Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ivon Bella Sukma

NIM : 2398011453

Kelas/ Semester : Rombel 1/ 2

Eksplorasi Konsep Topik 5 Pembelajaran Sosial Emosional

Silakan Anda memberikan respon jawaban atas pertanyaan berikut dari materi yang telah Anda
pelajari.

1. Apa saja dimensi school well-being? Identifikasi apakah dimensi tersebut sudah ada di
sekolah Anda? (tempat Anda menimba ilmu sebelumnya atau sekolah lain yang pernah
Anda amati)
Jawab :

Ada beberapa dimensi dapat menggambarkan kondisi sekolah yang


sehat/sejahterah. Hascher (dalam Jarvela, 2011) menjelaskan 6 dimensi school well-
being atau kondisi sekolah yang membahagiakan, yaitu:
1. sikap dan emosi positif terhadap situasi sekolah secara keseluruhan baik dari
peserta didik maupun guru.
2. peserta didik memiliki konsep diri yang positif dalam hal akademik. Dalamhal ini
peserta didik di sekolah percaya diri dan termotivasi untuk berprestasi.
3. guru dan peserta didik menikmati aktivitas sekolah
4. guru dan peserta didik bebas dari kecemasan untuk pergi bersekolah
5. guru dan peserta didik bebas dari berbagai keluhan mengenai kondisisekolah
6. tidak ada masalah/konflik yang berat di sekolah

Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan empat dimensi yaitu:


a. Having yaitu bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah.
Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan, rasa aman,
kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain sebagainya. Aspek lain dari
kondisi sekolah berhubungan dengan kondisi pembelajaran, seperti kurikulum,
jumlah peserta kelas. Aspek lain adalah bagaimana peserta didik merasa
mendapatkan dukungan atau pelayanan selama bersekolah, seperti kantin, ruang
kesehatan, wali kelas, guru bimbingan konseling.
b. Loving mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan
dengan guru, dengan teman sekelas, interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada
dasarnya mengacu pada iklim atau suasana di sekolah. Relasi yang baik antara
peserta didik, guru dan peserta didik, dan guru dengan sesama guru menciptakan
iklim sekolah yang baik; harmonis.
c. Being mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai keberadaan
mereka. Dalam hal ini guru dapat bekerja dengan baik dan menghargai perannya.
Peserta didik juga merasa percaya diri, bahagia mendapatkan pendidikan. Being
juga mengacu sampai seberapa besar sekolah melibatkan peserta didik, mendorong
kreativitas peserta didik.
d. Health (status kesehatan) mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didikdan
guru.
Dalam hal ini, kebahagiaan/kesejahteraan peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kondisi sekolah, seperti rencana pembelajaran, budaya sekolah, orientasi pendidikan,
infrastruktur, fasilitas, kondisi kelas, dan dukungan dari guru maupun pihak manajemen
sekolah.
Saya mengamati tiga sekolah yaitu tempat sekolah saya mengenyam pendidikan di
SMA dulu, SMP yang pernah saya ajar dan SMA 9 tempat saya PPL, pertama sekolah SMA
saya dulu sudah memenuhi dimensi having diimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah,
termasuk kenyamanan, rasa aman, kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain
sebagainya, lingkungan fisik yang dimiliki SMA saya sudah sangat baik mulai kamar mandi
yang bersih kantin dan fasilitas seperti lapangan basket, UKS dan lab komputer. Dimensi
Loving mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan dengan guru,
dengan teman sekelas, interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada
iklim atau suasana di sekolah. Relasi yang baik antara peserta didik, guru dan peserta didik,
dan guru dengan sesama guru menciptakan iklim sekolah yang baik; harmonis, untuk dimensi
ini sekolah SMA saya belum memenuhi karena masih banyak kasus yang dilakukan oleh siswa
seperti kenakalan remaja, membolos, dan tidak menghargai guru sehingga sekolah SMA saya
menrapkan kedisiplinan yang sangat tinggi tentu hal tersebut membuat siswa menjadi merasa
tertekan. Dimensi being dan health sudah terpenuhi karena meskipun terdapat siswa yang
nakal namun sekolah saya sangat mengapresiasi siswa yang berprestasi bahkan sering
memberikan info yang mensejahterakan peserta didik seperti beasiswa dan lomba yang bisa
diikuti siswa dan untuk kesehatan semua siswa di sekolah saya memiliki kesehatan yang
sangat baik.
Kedua sekolah yang saya amati adalah SMP yang pernah saya ajar atau tempat saya
bekerja hamper semua dimensi yaitu loving, having, being dan health sangat tidak memenuhi
dimensi tersebut mulai dari lingkungan sekolah yang kurang akan fasilitas dan kurang bersih,
kesejahteraan guru tudak terjamin sehingga banyak guru yang lebih memilih membolos kerja
dan tidak perhatian dengan siswa, loving siswa tidak bisa menghargai guru dan hanya
menghargai pemilik yayasan tidak memiliki kepedulian dengan teman, being siswa tidak
merasa bahagia karena guru sering tidak masuk kelas dan fasilitas sekolah yang sangat
terbatas, kesehatan siswa banyak yang terkena penyakit kulit atau flu dan sering lemas ketika
mengikuti pelajaran di sekolah.
Ketiga sekolah tempat PPL saya yaitu SMA 9 Semarang sekolah ini adalah sekolah
standart dengan fasilitas yang sangat baik karena sekolah ini merupakan sekolah negeri yang
berada di kota Semarang dan dekat dengan kampus Universitas Diponegoro di mana tempat
tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dekat dengan kawasan yang dipenuhi
dengan mahasiswa, kamar mandi yang dimiliki oleh SMA 9 sangat bersih seerta memiliki
petugas untuk merawat sekolah serta keamanan yang tinggi, siswa SMA 9 juga sangat
menghargai guru dan berprestasi, sekolah juga sangat perhatian dengan prestasi yang dimiliki
oleh siswa serta sangat mengapresiasi prestasi yang dimiliki siswa bahkan sering mendapatkan
prestasi yang ditorehkan oleh siswa-siswanya, pada dimensi kesehatan juga sangat baik karena
siswa sehat dan sangat aktif dalam kegiatan sekolah maupun ekstrakurukuler bahkan ada yang
mengikuti pembelajaran di luar kelas seperti bimbel dan kelas olahraga ekonomi siswa berasal
dari kalangan menengah ke atas.

