Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang dengan maksud
untuk mencapai derajat sehat. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku yang
tidak sehat menjadi sehat baik pada individu, kelompok, dan masyarakat.. Proses pembelajaran
yang melibatkan interaksi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai
subjek dalam pembelajaran pendidikan kesehatan diharapkan mampu menerapkan hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pendidik seharusnya mampu mewujudkan perubahan
perilaku siswa yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan diri siswa sendiri. Tanggung
jawab terhadap kesehatan dapat dilihat melalui perilaku siswa dalam kebiasaan (behaviorsm)
pada kehidupan seharihari. Perubahan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan bukan
sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan sikap dari guru, tetapi bagaimana siswa dapat
berperilaku dengan mewujudkan keseimbangan antara lingkungan, perilaku, dan manusia.
Pendidikan kesehatan di sekolah dapat diwujudkan melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Perilaku, Siswa


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha ESA yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir keperawatan kesehatan sekolah
dengan segala baik demi untuk memenuhi salah satu tugas stase keperawatan komunitas.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada preceptor institusi yang turut
serta dalam pendampingan penyusunan laporan akhir keperawatan kesehatan sekolah ini, baik
dari segi ide, kreatifitas, dan usaha. Sehingga laporan ini dapat tersusun dengan baik.

Namun kami juga menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan laporan
ini agar menjadi lebih baik kedepan dan bermanfaat untuk kita semua.

