Anda di halaman 1dari 7

ACTIVE 2 (2) (2013)

Journal of Physical Education, Sport,


Health and Recreations
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr

Perilaku Hidup Sehat Siswa SMP Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun
Ajaran 2017/2018

Pramita Ayustina, Endang Sri Hanani


@ Tri Rustiadi, Andry Akhiruyanto
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan perilaku hidup sehat siswa SMP
DiterimaOktober 2013 Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
DisetujuiOktober 2013 adalah deskriptif kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah survei. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, angket, dan wawancara. Serta teknik analisis data menggukanan
DipublikasikanNovember2 statistik deksriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku hidup sehat siswa SMP
013 Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes yang meliputi perilaku makanan dan minuman, perilaku
________________ kesehatan pribadi, perilaku kesehatan lingkungan, perilaku sakit dan penyaki, perilaku hidup yang
teratur dan terukur, dan perilaku yang merusak kesehatan rata-rata dalam kategori “baik”.
Keywords:
Behavior; Healty Life;
Smpn 1 Abstract
Ketanggungan__________
__________
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to find and describe the healty life behaviorsmpn 1 Ketanggungan
Brebes Regency. The method used in this research is descriptive quantitative and type of research is
survey. The data collection techniques with observation, questionaires, and interview and analysis of
data using descriptive statistic percentage. The result healty life behaviorof students in smpn 1
Ketanggungan Brebes Regency which over the behavior of eating and drinking, behavior of personal
health, behavioral health of the environment, behavior of the pain and disease, behavior that is regular
and measurable, and behavior that damage your healthaverage in the category of “good”.

© 2018UniversitasNegeri Semarang

ISSN 2252-6773

Alamatkorespondensi:
Alamat rumah dan kode poss, nomer hp
E-mail: pramitaayustinaa@gmail.com

1
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

PENDAHULUAN masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun


program lainnya.
Usia sekolah merupakan masa keemasan Tujuan dari PHBS yaitu untuk
untuk menerapkan nilai perilaku hidup sehat dan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
berpotensi sebagai agent of change untuk kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta
mempromosikan perilaku hidup sehat di meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk
lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan
(Gomo, Umboh, & Pandelaki 2011). Mengingat derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006).
betapa pentingnya peserta didik pada usia sekolah, Pendidikan kesehatan sudah diajarkan.
maka perlu ditanamkan sikap dan perilaku yang Namun, guru dalam memberikan materi belum
baik pada peserta didik agar masa depan sebuah menyeluruh seperti yang ada didalam kurikulum.
bangsa menjadi lebih baik. Siswa belum memiliki kesadaran tentang
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu pemeliharaan kesehatan dan perilaku hidup sehat.
strategi yang dapat dilakukan untuk menghasilkan Siswa mempunyai kebiasaan makan pagi yang
kemandirian peserta didik di bidang kebersihan tidak teratur setiap harinya dan lebih senang
dan kesehatan baik disekolah, keluarga maupun di memilih jenis makanan dan minuman yang
masyarakat.Pendidikan kesehatan didefinisikan digoreng dan siap saji. Sebelum berangkat sekolah
sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu siswa mandi dan munggunakan pakaian yang
individu, kelompok atau masyarakat dalam bersih namun itu tidak bertahan hingga
meningkatkan kemampuan perilakunya, untuk pembelajaran selesai, terutama pada siswa laki-laki
mencapai kesehatannya secara optimal yang lebih aktif dan melakukan aktivitas yang
(Notoatmodjo, 2003). Pendidikan kesehatan juga menimbulkan lebih banyak keringat. Masih
memberikan pengalaman belajar yang ditemukannya siswa yang menyembunyikan
memengaruhi pikiran, perasaan, dan perbuatan sampah didalam laci meja seperti bungkus permen,
siswa dalam kaitannya untuk mencapai tujuan plastik bekas jajan, ataupun robekan kertas.
kehidupan yang lebih sehat. Meskipun guru telah menegurnya, beberapa siswa
Tujuan utama dari diajarkannya pendidikan masih mengulangi hal tersebut.
kesehatan di sekolah adalah adanya kesadaran Kerja bakti adalah salah satu program di
peserta didik dalam menerapkan perilaku pola sekolah untuk memelihara kebersihan lingkungan
hidup sehat Hal ini penting diperhatikan karena sudah berjalan dan siswa antusias untuk ikut
kebersihan dan pendidikan kesehatan bukan pada membersihkan lingkungan sekolah. Siswa makan
dan minum dikantin tanpa mencuci tangan terlebih
banyaknya pengetahuan tentang kesehatan yang
dahulu, meskipun di kantin sudah disediakan
dimiliki peserta didik, tetapi pada kebiasaan hidup
beberapa tempat cuci tangan. Tanpa mereka sadari
sehat yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari- itu adalah awal mula terjadinya sakit dan penyakit.
hari (Lolowang, Maramis, & Ratag 2017). Namun ketika siswa mulai merasakan sakit,
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 mereka sudah otomatis untuk segera
tahun 1992, tujuan pendidikan kesehatan memeriksakan diri ke puskesmas ataupun dokter.
menigkatkan kemampuan masyarakat untuk Siswa mengikuti pembelajaran olahraga dengan
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik namun ada beberapa siswa yang kurang
baik secara fisik, mental, dan sosialnya sehingga bersemangat dikarenakan mengantuk karena
semalaman suntuk begadang. Wawasan dan
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
keterbatasan siswa dalam menerapkan perilaku
Pendidikan kesehatan di semua program kesehatan
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, baik di
baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan sekolah ataupun di lingkungan
lingkungan, gizi masyarakat masih rendah namun untuk
menghindari penggunaan rokok dan alkohol sudah
baik.

