Anda di halaman 1dari 11

ISSN: 2338-1027 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

Februari 2013

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI


BELAJAR SISWA KELAS X PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS
PORTOFOLIO

A Saefullah1*, P Siahaan2, I M Sari3


1
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesian
e-mail : asep.eful14@ovi.com
2
Jurusan pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesian

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil pra-penelitian yang menunjukan bahwa siswa belum memiliki sikap
kemandirian belajar yang baik. Kurang baiknya sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa diyakini akan
berpengaruh pada kurang baiknya pretasi belajar yang diraihnya. Sikap kemandirian belajar akan
membentuk sikap inisistif, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kepercayaan diri dalam belajar, serta
kemampuan mengevaluasi hasil belajar. Sikap-sikap yang terdapat dalam kemandirian belajar merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa dengan prestasi belajar yang
diraihnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yang mendeteksi sejauh mana variansi
sikap kemandirian belajar berkaitan dengan dengan variansi prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan
skala sikap untuk mengukur sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa dan soal objektif berbentuk pilihan
ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan positif
(searah) yang signifikan (berarti) antara sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar. Ini berarti, semakin
baik sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang diraih
siswa.
ABSTRACT

The study is motivated from the pre-study that shows that students do not have a good attitude to learn
independence. Less favorable attitudes students have learned independence believed to affect less
favorable interpretation of learning achieved. The attitude of self study will establish a settlement attitude,
responsibility, discipline, and confidence in learning, and the ability to evaluate learning outcomes. Attitudes
contained in the independent learning are all factors that affect student achievement obtained. This study
aimed to determine the relationship between independent learning attitude the student has achieved the
learning achievements. Type of research is a correlation study to detect the extent of the variance of the
attitude of learning independence in relation to academic achievement variance. This study used an attitude
scale to measure attitudes students have learned independence and objective multiple-choice questions to
measure student achievement. The results showed that there is a positive relationship (unidirectional)
significantly (mean) between the attitude of self learning and academic achievement. This means, the better
the attitude of the student learning independence, it will be better the learning achievement of students
achieved. The attitude of independence study accounted for 40.96% of the students achieved the learning
achievement.
2013 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

Keywords: learning achievement, self learning attitude.

PENDAHULUAN (Undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun


2003). Lebih lanjut mengenai fungsi dan tujuan
Pendidikan merupakan usaha sadar pendidikan nasional yang terdapat dalam
dan terencana untuk mewujudkan suasana undang-undang sistem pendidikan nasional
belajar dan proses pembelajaran agar peserta nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa :
didik secara aktif mengembangkan potensi Pendidikan nasional berfungsi
dirinya untuk memiliki pengendalian diri, mengembangkan kemampuan dan
kepribadian, kecerdasan, dan keterampialan membentuk watak serta peradaban bangsa
proses yang diperlukan dalam kehidupan yang bermartabat dalam rangka
A. Saefullah, dkk, - Hubungan Antara Sikap kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar 27

