APS (Academic
bangsa. Sedangkan, menurut Maemonah Procrastinartion Scale) yang diadaptasi dari
(2012) pendidikan karakter sangat erat alat ukur yang dikembangkan oleh
kaitannya dengan enam macam kepribadian McCloskey & Scielzo (2015) dan skala
positif salah satunya adalah tanggungjawab MSLQ (Motivated Strategies for Learning
(resnposbility). Artinya, siswa menyadari Questionnaire) Pintrich & De Groot (dalam
sepenuhnya akan tanggung jawab, disiplin, Nausheen, 2016) yang diadaptasi oleh
dan melakukan yang terbaik. Selanjutnya, Yunas & Rachmawati (2018). Skala

[36]
pertama adalah skala kepemimpinan yaitu endogen (independent) dan eksogen
profetik yang disusun oleh Budiharto & (dependent) (Sholiha dan Salamah, 2015).
Himam (2006). Penyusunan item
berdasarkan aspek-aspek kepemimpinan Hasil dan Pembahasan
profetik, yaitu shiddiq, amanah, tabliq dan Berdasarkan uji normalitas pada
fathonah. Skala ini terdiri dari 20 item model structural equation modeling (SEM)
dengan enam item negatif atau item pada table 1 didapatkan bahwa nilai critical
unfavorable. Skala kedua adalah skala APS ratio (c.r) sebesar -0,882. Karena nilai c.r
(Academic Procrastinartion Scale) yang terletak diantara -2.58 sampai 2.58, maka
disusun oleh McCloskey & Scielzo (2015). dapat disimpulkan data terdistribusi normal
Item disusun berdasarkan aspek mulitivariate.
prokrastinasi, yaitu keyakinan psikologis
mengenai kemampuan, pengalihan atau Model ini menjelaskan pengaruh
gangguan perhatian, faktor sosial, kepemimpinan profetik terhadap
manajemen waktu, inisiatuf diri dan prokrastinasi akademik dengan motivasi
kemalasan. Skala ini terdiri dari 25 item belajar sebagai mediatornya. Pengaruh
dengan 5 item negatif. Skala ketiga adalah kepemimpinan profetik terhadap
skala MSLQ (Motivated Strategies for prokrastinasi akademik akan terlihat
Learning Questionnaire) yang disusun oleh melalui mediasi oleh variabel motivasi
Pintrich (2014). Item disusun berdasarkan belajar. Pada full model ini variabel
aspek motivasi belajar, yaitu komponen motivasi belajar dan variabel
harapan (pengendalian belajar, efikasi diri kepemimpinan profetik sebagai variabel
dalam belajar dan performa), komponen endogenous sedangkan variabel
nilai (orientasi tujuan intrinsik, orientasi prokrastinasi akademik sebagai variabel
tujuan ekstrensik dan nilai tugas) dan exogenous. Variabel motivasi belajar juga
komponen reaksi afeksi. Skala ini terdiri merupakan variabel exogenous karena
dari 23 item. menjadi mediator yang dipengaruhi oleh
variabel kepemimpinan profetik.
Setelah data diperoleh, peneliti melakukan
analisis dengan menggunakan teknik full Berdasarkan gambar 1 dan tabel 2, dapat
model analysis. Melalui program tersebut, dilihat bahwa nilai beta motivasi belajar
analisis data menggunakan metode sebesar 0.34 dan nilai signifikansi
structural equation modeling (SEM). kepemimpinan profetik sebesar 0.003
Stucture equation modelling (SEM) (p<0.05) yang berarti signifikan. Nilai
merupakan metode yang digunakan untuk tersebut menunjukkan bahwa
menggambarkan keterkaitan antara variable kepemimpinan profetik secara efektif
pengamatan (observe variable) dengan mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini
variable yang tidak dapat diamati (variable sejalan dengan temuan Kawar (2012) yang
laten). Hal tersebut dilakukan karena mengungkapkan bahwa kepemimpinan
variable laten tidak dapat diamati atau dalam mengajar guru meningkatkan
diukur secara langsung kecuali dengan pembelajaran. Pengajar yang memiliki
melalui pengukuran beberapa indicator. kualitas kepemimpinan yang tinggi dapat
Dalam SEM terdapat dua tipe variable memberikan pengaruh terhadap proses
pembelajaran karena mampu menetapkan

