Anda di halaman 1dari 23

PENGATURAN KONDISI SOSIO-EMOSIONAL DAN

ORGANISASIONAL

A. Pengertian Sosio-emosional
Perkembangan sosio-emosional pada anak merupakan proses belajar
anak dalam menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan
ketika berinteraksi dengan orang disekitarnya, mendengarkan, mengamati,
dan meniru apa yang mereka lihat.
Pendekatan Sosio Emosional menurut Nurmalasi (2019:9) pendekatan
ini dibangun atas dasar bahwa pembelajaran yang efektif tergantung
hubungan yang positif antara sesama peserta didik maupun guru dengan
peserta didik. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas
adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan
iklim sosio emosional yang positif pula
Indrawati (2014:7) mengatakan Pendekatan Sosio-Emosional dalam
pengelolaan kelas berakar pada psikologis penyuluhan klinis dan konseling.
Karena itu sangat memberi arti yang penting pada hubungan antar pribadi.
Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa pengelolaan kelas yang
efektif sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dengan
siswa.
Pendekatan Sosio-emosional dalam pembelajaran menurut Jannah
(2013:1) adalah suasana perasaan dan suasana sosial (social-
emostionalclimate approach) di dalam kelas sebagai sekelompok individu
cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan).
Pendekatan sosial emosional dan hubungan sosial yang positif artinya ada
hubungan yang baik yang positif antara guru dengan anak didik,atau antara
anak didik dengan anak didik lainnya.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran yang baik adalah terciptanya hubungan
yang baik antar semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu
pendidik dengan peeserta didik dan antara peserta didik. Tidak dibenarkan
proses pembelajaran yang dapat memunculkan suasana emosional yang tidak
baik, baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik.
B. Karakteristik Pendekatan Sosio-Emosional
Sebagaimana diulas pada definisi pendekatan sosio-emosional yang
menginginkan suasana pembelajaran dengan menekankan hubungan yang
baik antara pendidik dan peserta didik, maka penting untuk diketahui
karakteristik pendekatan ini.
Munawir (2018:3) hubungan guru dan siswa dikatakan memiliki
iklim sosio-emosional yang baik apabila hubungan itu memiliki sifat-sifat
seperti berikut :
1. Adanya keterbukaan antara pendidik dan peserta didik. Sifat ini
menghendaki antara pendidik dan peserta didik saling bersikap jujur dan
terbuka diri satu sama lain.
2. Adanya sikap responsif. Sifat ini meghendaki adanya kepekaan antara
pendidik dan peserta didik, terutama dari pihak pendidik. Sikap ini harus
ada dalam iklim sosio-emosinal, karena interaksi sosial dapat dipastikan
akan banyak memunculkan penilaian antara satu individu terhadap
individu yang lain.
3. Saling ketergantungan, antara satu dengan yang lain. Pendekatan sosio-
emosional sejatinya memang memupuk sifat merasa saling
membutuhkan satu sama lain. Bertolak dari sifat inilah diharapkanakan
muncul hubungan yang baik di antara elemen yang terlibat dalam
pembelajaran, khususnya keeratan hubungan pendidik dan peserta didik.
4. Adanya kebebasan. Kebebasan di sini artinya adanya penghargaan dan
penghormatan akan terhadap berbagai keberagaman yang ada dalam
peserta didik. Peserta didikdiberikan ruang yang cukup untuk dapat
tumbuh dan berdasar keunikannya, kreatifitasnya dan kepribadiannya
masing-masing.
5. Saling memenuhi kebutuhan. Dengan adanya sikap ini, maka hubungan
yang terjalin di dalam kelas melalui kegiatan pembelajaran adalah rasa
saling melengkapi. Dan adanya keyakinan bahwa tidak mungkin satu
individu dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian akan
terbangun keutuhan hubungan dalam pembelejaran di kelas.
Selanjutnya Shaifudin (2020:21-22) juga menjelaskan, bahwa
pendekatan sosio-emosional akan terjadi apabila dalam proses pembelajaran
mencerminkan sikap-sikap berikut :
1. Memiliki keterbukaan (Opennes or Tranperency) sehingga
masingmasing pihak merasa bebas dalam bertindak dan saling menjaga
kejujuran.
2. Mengandung rasa saling menjaga, saling mernbutuhkan serta saling
berguna bagi pihak lain.
3. Diwarnai oleh rasa saling tergantung satu sama lain.
4. Masing-masing pihak merasakan terpisah satu sama lain, sehingga saling
memberikan kesempatan untuk mengembangkan keunikan,
kreatifitasnya dan individualisasinya.
5. Dirasakan masing-masing pihak sebagai tempat bertemunya kebutuhan-
kebutuhan, sehingga kebutuhan satu sama lain dapat terpenuhi bersama-
sama dengan melalui terpenuhinya kebutuhan pihak lain.
Disamping itu Rohani (2020:22-23) berpendapat, pendekatan Sosio-