Ambon, Maret 2022

Penyusun

Mahasiswa Profesi Ners

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam pembentukan perilaku
siswa. Pembentukan perilaku siswa selain dibentuk di sekolah, yang paling utama
menentukan adalah lingkungan keluarga, sebelum nantinya siswa akan berinteraksi
dengan masyarakat. Pembentukan perilaku pada dasarnya dapat dibentuk dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat di mana siswa itu berada. Pendidikan yang diperoleh
di sekolah diharapkan mampu mengubah perilaku siswa. Perilaku siswa terkait
pendidikan kesehatan bertujuan mengubah perilaku yang tadinya tidak sehat menjadi
sehat dan bertanggung jawab pada kesehatan diri siswa itu sendiri. pendidikan yang
diajarkan dimulai dari hal-hal kecil, karena dari sesuatu hal yang kecil akan menjadi
besar. Perilaku yang terkait kebersihan pribadi yang siswa sering mengabaikan, seperti
tidak cuci tangan sebelum dan sesudah makan, menggosok gigi kurang teratur,
membersihkan dan memotong kuku menunggu panjang dan kotor, kurang menjaga
kerapihan rambut dan cara berpakaian. Perilaku-perilaku tersebut tergolong hal kecil
tetapi resiko atau akibat. Misalnya, mencuci tangan dengan benar seharusnya dilakukan
sebelum atau sesudah makan supaya kuman-kuman yang ada ditangan ikut mati sehingga
siswa akan terhindar dari sakit perut. Adanya resiko yang ditimbulkan oleh perilaku yang
tidak sehat, beberapa sekolah mulai membuat jadwal rutin kegiatan massal, misalnya
gerakan cuci tangan bersama, dan sosialisasi untuk phbs dan juga sosialisasi tentang
pengaruh pemakaian gadget dikalangan siswa. Contoh lain dari perilaku tidak sehat siswa
baik di sekolah dan masyarakat yang saat ini masih dicari solusi untuk bisa dicegah
adalah kebiasaan merokok dan kebiasaan mengkonsumsi narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Menurut WHO dalam Johana. E. Prawitasari (2018: 204) angka kematian
akibat penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok di Indonesia 417.948
kematian pertahun, atau 1.172 kematian per hari. Jumlah perokok yang banyak
menempatkan Indonesia pada peringkat 3 di dunia, setelah Cina dan India. Kebiasaan
merokok ini tidak hanya dilakukan orang tua dan dewasa, tetapi sudah menjamur di
kalangan anak-anak dan remaja baik SD, SMP, dan SMA. Kebiasaaan tidak sehat yang
masih banyak ditemukan pada siswa dan kurangnya pemahaman siswa akan resiko
sebagai akibat dari perilaku tidak sehat dan penggunaan gadget yang berlebihan, guru
dalam pelaksanaaanya diharapakan mampu mengembangkan kemampuan dan watak
siswa sesuai dengan fungsi pendidikan nasional. Fungsi pendidikan nasional sesuai
dengan pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam Abdullah Iid (2011: 60) “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pembentukan perilaku
siswa di sekolah dapat dilakukan melalui pembelajaran pendidikan kesehatan sebagai
bagian dari mata pelajaran penjasorkes yang mencakup materi-materi kesehatan baik
kesehatan pribadi maupun kesehatan lingkungan. Membiasakan diri untuk hidup sehat
pada siswa memang tidak mudah, karena butuh niat dan kedisiplinan. Melalui pendekatan
perilaku (behaviorism) pendidikan kesehatan sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku menuju sehat dengan penerapan penguatan bila melakukan hidup sehat.
Sekolah merupakan lingkungan selanjutnya setelah keluarga adalah sekolah, dimana guru
berperan untuk mendidik siswa agar tertanam perilaku hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga dalam hal ini yang memuat
materi tentang pendidikan kesehatan, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMU). Materi pendidikan
kesehatan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan (lingkungan fisik dan
lingkungan sosial). Menurut Waryono (2013: 1-9) materi pendidikan kesehatan untuk SD
yaitu, pertama kebersihan atau kesehatan diri sendiri yang meliputi kebersihan mulut dan
gigi, kesehatan kulit, kebersihan kuku, kebersihan rambut, kebersihan hidung, kebersihan
telinga, kesehatan mata, memelihara pakaian yang bersih. Kedua, kesehatan lingkungan
terdiri dari kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan lingkungan sekolah, dan materi
pendidikan kesehatan yang ketiga adalah makan makanan yang sehat. Penanaman
perilaku hidup sehat dengan melihat materi tersebut memang sudah ditanamkan sejak SD,
tetapi masih banyak siswa yang belum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pendidikan kesehatan untuk sekolah lanjutan mengarah pada kesehatan reproduksi
dan pola hidup sehat. Siswa SMP dan SMA hampir semuanya sudah pubertas atau
dewasa sehingga perlu mengetahui tentang mengapa perlu merawat kesehatan reproduksi.
Pola hidup sehat siswa ditekankan pada pola hidup tidak sehat seperti kebiasaan
merokok, menyalahgunaan NAPZA. Materi pada mata pelajaran pendidikan olahraga dan
kesehatan bukan satunya-satunya sarana yang ada di sekolah untuk mengubah perilaku
siswa untuk hidup bersih. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang ada di sekolah sebaiknya
dimanfaatkan, karena tujuan dari didirikannya UKS sebagai wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup peserta didik di lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah siswa
(SD/MI, SMP/MTS, SMA/Madrasah), masyarakat sekolah dan orang tua wali atau
komite sekolah. UKS sebagai sarana di sekolah untuk membantu siswa dalam mengubah
perilaku siswa, karena ruang lingkup UKS ada tiga yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat. Jelas pada ruang lingkup UKS
pendidikan kesehatan sebagai bagian yang utama, karena dalam pendidikan kesehatan
tersebut mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai masalah kebersihan pribadi, kesehatan keluarga dan
kesehatan masyarakat, merubah sikap mental ke arah positif dengan mencintai
kebersihan, berbuat dan mencintai perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan terakhir yaitu
meningkatkan keterampilan hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat. Memelihara kesehatan pribadi mencakup bagaimana siswa mampu
membiasakan hidup sehat. Membiasakan hidup sehat memang butuh waktu. Waktu
selama 12 tahun yaitu selama siswa sekolah dasar menempuh pembelajaran selama enam
tahun, selanjutnya tiga tahun di sekolah menengah pertama, dan tiga tahun di sekolah
menengah atas, seharusnya sudah mampu merubah kebiasaan hidup sehat siswa. Siswa
SD, SMP, dan SMA sudah dibekali dengan pendidikan kesehatan, baik melalui mata
pelajaran pedidikan jasmani kesehatan dan olahraga, maupun kegiatan-kegiatan yang
terkait dengan UKS.

