Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh keterikatan terhadap

nilai- nilai umum dan kepentingan, saling berinteraksi dengan yang lain, fungsifungsi

dalam struktur sosial memperlihatkan dan menciptakan normanorma dan nilainilai.

Keperawatan komunitas adalah perpaduan antara praktek keperawatan dan praktek

kesehatan masyarakat, penekanan pada peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pada

seluruh penduduk. Pemberdayaan masyarakat adalah merupakan upaya memfasilitasi agar

masyarakat mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan

kebutuhan setempat. Pemberdayaan masyarakat atau suatu komunitas perlu dilakukan

untuk meningkat tingkat kesehatan secara mandiri dan optimal.

Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menciptakan pemberdayaan

masyarakat dilingkungan sekolah antara lain melalui program Unit Kesehatan Sekolah

(UKS). UKS memiliki beberapa ruang lingkup, salah satunya adalah penyelenggaraan

pendidikian kesehatan yang dapat dilakukan melalui promosi kesehatan meliputi

pengetahuan tentang dasar- dasar hidup sehat, sikap tanggap terhadap persoalan kesehatan,

latihan atau demonstrasi cara hidup sehat dan penanaman kebiasaan hidup sehat dan upaya

peningkatan daya tangkap terhadap pengaruh buruk dari luar. Kegiatan pemberdayaan

masyarakat ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu pendekatan proses keperawatan

(pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), dan

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan


Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan di MI kauman Kel. Jatirejo

Kec. Suruh Kab. Semarang Kota Blitar. Dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan

masyarakat ini, mahasiswa akan melibatkan seluruh potensi yang ada di sekolahan .

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah tingkat kesehatan komunitas siswa MI kauman Kel. Jatirejo Kec. Suruh

Kab. Semarang kelas 1-3 ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat kesehatan komunitas siswa MI kauman Kel. Jatirejo Kec. Suruh

Kab. Semarang kelas 1-3

2. Tujuan khusus

a. Tidak terjadi masalah gizi kurang pada siswa MI kauman Kel. Jatirejo Kec. Suruh

Kab. Semarang kelas 1-3

b. Status kesehatan gigi siswa MI kauman Kel. Jatirejo Kec. Suruh Kab. Semarang

kelas 1-3 baik.

c. Terbentuknya kader tiwisada dan berjalannya kegiatan kader tiwisada.

D. Manfaat

1. Menjadikan suatu pengalaman dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat

atau suatu komunitas dalam praktik keperawatan komunitas

2.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR KOMUNITAS

1. Definisi Anak Usia Sekolah

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia

dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak.

Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan

masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American

Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan

usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut

ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan

karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia

sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah

lengkap. (Widodo, 2005 dalam Kumpulan Askep 2012)

Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang

sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak

permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari.

Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan,

gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada

umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.

Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau

para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak

memprioritaskan kesehatan anak balita. (Widodo, 2005 dalam Kumpulan Askep

2012).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia pra sekolah dan sekolah dasar:

Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ otak

mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup pesat. Jiwani :

Anak mulai banyak melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karena melihat

kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif dan bertanggung

jawab. Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai

memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya. Sosial : Kegiatan anak

mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi masih egosentris, kegiatannya

hanya satu jenis dan mulai membuat Gang dengan kompetisi tinggi. (Widodo, 2005)

3. Tugas orang tua untuk perkembangan anak usia sekolah

a. Menyediakan aktifitas untuk anak

Untuk membantu kreativitas :

a) Menyediakan perlengkapan sekolah.

b) Mengikutsertakan anak pada ekstrakulikuler, les, kursus, dengan

pengarahan/bimbingan orang tua.

c) Memberikan sarana bermain yang sesuai usia.

d) Memberikan bimbingan rohani baik didalam maupun diluar rumah.

b. Mempersiapkan biaya, Anak sudah sekolah membutuhkan biaya yang cukup besar

anggaran rumah tangga membengkak perlu pengaturan rumah tangga yang baik.

c. Kerjasama untuk penyelesaian kerja anak diajarkan untuk menyelesaikan

tugas- tugasnya (baik tugas sekolah maupun tugas rumah). Penting untuk

menumbuhkan kemandirian dan kedisiplinan anak.


d. Memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan pasangan, Keharmonisan keluarga

harus terjalin dengan baik, saling mengerti dan perhatian, menghargai kepentingan

orang lain dan belajar untuk dapat mengenal orang lain.

e. Sistem komunikasi komunitas

a) Diterapkan komunitas yang terbuka.

b) Anak diberi kesempatan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya penting

untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga anak tidak takut untuk

bergabung dan dengan masyarakat.

f. Mensosialisasikan anak meningkatkan prestasi sekolah memupuk hubungan sebaya.

