Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI PROGRAM SEKOLAH SEHAT DI SDN

KUTOWINANGUN 05 SALATIGA

EVALUATION OF THE HEALTHY SCHOOL PROGRAM


IN SDN KUTOWINANGUN 05 SALATIGA

Winny Rosa Damayanti


Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen Satya Wacana
942017029@student.uksw.edu

ABSTRAK

Program sekolah sehat adalah program untuk meningkatkan kualitas peserta didik,
terutama lingkungan sekolah, dengan meningkatkan aspek kesehatan. Program
sekolah sehat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah agar semua
warga sekolahdapat mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pra penelitian melalui wawancara di SDN
Kutowinangun 05 Salatiga, diketahui bahwa program sekolah sehat di SDN
Kutowinangun 05 Salatiga belum pernah dievaluasi sejak pertama program
tersebut dijalankan pada gtahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
aspek konteks, input, proses, dan produk, dan untuk memberikan rekomendasi
kepada program sekolah sehat di SDN Kutowinangun 05 Salatiga. Jenis penelitian
ini adalah penelitian evaluasi program dengan menggunakan model CIPP.
Simpulan penelitian ini adalah (1) program sekolah sehat merupakan sekolah yang
selalu mengupayakan terjaminnya kesehatan melalui program untuk menjaga
kelancaran proses pembelajaran di sekolah agar tetap nyaman, aman, dan sehat
dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi semua warga sekolah;
(2) program sekolah sehat adalah program yng membutuhkan kerjasama semua
warga sekolah, seperti komite, kepala skeolah, guru, tenaga kependidikan, dan
peserta didik; (3) perlu diadakannya evaluasi program untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan program sekolah sehat di sDN Kutowinangun 05
Salatiga, dan untuk mengetahui aspek konteks, input, proses, dan produk
pelaksanaan program sekolah sehat, serta membrikan rekomendasi agar tujuan
program sekolah sehat dapat tercapai secara optimal

Kata Kunci: Kata Kunci: Evaluasi, Program, Sekolah Sehat

ABSTRACT

Healthy school program is a program to improve student’s quality, especially


school area, by improving the health aspect. Healthy school program apply clean
and healthy life behavior in the school for all of citizens school can apply healthy
life behavior in daily life. Based on pre research through interview in SDN
Kutowinangun 05 Salatiga, was known that the healthy school program in SDN
Kutowinangun 05 Salatiga has never been evaluated since first time the program
was run in 2016. This research purpose to evaluate context, input, process, and
product aspect, and to give recommendation towards healthy school program in
SDN Kutowinangun 05 Salatiga. This type of research is program evaluation
research by using CIPP model. This research conclusion were (1) healthy school
program is school which always seek the health guaranteed through the program
for keep the learning process smoothness in school to stay comfortable, secure,
and healthy by applying clean and healthy life behavior to all of school citizen; (2)
healthy school program is program which requires the cooperation of all citizens
of the school, such as commitee, headmaster, teachers, education workers, and
students; (3) needs to be held program evaluation to know the successness of the
healthy school program goal achievement in SDN Kutowinangun 05 Salatiga, and
to know context, input, process; and product aspect of healthy school program
implementation; also to give recommendation to the healthy school program goal
could be achieved optimally.