2
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suatu proses pendidikan yang amat panjang dan
dan mendeskripsikan perilaku hidup sehat siswa untuk mengetahuinya dapat diwujudkan dalam
SMP Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes. bentuk perubahan perilaku hidup sehat. Hal
Sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan penting dalam perilaku hidup sehat adalah masalah
dalam memperbaiki perilaku hidup sehat siswa. pembentukan dan perubahan perilaku.
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini Adapun indikator perilaku hidup sehat
adalah dapat memberikan nilai tambah menurut Tribowo dkk yaitu Perilaku makanan dan
(konstribusi) . Upaya mengembangkan minuman yang meliputi kebiasaan makan,
pengetahuan tentang konsep-konsep dan teori-teori pemilihan jenis makanan, dan jumlah makanan dan
pembelajaran kesehatan umumnya di dalam minunam. Perilaku kesehatan pribadi yang
meningkatkan derajat perilaku hidup sehat meliputi mandi, kebersihan mulut dan gigi,
khususnya pendidikan jasmani, olahraga, dan kebersihan tangan dan kaki, dan kebersihan
kesehatan. pakaian. Perilaku kesehatan lingkungan yang
Perilaku adalah salah satu hal yang meliputi kebersihan kamar, kebersihan rumah,
dilakukan oleh orang setiap saat. Pengertian kesehatan lingkungan rumah, kesehatan
perilaku sering dibatasi oleh suatu tingkah laku lingkungan sekolah. Perilaku sakit dan penyakit
yang dapat dilihat dari luar, yang berhubungan pemeliharaan kesehatan, pencegahan terhadap
dengan kegiatan jamasmani. Perilaku dari aspek penyakit, rencana pengobatan, dan pemulihan
bologis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau kesehatan. Perilaku hidup yang teratur dan terukur
aktivitas makhluk hidup terhadap rangsangan yang meliputi banyaknya waktu istirahat dan
(stimulus) objek yang bersangkutan (Notoatmodjo, olahraga teratur. Serta Perilaku yang merusak
2003).Meskipun perilaku merupakan suatu bentuk kesehatan yang meliputi rokok dan alkohol.
reaksi ataupun respons terhadap rangsangan
(stimulus) dari luar, namun dalam memberikan METODE
respons sangat bergantung pada karakteristik dan
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Penelitian ini merupakan penelitian
Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
bagi beberapa orang, namun respons tiap-tiap Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2005:234)
orang berbeda. menyebutkan bahwa penelitian deskriptif
Perilaku hidup sehat melalui sekolah merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
merupakan langkah yang sangat strategis. Hal ini mengumpulkan informasi mengenai status suatu
dikarenakan anak sekolah merupakan generasi gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
penerus bangsa yang perlu dijaga, ditingkatkan, adanya pada saat penelitian dilakukan. Sehingga
dan dilindungi kesehatannya. Selain itu, anak usia desain penelitian ini adalah deskriptif dengan
sekolah merupakan anak diusia muda, yaitu usia tujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan
yang berada dalam tahap pertumbuhan dan data yang diperoleh dari hasil survei lapangan.
perkembangan sehingga masih peka terhadap Sedangkan untuk jenis penelitiannya adalah survei.
penanaman Perilaku hidup sehat melalui Penelitian ini diharapkan bisa mengetahui
pendidikan kesehatan. dan mendeskripsikan perilaku hidup sehat siswa
Berdasarkan kajian teoritik perilaku hidup SMP Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes.
sehat adalah hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang didalam menjaga
dan meningkatkan kesehatannya. Kesehatan
merupakan suatu kebutuhan pokok dari manusia Lokasi dan sasaran penelitian
dan sehat tidak diperoleh secara otomatis, akan Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
tetapi harus diupayakan. Perilaku hidup sehat tidak Ketanggungan Kabupaten Brebes.
muncul secara tiba-tiba, akan tetapi harus melalui