Emosional yang baik adalah adanya sikap :
1. Guru bersikap “hangat” dalam membina sikap persahabatan dengan
semua siswa, menghargai siswa dan menerima siswa dengan berbagai
keterbatasannya.
2. Guru bersikap adil, sehingga siswa diperlakukan sama tanpa tumbuh
rasa dianak tirikan atau disisihkan.
3. Guru bersikap obyektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan
sanksi sesuai dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah
disetuji bersama.
4. Guru tidak menghukum siswa didepan teman-temannya, sehingga
menyebabkan siswa kehilangan harga dirinya.
5. Guru tidak menuntut siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diluar
kemampuan siswa untuk mengikutinya.
6. Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa
yang bertingkah laku sesuai dengan tuntutan disiplin yang berlaku
sebagai suri tauldan yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berjalannya pendekatan sosio-
emosional dalam kelas dengan baik apabila adanya sikap keterbukaan antara
guru dan siswa, saling mnejaga hubungan baik, adil, obyektif, tidak
menuntut siswa. Pendekatan sosio-emosional adalah pendekatan yang
mengedepankan interaksi yang mengutamakan rasa empati yang tinggi dan
berorientasi pada hubungan social yang baik antara pendidik dan peserta
didik,serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
C. Tujuan Pendekatan Sosio-Emosional
Secara umum tujuan penerapan pendekatan Sosio-Emosional sama
dengan tujuan penerapan pendekatan yang lain, yakni untuk menciptakan
suasana belajar yang efektif dan kondusif. Tapi perbedan pendekatan Sosio-
Emosional menurut Indrawati (2014:8) yaitu menekankan pada terciptanya
iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif dalam kelas,
artinya ada hungan yang baik, yang positif antara guru dengan siswa atau
antara siswa dengan siswa.
Sementara itu Maulida (2020:6) menyatakan bahwa pendekatan
Sosio-Emosional dapat membina rasa tanggung jawab, sosial dan harga diri
siswa dengan cara mengarahkan siswa untuk mendeskripsikan masalah
yang dihadapinya.
Selanjutnya Suharyati (2014:9) mengemukakan Pendekatan Sosio-
Emosional dapat menciptakan suasana pembelajaran dalam kelas yang
demokrasi, yang mana siswa diperlakukan sebagai manusia secara bijaksana
dalam mengambil keputusan, disamping diberikan kesempatan untuk
menanggung konsekuensi atas perbuatan siswa itu sendiri.
Jadi tujuan dari Pendekatan Sosio-Emosional adalah untuk
menciptakan suasana belajar yang demokrasi, sehingga dapat membina rasa
tanggung jawab sosial, dan harga diri siswa, dan akhirnya terjalin hubungan
yang positif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
D. Pentingnya Pendekatan Sosio-Emosional dalam Pembelajaran
Seorang guru perlu memahami siswanya, tanpa memahami siswa
akan sulit bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran pada perbedaan
individual yang ada diantara siswa, akan sulit membantu siswa dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa, akan sukar membina
interaksi belajar mengajar dengan siswa dan sulit membimbing
perkembangan potensi siswa.
Maka dari itu sudah selayaknya seorang guru mengenal aspek-aspek
pribadi siswa diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Indrawati
(2014: 14-17) :
1. Latar Belakang Masyarakat
Menurut Dirawati (2011:20) Masyarakat dapat mempengaruhi
perkembangan seorang anak baik positif maupun negatif itu semua
karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Kultur dimana siswa
tinggal, besar pengaruhnya terhadap sikap siswa. Latar belakang kultur
ini menyebabkan siswa memiliki sikap yang berbeda-beda tentang
agama, politik, masyarakat lain, dan cara bertingkah lakunya.
2. Latar Belakang Keluarga
Situasi dalam keluarga, besar pengaruhnya terhadap emosi,
penyesuaian sosial, rninat, sikap, tujuan, disiplin, dan perbuatan siswa di
sekolah. Humanainah dan Fatchuroji (2020:3) mengatakan dukungan
orangtua dan kecerdasan emosional anak yang tinggi terhadap anaknya
dibuktikan dengan memberikan motivasi kepada anak untuk giat belajar
dan meraih prestasi. Namun apabila di rumah siswa sering mengalami
tekanan, merasa tidak aman, frustasi, maka siswa juga akan merasakan
ha1 yang sama di Sekolah.
3. Tingkat Intelegensi
Indrawati (2014:15) Hasil tes intelegensi juga menjadi sumber
yang menggambarkan tentang abilitas belajar siswa. Tingkat intelegensi
(IQ) adalah terdiri dari usia mental. Mental age = MA dibagi dengan usia
kronologis (CA). Tingkat intelegensi dapat digunakan untuk
memperkirakan keberhasilan seorang siswa.
4. Hasil Belajar
Menurut Setiawati (2018:32) mengungkapkan bahwa guru perlu