Keyword: Evaluation, Program, Healthy School


PENDAHULUAN kemajuan pendidikan dan kesehatan,
model dan metode yang digunakan
Latar Belakang
dalam melaksanakan kegiatan proses
Dalam perkembangan zaman pendidikan dan kesehatan, hingga
yang semakin maju, semakin banyak meningkatnya pula faktor resiko,
pula tantangan yang dihadapi. penghambat atau penghalang serta
Tantangan tersebut meliputi berbagai ancaman, misalnya ancaman yang
aspek atau bidang, seperti bidang dihadapi semakin besar, dalam dunia
pendidikan, kesehatan, hukum, pendidikan adalah pola hidup anak
teknologi, dan sebagainya. Manusia yang semakin tidak teratur karena
perlu meningkatkan kompetensi dan kurangnya kontrol atau kendali
sumber daya agar dapat menjawab akibat dari kemajuan iptek, dan
berbagai tantangan tersebut. dalam bidang pendidikan adalah
Kompetensi dan sumber daya penyakit yang semakin banyak,
diperlukan untuk meningkatkan berbahaya, dan mudah terjangkit
kualitas sumber daya manusia itu dalam tubuh manusia yang
sendiri. Kompetensi dan sumber disebabkan pola hidup yang tidak
daya dapat berupa fisik dan non fisik, bersih, sehat, dan teratur.
jasmani dan rohani.
Tantangan-tantangan ini di-
Seperti yang telah dijelaskan alami oleh semua manusia, termasuk
bahwa tantangan meliputi dari warga sekolah, terutama peserta
berbagai aspek, dua diantaranya didik. Terlebih diusianya yang masih
adalah pendidikan dan kesehatan. tergolong sangat belia, jika tubuh
Semakin berkembangnya zaman, mereka tidak dibiasakan pola hidup
maka perkembangan ilmu sehat dan benar, maka kondisi
pengetahuan dan teknologi semakin jasmani dan rohani mereka dapat
mendukung pula peningkatan terganggu, disebabkan mereka masih
stabilitas pendidikan dan kesehatan, membutuhkan bimbingan, kontrol
misalnya ditemukannya teknologi atau kendali dari orang tua/wali dan
canggih yang dapat mendukung guru agar pola hidup mereka mereka
menjadi sehat dan teratur, serta dampak kurangnya upaya
menjadi sebuah kebiasaan yang baik. menumbuhkan kesadaran dan
Kebiasaan hidup tidak sehat yang kebiasaan hidup bersih dan sehat
sering dilakukan oleh peserta didik kepada peserta didik di
adalah jajan sembarangan, tidak lingkungannya, baik di rumah,
menjaga kebersihan, membuang sekolah dan masyarakat. Hal ini
sampah tidak pada tempatnya, tidak didukung dengan hasil penelitian
mencuci tangan sebelum makan, oleh Teguh (2012) bahwa masih
kuku masih panjang dan jarang terdapat peserta didik yang menderita
dibersihkan, dan lain-lain. Kebiasaan penyakit kulit, rambut dan kuku
seperti ini akan bersiko pada dibiarkan panjang dan tidak terawat,
kesehatan peserta didik, baik jasmani gigi berlubang, dalam berpakaian
dan rohani, dan berimbas pada kurang bersih dan rapi, kegiatan
terganggunya proses pendidikan, senam pagi setiap hari Jumat kurang
misalnya menjadi tidak masuk dilaksanakan dengan serius, masih
sekolah karena sakit, kegiatan terdapat sampah-sampah yang tidak
pembelajaran menjadi tidak nyaman, dibuang pada tempat sampah, jajan
dan sebagainya. Hal ini sejalan sembarangan dan tidak
dengan pendapat Hamiyah dan memperhatikan kebersihan/higienis
Jauhar (2015) bahwa perilaku tidak jajanan. Selain itu, juga didukung
sehat dapat disebabkan seperti dengan hasil penelitian yang
kurang bersihya rumah, sekolah, atau dilakukan oleh Diana (2013) bahwa
lingkungan masyarakat. dampak dari rendahnya pelaksanaan
program perlaku hidup bersih dan
Minimnya pengetahuan siswa
sehat adalah rendahnya kualitas
mengenai kesadaran dan kebiasaan