Membina hubungan anak dengan teman akan meningkatkan pola adaptasi anak

terhadap lingkugan barunya.

g. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan karena perkawinan dapat

menimbulkan konflik-konflik yang dapat menurunkan keharmonisan. Meningkatkan

komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dalam hubungan suami istri.

h. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, Harus mengecek kesehatan

anak secara berkala misalnya: fungsi pengliharan, pendengaran kemampuan

berbicara. Tujuannya untuk mengantisipasi akibat/keadaan yang mungkin terjadi.

(Anonim, 2010)

Cara mencapai tugas perkembangan :

a) Anak diberi motivasi untuk belajar, memperhatikan kebutuhan sosial anak.

b) Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri,

rekreasi orang tua saja.

c) Mengajarkan dan membiasakan cara hidup sehat.

d) Memberikan tempat aktivitas yang nyaman.(Anonim, 2010)

4. Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Usia Sekolah


a. PAMSIMAS

Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah

membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus memberikan

pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban

sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di

serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi

murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana

cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan.

Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru

dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh

dengan jamban guru.

Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau

tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air

baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini

membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit.

Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang

cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk

menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini

harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik

dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. (Departemen

Kesehatan RI, 2008)

Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :

a) Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk

pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah

b) Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah


c) Penggalakan cuci tangan dengan sabun

d) Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu,

dan kesehatan masyarakat

e) Program pemberantasan kecacingan

f) Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL

g) Pelatihan guru dan murid tentang PHAST

h) Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua

i) Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di

sekolah, mencakup:

1. Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru

pembina dan komite sekolah

2. Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya (Departemen

Kesehatan RI, 2008)

b. Health Promoting School

Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan

sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a) penciptaan lingkungan sekolah

yang sehat,(b) pemeliharaan dan pelayanan di sekolah, dan (c) upaya pendidikan

yang berkesinambungan. Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS

UKS. Strategi Promosi Kesehatan WHO mencanangkan lima strategi promosi

kesehatan di sekolah yaitu:

a) Advokasi

Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh

dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan

masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan


dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-

upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah.

Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan

kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan

b) Kerjasama

Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi

]alannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam ker]asama ini berbagai

pihak dapat saling bela]ar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan

kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada,

serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi

kesehatan.

c) Penguatan kapasitas

Kemampuan ker]a dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus

dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus

diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi

kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka

penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program

promosi kesehatan sekolah

d) Kemitraan

Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun

usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan

sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna

meningkatkan status kesehatan di sekolah.

e) Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan

penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan

akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik

secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi

peningkatan PHBS siswa sekolah.

5. Peran Dokter Kecil

Pentingnya pengetahuan akan gizi yang baik dapat disosialisasikan melalui

keberadaan dokter kecil. Dokter kecil merupakan siswa yang aktif dalam menangani

masalah kesehatan di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar. Siswa yang menjadi

dokter kecil pun merupakan siswa yang berprestasi secara akademik. Mereka ini

merupakan penggerak kesehatan di lingkungan sekolah. Peran dokter kecil yang

merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam

memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil membuat anak sekolah jadi sadar

sehat. Mulai dari piramida makanan hingga perlunya memperhatikan kebersihan

makanan ketika jajan. Bukan hanya itu, para dokter kecil ini juga menjalani penyuluhan

ke kantin sekolah, serta memberikan pengetahuan kepada teman sekolahnya mengenai

mana jajanan yang sehat dan yang tidak. Jajanan sehat berarti bersih, tidak basi, dan

mengandung zat gizi,. Karena kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan

sejak kecil, dokter kecil di tingkat sekolah dasar pun akan direvitalisasi yang nantinya

bisa menjadi pahlawan kesehatan Indonesia yang menjadi teladan dan memberi contoh

tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada teman-temannya yang lain di

lingkungan sekolah. (menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih )

Menurut penggiat program dokter kecil, dr Handrawan Nadesul, yang pada tahun 1981

membentuk ratusan kader dokter kecil dari siswa MI yang berprestasi ini, menuturkan,

peran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam menggerakkan upaya
kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang. Para dokter kecil ini bukan berarti

berperan sebagai dokter, namun lebih tepatnya sebagai promotor untuk menggerakkan

teman- temannya untuk mengetahui makanan yang baik dan zat gizi yang

dikandungnya serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Di samping itu,

peran dokter kecil diharapkan mampu membantu guru dan petugas kesehatan di

sekolah.

6. Peran dan fungsi perawat di sekolah

Peran perawat di lingkungan sekolah ada 3 hal yaitu : pelaksana asuhan keperawatan di

sekolah, pengelola kegiatan di UKS dan sebagai penyuluh di bidang kesehatan (Anna,

2010).

a. Sebagai pelaksana askep di sekolah :

a) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik.

b) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha

Kesehatan di Sekolah (TPUKS)

c) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana keegiatan

d) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

b. Sebagai pengelola kegiatan UKS. Koordinator program UKS di Puskesmas.

c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan .

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Data inti

Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan

mulai pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama

dan menengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada kualitas

tumbuh kembang anak di kemudian hari pada saat dewasa. Gangguan kesehatan yang

sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan umum, gangguan perilaku,
gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan dalam belajar. Untuk mencegah

atau mengurangi potensi komplikasi dan permasalahan kesehatan anak, perlu dilakukan

deteksi dini gangguan kesehatan agar tidak berkembang menjadi masalah berat. Deteksi

dini bisa dilakukan dengan meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap usia

sekolah, sama halnya dengan perhatian ketika anak masih balita. Hal ini dilakukan

dengan harapan tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas dan berprestasi baik.

2. Lingkungan fisik

a. Anak dan pembangunan lingkungan

Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang cocok

bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak dipandang tidak

penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam merencanakan dan

menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui wadah partisipasi anak, anak

dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan

dengan (pembangunan) lingkungannya (Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah

dapat berkomunikasi dengan mereka, karena mereka mempunyai persepsi,

pandangan dan pengalaman mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal,

sehingga pemerintah dapat menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.

b. Anak dan lingkungan tempat tinggal

Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat tinggalnya

antara lain adalah:

a) Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter, bebas

dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan diri anak

tinggi.

b) Rumah yang layak huni adalah rumah yang menjamin keamanan, ketenangan dan

kenyamanan penghuni.
c. Anak dan lingkungan masyarakat

Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri dengan

lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:

a) Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk menjalankan

organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung pada

warga, khususnya anak-anak, seperti kerja bakti.

b) Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan

lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai resiko

yang ditimbulkan oleh lingkungan

d. Anak dan lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:

a) Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di sekolah.

b) Desain bangunan sekolah bertingkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi anak

yang aman dan nyaman di setiap lantai.

c) Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara

bergantian.

d) Perlu menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif.

e) Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru perlu

mengikutsertakan murid-murid.

3. Pelayanan kesehatan

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia, yakni Indonesia

Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-pokok program serta

program-programnya. Salah satu program yang dimaksud adalah Program Usaha

Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan

bahwa Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah. Promosi


Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung program peningkatan Sarana Air Bersih

dan Sanitasi dan untuk memperluas manfaat kesehatan masyarakat desa dengan cara

meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan dan sanitasi pada anak-anak sekolah

dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah bertujuan agar murid-murid tersebut

bertindak sebagai agen perubahan bagi orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga dan

kawan-kawan mereka. Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke

dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS

di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Promosi kesehatan sekolah

(dalam Program PAMSIMAS) harus dikoordinasikan dengan program penyuluhan

kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas

Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan Pusat.