mengetahui hasil belajar dan kemajuan siswa yang telah diperoleh
sebelumnya, misalnya dari sekolah lain, sebelum siswa memasuki
sekolahnya sekarang. Pengenalan dalam ha1 ini penting artinya bagi
guru, karena dalam pengenalan ini guru dapat membantul mendiagnosa
kesulitan siswa dalam belajar, dapat memperkirakan hasil dan kemajuan
belajar selanjutnya.
5. Kesehatan Badan
Rusyan (2020:18) mengatakan guru perlu secara berkala
mengetahui tentang keadaan dan pertunlbuhan siswa. Keadaan kesehatan
ini besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan dan penyesuaian sosial
siswa. Kalau guru mengenal data yang lengkap tentang kesehatan dan
pertumbuhan jasmani siswa maka guru dapat memikirkan dan
mengusahakan pemberian bantuan kepada siswa seperti : memperbaiki
prosedur belajar, mengatur tempat duduk, memberikan bantuan
seperlunya.
6. Hubungan Antar Pribadi
Hungan antar pribadi menurut Setiawan,dkk (2022 : 17) siswa
yang saling aksi mereaksi, penerimaan oleh anggota kelompok,
kerjasama dengan siswa yang lain dalam satu kelompok akan
menentukan perasaan puas dan rasa yang aman di Sekolah. Hal ini sangat
berpengaruh pada kelakuan dan motivasi
belajar siswa.
7. Kebutuhan Emosional
Menurut Indrawati (2014:17) Diantara kebutuhan emosional
yang penting dikalangan siswa pada umumnya, ialah ingin diterima
(acceptance), bertemad mencintai (affection), dan rasa aman (security).
Kebutuhan ini perlu mendapatkan kepuasan, dan apabila tidak berhasil
memberikan kepuasan atas kebutuhan tersebut maka siswa akan frustasi,
bertingkah laku pemalu, kelakuan yang agresif, dan bertingkah laku
submissive (terlalu bergantung pada orang lain). Dengan mengenal
kondisi emosional siswa, guru dapat memberikan bimbingan yang
diperlukan oleh siswa dan berusahan memberikan sifat pribadi yang baik,
guna menjamin stabilitas emosional siswa.
8. Minat Belajar
Alam (2018:557) Mendefinisikan minat berperan dan berfungsi
dalam proses belajar,karena apabila siswa memiliki minat terhadap
pembelajaran maka ia akan belajar sungguh-sungguh. Guru perlu
mengenal minat siswa, karena ha1 ini penting bagi guru untuk memilih
bahan belajar, menuntun siswa kearah pengetahuan, dan untuk
mendorong motivasi belajar siswa.
Dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
sosio-emosional dalam pembelajaran memiliki peran penting dalam
menciptakan iklim sosio-emosional yang positif dikelas. Proses belajar
mengajar yang efektif mensyaratkan adanya iklim sosio-emosional yang
baik antar pendidik dan peserta didik, serta antara peserta didik dengan
peserta didik lainnya.
E. Cara dan Alat Untuk Mengenal Siswa dalam Penerapan Pendekatan
Sosio- Emosional
Untuk mengenal siswa, guru dapat menerapkan bermacam- macam
alat dan cara-cara tertentu, berikut cara dan alat untuk mengenal siswa yang
dikemukakan oleh Indrawati (2014:21) :
1. Alat yang dapat dipergunakan dalam penerapan Pendekatan Sosio-
Emosional.
a. Anecdotal Record
Anecdotas Record ialah catatan tentang satu atau lebih
observasi guru terhadap kelakuan dan reaksi murid dalam berbagai
situasi. Catatan ini dibuat sekali atau dua kali dalam seminggu selama
setahun, baru dapat menggambarkan perkembangan siswa selama itu.
b. Angket (Questionnaire)
Angket terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis yang
disampaikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban tertulis.
Melalui angket, guru dapat menanyai tentang minat, masalah
kebutuhan, kecemasan, ambisi dan sebagainhya.
c. Tes
Tes tertulis menurut baik yang dibuat oleh guru maupun tes
yang telah disusun oleh para ahli atau lembaga tertentu, guru dapat
mengetahui tentang hasil pendidikan siswa, tingkat intelegensi, sifat-
sifat kepribadian, sikap dan abilitas tiap siswa.
2. Cara yang dapat digunakan dalam Pendekatan Sosio- Emosional
1. Percakapan dan Wawancara Informasi
Dalam percakapan informal dengan siswa, guru dapat
mengarahkan pokok pembicaraan untuk mengungkapkan minat,
reaksinya terhadap sekolah, pengalaman yang didapat diluar sekolah,
motivasi, dan aspirasi siswa. Selain itu, gum juga dapat mengadakan
wawancara secara informal dengan setiap siswa guna mengetahui
segala
sesuatu tentang pribadi siswa.
2. Observasi
Guru dapat menggunakan kesempatan yang ada setiap hari
untuk mengetahui tingkah laku siswa. Melalui observasi secara terus-
meneius, guru dapat memperoleh tentang abilitas, sikap sisura
terhadap kegiatan-kegiatan sekolah, partisipasi siswa terhadap
berbagai kegiatan, hubungan antara siswa dalam berbagai kelompok.
3. Konferensi Antara Orang Tua dan Guru
Dalam kesempatan mengunjungi orang tua siswa (home
visit) dan mengadakan pertemuan (konferensi) dengan orang tua