lingkungan sekolah dan tingginya
pola hidup bersih dan sehat yang
angka anak usia sekolah yang
berakibat pada kurangnya
terserang penyakit. Untuk mengatasi
pengetahuan bagaimana memelihara
permasalahan tersebut, pemerintah
kesehatan, baik pribadi maupun
membuat dan mengeluarkan
lingkungan merupakan contoh
kebijakan sebagai upaya peningkatan
kesehatan peserta didik dengan menghasilkan siswa yang
program “Sekolah Sehat”. Sekolah mempunyai budaya hidup sehat dan
sehat adalah sekolah yang aktif, (2) bagi pemerintah yaitu
membantu, meningkatkan dan sebagai tempat pembelajaran yang
mencetak peserta didik yang unggul dapat dijadikan percontohan bagi
melalui aspek kesehatan. Sekolah sekolah-sekolah lain karena
Sehat berusaha membangun diharapkan sekolah tersebut dapat
kesehatan jasmani dan rohani melalui menghasilkan sumber daya yang
pemahaman, kemampuan, dan berkualitas, dan 3) bagi swasta atau
perilaku yang bertanggung jawab, dunia kerja yaitu dapat memberi
sehingga dapat terwujudnya peluang pada swasta untuk berperan
pengambilan keputusan terbaik untuk dalam pengembangan Sekolah Sehat.
terciptanya kesehatan secara mandiri Menurut Direktorat Jenderal
(Arthur dan Barnard, 2011:4). Pendidikan Dasar (2009: 9) Standar
Sekolah Sehat meliputi: (1) Standar
Hasil penelitian yang sejalan
fisik sekolah yang meliputi:
dengan hasil penelitian diatas adalah
Bangunan sekolah yang memenuhi
penelitian yang dilakukan oleh
pembakuan standar minimal
Hermiyanti (2016) yang menyatakan
Depdiknas, sekolah memiliki
bahwa Sekolah Dasar Bersih Sehat
akreditasi dari pemerintah, minimal
(SDBS) adalah Sekolah Dasar
B, sekolah yang memenuhi
dimana warganya membudayakan
persyaratan kesehatan (fisik, mental,
PHBS secara terus menerus, dan
lingkungan), sekolah yang memiliki
memiliki lingkungan sekolah yang
pagar, sekolah yang memiliki ruang
bersih, indah, sejuk, segar, rapi,
terbuka yang memadai untuk
tertib, dan aman. Berdasarkan
pembelajaran pedidikan jasmani, dan
Panduan Pengembangan Model
sekolah memiliki sertifikat hak milik
Sekolah Sehat di Indonesia (2009: 4),
(SHM); (2) Standar sarana prasarana
amnfaat yang didapat dari progeram
meliputi: memiliki sarana prasarana
Sekolah Sehat antara lain: (1) bagi
untuk pendidikan kesehatan yang
masyarakat yaitu sebagai tempat
memadai, memiliki sarana prasarana
untuk pendidikan jasmani, memiliki yang dilakukan untuk
sarana prasarana penunjang kegiatan mengoptimalkan pelayanan
UKS; (3) Standar ketenagaan yang kesehatan, sehingga terciptanya
meliputi: memiliki guru pendidikan kondisi lingkungan yang mendukung
jasmani, olahraga dan kesehatan, untuk tercapainya kemampuan
memiliki guru pembina UKS, peserta didik berperilaku sehat dalam
memiliki kader kesehatan sekolah proses pembelajara dapat terwujud.
(dokter kecil, kader kesehatan Pendapat tersebut sesuai dengan
remaja); (4) Standar peserta didik penelitian Irwandi (2016) yang
yang meliputi: memiliki derajat menyatakan bahwa program sekolah
kesehatan yang optimal, tumbuh berupa operasi semut, Sabtu bersih,
kembang secara optimal, dan upacara bendera, senam pagi, doa
memiliki tingkat kebugaran jasmani bersama, audabe, dan UKS,
yang optimal. merupakan kegiatan yang efektif
untuk menumbuhkembangkan
Program Sekolah Sehat perlu
perilaku hidup sehat, yang
diaplikasikan dengan baik melalui
melibatkan peran kepala sekolah,
pelayanan kesehatan oleh sektor
guru dan personil sekolah.
terkait dan didukung secara optimal,
seperti partisipasi masyarakat, SDN Kutowinangun 05