4. Ekonomi

Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjangan dan

masih berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi

penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak terkecuali anak

usia sekolah dasar (MI) yang merupakan kelompok pendudukyang paling rentan

terhadap gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi yang berkepanjangan ini

memicu penurunan daya beli masyarakat dan kalangan hasil produksi pertanian,

sehingga makanan yang dikonsumsi penduduk terutama mereka dikelas bawah miskin

akan menurun dari segi kuantitas dan kualitas.

5. Keamanan dan transportasi

Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang mempertimbangkan

kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat kebijakan mengenai

transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise Chawla (Kruger, 2002) perlu:

a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum.


b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi umum.

c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk anak

dan keluarganya ke tempat rekreasi.

6. Politik dan pemerintah

Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri dengan

lingkungan masyarakat.

7. Komunikasi

Hasil survei Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI)5 menunjukkan

bahwa acara televisi untuk anak-anak cenderung mengalami peningkatan. Hasil survei

ini menunjukkan bahwa alasan yang utama para reponden (anak-anak) untuk menonton

televisi adalah hiburan (72%) dan jenis acara yang sering ditonton termasuk

infotainmen (gosip, telenovela, sinetron). Televisi adalah seperti pisau yang dapat

bermanfaat untuk kebaikan atau bisa berbahaya jika penggunaannya tidak terkendali.

Oleh karena itu kuasa negatif televisi ini perlu dikurangi atau dialihkan ke hal-hal yang

mendidik dan membangun.

8. Pendidikan

Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang

hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang

penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air-

kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan

kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk;

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan

monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara

partisipatif menggunakan metode PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di


beri pelatihan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator

Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.

9. Rekreasi

Menurut Hendricks (Hendricks: 2002) perencanaan taman bermain yang ramah

terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti

bagaimana mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan, sehingga

dalam proses pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan terhadap anak.

Proses konsultasi dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti yang dilakukan

terhadap orang dewasa.


BAB III

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan melalui wawancara dan observasi pada tanggal 24 Februari-1

Maret di MI Kel. Jatirejo Kec. Suruh Kab. semarang dengan melibatkan pembina UKS.

Hasil pengkajian tersebut dianalisa untuk diidentifikasi masalah kesehatan yang ada di

sekolah. Data yang menunjang masalah kesehatan dan analisanya sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Data Sekolah

1. Identitas Sekolah

a. Nama : MI kauman

b. Alamat Sekolah : Jalan Ciliwung Kelurahan Tanggung Kec. Kepanjen Kidul

c. Jumlah murid : 176 anak (kelas 1- kelas 3)

3.1 Tabel Jumlah Siswa MI kauman Bulan Februari-Maret 2014

SISWA KELAS TOTAL


I II III
Laki-laki 12 18 21 51
Perempuan 7 10 10 32
Jumlah 19 31 31 83

Dari sejumlah 176 anak yang ada di MI kauman ini yang menjadi sasaran dalam

asuhan keperawatan komunitas yaitu sebanyak 83 anak yaitu siswa kelas I III. Dari

jumlah siswa kelas I-III yang terkaji pada saat dilaksanakan pengkajian sejumlah 78

anak.

d. Staf pengajar

- Jumlah guru : 9 orang

- Staf : 6 orang

- Pendidikan :
S1 : 9 orang

D3 : - orang

D2 : 1 orang

SMA: 5 orang

SMP : - orang

2. Program Pembelajaran

a. Program Kurikuler

- Jumlah jam belajar : Rata rata 7 Jam /hari, mulai jam 07.00 WIB s/d 12.00

WIB

b. Ko.Kurikuler

3.2 Tabel Kegiatan Ko.Kurikuler MI kauman, Bulan Februari-Maret 2014

No Jenis Kegiatan Kapan Berapa Jam


1 LAB MIPA Saat Pelajaran 1 Jam
IPA
2 PERPUSTAKAAN Istyrahat 30 Menit
3 LAB KOMPUTER - -
c. Extra Kurikuler

1. Pramuka : wajib seluruh siswa Setiap hari Sabtu

2. Seni lukis : 107 siswa (kelas IIV) Setiap hari Sabtu

d. Kegiatan lain sebagai penunjang

Selain adanya pendalaman materi dan kegiatan ekstrakurikuler terdapat

juga kegiatan lain sebagai penunjang yaitu sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kegiatan UKS

Untuk pelaksanaan kegiatan UKS di MI kauman sudah ada

penanggung jawab UKS dari pihak guru, dan untuk pengurus atau kader
tiwisada hanya terbentuk sebanyak 4 orang dari kelas IV dan V sehingga

program UKS belum dapat berjalan secara maksimal.