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan secara mandiri untuk mempelajari fisika. Hal
untuk berkembangnya potensi peserta didik lain yang menujukan inisistif belajar yang
agar menjadi manusia yang beriman dan dimiliki siswa masih sangat rendah adalah
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dari data yang menunjukan bahwa sebelum
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mata pelajaran fisika dimulai, hanya 9,1%
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara siswa yang mempelajari materi fisika terlebih
yang demokratis serta bertanggung jawab. dahulu.
Salah satu fungsi dan tujuan pendidikan Hasil pra-penelitian di atas menunjukan
nasional yang diuraikan di atas adalah terdapat permasalahan yang menunjukan
membentuk individu yang mandiri, utamanya bahwa siswa cenderung memiliki sikap
kemandirian dalam belajar. Kemandirian kemandirian belajar yang kurang baik. Kurang
belajar telah menjadi salah satu aspek sikap baiknya sikap kemandirian belajar yang dimiliki
dalam pendidikan karakter. Lebih khusus siswa mengindikasikan kurang baiknya inisiatif
mengenai sikap kemandirian belajar, siswa dalam belajar, kurang baiknya
pemerintah dalam peraturan menteri nomor 41 kedisiplinan siswa dalam belajar, kurang
tahun 2007 menjelaskan bahwa sikap baiknya rasa kepercayaan diri siswa dalam
kemandirian belajar suatu sikap yang dimiliki belajar, serta kurang baiknya tanggung jawab
individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri siswa dalam belajar. Dengan kurang baiknya
dalam upaya menginternalisasi pengetahuan inisistif, tanggung jawab, kedisiplinan, dan
tanpa tergantung atau mendapat bimbingan kepercayaan diri dalam belajar diyakini akan
langsung dari orang lain. Lebih lanjut mengenai berpengaruh pada kurang baiknya hasil belajar
sikap kemandirian belajar. Listyani (2008) yang akan diraih siswa. Hal tersebut terlihat
menjelaskan bahwa terdapat enam buah dari kurang baiknya hasil belajar pada ranah
indikator sikap kemandirian belajar, yaitu : (1) kognitif yang diperoleh siswa, khususnya pada
Ketidaktergantungan terhadap orang lain, (2) mata pelajaran fisika. Secara umum, hasil
Memiliki kepercayaan diri, (3) Berperilaku belajar siswa pada ranah kognitif dalam mata
disiplin, (4) Memiliki rasa tanggung jawab, (5) pelajaran fisika mendapatkan peringkat
Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan (6) terbawah jika dibandingkan dengan hasil
Melakukan kontrol diri. belajar siswa pada mata pelajaran lainnya.
Hasil studi pra-penelitian yang dilakukan Sikap kemandirian belajar yang berpengaruh
di kelas X di salah satu sekolah menengah terhadap hasil belajar juga telah diteliti oleh
negeri di kota Bandung mengenai sikap Tahar. Dalam penelitiannya, Tahar (2006:100)
kemandirian belajar siswa saat mengikuti meyimpulkan bahwa semakin tinggi sikap
program pembelajaran fisika, menunjukan kemandirian belajar seseorang, maka akan
bahwa: memungkinkannya untuk mencapai hasil
1. Tanggung jawab dalam belajar yang dimiliki belajar yang tinggi.
siswa masih kurang baik, hal ini nampak Penelitian sebelumnya yang dilakukan
terlihat dari data yang menunjukan bahwa Tahar, menggunakan sampel peneltiian yaitu
hanya sekitar 36,4% siswa yang merasa mahasiswa pada pendidikan jarak jauh yang
dirinya secara penuh memperhatikan proses secara logika harus memiliki sikap kemandirian
pembelajaran. Selain itu, dalam hal belajar. Kaitannya dengan sikap kemandirian
mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR) belajar pada siswa, dewasa ini siswa dituntut
yang diberikan guru, hanya sekitar 15,1% untuk memiliki sikap kemandirian belajar yang
siswa bertanggung jawab secara penuh baik seperti yang telah dicanangkan
mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR), pemerintah dalam bentuk pendidikan karakter.
2. Masih sangat kurangnya rasa kepercayaan Sikap kemandirian belajar pada diri siswa
diri yang dimiliki siswa saat saat mengikuti melalui pendidikan karakter diyakini akan
proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari berdampak pada hasil belajar yang akan diraih
data bahwa hanya 6,1% siswa yang secara siswa, khusunya hasil belajar pada ranah
aktif mengituti proses pembelajaran. kognitif yang dikenal dengan istilah prestasi
3. Sikap inisiatif dalam belajar yang dimiliki belajar. Untuk itu, dalam penelitian ini akan
siswa masih sangat rendah, hal ini terlihat diteliti mengenai sikap kemandirian belajar
dari data bahwa ketika tidak ada tugas yang dimiliki siswa, prestasi belajar yang
pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, diperoleh siswa, dan hubungan antara sikap
hanya sekitar 9,1% siswa yang berinisiatif
28 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