swasta, dan media massa. Hal ini Salatiga merupakan salah satu
sejalan dengan pemikiran Hamiyah Sekolah Dasar Negeri di kota
dan Jauhar (2015:267) bahwa Salatiga yang menerapkan program
sekolah merupakan tempat Sekolah Sehat. Program Sekolah
berlangsungnya proses pembelajaran Sehat dilaksanakan sejak tahun 2016.
harus menjadi “Sekolah Sehat”, yaitu Berdasarkan hasil wawancara dengan
sekolah yang dapat meningkatkan kepala sekolah, bahwa sejak awal
derajat kesehatan warga sekolahnya. program Sekolah Sehat dilaksanakan,
Hak ini diupayakan agar sekolah penelitian untuk mengevaluasi
dapat membentuk lingkungan yang pelaksanaan program Sekolah Sehat
mencerminkan hidup sehat. Upaya di SDN Kutowinangun 05 Salatiga
belum pernah dilakukan. Evaluasi program sekolah sehat di SDN
program adalah upaya untuk Kutowinangun 05 Salatiga.
mengetahui efektivitas komponen
PEMBAHASAN
program dalam mendukung
pencapaian tujuan program KAJIAN PUSTAKA
(Arikunto dan Jabar, 2014: 17).
Kajian Teori
Tujuan evaluasi program adalah
untuk menentukan apakah layanan 1. Sekolah Sehat
atau intervensinya telah mencapai
Sekolah adalah tempat utama
tujuan yang ditetapkan dan supaya
dimana individu mengikuti proses
dapat diketahui dengan pasti apakah
pendidikan formal untuk manambah
pencapaian hasil, kemajuan dan
pengetahuan dan mengasah
hambatan yang dijumpai dalam
keterampilan sebagai bekal
pelaksanaan program dapat dinilai
kehidupannya di kemudian hari.
dan dipelajari untuk perbaikan
Lingkungan sekolah merupakan
pelaksanaan program dimasa yang
lingkungan yang dapat melindungi
akan mendatang (Wirawan: 2011).
peserta didik dan staf sekolah dari
Dari latar belakang tersebut, peneliti
kecelakaan dan penyakit serta dapat
akan melakukan penelitian evaluasi
meningkatkan kegiatan pencegahan
program Sekolah Sehat di SDN
dan mengembangkan sikap terhadap
Kutowinangun 05 Salatiga. Tujuan
faktor resiko yang dapat
penelitian evaluasi program Sekolah
menyebabkan penyakit. Lingkungan
Sehat di SDN Kutowinangun 05
fisik sekolah harus memenuhi
Salatiga adalah untuk mengevaluasi
kriteria sebagai berikut
aspek context, input, process, dan
(Notoatmodjo, 2012) :
product program Sekolah Sehat dan
memberi rekomendasi kepada SDN 1. Mampu menyediakan kebutuhan
Kutowinangun 05 Salatiga mengenai dasar dan insan sekolah lain.
implementasi program Sekolah Sehat 2. Mampu melindungi insan
setelah mendapatkan hasil evaluasi sekolah dari ancaman penyakit.
context, input, process, dan product
3. Mampu melindungi insan akan membuahkan hasil yang
sekolah dari ancaman biologis. maksimal.
4. Mampu melindungi insan
Sehat adalah keadaan badan
sekolah dari ancaman kimiawi.
dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu
Upaya dan kerja keras setiap dapat dikatakan sehat jika secara
unsur di sekolah dibutuhkan untuk lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan
terbentuk dan terpeliharanya secara normal dan baik, sehingga
lingkungan sekolah yang sehat. memungkinkan sesuatu dapat
Persyaratan agar pola pertumbuhan produktif, baik secara sosial maupun
mental, fisik, dan sosial dapat ekonomis. Untuk mewujudkan
dikembangkan adalah tersedianya lingkungan yang bertujuan
lingkungan yang sehat bagi warga menciptakan suasana dan generasi
sekolah. yang sehat, maka pemerintah
Pada zaman globalisasi mengeluarkan kebijakan sebagai
banyak tantangan-tantangan dari upaya untuk meningkatkan kesehatan
berbagai aspek yang dihadapi setiap siswa dengan program sekolah sehat.