Beberapa program UKS, diantaranya:

a. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

b. Pemeriksaan kebersihan diri

c. Pemeriksaan jentik-jentik nyamuk

d. BIAS campak kelas 1-3, skrining pemeriksaan gigi, dan pemberian

obat cacing.

e. Sikat gigi bersama dan cuci tangan memakai sabun.

f. Penambahan kader tiwisada

g. Pembinaaan kader tiwisada

h. Kerja bakti/jumat bersih

i. Pembinaan siswa kelas V dan VI tentang pubertas dan reproduksi

j. Pembinaan kelas VI tentang kenakalan remaja

k. Pembinaan kelas VI tentang bahaya dan manfaat internet

l. Mendatangkan narasumber dari puskesmas/ dinas kesehatan

b. Sarana dan prasarana di UKS :

3.3 Tabel Sarana dan Prasarana UKS

No Fasilitas UKS Ada Tidak


ada
1 Ruang UKS
2 Perabot dan perlengkapan di runag UKS :
Meja & Kursi
Lemari
Tempat sampah
Tempat tidur
Tirai
Perlak
Sabun dan tempatnya
Handuk
Pengukur BB
Pengukur TB
Kartu snellen
Penlight/senter
Kapas
Plester, kasa dan gunting
Mitela

Obat-obatan untuk pertolongan pertama, seperti :


Obat merah
Obat tetes mata atau salep mata
Revanol
Alkohol
Minyak kayu putih

c. Sumber Dana : 1. BOS

d. Peraturan Sekolah

a. Tertulis

Tata Tertib Siswa MI kauman

b. Tidak tertulis

10 K : Keimanan, Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan,

Kekeluargaan, Kerindangan, Kesehatan, Keterbukaan, Keteladanan

e. Kesehatan Lingkungan

a. Sarana gedung sekolah

1. Konstruksi : Permanen

2. Luas : 2.437 m

3. Lantai : Keramik

4. Penerangan : Cukup

5. Pencahayaan : Cukup

6. Ventilasi : Ada (jendela)

7. Suhu ruangan : Cukup (25C-35C)

8. Jumlah ruangan

Jumlah kelas : 6 ruangan

Jumlah lab MIPA : 1 ruangan


Perpustakaan : 1 ruangan

Sarana UKS : 1 ruangan

Sarana ibadah : 1 ruangan

Sarana kantin : 1 ruangan

Sarana kantor : 1 ruangan

Ruang kepala sekolah : 1 ruangan

9. Tempat parkir : 1 buah ( parkir guru)

b. Sarana sumber air bersih asal dari : sumur gali

c. Sarana pembuangan sampah : terdapat tempat sampah tertutup didalam

dan diluar masing-masing kelas.

d. Sarana MCK : Siswa:4 Guru:1

e. Sarana SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) : ada

f. Pekarangan

1. Luas : 2.437 m2

2. Keadaan : Cukup

3. Pemanfaatan : Cukup

g. Sarana kantin

1. Di dalam sekolah

a. Jenis makanan yang dijual : chiki, mie, sosis, nasi goreng, pop

mie dll

b. Keadaan makanan : disajikan dalam keadaan tertutup

c. Jenis minuman yang dijual : es lilin, pop ice, jas jus, marimas dll

d. Keadaan lingkungan

- Lingkungan dalam kantin : cukup bersih

- Kebersihan peralatan makan : cukup bersih


2. Diluar luar sekolah

a. Jenis makanan yang dijual : chiki, mie, sosis, nasi goreng, pop

mie

b. Jenis minuman yang dijual : es lilin, pop ice, jas jus, marimas dll.