kemandirian belajar yang dimiliki siswa dengan mana hubungan antara sikap kemandirian
prestasi belajar yang diraihnya. belajar yang dimiliki siswa dengan prestasi
Siswa kelas X (sepuluh) dipilih sebagai belajar yang diperoleh siswa. Berikut
sampel penelitian. Selain karena siswa kelas X merupakan desain penelitian yang digunakan
telah mengikuti program pendidikan karakter dalam penelitian ini :
dalam bentuk latihan kepemimpinan siswa,
siswa kelas X juga berada pada rentang usia
15-16 tahun, yaitu usia remaja. Menurut Sikap
Kemandirian Prestasi
Erikson (Hurlock, 1994:208) dalam Aisah Belajar (Y)
Belajar (X)
(2011:3) mengungkapkan pencapaian
kemandirian merupakan isu sentral bagi
remaja, karena esensi dari kemandirian adalah Keterangan : koefisien korelasi
kecakapan dalam mengambil keputusan dan
bertanggung jawab. Gambar 1. Desain Penelitian
Untuk menunjang penelitian mengenai
Hubungan antara Sikap Kemadirian Belajar Penelitian ini menggunakan dua jenis
dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X, digunakan intrumen, yaitu tes dan nontes.
pembelajaran berbasis portofolio. 1. Tes
Pembelajaran berbasis portofolio dipilih karena Tes yang digunakan dalam penelitian
pembelajaran ini juga dipercaya berkontribusi terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan
terhadap pembentukan dan peningkatan sikap ganda. Tes dilakukan dua kali, yaitu
kemandirian belajar pada diri siswa. Seperti sebelum perlakuan (Pre-test) dan setelah
diungkapkan oleh Trianto (2010:282) yang perlakuan (Post-test). Tes digunakan untuk
menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis keperluan mengetahui prestasi serta
portofolio dapat memberikan konstribusi yang prestasi dan peningkatan prestasi belajar
baik dalam upaya pembentukan sikap siswa.
kemandirian belajar pada diri siswa. Sikap 2. Non-tes
kemandirian belajar yang dapat dibentuk a. Skala sikap
diantaranya ketidakbergantungan pada orang Instrumen non-tes berupa skala sikap
lain, tanggung jawab, kemampuan kemandirian belajar terdiri dari 6 (enam)
mengevaluasi diri sendiri, serta berprilaku atas buah indikator sikap kemandirian belajar,
inisiatif sendiri dalam belajar. yaitu : (1) Ketidaktergantungan terhadap
Dari beberapa uraian di atas, maka dipilihlah orang lain, (2) Memiliki kepercayaan diri, (3)
suatu judul penelitian, yaitu Hubungan antara Berperilaku disiplin, (4) Memiliki rasa
Sikap Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar tanggung jawab, (5) Berperilaku
Siswa Kelas X pada Pembelajaran Fisika berdasarkan inisiatif sendiri, dan (6)
Berbasis Portofolio. Melakukan kontrol diri. Dalam penelitian ini,
instrumen non-tes berupa skala sikap
METODE diambil dari jurnal pengembangan instrumen
sikap kemandirian belajar yang ditulis oleh
Penelitian ini menggunakan metode Listyani (2008) seperti ditunjukkan pada
penelitian deskriptif dengan jenis penelitian tabel 1.
korelasi. Penelitian korelasi merupakan b. Lembar observasi
penelitian yang mendeteksi sejauh mana Lembar observasi berguna untuk
variansi-variansi pada suatu faktor berkaitan mengetahui aktivitas guru dan siswa selama
dengan dengan variansi-variansi pada suatu proses pembelajaran fisika berbasis
atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien portofolio dilangsungkan.
korelasi (Panggabean, 1996:21). Aspek utama
dalam penelitian ini adalah mengetahui sejauh
A. Saefullah, dkk, - Hubungan Antara Sikap kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar 29

Tabel 1. Kisi-kisi skala sikap kemandirian belajar


Indikator Kemandirian Belajar

Pernyataan Nomor

Ketidaktergantungan terhadap Saya belajar di bawah kendali orang lain 1 (-)


orang lain
Saya meningkatkan prestasi belajar 4 (-)
karena dorongan dari orang lain.
Saya memilih sendiri strategi belajar saya. 6 (+)

Saya menyelesaikan tugas-tugas sekolah 16 (+)


sesuai dengan kemampuan saya sendiri.
Memiliki kepercayaan diri Saya memiliki keyakinan dapat mencapai 8 (+)
tujuan belajar saya.
Saya tidak memiliki keyakinan bahwa saya 10 (-)
mampu mengatasi masalah atau
hambatan yang saya hadapi dalam
kegiatan belajar saya.
Saya berani menyampaikan pendapat 17 (+)
yang berbeda dari pendapat orang lain.
Berperilaku disiplin Saya senantiasa membuat perencanaan 11 (+)
atas kegiatan belajar saya.
Saya tidak berusaha hadir di kelas tepat 12 (-)
waktu
Saya senantiasa mengumpulkan tugas- 18 (+)
tugas sekolah tepat waktu.
Memiliki rasa tanggung jawab Saya memacu diri untuk terus semangat 7 (+)
dalam belajar.
Saya tidak berusaha melaksanakan 13 (-)
rencana kegiatan belajar saya sebaik
mungkin.
Saya mampu memfokuskan perhatian 14 (+)
dalam kegiatan pembelajaran.
Berperilaku berdasarkan inisiatif Saya berpendapat secara sadar atas 2 (+)
sendiri keinginan saya sendiri.
Saya bertindak secara sadar atas 3 (+)
kehendak saya sendiri.
Saya tidak merencanakan sendiri kegiatan 5 (-)
belajar saya
Saya mengerjakan sosal-soal latihan, 20 (+)
meskipun bukan sebagai tugas sekolah.
Melakukan kontrol diri Saya yakin bahwa aktifitas belajar saya 9 (+)
pada akhirnya berdampak pada diri saya
sendiri.
Saya tidak mengevaluasi hasil belajar 15 (-)
saya.
Saya mencermati kenaikan dan 19 +)
penurunan hasil belajar yang saya
peroleh.
30 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