manusia, terutama generasi penerus Kaitan sekolah sehat dengan lembaga
dalam hal kesiapannya untuk hidup pendidikan, maka dapat dimaknai
di tengah-tengah masyarakat dengan sebagai lembaga pendidikan yang
baik. Salah satu tantangan yang harus memiliki unsur-unsur yang baik
dihadapi adalah kesehatan, baik (normal) secara lahiriah (jasmani)
kesehatan jasmani dan rohani. dan batiniah (rohani). Sekolah sehat
Kesehatan sangat berpengaruh adalah lingkungan hidup sekolah
terhadap kestabilan berjalannya yang sehat, mencakup keseluruhan
berbagai kegiatan. Tubuh secara kondisi fisik, mental dan sosial dari
jasmani dan rohani diharuskan untuk suatu sekolah (Pradita, 2017).
tetap sehat jika ingin semua Sekolah sebagai pusat kebudayaan,
pekerjaan atau tugas dapat berjalan diharapkan dapat melaksanakan
dengan baik, karena tubuh yang sehat fungsinya kepada peserta didik dan
mayarakat sekitar sekolah itu berada.
Agar dapat berjalan dengan baik, Berdasarkan kajian analisis
sekolah sehat diperlukan sebagai dari pendapat ahli, maka dapat
unsur penunjang. Salah satu unsur disimpulkan bahwa sekolah sehat
yang sangat penting adalah adalah sekolah untuk mencetak
lingkungan kehidupan yang aman peserta didik yang unggul dengan
dan sehat bagi masyarakat, sekolah memprioritaskan aspek kesehatan
yaitu siswa, guru, tenaga yang mencakup kesehatan jasmani
kependidikan, kepala sekolah dan dan rohani dan meliputi kondisi fisik
komite. Agar lingkungan menjadi maupun sosial di mana memelihara
aman dan sehat, maka pembinaan dan membina lingkungan agar tetap
dan pemeliharaan lingkungan aman dan sehat merupakan tanggung
merupakan tanggung jawab bersama jawab bersama antara pemerintah
dari pemerintah dan anggota dengan anggota masyarakat sekolah
masyarakat sekolah. serta memberikan pengetahuan
kepada peserta didik mengenai pola
Berdasarkan pendapat dari
hidup bersih dan sehat, sehingga
para ahli, dapat dianalisis bahwa
perilaku sehat dapat diterapkan oleh
sekolah sehat selalu memberikan
peserta didik agar proses
sosialisasi dan menerapkan pola
pembelajaran di sekolah dapat
hidup bersih dan sehat agar peserta
berjalan maksimal.
didik dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, baik Berdasarkan Panduan
untuk diri sendiri, rumah, sekolah Pengembangan Model Sekolah Sehat
maupun lingkungan masyarakat. di Indonesia (2009: 4), manfaat
Sekolah sehat ini memberikan sekolah sehat antara lain:
pengetahuan kepada peserta didik
(1)Bagi masyarakat yaitu sebagai
untuk berperilaku sehat. Dengan
tempat menghasilkan siswa yang
diterapkan pola hidup bersih dan
mempunyai budaya hidup sehat
sehat, maka proses pembelajaran di
dan aktif,
sekolah menjadi lancar.
(2)Bagi pemerintah yaitu sebagai
tempat pembelajaran yang dapat
dijadikan percontohan bagi nilai-nilai kekeluargaan dalam
sekolah-sekolah lain karena rangka mencapai kesejahteraan lahir
diharapkan sekolah tersebut dan batin setiap warga sekolah,
menghasilkan sumber daya yang sehingga warga sekolah dapat
berkualitas, melakukan aktivitas yang
(3)Bagi swasta atau dunia kerja yaitu bermanfaat, berdaya guna dan
dapat memberikan peluang pada berhasil untuk sekolah tersebt dan
swasta untuk berperan dalam lingkungan luar sekolah.
pengembangan sekolah sehat.
Kemendiknas Direktorat
Selain manfaat yang telah Jenderal Pendidikan Dasar (2009: 9)
disebutkan, manfaat dari sekolah menjelaskan bahwa standar sekolah
sehat adalah membina setiap individu sehat meliputi:
untuk menerapkan PHBS (Pola
(1)Standar fisik sekolah yang