B. Tujuan penulisan
Tujuan Umum :
Mengidentifikasi pelaksanaan program UKS di SMP Negeri 18 MALTENG
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pelaksanaan UKS di SMP Negeri 18
MALTENG
2. Mengidentifikasi peran perawat dalam program UKS di SMP Negeri 18 MALTENG
3. Mengidentifikasi pelaksanaan Trias UKS di SMP Negeri 18 MALTENG

C. Metode penulisan
Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan studi lapangan dan studi kepustakaan

D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini penyusun menggunakan sistematika penulisan
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori
B. Peran perawat pada program UKS
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
B. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
BAB VI REKOMENDASI
REFERENSI
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori Unit Kesehatan Sekolah

1. Definisi

Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang

menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak

beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-

baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setingi-tingginya

(Azwar dalam Nasrul ,2018).

Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang

dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan

disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran

utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu

bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,

merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat (Prasasti dalam Effendi,

2019).

Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha

kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya

pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai

usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan

jenjang pendidikan (Ananto dalam Efendi, 2019).

Unit kesehatan sekolah juga memiliki definsi yaitu upaya membina dan

mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah, perguruan agama serta usaha-usaha

yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan

sekolah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Nasrul,2018). UKS juga

merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya

membentuk perilaku yang sehat sehingga menghasilkan derajat kesehatan yang optimal

(Departemen Kesehatan dalam Nasrul, 2018).

2. Landasan Hukum

a. Undang-undang No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

b. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

c. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri RI. No. 1/U/SKB/2003, No.

1067/Menkes/SKB/VII2003, MA/230 A/2003, dan No. 26 tahun 2003 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

d. Keputusan Gubernur Jawa Barat tanggal 30 Agustus 2001 No.

188/179/KPTS/013/2004 tentang Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah

3. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah :
a) Meningkatkan mutu dari pendidikan dan juga prestasi belajar para peserta didik
melalui peningkatan perilaku hidup yang bersih dan sehat,
b) Mengangkat derajad kesehatan peserta didik atau warga sekolah
c) Menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka membentuk manusia
Indonesia seutuhnya.

4. Sasaran        
Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik dari tingkat
pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.
Sasaran dari kegiatan Usaha Kegiatan Sekolah (UKS) SMP Negeri 18 MALTENG
adalah :
a) Peserta didik di sekolah,
b) Satuan pendidikan luar sekolah,
c) Guru,
d) Pamong belajar,

e) Pengelola pendidikan,

f)  Pengelola kesehatan, dan


g) Masyarakat

5. Kegiatan

Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,

dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal

dengan istilah Tiga program pokok (Trias) UKS (Depkes RI 2003 dalam Efendi,

2009).Penjelasan mengenai Trias UKS, sebagai berikut :

a. Pendidikan Kesehatan

Pendidkan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial

maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran/ latihan yang

diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang. Tujuan

pendidikan kesehatan :
b. Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara

hidup sehat dan teratur.

1) Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup

sehat.

2) Peserta didik dapat memiliki ketrampilan dalam melaksanakan hal yang

berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.

3) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai

dengan syarat kesehatan.

4) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari.

5) Peserta didik dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi

badan dan berat badan yang seimbang.

6) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan

pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan

dalam kehidupan sehari-hari.

7) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.

8) Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan

yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap

penyakitnya.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler dan

ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kurikuler adalah pelaksanaan

pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garis-garis besar program

pengajaran mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaan dilaksanakan
melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap positif dengan

pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Pelaksanaa pendidikan melalui

ekstrakurikuler maksudnya adalah pendidikan kesehatan di masukkan dalam kegiatan-

kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik. Materi

dalam melakukan pendidikan kesehatan, yakni :

a. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi : Pemberian pengetahuan cara pemelihara

kebersihan dan kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan

derajat kesehatannya ke tingkat yang lebih baik.  Tujuan pendidikan kesehatan

pribadi : 

1) Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai masalah kebersihan perorangan,

kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat. 

2) Merubah sikap mental kearah positif mencintai kebersihan, berbuat dan

berperilaku hidup bersih dan sehat. 

3) Meningkatkan ketrampilan siswa agar mampu hidup bersih dan sehat untuk

dirinya, keluarga dan lingkungan

b. Makanan yang bergizi

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang sifatnya

berbeda tetapi saling berkaitan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang

biasanya diukur dengan ukuran berat (kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur

tulang dan keseimbangan. Pertumbuhan mempunyai dampak aspek fisik.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan, sebagai hasil
dari pematangan. Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ /

individu. 