Untuk mengetahui hubungan sikap Tabel 2. Tabel Kontinegnsi 2x2


kemandirian belajar dan prestasi belajar
siswa kelas X pada pembelajaran fisika Prestasi Belajar
berbasis portofolio, dilakukan langkah-
langkah seperti berikut (Panggabean, Sikap Kelom Kelom- Total
1996:121) : Kemandiri -pok pok
1. Menguji Normalitas data yang akan -an Atas Bawah
dikorelasikan Belajar
Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui normalitas distribusi skor sikap
Kelompok A B A+B
kemandirian belajar dan prestasi belajar.
Positif
Jika data kedua variabel (sikap kemandirian
belajar dan presatasi belajar) terdistribusi Kelompok C D C+D
normal, maka langkah selanjutnya adalah Negatif
menguji kelinearan antar dua variabel
tersebut melalui uji linearitas regresi. Total A+C B+D A+B+
Namun, apabila data pada kedua atau salah C+D
satu variabel tidak terdistribusi normal,
maka langkah berikutnya adalah
menghitung koefisien korelasi dengan
menggunakan teknik Phi Coeficient (). 3. Menghitung koefisien korelasi dengan
2. Menguji Linieritas Regresi persamaan seperti berikut ini.
Uji linearitas regresi dilakukan jika (2)
data sikap kemandirian belajar dan prestasi
belajar terdistribusi normal. Jika hasil uji Nilai korelasi r hasil perhitungan
linearitas menunjukan bahwa persamaan (rhitung) kemudian dikonsultasikan dengan
garis regresi linear, maka teknik nilai korelasi r pada tabel. Jika rhitung lebih
perhitungan koefisien korelasi besar rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa
menggunakan teknik korelasi product terdapat hubungan yang positif (searah)
moment. Namun, apabila hasil uji linearitas antara sikap kemandirian belajar siswa dan
regresi menunjukan persamaaan garis prestasi belajar siswa. Sebalikannya, jika
regresi tidak linear, maka teknik perhitungan rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel, maka
koefisien korelasi menggunakan Phi dapat disimpulkan bahwa terdapat
Coeficient. hubungan korelasional yang negatif
3. Menghitung koefisien korelasi (berbanding terbalik) antara sikap
a. Korelasi Product Moment kemandirian belajar siswa dengan prestasi
Dalam penelitian ini, berikut belajar siswa. Kriteria nilai koefisien
persamaan teknik koefisien korelasi korelasi dapat diinterpretasikan pada
Product Moment yang akan tabel 3 berikut ini :
dipergunakan :
(1) Tabel 3. Interpretasi koefisien korelasi
b. Korelasi Phi Coeficient () Nilai r Interpretasi
Untuk menghitung koefisien
korelasi menggunakan teknik Phi 0,80 r 1,00 Sangat Tinggi
Coeficient (), diperlukan langkah-
langkah seperti berikut : 0,60 r 0,80 Tinggi
1. Membuat variabel yang akan
dikorelasikan menjadi variabel yang 0,40 r 0,60 Cukup
diskrit yang teridir dari dua kategori
menggunakan teknik mean (rat-rata). 0,20 r 0,40 Rendah
2. Membuat tabel kotingensi 2x2 seperti
terlihat pada tabel 2 berikut ini. 0,00 r 0,20 Sangat Rendah
A. Saefullah, dkk, - Hubungan Antara Sikap kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar 31

