Anda di halaman 1dari 3

1. Apa saja dimensi school well-being?

Identifikasi apakah dimensi tersebut sudah ada di


sekolah Anda? (tempat Anda menimba ilmu sebelumnya atau sekolah lain yang pernah
Anda amati).

Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan empat dimensi yaitu:


a. Having yaitu bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi
sekolah.Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan, rasa
aman,kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, danlain sebagainya. Aspek lain dari
kondisi sekolah berhubungan dengan kondisi pembelajaran, seperti kurikulum, jumlah
peserta kelas. Aspek lain adalah bagaimana peserta didik merasa mendapatkan dukungan
atau pelayanan selama bersekolah, seperti kantin, ruang kesehatan, wali kelas, guru
bimbingan konseling.
b. Loving mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan dengan
guru, dengan teman sekelas, interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya
mengacu pada iklim atau suasana di sekolah. Relasi yang baik antara peserta didik, guru
dan peserta didik, dan guru dengan sesama guru menciptakan iklim sekolah yang baik;
harmonis.
c. Being mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai keberadaan mereka.
Dalam hal ini guru dapat bekerja dengan baik dan menghargai perannya. Peserta didik
juga merasa percaya diri, bahagia mendapatkan pendidikan. Being jugamengacu sampai
seberapa besar sekolah melibatkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik.
d. Health (status kesehatan) mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan
guru.

Identifikasi dimensi school well-being:

Dimensi school Well-being menurut Konu dan Rimpela sudah diterapkan disekolah
tempat saya PPL. Hal tersebut terbukti Saya dapat melaksanakan praktik pembelajaran
dengan aman dan nyaman. Peserta didik juga memiliki hubungan yang baik dengan
seluruh warga sekolah baik dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru tata usaha,
semua majelis guru dan petugas lainnya di sekolah. Selain itupeserta didik juga dapat
bergaul dengan siapa saja tanpa adanya diskriminasi agama, ras, gender, status sosial, dan
kultural. Sekolah juga telah menggalakkan upaya bebas bullying di lingkungan sekolah.

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi school well-being?


a. Kepemimpinan Sekolah: Kepemimpinan yang efektif di sekolah dapat berkontribusi pada
menciptakan iklim sekolah yang positif, mendukung dan mendorong kesejahteraan siswa
dan staf. Kepala sekolah yang berkomitmen dan memprioritaskan kesejahteraan akan
memainkan peran penting dalam membangun budaya sekolah yang inklusif dan
memberdayakan.
b. Kualitas Interaksi Siswa-Guru: Hubungan yang baik antara siswa dan guru sangat penting
untuk kesejahteraan siswa. Interaksi yang positif, dukungan, dan komunikasi yang
terbuka antara siswa dan guru dapat mempengaruhi motivasi siswa, rasa aman, dan
kepuasan belajar.
c. Lingkungan Fisik dan Keamanan: Lingkungan sekolah yang aman, bersih, dan nyaman
dapat berkontribusi pada kesejahteraan siswa. Fasilitas yang memadai, ruang yang
menyenangkan, dan perhatian terhadap keamanan akan mempengaruhi pengalaman
belajar siswa.
d. Iklim Sosial: Iklim sosial sekolah mencakup norma dan budaya yang ada di sekolah,
termasuk tingkat dukungan sosial, hubungan antar siswa, dan adanya keberagaman yang
dihormati. Iklim sosial yang positif dapat menciptakan rasa inklusi, saling pengertian, dan
dukungan sosial yang penting bagi kesejahteraan siswa.
e. Kualitas Kurikulum dan Pengajaran: Kurikulum yang relevan, variatif, dan
mempertimbangkan kebutuhan siswa serta metode pengajaran yang inovatif dapat
meningkatkan kesejahteraan siswa. Pengajaran yang menarik, interaktif, dan
memperhatikan gaya belajar siswa dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan belajar.
f. Dukungan Emosional dan Kesehatan Mental: Tersedianya dukungan emosional dan
kesehatan mental yang memadai di sekolah sangat penting. Layanan konseling, program
pencegahan bullying, dan kesadaran akan kesehatan mental dapat membantu siswa dalam
mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.
g. Partisipasi Siswa: Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dan memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sekolah dapat meningkatkan
kesejahteraan siswa. Memberikan ruang bagi siswa untuk mengemukakan pendapat,
berkontribusi, dan merasa memiliki peran dalam sekolah dapat meningkatkan ikatan
siswa terhadap sekolah dan kesejahteraan mereka.
h. Dukungan dari Orang Tua dan Keluarga: Dukungan dan keterlibatan orang tua dan
keluarga dalam pendidikan dan kesejahteraan siswa sangat penting. Kolaborasi antara
sekolah dan keluarga dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan
melengkapi kesejahteraan.

3. Bagaimana peran pembelajaran sosial-emosional dalam menciptakan school well-being?

Pembelajaran sosial-emosional (PSE) memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan
kesejahteraan sekolah atau school well-being. PSE melibatkan pengembangan keterampilan sosial,
emosional, dan interpersonal yang membantu peserta didik mengenali, mengelola, dan mengatur emosi
mereka, membangun hubungan yang sehat, dan membuat keputusan yang bijaksana

4. Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya mengenai school well-being!

Dalam menciptakan school well-being pembelajaran social emosional berperan sangat


penting dimana untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan kesadaran diri, dan pengelolaan emosi
yang baik bagi tiap warga sekolah. Diaman jika setiap individu mrmiliki pengenalan,
pengenadalian social emosional yang baik tentu akan menciptakan kenyamanan terhadap
individu lain yang berinteaksi serta meminimalisir terjadina konflik yang membuat
ketidaknyamanan. Dan tentu kenyamanan dalam setiap dimensi school well-being ini adalah
kunci untuk tercipta lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
5. Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari topik ini atau dari video yang sudah Anda
tonton pada bagian sebelumnya!

Guru atau pendidik juga harus sehat secara mental supaya bisa menciptakan lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan. School well-being adalah kondisi dimana individu dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya baik materiil maupun non- materiil di sekolah yang terdiri atas
empat dimensi yaitu
a. Having (kondisi/situasi sekolah),
b. Loving (mengarah pada hubungan sosial),
c. Being (pemenuhan diri), dan
d. Health (kesehatan peserta didik/guru secara umum).
Stress pada guru dapat mempengaruhi kesejahteraan sekolah, khususnya peserta didik.
Beban kerja dan kewajiban guru membuat guru rentan terhadap stres. Stres pada guru membuat
komunikasi antar peserta didik dan guru menjadi kurang lancar. Guru juga tidak dapat
memberikan dukungan penuh pada peserta didik. Dalam hal ini, guru adalah agen penting untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang sejahtera. School well- being dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: 1) Guru menjelaskan bahwa stress pada guru dapat mempengaruhi kesejahteraan
sekolah, khususnya siswa. 2) Warga Sekolah : kemampuan memahami orang lain dalam hal ini
bagaimana kemampuan sosial emosional. 3) Peserta didik : Kepribadian siswa, termasuk
motivasi belajar, kemampuan berkomunikasi, disiplin dan kemampuan bekerjasama.

6. Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Anda mungkin juga menyukai