[37]
arah yang jelas sehingga siswa dapat maka semakin meningkat motivasi siswa
tergerak untuk mengikuti pembelajaran untuk belajar. Putra (2011)
secara efektif. mengungkapkan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah juga mempengaruhi
Pada gambar 1 dan tabel 3 juga dapat motivasi belajar siswa. Maka dari itu,
dilihat bahwa sumbangan efektif pengaruh Kepemimpinan profetik ini tentu akan lebih
kepemimpinan profetik sebesar 0.12 yang efektif jika diterapkan oleh guru yang
artinya sumbangan efektif dari mengajar di kelas.
kepemimpinan profetik terhadap motivasi
belajar sebesar 12%. Selaras dengan yang Dapat juga dilihat pengaruh motivasi
diungkapkan oleh Mulyana (2017) bahwa belajar terhadap prokrastinasi akademik
gaya kepemimpinan guru mempengaruhi dengan nilai signifikan sebesar 0.000
motivasi belajar siswa, artinya semakin (p<0.01) dan nilai beta sebesar -0.10 yang
bagus penerapan gaya kepemimpinan guru artinya sangat signifikan, namun

[38]
berkorelasi negatif. Selain itu, dapat juga berorganisasi. Begitu juga sebaliknya,
dilihat sumbangan efektif pengaruhnya semakin rendah motivasi belajar maka
sebesar 0.21 yang artinya sumbangan prokrastinasi akademik mahasiswa akan
efektif dari motivasi belajar terhadap semakin tinggi.
penurunan prokrastinasi akademik sebesar
21%. Tanda negatif pada nilai beta Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
mengiindikasikan bahwa hubungan dapat diketahui bahwa kepemimpinan
variabel motivasi belajar berbanding profetik dapat secara langsung
terbalik dengan variabel prokrastinasi. Hal mempengaruhi prokrastinasi akademik.
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Pengaruh dari kepemimpinan profetik
motivasi belajar maka semakin rendah terhadap prokrastinasi akademik dapat
prokrastinasi akademik. dilihat pada tabel 3 dengan nilai
signifikansi sebesar -0,035 (p<0,05) dan
Hasil analisis tersebut sejalan dengan niai beta sebesar -0.42 artinya sangat
temuan Senecal dkk., (1995) yang signifikan, namun berkorelasi negatif. Hal
mengungkapkan bahwa Prokrastinasi ini dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
akademik lebih dari sekadar masalah profetik memiliki peran langsung (direct
manajemen waktu, tetapi juga masalah effect) dan peran tidak langsung (indirect
motivasi internal. Hal ini senada dengan effect).
hasil penelitian William, Stark & Foster
(2008) yang mengungkapkan bahwa Demi meningkatkan kualitas pendidikan,
motivasi memiliki peran terhadap kepemimpinan profetik sangat perlu
munculnya prokrastinasi akademik. diinternalisasikan dalam pendidikan.
Individu yang memiliki motivasi rendah Internalisasi yang dimaksud adalah berupa
dalam hal mengerjakan tugas akan sebuah upaya untuk memasukkan nilai-
cenderung memunculkan perilaku nilai baik yang sebelumnya berada di luar
prokrastinasi akademik. Begitu juga atau belum mendapatkan perhatian khusus
sebaliknya, individu yang memiliki (Fadhli, 2018). Sedangkan, menurut
motivasi tinggi, cenderung tidak akan Muhammad (2015) individu dengan
memunculkan prokrastinasi akademik yang kepemimpinan profetik merupakan
dapat mengganggu aktivitas. Selain itu, individu yang mampu mensinergikan
motivasi yang rendah masuk dalam factor kualitas personal, spiritualitas keagamaan,
psikologis yang mempengaruhi siswa untuk proses pengambilan keputusan, dan
memunculkan perilaku prokrastinasi keterampilan manajerial dalam bentuk
(Candara, Wibowo & Setyowani, 2014). perilaku kepemimpinan profetik. Maka dari
Selanjutnya, Rachmah, Mayangsari & itu, pengaruh kepemimpinan profetik dalam
Kabar (2015) juga mengungkapkan bahwa penelitian ini terbukti mampu
semakin tinggi motivasi belajar maka akan meningkatkan motivasi belajar dan juga
semakin rendah juga prokrastinasi menurunkan perilaku prokrastinasi pada
akademik mahasiswa yang aktif siswa.