4. Menguji Signifikasi Koefisien Korelasi Hasil pengolahan data menunjukan


Uji signifikasi nilai koefisien korelasi bahwa skor terendah untuk sikap kemandirian
menggunakan teknik perhitungan korelasi belajar sebesar 61, skor tertinggi sebesar 88,
Product Moment, menggunakan persamaan skor rata-rata sebesar 74,94. Untuk lebih
seperti berikut : jelasnya, berikut distribusi skor sikap
kemandirian belajar terlihat seperti tabel 4 :
(3)
Nilai uji-t kemudian dikonsultasikan dengan t- Tabel 4. Distribusi skor sikap kemandirian
hitung pada tabel. Jika nilai , belajar
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Interval Siswa % Interpretasi
signifikasi hubungan antara sikap kemandirian
61-65 5 16,13% Dibawah rata-
belajar dan prestasi belajar, dan berlaku
rata
sebaliknya. 66-70 5 16,13%
Apabila teknik perhitungan koefisien
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi 71-75 7 22,58% Rata-rata
Phi Coeficient, maka uji signifikasi dilakukan
melalui persamaan berikut : 76-80 6 19,35% Diatas rata-
(4) rata
81-85 4 12,90%
Nilai hasil perhitungan ( ) kemudian
dibandingkan dengan nilai pada tabel. Jika 86-90 4 12,90%
nilai , maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat signifikasi hubungan Kelompok rata-rata merupakan kelompok siswa
korelasional antara sikap kemandirian belajar yang memiliki skor sikap kemandirian belajar
dan prestasi belajar, begitupun sebaliknya. disekitar skor rata-rata, yaitu sebesar 74,94.
Adapun untuk mengetahui seberapa Sikap kemandirian belajar pada penelitian
besar kontribusi sikap kemandirian belajar ini terdiiri dari enam buah indikator, yaitu : (1)
terhadap prestasi belajar, digunakan Ketidaktergantungan pada orang lain, (2)
persamaan koefisien determinasi yaitu, Memiliki kepercayaan diri, (3) Berperilaku
. Besar nilai koefisien determinasi disiplin, (4) Memiliki rasa tanggung jawab, (5)
menunjukan kontribusi sikap kemandirian Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan (6)
belajar yang dimiliki siswa terhadap prestasi Melakukan kontrol diri. Tabel 5 berikut ini
belajar yang diperoleh siswa. menunjukan sikap kemandirian belajar yang
dimiliki siswa pada masing-masing indikator.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sikap Kemandirian Belajar
Tabel 5. Sikap kemandirian belajar pada setiap indikator
No Indikator Skor Skor Persentase Kategori
Ideal Aktual

1 Ketidaktergantungan terhadap 620 454 73,22% Baik


orang lain

2 Memiliki kepercayaan diri 465 356 76,56% Baik

3 Berperilaku disiplin 465 357 76,77% Baik

4 Memiliki rasa tanggung jawab 465 355 76,34% Baik

5 Berperilaku berdasarkan inisiatif 620 459 74,03% Baik


sendiri

6 Melakukan kontrol diri 465 355 76,34% Baik

TOTAL 3100 2336 75,35% Baik


32 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

Berdasarkan data pada tabel 5, terlihat bahwa a. Hubungan antara Sikap kemandirian
secara umum siswa telah memiliki sikap belajar dan prestasi belajar
kemandirian belajar yang baik. Hasil pengujian normalitas variabel yang
2. Prestasi Belajar dikorelasikan menunjukan hasil seperti terlihat
Hasil pengolahan data menunjukan pada tabel 8.
bahwa skor terendah prestasi belajar yang
diperoleh siswa sebesar 11, skor tertinggi Tabel 8. Hasil uji normalitas
sebesar 20, dan skor rata-rata prestasi belajar
sebesar 16,16. Tabel 6 berikut ini berisi data Aspek Nilai Nilai Keteranaga
skor prestasi belajar. yang diuji n
Tabel 6. Distribusi skor prestasi belajar