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi school well-being?

Jawab: Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi school-well-being. Ramberg,


dkk (2019) menjelaskan bahwa stress pada guru dapat mempengaruhi kesejahteraan sekolah,
khususnya peserta didik. Beban kerja dan kewajiban guru membuat guru rentan terhadap
stres. Stres pada guru membuat komunikasi antar peserta didik dan guru menjadi kurang
lancar. Guru juga tidak dapat memberikan dukungan penuh pada peserta didik. Dalam hal ini,
guru adalah agen penting untuk menciptakan lingkungansekolah yang sejahterah.
Hal lain yang dapat mempengaruhi school well-being adalah kemampuan memahami
orang lain dalam hal ini bagaimana kemampuan sosial emosional. Roffey (2008) menjelaskan
kemampuan ini sebagai emotional literacy. Kemampuan ini dapat mendukung peserta didik
beradaptasi dengan budaya sekolah dan meningkatkan proses belajar peserta didik. Selain
faktor guru dan sekolah, pada dasarnya peserta didik juga berperan dalam menciptakan
school well-being. Kepribadian peserta didik,
termasuk motivasi belajar, kemampuan berkomunikasi, disiplin dan kemampuan bekerjasama
juga sangat mempengaruhi school well-being. Dalam hal ini semua warga sekolah berperan
dalam menciptakan school well-being.

3. Bagaimana peran pembelajaran sosial-emosional dalam menciptakan school well-being?

Jawab:
Pembelajaran sosial-emosional (PSE) memainkan peran penting dalam menciptakan
school well-being dengan cara berikut:

a. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional Penting:

PSE membekali siswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk mengelola
emosi, membangun hubungan, menyelesaikan konflik, dan membuat keputusan yang
bertanggung jawab. Keterampilan ini sangat penting untuk kesuksesan di sekolah dan
kehidupan.

o Kesadaran diri: Memahami emosi diri sendiri, kekuatan, dan kelemahan.