siswa tersebut untuk melaporkan kemajuan belajar siswa maka guru
sebaiknya menggunakan kesempatan itu untuk mempelajari situasi
keluarga siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedekatan emosional dapat
membantu guru untuk memahami karakteristik siswa. Dengan adanya
kedekatan emosional,guru dapat lebih mudah memahami kebutuhan dan
keinginan siswa, serta dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosioal dan emosional mereka.
F. Implikasi Teori Perkembangan Sosio-emosional dalam Pembelajaran
Teori perkembangan sosio-emosional memiliki esensi penting
dalam pembelajaran. Guru harus memperhatikan aspek sosial dan
emosional peserta didik dalam proses belajar mengajar. Menurut Naldi
(2018:13) ada 3 implikasi dalam mendidik anak, sebagai berikut:
1. Pandanglah anak sebagai sosk yang terlibat dalam berbagai sistem
lingkungan seerti sekolah, guru, orang tua, sodara kandung, tetangga,
teman sebaya, media, agama, kultur, dan anak akan diengaruhi sistem-
sitem tersebut.
2. Memperhatikan hubungan antara sekolah dan keluarga, baik secara
formal mauun informal.
3. Menyadari pentingnya arti komunikasi, status sosial ekonomi dan kultur
dalam perkembangan anak.
Implikasi dalam pembelajaran terkait dengan perkembangan diri
dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran pengaturan diri.
Pendekatan ini menganggap bahwa siswa mempunyai pengetahuan tentang
strategi pembelajaran yang efektif, bagaimana dan kapan menggunakannya.
Beberapa hal penting terkait dengan pembelajaran pengaturan diri dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Identifikasi penyebab rendah diri dan area kompetensi yang penting bagi
diri. Apakah karena konflik keluarga, prestasi buruk atau lainnya.
Penerimaan sosial dari teman dan dukungan guru merupakan hal penting
bagi rasa harga diri siswa.
2. Memberi dukungan emosional dan penerimaan sosial. Bila dilakukan
oleh konselor, guru BK, dukungan orang tua, dan teman sebaya.
3. Membantu anak mencapai tujuan atau berprestsi dengan cara membantu
mengembangkan keahlian, keterampilan, dan prestasi siswa.
4. Mengembangkan keteramilan mengatasi masalah. Ketika anak
menghadapi problem bagaimana bisa mengatasinya bukan
menghindarinya, maka rasa harga diri akan naik selain perkembangan
diri, perkembangan moral juga berkaitan dengan kognitif, behavioral,
dan emosional.
Langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan sosio-emosional
dalam pembelajaran menurut Shaifudin (2020:24:25) dapat dilakukan
dengan melaksanakan dua hal, yaitu : menjaga komunikasi secara efektif
dan memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk mengubah
perilaku yang menyimpang. Kegiatan yang dapat dilakukan seorang
pendidik dalam melaksanakan dua komponen tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Secara pibadi melibatkan diri dengan peserta didik, menghargai peserta
didik, dan memperlihatkan kesediaan membantu peserta didik
memecahkan berbagai masalah.
2. Memberikan pernyataan tentang perilaku siswa, merespon masalah
dengan tidak menghakimi peserta didik yang dapat mengakibatkan
peserta didik menjadi lemah semangatnya.
3. Mengekspresikan perasaan yang sejujurnya, sehingga peserta didik
dapat menerimanya.
4. Memberikan penjelasan secara singkat dan menghindari penjelasan
yang tidak memotivasi peserta didik.
5. Selalu berhati-hati dalam mengucapkan segala hal kepada peserta didik.
6. Memberikan pujian yang bersifat produktif dan menghindari penilaian
yang bersifat destruktif.
7. Menghindari sikap yang menunjukkan perlawanan yang dapat memicu
respon defensif dari peserta didik.
8. Pendidik harus selalu membuka diri terhadap peserta didik, sehingga
mereka berani untuk mengungkapkan semua perasaannya.
Melihat beberapa sikap atau langkah yang harus dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan pendekatan iklim sosio-emosional ini
nampak bahwa hal utama yang harus muncul dalam proses pembelajaran
adalah keterbukaan dan penerimaan yang berlanjut pada penyelesaian
masalah. Keharmonisan antara pendidik dan peserta didik seperti menjadi
hal mutlak yang harus dilakukan dalam setiap bentuk pembelajaran. Dengan
demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan akan dapat dicapai
secara efektif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori perkembangan sosio-
emosional ini menekankan pentingnya aspek-aspek sosial dan emosional
dalam proses belajar. Teori ini menekankan bawa perkembangan kognitif
akan memacu perkembangan sosio-emosional anak, dan pemahaman
terhadap perkembangan kognitif dan sosio-emosional siswa dapat membuat
pembelajaran lebih bermakna.

G. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional


1. Kelebihan Pendekatan Sosio-emosional
Pendekatan Sosio-Emosional dalam pengelolaan kelas memiliki
beberapa kelebihan Menurut Cahyati (2019:10-11) antara lain :
1. Siswa merasa nyaman dikelas karena terjalin hubungan yang baik
dengan guru.
2. Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan
kelas.
3. Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa
nyaman,tentram dan aman dengan situasi yang ada.
4. Terbinanya sikap demokratis.
5. Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru.
Sedangkan Mubarok, dkk (2023:17) juga berpendapat beberapa
kelebihan pendekatan sosio-emosional, antara lain :
1. Menciptakan iklim sosio-emosional yang positif didalam kelas, yang
berarti adanya hubungan positif antara guru dan peserta didik, serta
antar peserta didik sendiri.
2. Aktivitas siswa merasa nyaman di kelas karena terjalin hubungan
yang baik dengan guru.
3. Mengurangi masalah manajemen yang bersifat kelompok
Pendekatan sosio-emosional juga bertujuan untuk menciptakan
suasana belajar yang demokratis, membina rasa tanggung jawab sosial,
dan memahami perbedaan individu peserta didik.
2. Kekurangan Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas juga
memiliki kekurangan, diantaranya :
1. Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu
baik menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.
2. Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa dikelas, maka
diperlukan keterampilan guru yang lebih untuk membuat iklim
sosio-emosional yang kondusif.

Riyadi (2022:13) juga berpendapat mengenai kekurangan


pendekatan sosio-emosional diantaranya yaitu :
1. Kesulitan dalam menangani konflik antar siswa
2. Memerlukan waktu dan usaha ekstra dari guru
3. Memungkinkan kurang efektif dalam mengatasi masalah perilaku
yang kompleks.
4. Aktivitas guru yang lebih padat
Jadi dapat disimpulkan pendekatan ini memiliki dampak yang
signifikan terhadap pengembangan pribadi dan interaksi sosial siswa.
Pendektan sosio-emosional memiliki kelebihan dan kekurangan yang
perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, pendekatan sosio-emosional
perlu diterapkan dengan bijaksana, memperhatikan kelebihan dan
kekurangannya untuk mencapai hasil optimal.