[39]
Makalah ini merupakan hasil penelitian sampel dilakukan dengan metode purposive
dari pengembangan kepemimpinan profetik sampling yaitu siswa SMA atau sederajat di
dalam dunia pendidikan yang bahkan saat Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini
ini masih jarang diaplikasikan. Seperti menggunakan metode analisis structural
beberapa penelitian sebelumnya yang telah equation modelling (SEM), hasil
dilakukan, penelitian tentang menunjukkan bahwa kepemimpinan
kepemimpinan profetik dilakukan dalam profetik memiliki pengaruh negative
ranah organisai ndustri diantaranya yaitu terhadap prokrastinasi akademik siswa
asesmen kepemimpinan profetik digunakan dengan motivasi belajar sebagai variabel
sebagai salah satu metode fit and proper mediator. Artinya, kepemimpinan profetik
test calon rektor sebuah perguruan tinggi dapat secara langsung mempengaruhi
swasta pada tahun 2008 dan 2013, calon prokrastinasi akademik. Selain itu,
direktur rumah sakit swasta tahun 2009, kepemimpinan profetik juga dapat secara
dan calon pejabat di suatu kementerian tidak langusng mempengaruhi prokrastinasi
pada tahun 2014. Selanjutnya dilakukan akademik melalui variabel motivasi belajar
juga Intervensi psikologis berdasarkan sebagai variabel mediator. Sehingga, dapat
kepemimpinan profetik oleh Andansari dkk disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan
(2010) yang menyimpulkan bahwa profetik dan motivasi belajar bersama-sama
pelatihan kepemimpinan profetik dapat memiliki pengaruh negative terhadapt
meningkatkan kemampuan memecahkan prokrastinasi akdemik, semakin tinggi
masalah pada karyawan koperasi jasa kepemimpinan profetik dan motivasi
keuangan syariah di Jawa Tengah. belajar maka semakin rendah prokrastinasi
Kuswanto dan Rasyid (2013) akademik pada siswa.
menemukan bahwa pelatihan
kepemimpinan profetik dapat Daftar Pustaka
meningkatkan kemampuan manajerial
Budiharto, S. & Himam, F. (2006).
karyawan koperasi jasa keuangan syariah
Konstruk Teoritis dan Pengukuran
di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepemimpinan Profetik. Jurnal
Sedangkan, Kumolohadi dan Budiharto
Psikologi. 33 (2).
(2013) menngungkapkan bahwa konseling
Candra, U.,Wibowo M.E.,& Setyowani N
kepemimpinan profetik dapat
(2014). Faktor-Faktor Penyebab
meningkatkan karakter anti korupsi pada
Prokrastinasi Akademik Siswa
pejabat Pemerintah Daerah X (Budiharto,
Kelas XI SMA Negri 1 Kabupaten
2015).
Temanggung. Indonesian Journal
Simpulan Of Guidance and Counseling:
Theory and Application, 3(3), 66-72
Berdasarkan penelitian tentang
prokrastinasi akademik, pengambilan
[40]
Fauziah, H. H. (2015). Faktor-faktor yang Mulyana, N. (2017). Hubungan Gaya
Mempengaruhi Prokrastinasi Kepemimpinan Guru dalam
Akademik pada Mahasiswa Meningkatkan Motivasi Belajar
Fakultas Psikologi UIN Sunan Penjas pada Siswa Sekolah Dasar.
Gunung Djati Bandung. McCloskey, J. & Scielzo, S. A. (2015).
Psympathic, Jurnal Ilmiah Finally!: The Development and
Psikologi. 2 (2). 123-132. Validating of the Academic
Fadhli, M (2018). Internalisasi Nilai-Nilai Procrastination Scale.
Kepemimpinan Profetik Dalam Maemonah (2012) Aspek-Aspek
Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Karakter. Forum
Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Tarbiyah. 10(1), 30-42
Agama Islam, 10(2), 116-127 Mansyur, AY (2013) Personal Phropetic
Hidayah, N & Atmoko, Adi.2014. Leadership Sebagai Model
Landasan Sosial Budaya dan Pendidikan Karakter Intrinsik Atasi
Psikologis Pendidikan: Terapannya Korupsi. Jurnal Pendidikan
di Kelas. Malang: Penerbit Gunung Karakter.3(1), 15-27
Samudera. Hlm 40. Muhammad, Nik N.M (2015) Prophetic
Hamengku Buwono X, S.S. (tanpa tahun). Leadership Model: Conceptualizing
Kepemimpinan Nasional yang Kuat a Prophet’s Leadership Behaviour,
yang Mampu Membangkitkan LeaderFollower Mutuality and
Martabat Bangsa. diakses 26 Maret Altruism to Decision Making
2019 dari Quality. Europan Journal of
http://www.stialan.ac.id/artikel/artik Interdisciplinary Studies, 3(1) 93-
el%20sultan%20HB.pdf 106
Ilyas, Muhammad dan Suryadi (2017) Nitami, M., Daharnis, D. & Yusri, Y.
Perilaku Prokrastinasi Akademik (2015). Hubungan Motivasi Belajar
Siswa di SMA Islam Terpadu (It) dengan Prokrastinasi Akademik
Boarding School Abu Bakar Siswa. 4 (1).
Yogyakarta. Jurnal an-Nida’. Nausheen, M. (2016). An Adaptation of the
4(1)71-81. Motivated Strategies for Learning
Kasmawati. (2017). Pengaruh Questionnare (MSLQ) for
Kepemimpinan Guru terhadap Postgraduate Students in Pakistan:
Motivasi Belajar Peserta Didik di Results of an Exploratory Factor
SMP Negeri 5 Enrekang. Jurnal Analysis. Bulletin of Education and
Idaarah. 1 (2). Research. 38 (1). 1-16.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Pintrich, P. R, Schunk, D. H., & Meece, J.
Sebuah Pandangan Apresiatif. L. (2014). Motivation in Education:
Jakarta: Salemba Humanika. Hlm Theory, Research, and Applications,
164. Fourth Edition. USA: Pearson
Lay, Clary H. 1992. Trait procrastination Education Limited.
and the perception of person task Putra, M. Dwi Ari (2011) Pengaruh gaya
characteristics. Journal of social kepemimpinan Kepala Sekolah
behavior and personality. 7(4) 483- terhadap motivasi belajar siswa SD
484.