o Pengelolaan diri: Mengelola emosi dan perilaku, menetapkan tujuan, dan
menyelesaikan masalah.
o Kesadaran sosial: Memahami emosi dan perspektif orang lain, dan menunjukkan
empati.
o Keterampilan hubungan: Membangun dan memelihara hubungan yang positif.
o Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: Membuat pilihan yang
konsisten dengan nilai dan tujuan.
b. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Positif dan Suportif:
 Ketika siswa memiliki keterampilan sosial dan emosional yang kuat, mereka lebih
cenderung merasa aman, terhubung, dan dihargai di sekolah. Hal ini menciptakan
lingkungan belajar yang lebih positif dan suportif, yang bermanfaat bagi semua
siswa.
 Mengurangi bullying dan agresi: PSE dapat membantu mengurangi bullying dan
agresi dengan mengajari siswa cara mengelola emosi mereka, menyelesaikan
konflik secara damai, dan menunjukkan empati kepada orang lain.
 Meningkatkan partisipasi siswa: Siswa yang merasa aman dan didukung di
sekolah lebih cenderung terlibat dalam pembelajaran dan mencapai potensi penuh
mereka.
 Membangun komunitas sekolah yang kuat: PSE dapat membantu membangun
komunitas sekolah yang kuat dengan mendorong rasa saling menghormati,
pemahaman, dan kerjasama.
c. Meningkatkan Prestasi Akademik:

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara keterampilan sosial-
emosional dan prestasi akademik. Siswa dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat
lebih cenderung:
 Memiliki fokus dan motivasi yang lebih baik
 Mengatur diri sendiri dan menyelesaikan tugas
 Bekerja sama dengan baik dengan orang lain
 Berkomunikasi secara efektif
d. Mempromosikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan:

Keterampilan sosial dan emosional juga penting untuk kesehatan mental dan
kesejahteraan siswa. Siswa dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat lebih
cenderung:

 Mengatasi stres dan kecemasan


 Membangun hubungan yang sehat
 Membuat keputusan yang sehat
 Menemukan makna dan tujuan dalam hidup

Penerapan PSE di Sekolah:

 Ada banyak cara untuk menerapkan PSE di sekolah. Beberapa pendekatan


umum meliputi:
o Memasukkan eksplisit pengajaran sosial dan emosional ke
dalam kurikulum
o Memberikan pelatihan bagi guru dan staf tentang PSE
o Menciptakan program dan kegiatan yang mendukung
pengembangan keterampilan sosial-emosional
o Membangun kemitraan dengan orang tua dan komunitas

Pembelajaran sosial-emosional adalah komponen penting dari pendidikan holistik.


Dengan membekali siswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses dalam
kehidupan, PSE dapat membantu menciptakan school well-being dan meningkatkan hasil
bagi semua siswa.

4. Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya mengenai school well-being!
Hal-hal yang sudah saya ketahui mengenai school well-being adalah menciptakan
lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan dan sikap saling menghargai
semua warga sekolah baik guru pada siswa, siswa pada siswa, dan siswa pada staff
sekolah.
5. Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari topik ini atau dari video yang sudah Anda
tonton pada bagian sebelumnya!
Hal- hal baru yang saya pelajari dari topic ini adalah behwa kesejahteraan guru juga
berpengaruh untuk menjadikan sekolah dengan sekolah berstandar well being. Ada
beberapa dimensi yang dapat membuat sekolah dikatakan menjadi seolah well being
yaitu :
1. sikap dan emosi positif terhadap situasi sekolah secara keseluruhan baik dari
peserta didik maupun guru.
2. peserta didik memiliki konsep diri yang positif dalam hal akademik. Dalam hal ini
peserta didik di sekolah percaya diri dan termotivasi untuk berprestasi.
3. guru dan peserta didik menikmati aktivitas sekolah
4. guru dan peserta didik bebas dari kecemasan untuk pergi bersekolah
5. guru dan peserta didik bebas dari berbagai keluhan mengenai kondisisekolah
6. tidak ada masalah/konflik yang berat di sekolah
serta having, being, loving and health.

6. Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?

Hal-hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana cara kita menghadapi
situasi ketika kita berada di lingkungan sekolah yang tidak berstandar well being karena
tidak dapat dipungkiri terkadang kita tidak bisa memilih di mana kita bekerja sebagai
seorang guru serta bagaimana situasi dan kondisi siswa yang tidak dalam kondisi yang
baik serta bagaimana pencegahannya menghadapi siswa yang memiliki tantangan agar
tercipta lingkungan sekolah yang well being, kemudian bagaimana cara agar guru tidak
mudah stress ketika harus berhadapan dengan rekan kerja yang kurang dapat
berkolaborasi.
Daftar Pustaka :

 https://www.kompasiana.com/imam79435/654b44a7110fce5c4e48b8b3/penerapan-
pembelajaran-sosial-emosional-dalan-kerangka-casel
 https://www.edutopia.org/social-emotional-learning
 https://www.cdc.gov/healthyyouth/mental-health-action-guide/promote-social-emotional-and-
behavioral-learning.html

Anda mungkin juga menyukai