Anda di halaman 1dari 9

SCHOOL WELL-BEING

By : Yoharnes, S.Si.,M.Si.
MK Pembelajaran Sosial Emosional
PPG Prajabatan
Tahun 2023
Konsep School Well-being
1. Definisi Well-being
Keadaan yang memungkinkan individu
memuaskan
kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik kebutuhan
material maupun non-material

Ada 2 perspektif yang menjelaskan terkait konsep


well-being yaitu Hedonic dan Eudaimonic
Hedonic adalah kecenderungan untuk mencari
kebahagiaan dengan menghindari perasaan sakit atau
hal-hal yang tidak menyenangkan. Perspektif ini juga
disamakan dengan Subjective Well-Being (SWB)

Eudaimonic adalah kondisi ketika individu dapat


mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan mampu
mengaktualisasikan dirinya, sesuai dengan nilai-nilai
yang dimiliki. Perspektif ini sering disamakan dengan
Psychological Well-being (PWB)
2. School Well-Being
Konsep school well-being di lihat dari situasi sekolah yang
sehat membantu terbentuknya perilaku positif siswa yang
berkaitan dengan sekolah.
Sekolah dengan lingkungan yang baik dapat menimbulkan
perasaan senang dan membentuk sikap yang positif,
sehingga
secara tidak langsung mempengaruhi siswa secara maksimal
ketika ia berinteraksi di lingkungan sekolah.
Hal ini mengacu pada rasa sejahtera siswa yang berada di
dalam sekolah, terkait iklim dan kehidupan sekolah.
Pengukuran School Well-Being
Indikator school well-being terdiri kondisi
objektif dan pengalaman hidup subjektif
anak sebagai siswa.
Dimana pengukuran kondisi objektif
meliputi standar material (kondisi fisik
sekolah) serta standar sosial dan modal
sosial (lingkungan dan interaksi anak di
sekolah)
Ada 4 indikator dari school well-being, yaitu:
a. Having (kondisi sekolah)
Tempat yang nyaman untuk belajar, bebas
dari kebisingan, kurikulum, jadwal pelajaran
serta peraturan-peraturan di sekolah
Pelayanan siswa yang meliputi kantin
yang nyaman untuk siswa, perpustakaan
yang dapat menunjang proses belajar,
pelayanan kesehatan dan konseling di
sekolah.
b. Loving (hubungan sosial)
Dimensi ini merujuk pada lingkungan sosial
belajar, seperti hubungan antara siswa dan
guru, hubungan dengan teman sebaya, dinamika
kelompok, bullying atau perundungan yang
terjadi di sekolah. Kemudian hubungan sekolah
dengan rumah, iklim belajar siswa.
c. Being (pemenuhan diri)
Dalam konteks sekolah, being merujuk pada bagaimana
sekolah menawarkan pendidikan untuk aktualisasi diri
bagi siswa.
Setiap siswa menjadi aspek penting dalam komunitas
sekolah. Siswa dapat berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan di sekolah.
Kesempatan dalam pengambilan keputusan penting
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
bagi siswa dan sekolah mendukung siswa setiap
proses pembelajaran.
d. Health (status kesehatan)
Health meliputi aspek fisik dan mental, berupa
gejala-gejala psikosomatis, penyakit kronis,
penyakit ringan (seperti flu) dan penghayatan
akan keadaan diri. Munculnya gejala penyakit
pada periode waktu tertentu menjadi tolak ukur
dari pengukuran health status siswa

Anda mungkin juga menyukai