DATA KESEHATAN DI SEKOLAH

a. . Jumlah seluruh siswa menurut jenis kelamin

Tabel 3.4 Jumlah seluruh siswa menurut jenis kelamin

SISWA KELAS TOTAL


I II III
Laki-laki 12 18 21 51
Perempuan 7 15 10 32
Jumlah 19 31 31 83

b. Masalah kesehatan yang terjadi

IMT (Indeks Masa Tubuh)


Kurus Normal Gemuk Obesitas
5 55 6 6
c. Kegiatan hidup sehari-hari

1. Kebersihan Diri

Tabel 3.5nKebersihan Diri

No Kondisi
Bersih Kurang
1 Keadaan Rambur 78
2 Kebersihan telinga 69 9
3 Kebersihan mulut 78
Tabel 3.6 Frekuensi kebersihan diri

No Kondisi 1x 2x 3x 4x 5x Taktentu

1 Mandi/hari 1 65 12 - - -
2 Cuci tangan/Hari - - 60 - - 4
3 Gosok gigi/hari - 47 26 - - 6
4 Keramas/minggu - 45 24 - - 10
5 Memotong 20 47 - - - 9
kuku/minggu
6 Ganti baju/hari 6 68 - - - 3
Tabel 3.6 Waktu mencuci tangan

No Waktu mencuci
tangan
Sebelum dan sesudah makan Sesudah dari Sesudah bermain
kamar mandi
1 74 3 6
Tabel 3.7 Bahan mencuci tangan

No Bahan mencuci
tangan
Sabun dan air Air saja
1 13
Tabel 3.8 Waktu menggosok gigi

No Waktu menggosok gigi Selesai makan Sebelum tidur

1 27 26 44
Tabel 3.9 Keadaan gigi

No Keadaan gigi
berlubang Sering tanggal Baik dan bersih
1 29 6 44
3.10 Tabel kondisi gigi saat pemeriksaan fisik

No Keadaan gigi
Berlubang Caries Baik dan bersih
1 50 21 22
d. Lingkungan

Tabel 3.11 Tempat membuang sampah dan Pembedaan membuang sampah

No Tempat Perbedaan
membung membung
sampah sampah
Tempat Kolong Di Sampah Sampah
sampah meja sembarang basah kering
tempat
1 78 49 29
e. Nutrisi

Tabel 3.12 frekuensi pemenuhan nutrisi

Kondisi makanan 2x / hari 3x / hari Tidak tentu


dalam sehari

4 59 15
Tabel 3.13 jajanan sehari-hari

No Tempat Jenis
membeli jajanan
jajan
Kantin Bawa Di luar Snack Roti Permen Minuman
dari sekolah
rumah

f. Aktifitas sehari-hari

Tabel 3.13 aktifitas sehari-hari

N Olahraga Istirahat/tidu Belajar


o 1x/mingg r
u
Siang/jam Malam/ja Membac Menuli Ber
m a s hitu
ng
2 3 8 9
1 76 59 20 3 4
5 2

N0 Bermain
Sepak boneka Masak-
bola masakan
1
g. Program kerja UKS

No Laporan Kegiatan Dilaksanakan Tidak dilaksanakan


UKS
1 Pengukuran tinggi
badan dan berat
badan

2 Pemeriksaan
kebersihan diri
3 Pemeriksaan jentik-
jentik nyamuk
4 BIAS campak
kelas 1-3, skrining
pemeriksaan gigi, dan
pemberian obat
cacing.
5 Sikat gigi bersama
dan cuci tangan
memakai sabun.
6 Penambahan kader
tiwisada
7 Pembinaaan kader
tiwisada
8 Kerja bakti/jumat
bersih
9 Pembinaan siswa
kelas V dan VI
tentang pubertas dan
reproduksi
10 Pembinaan kelas VI
tentang kenakalan
remaja