Pertumbuhan pada masa anak-anak secara langsung dapat dipengaruhi

antara lain oleh faktor makanan yang cukup dan keadaan kesehatan, sedangkan

penyebab tak langsung adalah kecukupan makanan dalam keluarga, asuhan bagi ibu

dan anak, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Faktor

langsung yang mempengaruhi pertumbuhan anak adalah gizi seimbang yaitu

makanan yang banyak mangandung zat gizi.  Zat gizi dapat dikelompokkan dalam

beberapa golongan : 

1) Zat tenaga (hidrat arang / tepung, lemak) : zat kalori karena zat ini diperlukan

oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga atau energi dalam bentuk kalori. Tenaga

sangat dibutuhkan tubuh untuk menggerakkan alat atau organ-organ seperti

jantung, paru-paru, otot dll. Sumber zat tenaga adalah makanan yang

mengandung hidrat arang atau zat tepung, zat pati atau karbohidrat. Adapun

jenis makanan zat ini misal : tepung, biji-bijian, beras, ubi, umbi-umbian,

ketela, roti, sagu, jagung dan gula.

2) Zat pembangun : zat gizi yang diperlukan tubuh untuk membangun atau

pertumbuhan. Tubuh manusia terdiri dari bagian-bagian yang kecil-kecil

berupa sel-sel yang hidup berkelompok membentuk organ-organ tubuh dan

bekerja sesuai fungsinya. Sel-sel tersebut sebagian akan aus, rusak atau mati

misal waktu kulit terluka, terkena panas yang menyengat atau terinfeksi

kuman. Sel-sel yang mati dapat berbentuk kulit mengelupas atau nanah. Sel

yang rusak perlu diganti dengan yang baru, agar fungsi tubuh tetap berjalan
normal. Sumber zat pembangun terutama protein atau zat putih telur. Sumber

makanan zat pembangun terdiri dari sumber nabati : kacang-kacangan (tempe,

tahu dll) sumber hewani : sapi, ayam, kambing dan ikan. 

3) Zat pengatur : zat gizi yang berfungsi mengatur metabolisme (proses kerja

tubuh). Metabolisme diibaratkan ramainya lalulintas jalan raya kalau tidak ada

polantas atau lampu pengatur lalulintas tentu akan timbul kemacetan karena

semua ingin mendahului. Demikain pula dengan organ-organ tubuh, sehingga

terjadi sinkronisasi tugas-tugas dalam proses metabolisme tubuh. Kalau tubuh

kekurangan air, akan terasa haus dan otak akan menyuruh tangan untuk

mencari air. Kelompok zat pengatur adalah air, vitamin dan mineral. Sumber

gizi ini banyak diperoleh dari makanan berupa sayuran dan buah-buahan. 

c. Pelayanan Kesehatan

Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah

adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif)

dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap

peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah kordinasi

guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.

Tujuan pelayanan kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik

dan seluruh warga masyarakat sekolah secara optimal.  Kegiatan pelayanan

kesehatan standar minimal untuk Sekolah Dasar (Nasrul, 1998) :

1) Peningkatan kesehatan : 

a) Memberikan keteladanan disekolah meliputi : warung sekolah yang

memenuhi persyaratan dan kebersihan sekolah.


b) Membina kebersihan peserta didik

c) Membentuk kader kesehatan sekolah (dokter cilik). Doketer cilik adalah

peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan

serta berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan disekolah. Syarat

menjadi dokter cilik : sudah menduduki kelas VI, V, berprestasi di kelas,

berwatak pemimpin, bertanggungjawab, bersih, berprilaku sehat serta

mendapatkan pelatihan dari petugas puskesmas.

d) Memberikan penyuluhan mengenai kesehatan gizi dan menjaga kesehatan

pribadi.

2) Pencegahan

a) Penjaringan kesehatan, tujuannya untuk mengetahui secara dini masalah

kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indra

penglihatan dan pendengaran.

b) Pemeriksaan kesehatan periodik dilakukan oleh petugas kesehatan, guru

UKS, dokter cilik kepada seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan untuk

memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan mereka.

c) Pengawasan keadaan air

d) Pemberantasan sarang nyamuk

e) Pelayanan kesehatan gigi yang dikerjakan oleh petugas kesehatan yang

terdiri dari 3 macam pelayanan, yakni 

f) UKS tahap I : pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mengadakan

kegiatan menggosok gigi masal dibimbing guru dengan memakai pasta

gigi mengandung fluoride minimal sekali sebulan.