Hidup Bersih dan Sehat) secara
meliputi bangunan yang
jasmani dan rohani, baik untuk diri
memenuhi pembakuan standar
sendiri, di rumah, sekolah, maupun
minimal Depdiknas, sekolah
lingkungan masyarakat demi
memiliki akreditasi dari
mewujudkan kondisi yang aman,
pemerintah minimal B, sekolah
nyaman, sehat dan generasi yang
yang memenuhi persyaratan
unggul.
kesehatan (fisik, mental, dan
2. Standar Sekolah Sehat lingkungan), sekolah yang
memiliki pagar, sekolah yang
Pada prinsipnya sekolah sehat
memiliki ruang terbuka yang
terfokus pada usaha bagaimana
memadai untuk pembelajaran
membuat sekolah tersebut memiliki
pendidikan jasmani, dan sekolah
kondisi lingkungan belajar yang
memiliki sertifikat hak milik
normal (tidak sakit) baik secara
(SHM).
jasmani maupun rohani. Hal ini dapat
(2)Standar sarana prasarana
ditandai dengan kondisi sekolah yang
meliputi memiliki sarana
bersih, indah, tertib, dan menjunjung
prasarana untuk pendidikan
kesehatan yang memadai, (3) Memiliki air bersih yang
memiliki sarana prasarana untuk memadai dan memenuhi syarat
pendidikan jasmani, memiliki kesehatan.
sarana prasarana penunjang (4) Memiliki kantin dan petugas
kegiatan UKS. kantin yang bersih dan rapi,
(3)Standar ketenagaan yang serta menyediakan menu
meliputi memiliki guru bergizi seimbang.
pendidikan jasmani, olahraga (5) Memiliki saluran pembuangan
dan kesehatan, memiliki guru air tertutup dan tidak
pembina UKS, memiliki kader menimbulkan bau tak
kesehatan sekolah (dokter kecil, menyenangkan.
kader kesehatan remaja). (6) Memiliki ruang kelas yang
(4)Standar peserta didik yang memenuhi syarat kesehatan
meliputi memiliki derajat (ventilasi/AC dan pencahayaan
kesehatan yang optimal, tumbuh cukup).
kembang secara optimal, dan (7) Memiliki ruang kelas yang
memiliki tingkat kebugaran representatif dengan rasio
jasmani yang optimal. kepadatan jumlah siswa di
dalam kelas adalah 1:2 m2
Menurut Iskandar (2005)
(8) Memiliki sarana dan prasarana
mengemukakan standar yang harus
pembelajaran memenuhi
dimiliki oleh sekolah dalam sekolah
standar kesehatan,
sehat antara lain:
kenyamanan, dan keamanan.
(1) Memiliki lingkungan sekolah (9) Memiliki ruang dan peralatan
bersih, indah, tertib, rindang, UKS yang ideal (tersedia
dan memiliki penghijauan yang tempat tidur, timbangan berat
memadai. badan, alat ukur tinggi badan,
(2) Memiliki tempat pembuangan snellen chart, kotak P3K berisi
dan pengelolaan sampah yang obat, lemari obat, buku
memadai dan representatif. rujukan, KMS, poster-poster,
struktur organisasi, jadwal
piket, tempat cuci Artinya bahwa evaluasi merupakan
tangan/wastafel, data angka alat untuk menyediakan informasi
kesakitan siswa, peralatan dalam suatu penilaian kinerja atau
perawatan gigi, unit gigi, prestasi yang digunakan sebagai
contoh-contoh model organ bahan pertimbangan dalam
tubuh, rangka, otot, dan lain- mengambil keputusan.
lain) Menurut The Joint Committee
(10) Memiliki toilet (WC) dengan on Standards for Educational
rasio untuk siswi 1:25 dam Evaluation (Wirawan, 2012: 7)
siswa 1:40 “evaluation: the systematic
(11) Memiliki taman/kebun sekolah insvetigation of the worth or merit of
yang dimanfaatkan dan diberi the object” (evaluasi: investigasi
tabel (untuk sarana belajar) dan yang sistematis dari nilai atau
pengolahan hasil kebun. manfaat suatu objek). Suatu objek
(12) Memiliki kurikulum akan dievaluasi atau dinilai mengenai
pembelajaran yang baik bagi nilai dan kelebihan objek tersebut.
tumbuh kembang siswa. Objek yang dinilai maka selanjutnya