KESIMPULAN
1. Pembelajaran yang baik adalah terciptanya hubungan yang baik antar semua
pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu pendidik dengan
peeserta didik dan antara peserta didik. Tidak dibenarkan proses
pembelajaran yang dapat memunculkan suasana emosional yang tidak baik,
baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik.
2. Berjalannya pendekatan sosio-emosional dalam kelas dengan baik apabila
adanya sikap keterbukaan antara guru dan siswa, saling mnejaga hubungan
baik, adil, obyektif, tidak menuntut siswa. Pendekatan sosio-emosional
adalah pendekatan yang mengedepankan interaksi yang mengutamakan rasa
empati yang tinggi dan berorientasi pada hubungan social yang baik antara
pendidik dan peserta didik,serta antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya.
3. Tujuan dari Pendekatan Sosio-Emosional adalah untuk menciptakan
suasana belajar yang demokrasi, sehingga dapat membina rasa tanggung
jawab sosial, dan harga diri siswa, dan akhirnya terjalin hubungan yang
positif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
4. Teori perkembangan sosio-emosional ini menekankan pentingnya aspek-
aspek sosial dan emosional dalam proses belajar. Teori ini menekankan
bawa perkembangan kognitif akan memacu perkembangan sosio-emosional
anak, dan pemahaman terhadap perkembangan kognitif dan sosio-
emosional siswa dapat membuat pembelajaran lebih bermakna
REFERENSI

Alam Yuli (2018). Pendekatan Sosio Emosional dalam Proses Pembelajaran.