3
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

SMP Negeri 1 Ketanggungan(Jl. Pesantren No.39, menggunakan skala yang dikemukakan (Arikunto,
Ketanggungan, Kabupaten Brebes) 2005:269) sebagai berikut :
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII yang 1. 76% - 100% Baik Sekali
berjumlah 353 siswa.
Metode pengumpulan data 2. 51% - 75% Baik
Kegiatan berikutnya yang dilakukan peneliti 3. 26% - 50% Cukup
dilapangan dalam proses pengambilan data
adalalah memulai dengan cara: 1) observasi, 2) 4. < 25% Kurang
angket, 3) wawancara. Sumber data utama dalam
penelitian adalah angket dan wawancara dengan
sampel penelitian, selebihnya data tambahan
seperti dokumen dan yang lainnya. Instrumen HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk Hasil penelitian berdasarkan analisis data
mengukur fenomena atau maupun sosial yang penelitian tentang perilaku hidup sehat siswa SMP
diamati. Instrumen penelitian adalah semua alat Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes dalam
yang digunakan untuk mengumpulkan data yang penelitian ini secara keseluruhan diukur dengan
diperlukan dalam sebuah penelitian. Dalam angket yang berjumlah 40 butir pernyataan dengan
penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah skor 1 – 4 diperoleh sebagai berikut :
angket Sugiyono (2015:102). Hasil penelitian perilaku hidup sehat siswa
SMP Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes
Metode analisis data Tahun Ajaran 2017/2018 berada padakategori
Teknik analisis atau pengolahan data sangat baik dengan persentase sebesar
merupakan satu langkah penting dalam penelitian. 42,26%,kategori baik dengan persentase sebesar
Teknik analisa data yang digunakan dalam 57,03%, kategori cukup dengan persentase sebesar
penelitian ini menggunakan statistik deskriptif 0,71%, dan kategori kurang 0,00%. Hasil tersebut
kuantitatif dengan persentase. Menurut Suharsimi dapat diartikan perilaku hidup sehat siswa SMP
Arikunto (2005:241-242) dalam menganalisis data Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun
yang berasal dari angket bernilai 1 sampai dengan Ajaran 2017/2018 adalah baik.
4. Peneliti menggunakan empat alternatif jawaban
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak Perilaku makanan dan minuman
pernah. Peneliti selanjutnya menghitung persentase Perilaku makanan dan minuman pada
yang termasuk dalam kategori di setia aspek kategori sangat baik dengan persentase sebesar
menggunakan rumus sebagai berikut : 41,93%, kategori baik dengan persentase sebesar
56,66%, kategori cukup dengan persentase sebesar
1,41%, dan kategori kurang 0,00%. Hasil
penelitian pada indikator ini menunjukkan kategori
sangat baik (41,93%) yaitu siswa sudah memiliki
Keterangan: kebiasaan makan pagi, memilih jenis makanan
P : Angka Persentase yang baik, serta jumlah makanan dan minuman
F : Banyaknya skor yang diperoleh yang tidak berlebihan. Kemudian, siswa yang
N : Jumlah skor maksimal termasuk dalam kategori baik (56,66%) yaitu
siswa dapat mengatur makan dan minum sesuai
Untuk menghitung besarnya frekuensi dengan kebutuhan. Kemudian siswa yang termasuk
relative (persentase) dalam penelitian ini dibantu dalam kategori cukup (1,41%) yaitu siswa
dengan program Ms Excel. Setelah menghitung memiliki kebiasaan mengatur makan dan minum
persentase, peneliti melakukan pengkategorian dengan cukup. Menurut Giri Wiarto dalam Faozy
(2017), waktu makan disarankan 3 kali dalam