Interval Banyak Persenta Interpre- Sikap 5,95 7,82 Terdistribusi


Skor Siswa se tasi Kemandiri normal
-an
11-12 1 3,23% Dibawah Belajar
rata-rata
13-14 9 29,03% Prestasi 5,99 Tidak
Belajar Terdistribusi
15-16 8 25,81%
normal
17-18 7 22,58% Diatas
rata-rata Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat satu
19-20 6 19,35%
variabel yang tidak terdistribusi normal. Karena
terdapat variabel data yang tidak terdistribusi
normal, maka perhitungan korelasi
Dengan skor rata-rata prestasi belajar menggunakan teknik Phi Coeficient.
sebesar 16,16 dari skor maksimum sebesar 20, Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai
yang jika dikonversikan mendapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,640 (rhitung).
prestasi belajar sebesar . Maka, dapat Nilai ini kemudian dikonsultasikan dengan nilai
disimpulkan bahwa secara umum prestasi koefisien korelasi pada tabel, rtabel(5%) = 0,355.
belajar yang diraih siswa termasuk dalam Hasil ini menunjukan bahwa nilai rhitung lebih
kategori baik. besar rtabel. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
Adapun untuk hasil peningkatan prestasi terdapat hubungan yang positif (searah) antara
belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar.
pada tabel 7. Hal ini berarti, semakin baik sikap kemandirian
belajar yang dimiliki siswa, maka akan semakin
Tabel 7. Peningkatan prestasi belajar baik pula prestasi belajar yang akan diraihnya.
Adapun untuk mengetahui keberartian
Skor Skor Nilai Interpretasi (signifikasi) hubungan poritif antara sikap sikap
kemandirian belajar dan prestasi belajar,
Pre- Post- Gain
dilakukan uji signifikasi. Hasil uji signifikasi
Test Test menunjukan bahwa nilai
, hal ini berarti
225 501 0,70 Tinggi
terdapat hubungan positif yang cukup berarti
antara sikap kemandirian belajar yang dimiliki
Berdasarkan tabel 7, terlihat bahwa terdapat siswa dengan prestasi belajar yang
peningkatan prestasi belajar setelah diperolehnya.
dilaksanakannya pembelajaran fisika berbasis
portofolio. b. Hubungan sikap kemandirian belajar
3. Hubungan antara Sikap Kemandirian dengan peningkatan prestasi belajar
Belajar dengan Prestasi Belajar dan Untuk mengetahui peningkatan prestasi
peningkatan pretasi belajar belajar berdasarkan kelompok sikap
A. Saefullah, dkk, - Hubungan Antara Sikap kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar 33

kemandirian belajar, terlebih dahulu siswa masing kelompok. Berdasarkan hasil


dibagi dalam dua kelompok dengan teknik pengolahan, dihasilkan data peningkatan
mean (rata-rata), yaitu kelompok positif dan prestasi belajar pada kelompok positif dan
kelompok negatif. Setelah mengelompokan negatif seperti terlihat pada tabel 9.
siswa, langkah berikutnya adalah menghitung
peningkatan prestasi belajar pada masing-

Tabel 9. Peningkatan prestasi belajar berdapaskan kelompok sikap kemandirian


Kemandirian Belajar Skor Pre-Test Skor Post-Test Nilai Gain Interpretasi

Kelompok Positiif 122 295 0,78 Tinggi

Kelompok Negatif 103 206 0,59 Sedang

Data pada tabel 9 menujukan bahwa Hasil pada tabel 9 diperkuat dari hasil
kelopmpok positif pada sikap kemandirian pengolahan data peningkatan prestasi belajar
belajar lebih mampu meningkatkan prestasi pada masing-masing ranah kognitif
belajranya dibandingkan kelompok negatif. Hal berdasarkan pengelompokan sikap
ini menunjukan bahwa hubungan yang positif kemandirian belajar siswa. Hasil pengolahan
antara sikap kemandirian belajar yang dimiliki data, menunjukan peningkatan prestasi belajar
siswa terhadap kemampuan siswa untuk pada masing-masing ranah kognitif seperi
meningkatkan prestasi belajarnya. terlihat pada tabel 10.

Tabel 10. Peningkatan prestasi belajar pada ranah kognitif berdasarkan kelompok sikap
kemandirian belajar
Ranah Kognitif Kelompok Skor Pre- Skor Post- Nilai Interpretasi
Siswa test test Gain

C2 Positif 28 87 0,80 Tinggi

Negatif 17 57 0,47 Sedang

C3 Positif 61 136 0,82 Tinggi

Negatif 52 94 0,42 Sedang

C4 Positif 33 72 0,75 Tinggi

Negatif 23 55 0,52 Sedang

Apabila data pada tabel 10 ditampilkan dalam pemahaman (C2), penerapan/aplikasi (C3), dan
bentuk grafik, maka akan terlihat grafik analisis (C4), dibandingkan kelompok siswa
peningkatan prestasi belajar seperti pada yang memiliki sikap kemandirina belajar yang
gambar 2. negati. Hal ini memperkuat kesimpulan bahwa
Data pada tabel 10 dan grafik pada gambar 2, terdapat hubungan yang positif antara sikap
menunjukan bahwa kelompok siswa yang kemandirian belajar yang dimiliki siswa
memiliki sikap kemandirian belajar positif lebih terhadap kemampuan siswa tntuk
mampu untuk meningkatkan prestasi meningkatkan prestasi belajanya.
belajarnya, baik pada ranah kognitif
34 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

Nilai Gain

Kelompok positif
0,9
0,8 Kelompok negatif
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

C2 C3 C4 Sikap kemandirian belajar

Gambar 2. Grafik peningkatan prestasi belajar pada ranah kognitif berdasarkan kelompok sikap
kemandirian belajar

Data pada tabel 10 dan grafik pada gambar 2, yang dimiliki siswa, maka akan semakin baik
menunjukan bahwa kelompok siswa yang pula prestasi belajar yang akan diraihnya, dan
memiliki sikap kemandirian belajar positif lebih 4) terdapat pula hubungan positif (searah)
mampu untuk meningkatkan prestasi antara sikap kemandirian belajar yang dimiliki
belajarnya, baik pada ranah kognitif siswa terhadap kemampuan untuk
pemahaman (C2), penerapan/aplikasi (C3), dan meningkatan prestasi belajarnya. Sikap
analisis (C4), dibandingkan kelompok siswa kemandiran belajar berkontribusi sebesar
yang memiliki sikap kemandirina belajar yang 40,96% terhadap prestasi belajar yang akan
negati. Hal ini memperkuat kesimpulan bahwa diraih siswa.
terdapat hubungan yang positif antara sikap Untuk saran, seperti telah diuraikan pada
kemandirian belajar yang dimiliki siswa simpulan, bahwa sikap kemandirian belajar
terhadap kemampuan siswa tntuk yang dimiliki siswa berkontribusi sebesar
meningkatkan prestasi belajanya. 40,96% terhadap prestasi belajar yang
4. Kontribusi sikap kemandirian blajar diraihnya. Artinya terdapat faktor-faktor lain
terhadap prestsi belajar diluar sikap kemandirian belajar yang
Hasil perhitungan menunjukan bahwa berkontribusi sebesar 59,04% terhadap prestasi
sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa belajar. Untuk itu, perlu diadakannya penelitian
berkonstribusi sebesar 40,96% terhadap lanjutan mengenai faktor-faktor lain diluar sikap
prestasi belajar yang akan diraihnya. Hal ini kemandirian belajar yang berpengaruh
berarti terdapat 59,04% faktor-faktor lain diluar terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor lain
sikap kemandirian belajar yang mempengaruhi tersebut diantaranya tingkat kecerdasan (IQ),
prestasi belajar yang diiraih siswa. Faktor-faktor cara belajar, sarana prasarana, dan faktor
tersebut antara lain : tingkat kecerdasan, lainnya.
sarana dan prasarana pembelajaran, metode
pembelajaran, cara belajar, dan faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
Aizah. (2011). Analisis Peningkatan Hasil
Berdasarkan temuan hasil penelitian, Belajar Ranah Kognitif Dikaitkan Dengan
dapat ditarik beberapa simpulan sebagai Gaya Belajar Siswa Setelah Diterapkan
berikut: 1) sikap kemandirian belajar yang Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
dimiliki siswa sudah baik, 2) prestasi belajar Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
yang diraih siswa telah baik, 3) terdapat
Bandung : tidak diterbitkan
hubungan positif (searah) yang berarti antara
sikap kemandirian belajar dan prestasi belajar Abdullah, T. (2011). Aplikasi Model
siswa, semakin baik sikap kemandirian belajar Pembelajaran Berbasis Portofolio
A. Saefullah, dkk, - Hubungan Antara Sikap kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar 35

(Portofolio Based Learning) Pengaruhnya Pemecahan Masalah Siswa SMA pada


Terhadap Hasil Belajar Siswa : Studi Konsep Pencemaran Lingkungan. Tesis
Eksperimen pada Mata Pelajaran Magister pada Sekolah Pascasarjana UPI
Geografi di SMA Negeri 1 Lembang. Bandung : tidak diterbitkan
Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung Hermawan. (2006). Minat Siswa SMP kartika
: tidak diterbitkan. Siliwangi Terhadap Kegiatan Rekreasi
Aisah, S N (2001). Program Pelatihan Untuk Didalam Dan Diluar Lingkungan Sekolah.
Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung
Sekolah Menengah Kejuruan : Penelitian : tidak diterbitkan
Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas Khasanah, N . (2009). Pengaruh Sikap Belajar
XI SMK Negeri 2 Sumedang Tahun Siswa Dan Minat Belajar Siswa Terhadap
Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana pada Prestasi Belajar Ips Smp Muhammadiyah
FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan. 10 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
Andre Ho, (2007). Sikap Anda Mempengaruhi Skripsi Sarjana pada UM Surakarta : tidak
Kesuksesan Anda. Tersedia : ditebitkan
http://andre.wordpress.com/sikap posisif/
[19 September 2011] Listyani. (2010). Improving Instruments Of
Students Self-Regulated
Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi
Learning.Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sit
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. es/default/files/penelitian/Kana%20Hidaya
___________. (2010). Prosedur Penelitian ti,%20M.Pd./Pengembangan%20Instrume
(Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : n.pdf [ 19 September 2011].
Rineka Cipta. Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran :
Departemen Pendidikan Nasional . (2003). Mengembangkan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Guru. Bandung : Rosda
Munaf, S. (2001). Individual Texkbook Evaluasi
Fisika Sekolah Menengah Atas dan
Pendidikan Fisika. Bandung : Jica
Madrasah Aliyah. Jakarta : Depdiknas Panggabean, L P. (1996). Penelitian
_____________________________. (2003). Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung
Pedoman Pengembangan Portofolio _____________. (1996). Individual Texkbook
untuk Penilaian . Jakarta : Depdiknas Statistika Dasar. Bandung : Jica
_____________________________. (2007). _____________. (1989). Kosntribusi Relatif
Sikap Siswa SMA pada Bimbingan
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Konseling Terhadap Prestasi Belajar
Dasar dan Menengah. Jakarta : Fisika. Tesis Magister pada Sekolah
Depdiknas Pascasarjana IKIP Bandung : tidak
_____________________________. (2008). diterbitkan
Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Permendiknas. (2007). Standar Proses Untuk
Jakarta : Depdiknas Satuan Pendidikan Dasar Dan
_____________________________.(2011). Menengah. Jakarta : Depdiknas
Pujiati, I N.(2011). Hubungan Antara Efikasi Diri
Latar Belakang Pendidikan Karakter.
Dengan Kemandirian Belajar Siswa :
Jakarta : Depdiknas Studi terhadap Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Rajapolah Kab.Tasikmalaya
Fitri, 2011 . Sikap belajar peserta didik. Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana
Tersedia pada FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan
:http://rizcafitria.wordpress.com//sikap- Purba, Dyah S. (2003) . Aktivitas belajar dan
belajar-peserta-didik/.[19 September penguasaan materi siswa Dengan
pembelajaran berbasis portofolio pada
2011]. Mata pelajaran sains fisika SMP. JPP
Hesti, W. (2011). Pembelajaran Berbasis Unnes : tidak diterbitkan
Portofolio Untuk Meningkatkan Ramdhani, N. (2008). Sikap & Beberapa
Penguasaan Konsep dan Kemampuan Definisi untuk Memahaminya. Yogyakarta
36 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36

: Universitas Gajah Mada, tugas kuliah Inquari Terbimbing Di SMP Negeri 2


Independent Study, Mahasiswa Program Singaraja. JPP Undikhsa : tidak
Doktor pada Fakultas Psikologi UGM : diterbitkan
tidak diterbitkan Sudrajat,A.(2008). Pendidikan Karakter.
Ridwan, A M. (2011). Implementasi Tersedia :
Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada http://akhmadsudrajat.wordpress.com/pen
Mata Pelajaran Pkn Dalam Upaya didikan-karakter-di-smp/ [ 19 September
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa 2011].
(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Siswa Tahar, I. (2006). Hubungan Kemandirian
Kelas VII B Di Smp Negeri 2 Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan
Ujungjaya,Sumedang). Skripsi pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka
pada FPIPS UPI Bandung : tidak dan Jarak Jauh, 7, (2), 91-101
diterbitkan. Trianto, (2010). Model-model pembelajaran
Suardana, I K . 2007. Penilaian Portopolio Iinnovatif-Progresif. Jakarta : Kencana prenada
Dalam Pembelajaran Fsika Berbasis media.

Anda mungkin juga menyukai