Penerbit Grasindo : Jakarta
Cahyati (2019). Pendekatan Sosio Emosional Siswa. Jurnal pendidikan
Dirawati Neni (2011). Pengaruh Lingkungan Masyarakat dan Sekolah Serta
Kondisi Sosial Ekonomi Orangtua Pada Prestasi Siswa. Jurnal Ilmu Sosial
Vol 10(1)
Humanainah & Fatchuroji (2020). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan
Kecerdasan Emosional Siswa terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan
Indrawati Tin. (2014). Penerapan Pendekatan Sosio Emosional Oleh Guru Dalam
Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar (SD).
Jannah (2013). Pendekatan Sosio-Emosional Pada Anak. Jurnal ilmiah. Vol 2(2)
Maulida (2020). Pendekatan Sosio-emosional dalam Pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jurnal IAIN Kudus. Vol 2(2)
Mubarok Husni,dkk (2023). Analisis Perkembangan Kognitif, Sosio-Emosional,
Moral, Bahasa dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Penerbit Cahya
Ghani Recovery : Semarang
Munawir Muhammad (2018). Tinjauan Tentang Sosio-Emosional. Jurnal diglib
uinsa.
Naldi (2018). Tipe Kepemimpinan Peranan Guru. Penerbit Bintang Media : Depok
Nurmalasari Neneng. (2019). Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas. Jurnal
STITNU Al-Farabi Pangandaran. Vol 2(2).9.
Riyadi (2022). Tinjauan Pendekatan osio-Emosional. Jurnal uinsa
Rohani (2020). Pendeketan Sosio Emosional. Jurnal Pendidikan. Vol 1(1)
Rusyan (2020). Pendekatan Sosio-Emosional dalam Proses Pembelajaran Anak
Sekolah Dasar. Jurnal pengantar ilmu dan metodologi pendidikan.
Setiawan Imam,dkk (2022). Bunga Rampai Manajemen Pendidikan Anak. Penerbit
CV. Jejak : Semarang
Setiawati Siti Ma’rifah (2018). APA ITU BELAJAR. Jurnal Bimbingan dan
Konseling. Vol 35(1)
Shaifudin Arif. (2020). Pendekatan Sosio-Emosional Dalam Pembelajaran. El-
Wahdah: Jurnal Pendidikan. Vol 1(1).
Suharyati (2014). PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PADA ANAK
USIA DINI. Jurnal Pendidikan
LAMPIRAN
A. Instrumen Observasi Berupa Pertanyaan :
1. Menurut bapak/ibu seberapa pentingkah sikap peserta didik dalam
menunjukkan ekspresi atau tanda-tanda emosi positif atau negatif?
2. Menurut Arikunto untuk menandai terjadinya interkasi sosio-emosional dalam
proses pembelajaran yaitu dengan penghargaan terhadap aspek-aspek
kepribadian. Menurut ibu-bapak bagaimana bentuk interaksi guru dengan
siswa yang baik?
3. Seberapa penting respon pendidik terhadap emosi siswa?
4. Menurut bapak/ibu bagaimana cara menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan sosio-emosional siswa?
5. Bagaimana cara bapak/ibu menanggapi perbedaan sosio-emosional peserta
didik didalam kelas?
6. Menurut bapak/ibu kegiatan rutin secara organisasional apa yang menjadi
program sekolah?
7. Menurut bapak/ibu kegiatan organisasional yang dilakukan rutin di sekolah
apakah berdampak baik pada perkembangan siswa?
8. Menurut bapak/ibu kegiatan rutin apa yang banyak di senangi oleh siswa yang
dilakukan di sekolah? Apa yang menjadi daya tarik kegiatan tersebut sehingga
banyak siswa yang tertarik untuk mengikutinya?
9. Menurut bapak/ibu pembiasaan baik apa yang perlu menjadi kegiatan rutin
yang dilakukan oleh peserta didik di kelas?
10. Menurut bapak/ibu apa keuntungan dari kegiatan organisasional yang
dilakukan secara rutin oleh siswa di lingkungan kelas, serta apa keterkaitan hal
tersebut dengan pengelolaan kelas?
B. Jawaban Instrumen Observasi
1. Menurut bapak/ibu seberapa pentingkah sikap peserta didik dalam
menunjukkan ekspresi atau tanda-tanda emosi positif atau negatif?
Narasumber mengatakan pentingnya sikap peserta didik dalam
menunjukkan tanda emosi positif atau negatif sangat penting karena
berpengaruh pada kesehatan mental,hubungan sosial,dan berpengerah pada
karakter seseorang, berpengaruh pada kemampuan membangun keputusan
juga dapat berpengaruh pada kesejahteraan hidup.
2. Menurut Arikunto untuk menandai terjadinya interkasi sosio-emosional
dalam proses pembelajaran yaitu dengan penghargaan terhadap aspek-aspek
kepribadian. Menurut ibu-bapak bagaimana bentuk interaksi guru dengan
siswa yang baik?
Interaksi antara guru dan siswa yang baik menurut narasumber sangat
penting dalam proses belajar mengajar. Narasumber menyebutkan beberapa
bentuk interaksi yang dianggap baik diantaranya yaitu seorang guru perlu
mendengarkan siswa dan tidak mendominasi dalam interaksi. Guru perlu
bersikap sabar,guru juga berperan sebagai figur orangtua yang memberikan
tempat bagi siswa untuk memuaskan perasaan dan merasa aman. Selain itu
guru juga berperan sebagai teman yang hangat, akrab, harmonis dan tulus.
Interkasi yang baik dapat meningkatkan pemahaman siswa dan membantu
guru memperoleh umpan balik apakah materi yang disampaikan dapat
diterima dengan baik.
3. Seberapa penting respon pendidik terhadap emosi siswa?
Respon pendidik terhadap emosi siswa sangat penting. Menurut
narasumber alasannya karena emosi merupakan bagian penting dari
kehidupan siswa dan berpengaruh pada perkembangan siswa. Dengan