4
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

sehari yaitu pagi (pukul 07.00), siang (13.00) dan menyeluruh. Siswa menjaga kesehatan lingkungan
malam (19.00). Siswa sudah memiliki kebiasaan dengan membersihkan kamar tidur, menyapu
makan pagi dan mengkonsumsi makanan yang halaman, mencuci piring setelah makan, dan
bergizi yang mengandung unsur empat sehat lima membuang sampah pada tempatnya. Siswa juga
sempurna dan juga mengkonsumsi jajanan yang menjaga lingkungan sekolah dengan melaksanakan
sehat sesuai dengan teori Dinkes (2010:9). piket sesuai jadwal, menyiram kamar mandi
setelah buang air, dan membuang sampah pada
Perilaku kesehatan pribadi tempatnya. Membersihkan WC di sekolah
Perilaku kesehatan pribadi pada kategori lantainya disapu dan disikat agar bersih dan tidak
sangat baik dengan persentase sebesar licin (Dinkes, 2006:21).
57,51%,kategori baik dengan persentase sebesar
42,49%, kategori cukup dengan persentase sebesar Perilaku sakit dan penyakit
0,00%, dan kategori kurang 0,00%. Hasil Perilaku sakit dan penyakit pada kategori
penelitian pada indikator ini menunjukkan kategori sangat baik dengan persentase sebesar 9,63%,
sangat baik (57,51%) yaitu siswa memiliki kategori baik dengan persentase sebesar 88,39%,
kebiasaan kebiasaan mandi, membersihkan mulut kategori cukup dengan persentase sebesar 1,98%,
dan gigi, mebersihkan tangan dan kaki, serta dan kategori kurang 0,00%.Hasil penelitian pada
kebersihan pakaian. Kemudian, siswa yang indikator ini menunjukkan kategori sangat baik
termasuk dalam kategori baik (42,49%) yaitu (9,63%) yaitu siswa sudah memiliki kebiasaan dari
siswa menjaga kebersihan pribadinya dengan semua aspek seperti untuk pemeliharaan
baik.Sebelum berangkat sekolah siswa mandi dan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, rencana
memakai pakaian yang bersih dan rapih. Siswa pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Kemudian,
juga mencuci tangan dengan sabun dan air bersih siswa yang termasuk dalam kategori baik (88,39%)
yang mengalir yang berada didepan ruang kelas yaitu siswa sudah memiliki kebiasaan untuk
dan kantin sekolah setelah melakukkan aktifitas menjaga kebersihan namun belum menyeluruh.
ataupun jajan. Bahwa minimal mandi adalah dua Kemudian, siswa yang termasuk dalam kategori
kali sehari yaitu pagi dan sore, memberisihkan cukup (1,98%) yaitu siswa sudah memiliki
mulut dan gigi dengan cara menggosok gigi, kebiasaan-kebiasaan untuk menjaga dirinya dari
memelihara kebersihan tangan dan kaki setelah sakit dan penyakit secara cukup. Sebagian besar
beraktifitas, dan menjaga kebersihan pakaian siswa telah mengetahui cara mencegah dirinya
dengan cara mengganti pakaian bila sudah kotor terhadap sakit dan penyakit seperti mengikuti
(Dinkes, 2006:8-13). imunisasi, makan makanan yang mengandung
vitamin, mengerti apa yang harus dilakukan ketika
Perilaku kesehatan lingkungan sakit dan bagaiamana cara pemulihan penyakit
Perilaku kesehatan lingkungan pada yang dialaminya. Perilaku terhadap sakit dan
kategori sangat baik dengan persentase sebesar penyakit yaitu bagaimana merespon baik pasif
18,13%,kategori baik dengan persentase sebesar serta rasa yang adapada dirinya dan di luar
81,87%, kategori cukup dengan persentase sebesar dirinya, maupun aktif yang dilakukan
0,00%, dan kategori kurang 0,00%. Hasil
sehubungandengan penyakit dan sakit tersebut
penelitian pada indikator ini menunjukkan kategori
Soekidjo Notoatmodjo (2007: 138).
sangat baik (18,13%) yaitu siswa sudah memiliki
kebiasaan untuk menjaga kebersihan dari semua
Perilaku hidup yang teratur dan terukur
aspek seperti kebersihan kamar, kebersihan rumah,
Perilaku hidup yangteratur dan terukur pada
kesehatan lingkungan rumah, dan kesehatan
kategori sangat baik dengan persentase sebesar
lingkungan sekolah. Kemudian, siswa dengan
46,46%,kategori baik dengan persentase sebesar
kategori baik (81,87%) yaitu siswa sudah memiliki
52,97% kategori cukup dengan persentase sebesar
kebiasaan untuk menjaga kebersihan namun tidak
0,57%, dan kategori kurang 0,00%.Hasil penelitian

5
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

pada indikator ini menunjukkan kategori sangat Perilaku yang merusak kesehatan berada
baik (46,46%) yaitu siswa sudah menerapkan pada kategori sangat baik dengan persentase
waktu istirahat dan olahraga teratur, Kemudian sebesar 79,89%, kategori baik dengan persentase
siswa yang termasuk dalam kategori baik (52,97%) sebesar 19,83%, kategori cukup dengan persentase
yaitu siswa juga sudah menerapkan waktu istirahat sebesar 0,28%, dan kategori kurang 0,00%. Hasil
dan olahraga teratur, akan tetapi belum dilakukan penelitian pada indikator ini menunjukkan kategori
secara teratur. Dan siswa yang termasuk dalam sangat baik (79,89%) yaitu siswa sudah memliki
kategori cukup (0,57%) yaitu siswa kesadaran untuk tidak merokok dan meminum-
mengkombinasikan waktu istirahat dan olahraga minuman keras karena mempunyai dampak yang
teratur dengan sewajarnya.Sebagian besar siswa tidak baik bagi kesehatan. Kemudian, siswa yang
telah mengetahui cara hidup yang teratur dan termasuk dalam kategori baik (19,83%) yaitu
terukur seperti tidak begadang, istirahat yang siswa juga sudah memiliki kesadaran yang baik.
cukup, beraktifitas, dan melakukan olahraga sesuai Dan siswa yang termasuk dalam kategori cukup
kebutuhan. Proverawati dan Rahmawati (2012: (0,28%) yaitu siswa juga sudah memiliki
93), aktifitas fisik adalah melakukan pergerakan kesadaran yang baik, akan tetapi belum
anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran sepenuhnya dilakukan dan cenderung terpengaruh
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan lingkungan.Sebagian besar siswa telah mengetahui
kesehataan fisik, mental dan mempertahankan bahwa merokok dan alkohol adalah berakibat
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar buruk bagi kesehatan tubuh. Proverawati &
sepanjang hari. Rahmawati (2012:105), merokok baik secara aktif
maupun pasif membahayakan tubuh.
Perilaku yang merusak kesehatan

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
perilaku hidup sehat siswa SMP Negeri 1 Ketanggungan Kabupaten Brebes rata-rata pada kategori baik
dengan presentase sebesar 57,03%. Hasil tersebut diperoleh dari enam indikator yaitu perilaku hidup
sehat yang meliputi perilaku makanan dan minuman, perilaku kesehatan pribadi, perilaku kesehatan
lingkungan, perilaku sakit dan penyakit, perilaku hidup yang teratur dan terukur, dan perilaku yang
merusak kesehatan. Dari keenam indikator, indikator perilaku yang merusak kesehatan adalah indikator
yang paling tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu pada kategori baik sekali dengan
presentase 79,89%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan. 2006. Materi Tentang Kesehatan untuk Guru UKS. Semarang: Dinas Kesehatan

Kota Semarang.

Dinas Kesehatan. 2010. Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Institusi.

Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang.

6
Pramita Ayustina / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (2) (2012)

Faozy, Ircham. 2017. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bumijawa

Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi: Program Strata 1 Universitas Negeri Yogyakarta.

Gomo, Umboh, & Pandelaki. 2011. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah

pada Siswa Kelas Akselerasi di SMPN 8 Manado. Jurnal e-Biomedik.

Lolowang, Maramis, & Ratag. 2017. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Disekolah

Dasar Inpres Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. Jurnal e-Biomedik.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Proverawati & Rahmawati. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Triwibowo, Cecep & Pusphandani, Mitha Erlisya. 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3.

Yogyakarta: Nuha Medi.

Anda mungkin juga menyukai