[41]
Darul Ulum Bungurasih. Thesis Jurnal Sains dan Seni ITS. 4 (2),
IAIN Sunan Ampel, Surabaya 2337-3520
Rachmah, D. N, Mayangsari, M. D & Sunaryo.2002. Psikologi Untuk
Akbar, S. N. (2015). Motivasi Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Belajar sebagai Mediator Hubungan Buku Kedokteran EGC. Hlm 52.
Kecerdasan Adversitas dan Senecal, C., Koestner, R., & Vallerand, R.J.
Prokrastinasi Akademik pada (1995). Self Regulation and
Mahasiswa yang Aktif Academic Procrastination. The
Berorganisasi. Cakrawala Journal of Social Psychology, 135
Pendidikan. 2. (5), 607-619.
Sholiha, E.U & Salamah, M (2015). Utaminingsih, S. & Setyobudi, I. (2012).
Structural Equation Modeling- Tipe Kepribadian dan Prokrastinasi
Partial Least Square untuk Akademik pada Siswa SMA “X”
Pemodelan Derajat Kesehatan Tangerang. Jurnal Psikologi. 10 (1).
Kabupaten/Kota di Jawa Timur Wijaya, M. S & Widodo, P. B. (2013).
(Studi Kasus Data Indeks Studi Perbedaan Prokrastinasi
Pembangunan Kesehatan Akademik ditinjau dari Jenis
Masyarakat Jawa Timur 2013). Pendidikan pada Siswa Setingkat
SMA di Kayen Pati.

[42]

Anda mungkin juga menyukai