g) UKS tahap II : UKS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi dan

mulut diikuti pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru, pelayanan

medik dasar atas permintaan dan rujukan bagi yang memerlukan.

h) UKS tahap III : UKS tahap II ditambah pelayanan medik dasar

3) Pengobatan 

- Rujukan medic

- Pengobatan ringan

4) Pemulihan (rehabilitatif)

- Pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit

d. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur

penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan

kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan murid,

guru, dan pegawai sekolah, serta peningkatan daya serap murid dalam proses

belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

dilaksanakan melalui konsep 5 K, yaitu: Keamanan, Keindahan, Kebersihan,

Kekeluargaan dan Ketertiban Program pembinaan lingkungan sekolah sehat

meliputi pembinaan lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar

dan unsur-unsur penunjang. Program pembinaan lingkungan sekolah :

1) Lingkungan fisik sekolah meliputi bangunan sekolah dan perlengkapan sanitasi

a) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih

b) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah


c) Pengadaan dana pemeliharaan air limbah

d) Pemeliharaan kamar mandi, WC, dan kaskus

e) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah

2) Lingkungan Psikis dan sosial:

a) Melaksanakan konsep ketahan sekolah (7K) yakni : bakti sosial

masyarakat, perkemahan, darmasiwata, musik & olahraga, pramuka &

PMR, lomba kesenia & olahraga

b) Memberi perhatian terhadap perkembangan peserta didik

c) Membina hubungan yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan

peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya

d) Membina hubungan yang harmonis antara guru, murid, karyawan sekolah

serta masyarakat sekolah

Strata pelaksanaan UKS untuk pembinaan lingkungan sekolah menurut

Depkes (2006: 35) yaitu:

1) Strata minimal

a) Ada air bersih

b) Ada tempat cuci tangan

c) Ada WC/jamban yang berfungsi

d) Ada tempat sampah

e) Ada saluran pembuangan air kotor yang berfungsi

f) Ada halaman/pekarangan/lapangan

g) Memiliki pojik UKS

h) Melakukan 3M Plus, 1 kali seminggu


2) Strata standar

a) Memenuhi strata minimal

b) Ada kantin/warung seklah

c) Memiliki pagar

d) Ada penghijauan/perindangan

e) Ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup

f) Memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana

g) Memiliki tempat ibadah

h) Lingkungan sekolah bebas jentik

i) Jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m

j) Melaksanakan pembinaan sekolah kawasan bebas asap rokok, narkoba dan

miras

3) Strata optimal

a) Memenuhi strata standar

b) Ada tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran

c) Ada tempat cuci peralatan masak/makan di kantin/warung sekolah

d) Ada petugas kantin yang bersih dan sehat

e) Ada tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir

di sekolah

f) Ada WC/jamban siswa dan guru yang memenuhi syarat kebersihan dan

kesehatan

g) Ada halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga

h) Ada pagar yang aman


i) Memiliki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap

j) Terciptanya sekolah kawasan bebas asap rokok, narkoba, dan miras

4) Strata paripurna

a) Memenuhi strata optimal

b) Ada tempat cuci tangan setiap kelas dengan air mengalir/kran da

dilengkapi sabun

c) Ada kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang

terlatih

d) Ada air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

e) Sampah langsung dibuang diluar sekolah/umum

f) Ratio WC : siswa 1 : 20

g) Saluran pembuangan air tertutup

h) Ada pagar yang aman dan indah

i) Ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label ( untuk

sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun sekolah

j) Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan ( ventilasi dan pencahayaan

cukup)