memberikan pendidikan emosi yang bertujuan untuk membantu siswa
menjadi individu yang mampu beradaptasi dengan baik dalam situasi yang
penuh dinamika dan tantangan.
4. Menurut bapak/ibu bagaimana cara menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan sosio-emosional siswa?
Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
sosio-emosional siswa, Narasumber menyebutkan beberapa bentuk strategi
diantaranya yaitu membantu siswa memahami dan menghargai lingkungan
sekolah serta lingkungan keluarga mereka. Kemudian bentuk yang kedua
yaitu dengan memberikan ruang untuk siswa bercerita tentang apa yang
dialaminya dan mengajarkan semua emosi positif dan negatif yang mereka
rasakan. Selanjutnya bisa dengan memberikan stimulasi atau rangsangan
edukatif sesuai tahapan usianya. Dan yang terakhir yaitu mengajarkan siswa
tentang emosi yang dia rasakan dan bagaimana menangani emosi mereka
sendiri.
5. Bagaimana cara bapak/ibu menanggapi perbedaan sosio-emosional peserta
didik didalam kelas?
Dalam menanggapi perbedaan sosio-emosional peserta didik didalam
kelas, Narasumber berpendapat bahwa seorang guru dapat menggunakan
berbagai strategi, seperti memberikan bimbingan kepada siswa, modifikasi
metode mengajar, membentuk kelompok-kelompok kecil didalam
kelas,memperhatikan perbedaan kemampuan siswa. Selain itu, narasumber
mengatakan guru juga dapat menerapkan pendekatan sosio-emosional dalam
pengelolaan kelas dengan menciptakan situasi yang kondusif yang dapat
mempengaruhi siswa sehingga mereka dapat menjadikan diri mereka
terdidik, menjadikan dirinya sendiri dan menciptakan suasana pembelajaran
dalam kelas yang demokratis.
6. Menurut bapak/ibu kegiatan rutin secara organisasional apa yang menjadi
program sekolah?
Narasumber menyebutkan bahwa kegiatan rutin secara organisaional
yang menjadi program sekolah yaitu meliputi kegiatan ekstrakulikuler,
manajemen program ekstrakulikuler, pendaan program ekstrakulikuler,
penghargaan kepada peserta didik, evaluasi kegiatan ekstrakulikuler, dan
penilaian kelas.Salah satu contoh kegiatan rutinnya yaitu, ekstrakulikuler
kepramukaan dan rohis biasanya diadakan pengajian setiap hari jum’at pagi.
7. Menurut bapak/ibu kegiatan organisasional yang dilakukan rutin di sekolah
apakah berdampak baik pada perkembangan siswa?
“Kegiatan organisaional terutama dalam konteks pendidikan,
tentunya dapat memberikan dampak positif pada perkembangan siswa.”
Tutur Narasumber. Narasumber juga menyebutkan beberapa dampak positif
yang dihasilkan dari kegiatan organisasional yaitu meningkatkan
perkembangan pengetahuan, meningkatkan kemampuan soft skill siswa serta
dapat mengembangkan potensi kemahasiswaan.
8. Menurut bapak/ibu kegiatan rutin apa yang banyak di senangi oleh siswa yang
dilakukan di sekolah? Apa yang menjadi daya tarik kegiatan tersebut
sehingga banyak siswa yang tertarik untuk mengikutinya?
Narasumber berpendapat bahwa kegiatan rutin organisasional yang
banyak disukai oleh siswa dapat beragam tergantung pada preferensi dan
kebutuhan siswa. Namun, beberapa kegiatan disekolah ini yang umum
dilakukan ditingkat kelas maupun sekolah meliputi upacara
bendera,kepramukaan dan kegiatan lain yang dapat mencegah masalah
pengelolaan kelas.
9. Menurut bapak/ibu pembiasaan baik apa yang perlu menjadi kegiatan rutin
yang dilakukan oleh peserta didik di kelas?
Pembiasaan yang perlu menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh
siswa disekolah menurut narasumber yaitu berdo’a sebelum dan sesudah
kegiatan belajar mengajar, penghormatan bendera merah putih, menjaga
kebersihan kelas dan kegiatan spontan seperti mengucapkan salam,
mengucapkan spontan santun, membuang sampah pada tempatnya dan
kegiatan positif lainnya. Pembiasaan ini membantu membentuk sikaf dan
perilaku yang relative menetap dan bersifat otomatis melalui proses
pembelajaran yang berulang-ulang.
10. Menurut bapak/ibu apa keuntungan dari kegiatan organisasional yang
dilakukan secara rutin oleh siswa di lingkungan kelas?
Menurut narasumber kegiatan organisasional yang dilakukan secara
rutin memiliki beberapa keuntungan diantaranya membantu siswa
mengembangkan soft skill seperti kemampuan kepemimpinan,kerjasama dan
komunikasi yang baik. Keuntungan lainnya yaitu meningkatkan kemampuan
mengelola waktu dengan baik. Melalui organisasi sekolah, siswa dapat
memperbanyak hubungan dan memiliki kesempatan untuk berhubungan atau
menjalin kerjasama dengan siswa lain. Dengan demikian, kegiatan
organisasional dikelas dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa dalam
pengembangan diri mereka.
C. Dokumentasi Kegiatan Obeservasi

Foto Proses Kegiatan Wawancara bersama Wali Kelas 6


SD Negeri 1 Karangkancana, Bpk Ahmad Soleh, S.Pd

Kegiatan Foto Bersama Bapak/Ibu Guru SD Negeri 1 Karangkancana

D. Link Audio Kegiatan Wawancara


https://drive.google.com/file/d/1f1fTIUDZ4vJTEFKjN5rbsOFtOaVMOs1/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai