PENDAHULUAN
h
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Keterangan :
T : Total Jumlah Responden yang memilih
Pn : Pilihan angka skor Likert
Setelah diketahui jumlah masing-masing total jumlah poin keseleruhan dari skala 1
dan 2 dilanjutkan dengan mencari Interpretasi Skor Perhitungan. Adapun untuk mencari
interpretasi skor perhitungan adalah dengan menjumlahkan total seluruh poin responden pada
masing-masing skala 1 dan 2 dengan membaginya pada total jumlah pernyataan angket yang
berjumlah 25 dan dikalikan interval jarak tertinggi 100% . Berikut penyelesaiannya :
Skala 1 (Regulasi Diri Dalam Belajar)
= 1,579 / 25 x 100%
= 63.16 %
Skala 2 (Dukungan Sosial Teman Sebaya)
= 1,561 / 25 x 100%
= 62.44 %
Nilai persentase akhir dari skala 1 dan skala 2 ditambahkan kemudian dibagi dengan
jumlah keseluruhan pernyataan angket untuk responden yang berjumlah 50 dan interval jarak
tertinggi % sebagai berikut :
= 63.16 + 62.44 / 50 x 100% = 64.88 %
4.2 Pembahasan
Pada hasil perhitungan skor persentase skala 1 diperoleh data bahwa terdapat 63.16 %
yang berarti memiliki regulasi diri dalam belajar tinggi, artinya siswa memiliki perencanaan
dalam mengatur strategi belajarnya sendiri, meliputi pikiran, perasaan dan tingkah laku,
mulai dari merencanakan, memantau, mengontrol, serta mengevaluasi dirinya sendiri untuk
mencapai tujuan dalam belajar. Selanjutnya, pada skor persentase untuk skala 2 terdapat
62.44 % yang berarti siswa (responden) juga memiliki dukungan sosial teman sebaya yang
tinggi, artinya siswa memiliki persepsi yang baik atas bantuan yang diberikan oleh teman
sebayanya yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi,
dukungan instrumental, dan dukungan jaringan sosial.
Kemudian diakhir adalah didapatkan hasil persentase dari keseluruhan pada jumlah
gabungan antara skala 1 dan skala 2 dengan skor persentase sebesar 64.88% yang artinya
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 siswa yang menjadi sampel peneletian ini telah
memiliki dukungan sosial teman sebaya dan regulasi diri dalam belajar yang tinggi . Dapat
diartikan pula bahwa siswa tersebut mendapatkan perasaan nyaman, penghargaan, perhatian,
dan kesenangan dari teman sebayanya yang mengakibatkan ia termotivasi untuk berusaha
menggapai tujuan belajarnya. Kepercayaan diri siswa pun meningkat karena adanya
dukungan yang diterima dari teman sebaya yang meyakinkan dirinya bahwa siswa tersebut
mampu dalam mencapai target belajar. Hal ini yang membuat siswa mampu merencanakan,
memonitor, mengevaluasi tujuan dan strategi belajar serta mampu menentukan lingkungan
belajar yang diinginkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima
karena ada pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya terhadap
regulasi diri dalam belajar siswa sekolah berasrama (boarding school) di SMA Negeri 3
Unggulan Kayuagung. Hal ini ditunjukkan dengan sumbangan efektif yang diberikan oleh
dukungan sosial teman sebaya terhadap regulasi diri dalam belajar siswa sekolah
berasrama (boarding school) sebesar 64.88% yang artinya semakin tinggi dukungan sosial
teman sebaya yang dimiliki siswa, maka akan semakin tinggi pula regulasi diri dalam
belajar siswa.
5.2 Saran
Hasil penelitian ini akan menjadi data yang berharga baik bagi peneliti sendiri,
sekolah, departemen pendidikan dan lain-lain. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam menindak lanjuti hasil penelitian :
1. Kendala utama dalam penelitian ini adalah beberapa pernyataan yang membuat
siswa (responden) kesulitan dalam memahami dan menerjemahkan maksud
pernyataan dengan baik. Jadi, saran untuk penelitian selanjutnya jika melakukan
penlitian yang serupa adalah dengan menerjemahkannya dan menyedederhanakan
nya dengan baik.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat menggunakan strategi pembelajaran dengan regulasi
diri dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Strategi
pembelajaran berupa regulasi diri dalam belajar dapat terus dilatih dan
dikembangkan oleh setiap siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan harapan,
siswa yang meningkatkan regulasi diri dalam belajar, akan mencapai target belajar
berupa prestasi akademik yang baik.
3. Bagi tenaga pengajar, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi strategi
pembelajaran yang dapat diajarkan pada siswa untuk mencapai target pembelajaran
di sekolah.
4. Untuk penulis, diharapkan memperluas responden yang berasal dari berbagai
sekolah berasrama lainnya di Kota Kayuagung dengan pembagian jumlah sampel
yang merata untuk penelitian selanjutnya. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil
penelitian yang lebih rinci. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat
mengidentifikasi faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap regulasi diri
dalam belajar siswa sekolah berasrama (boarding school).
DAFTAR PUSTAKA
Ardhan, L. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan pengaturan diri pada siswa
SMA. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang. (Diakses pada tanggal 21 Agustus
2022).
Wijaya, N. (2007). Hubungan antara keyakinan diri akademik dengan penyesuaian diri
siswa tahun pertama sekolah asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Skripsi.
Universitas Diponegoro. (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2022).
Kusdiyati, S., Halimah, L., & Faisaluddin. (2011). Penyesuaian diri di lingkungan sekolah
pada siswa kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung. Jurnal Psikologi Humanitas, VII, (2),
172 – 194. (24 Agustus 2022).
Pengertian Skala Likert dan Contoh Cara Hitung Kuesionernya (2022) 12 April
https://www.diedit.com/skala-likert. (Diakses pada tanggal 3 September 2022).
Zimmerman, B.J., & Martinez‐ Pons, M. (1990). Students differences in self regulated
learning: Relating grade, sex, and giftedness to self efficacy and strategy use. Journal
of Educational Psychology, 82, (1), 51‐ 59. (Diakses pada tanggal8 September 2022).
Yusuf Adi Saputro & Rini Sugiarti. (2021). Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Konsep Diri
terhadap Penyesuaian Diri pada Siswa SMA Kelas X. Jurnal Psikologi, 5, (1), 59-72.
(Diakses pada tanggal 23 Oktober 2022).