k) Ratio kepadatan siswa 1 : 1,5/1,75 m2

l) Memiliki ruang dan peralatan UKS yang idial

6. Sarana Dan Prasarana Yang Terdapat Dalam UKS


Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dalam UKS adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Ideal: Ruang UKS 8 m x 7 m
b. Tempat tidur lengkap minimal 2 buah, satu untuk anak perempuan dan satu untuk
anak laki – laki yang dibatasi dengan srem putih yang berlogo UKS
c. Lemari obat yang berisi obat – obatan yang sifatnya emergency
Obat–Obatan Dan Peralatan Yang Ada Di Lemari / Kotak P3k, Antara Lain:
1)      Kasa
2)      Kapas
3)      Plaster
4)      Oralit
5)      Minyak kayu putih
6)      Handscund
7)      Revanol
8)      Spalak / bidai
9)      Mitela
d. Timbangan berat badan, Pengukur tinggi badan, Termometer suhu
badan,Tensimeter,  buku tes buta warna, pengukuran ketajaman mata ( snelen )
e. Tempat cuci tangan (wastafel) lengkap dengan sabun dan lap tangan
f. Dispenser
g. Poster , leaflet dan lembar balik (media penyuluhan kesehatan)
h.  Buku – buku administrasi UKS dan alat tulis
Buku Administrasi UKS Antara Lain:
1)      Buku Pemeriksaan Kesehatan
2)      Buku Daftar Pasien
3)      Buku Daftar Rujukan
4)      Buku Penerimaan Barang
5)      Buku Agenda Surat Masuk & sura Keluar
6)      Buku Inventaris UKS
7)      Buku Belanja Obat
8)      Buku Laporan Kegiatan UKS
9)      Buku Tamu
10)   Buku Kegiatan kader UKS
i. Struktur UKS
j. Toilet
k. Alat dan kotak P3K
l. Alat-alat Kebersihan
m. Tandu
n. Meja dan kursi
o. Rak Sepatu/keset
p. KMS anak Sekolah
q. Bendera UKS
r. Trias UKS
s. Papan Data dan papan informasi
t. Contoh model organ tubuh
u. Lemari ADM
v. Ruang Konseling
w. Kipas angina
x. Micropon

7. Struktur

Susunan tim pelaksana UKS :

Pembina : Lurah

Ketua : Kepala Sekolah

Sekretaris I : Guru Pembina UKS

Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah

Anggota :

a. Unsur Komite Sekolah

b. Petugas Puskesmas

c. Unsur Guru

d. Unsur Siswa
B. Peran Perawat pada Program UKS
a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan disekolah perawat mempunyai peran : 

Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan

pengumpulan data, analisis data serta perumusan dan prioritas masalah.

1) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina UKS

2) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun

3) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas

menjadi salah satu anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai salah satu

orang kordinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai

koordinator maka pengelolaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut

terlibat dalam tim pengelola UKS.

c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat dalam memberikan

penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan

yang bersifat umum dan klasik) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan

kesehatan peserta didik secara perorangan.

Fungsi Perawat Sekolah

a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan

pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada disekolah.

b. Memberikan konstribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan

sosial.

c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat

lainnya.
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN

A. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan


Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas UKS SMP Negeri 18 MALTENG
didapatkan bahwa pendidikan kesehatan di SMP Negeri 18 MALTENG telah dilakukan
namun hanya disampaikan secara sederhana pada saat tertentu misalnya saat apel pagi,
sebelum memulai pelajaran, dan apabila ada siswa yang sakit.
Selain itu ada beberapa masalah yang sering terjadi pada siswa diantaranya masalah
penggunaan gadget dan perilaku tidak sehat dalam memilih jajan disekolah sehingga
siswa sering sakit diare, sering pingsan saat upacara.
B. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas UKS SMP Negeri 18 MALTENG
didapatkan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah pengukuran Berat Badan
dan Tinggi Badan yang dilakukan setiap tahun pada saat penerimaan siswa baru dan
siswa kelas IX. Setiap 6 bulan sekali adanya kerjasama pihak UKS dengan Puskesmas
untuk pemeriksaan rutin didalamnya dilakukan pemberian tablet tambah darah.
Peralatan yang tersedia di UKS SMP Negeri 18 MALTENG yaitu timbangan, pengukur
tinggi badan, tempat tidur, kotak P3K, minyak kayu putih, obat-obatan (paracetamol).
C. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas UKS SMP Negeri 18 MALTENG
didapatkan bahwa pembinaan lingkungan sekolah sehat yaitu tersedia sumber air bersih
(PAM), adanya kamar mandi/WC dalam keadaan bersih, adanya kantin sekolah namun
belum ada petugas kantin yang tetap sehingga jajanan yang terdapat di kantin berasal dari
warga sekitar sekolah, adanya tempat cuci tangan dan tempat sampah disetiap depan
kelas.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan yang telah dilakukan didapatkan bahwa ada 2 permasalahan
yang perlu di atasi yaitu pengetahuan tentang bahaya penggunaan gadget dan perilaku memilih
jajajnan yang tidak sehat.

Anda mungkin juga menyukai