11 Pembinaan kelas VI
tentang bahaya dan
manfaat internet

12 Mendatangkan
narasumber dari
puskesmas/ dinas
kesehatan.
h. Sasaran UKS

No Pembinaan sasaran UKS Dilaksanakan Tidak


dilaksanakan
1 Memberikan pendidikan
kesehatan kepada
peserta didik tentang PHBS

2 Memberikan penyuluhan/
latihan keterampilan tentang
pelayanan kesehatan
(pembentukan dokter kecil)
3 Menatar guru yang sudah
ada dalam bidang kesehatan
4 Pelaksanaan 7K (kebersihan,
keindahan, kenyamanan,
ketertiban, keamanan,
kerindangan, kekeluargaan)
5 Pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan lingkungan
termasuk bebas asap rokok
6 Pembinaan kerjasama antar
masyarakat sekolah
ANALISA DATA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS

Nama komunitas: MI kauman

No FAKTOR- KORELASI DATA FOKUS


FAKTORYANG DENGAN
BERHUBUNGAN MASALAH
(RASIONAL)

Status kesehatan gigi Kebiasaan makan- Keadaan gigi: Sehat:


rendah makanan yang 22 Karies: 21
menyebabkan gigi Berlubang: 50
berlubang seperti
permen dan coklat

Kurang berjalannya Kurangnya pengurus 1. Pelaksanaan


program UKS atau kader tiwisada kegiatan UKS
(dokter kecil) diMIN Tanggung 1
menyebabkan kurang sudah
maksimalnya adapenanggung
program UKS jawab UKS
daripihak guru, dan
untuk pengurus atau
kader tiwisada
hanya terbentuk
sebanyak 4 orang dari
kelas IV dan V
sehingga program
UKS belum dapat
berjalan secara
maksimal.
2. Program UKS
yang belum
dilaksanakan adalah
pembinaan kader
tiwisada dan
mendatangkan
narasumber dari
puskesmas/ dinas
kesehatan
Potensial gizi seimbang IMT dalam batas Kurus: 5
pada siswa kelas I, II normal Normal: 55
dan III Gemuk: 6
Obesitas: 6
B. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1 Status kesehatan gigi rendah
2 Kurang berjalannya program UKS di MI kauman
3 Potensial gizi seimbang pada siswa kelas I, II dan III
\

SKALA PRIORITAS

Diagnosa Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan Nilai


keperawatan/Kriteria masyarakat prevalensi bahaya untuk total
dikelola

Status kesehatan gigi


rendah

Kurang berjalannya
program UKS di
MIN
Tanggung 1

Gizi kurang pada


siswa MI kelas I, II,
dan II
No Tujuan Umum Dan Indikator Rencana Tindakan Penanggung Tempat Waktu Metoda
Khusus Pencapaian Hasil Jawab

Dx Tujuan: Siswa Status kesehatan 1. Berikan Mahasiswa dan MI 1. kelas III:


1 memahami tentang gigi baik penyuluhan Pembina UKS kauman hari senin,
pentingnya menjaga tentang cara gosok 10 maret
kesehatan gigi gigi yang benar. 2013. Pukul :
2. ajak siswa MIN 08.00-08.15
Tanggung 1 untuk 2. kelas I dan
demo cara II: Rabu, 12
menggosok gigi maret 2013.
yang benar. Pukul :
08.00-08.15

1. kelas III:
hari senin,
10 maret
2013.Pukul :
08.15-09.00
2. kelas I dan
II: Rabu, 12
maret 2013.
Pukul 08.15-
09.00

Tujuan umum:
1. Program UKS Berjalannya 1. Bentuk kader Jumat, 14 Ceramah ,
dapat berjalan kegiatan kader tiwisada dari siswa Maret 2014 praktik
dengan baik Tujuan tiwisada kelas 3. pukul 09.00 langsung
khusus: 2. Bina para kader WIB
1. Terlaksananya tiwisada agar dapat
pembentukan kader memberikan
tiwisada. pengetahuan
2. Terlaksananya tentang kesehatan
pembinaan kader kepada teman-
tiwisada temannya.

Tujuan : IMT normal (18,5 1. Beri penyuluhan Jumat, 14 Ceramah dan


1. Gizi tetap dalam 24,5) kepada siswa Maret 2014 tanya jawab
batas IMT normal. tentang makanan
yang bergizi.
2. Pemberian
makanan tambahan
(PMT)

C. PLANING OF ACTION (RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN)

Anda mungkin juga menyukai