(13) Memiliki kehidupan sekolah akan dipertimbangkan oleh pimpinan
yang menjunjung tinggi nilai- untuk memutuskan suatu keputusan.
nilai kekeluargaan. Wandt dan Brown (dalam
(14) Memiliki pola hidup bersih, Sudijono 2011) mengemukakan
higienis, dan sehat. bahwa evaluasi adalah tindakan atau
3. Evaluasi proses untuk menentukan nilai dari
Evaluasi merupakan sesuatu. Dikatakan proses karena
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu dalam melakukan evaluasi meliputi
evaluation yang berarti evaluasi atau berbagai tindakan yang dilakukan
disebut juga sebagai penilaian. guna menilai suatu objek, kemudian
Evaluasi sebagai informasi yang dijadikan sebagai informasi dalam
digunakan untuk mempertimbangkan mengambil keputusan selanjutnya.
keputusan dalam penilaian prestasi Evaluasi meliputi proses pengukuran
(Pophan dalam Gunadi 2014). dan penilaian. Wirawan (2012: 9)
berpendapat bahwa evaluasi adalah diadakan evaluasi, maka evaluator
kegiatan mengumpulkan informasi dapat memberikan intervensi guna
untuk menentukan nilai dan manfaat memperbaiki atau membenahi
objek yang dievaluasi, mengontrol, program yang dievaluasi.
memperbaiki, dan mengambil Yang ketiga mengenai tujuan
keputusan mengenai objek tersebut. yang ditetapkan. Pada hakikatnya,
Berdasarkan pendapat para evaluasi dilaksanakan untuk
ahli, maka dapat dianalisis bahwa meningkatkan kualitas program dan
dalam mengevaluasi hal-hal lain dapat mencapai tujuan yang telah
yang perlu diperhatikan selain yang ditetapkan secara optimal. Melalui
disebutkan oleh para ahli yaitu yang penilaian dan intervensi, maka tujuan
pertama mengenai skala nilai atau yang diharapkan dapat tercapai.
tolok ukur. Evaluasi dilaksanakan Berdasarkan kajian analisis
berdasarkan skala nilai-nilai atau dari pendapat ahli, maka dapat
suatu tolok ukur tertentu. Skala nilai disimpulkan bahwa evaluasi adalah
atau tolok ukur ini menentukan penilaian atau alat yang sistematis
apakah aspek yang dievaluasi telah digunakan untuk mengumpulkan
mencapai kriteria sehingga informasi untuk menentukan nilai
dipertahankan, ataukah belum dan manfaat dari suatu objek dan
mencapai kriteria sehingga perlu berfungsi untuk mengontrol,
adanya perbaikan dan peningkatan. memperbaiki dan dijadikan sebagai
Pada akhirnya, berdasarkan hasil bahan pertimbangan untuk membuat
evaluasi ini dapat diketahui hal-hal keputusan berdasarkan skala nilai
apa sajakah yang perlu diperbaiki, atau tolok ukur tertentu sehingga
maupun dipertahankan. dapat dilakukan intervensi dan
Yang kedua mengenai adanya rekomendasi dalam rangka mencapai
intervensi atau tindak lanjut setelah tujuan.
dilaksanakan evaluasi. Evaluasi 4. Program
dilakukan untuk menilai dan
Secara umum, program
memberikan kontribusi kepada solusi
diartikan sebagai rencana. Menurut
suatu problem tertentu. Setelah
Jones (1984) program adalah cara program yaitu pertama, indikator.
yang disahkan untuk mencapai Telah dijelaskan bahwa program
tujuan. Program merupakan langkah- merupakan cara, di mana cara
langkah yang telah ditetapkan untuk tersebut mengandung berbagai
mencapai tujuan dan sasaran yang kegiatan. Dalam kegiatan
ditetapkan. Menurut Arikunto (2009: mengandung berbagai aspek dan
4) terdapat tiga pengertian penting aspek-aspek tersebut menjadi
dan perlu ditekankan dalam indikator. Indikator ini merupakan
menentukan program, yaitu (1) unit yang penting dan menjadi titik
realisasi atau implementasi suatu perhatian dalam pelaksanaan suatu
kebijakan, (2) terjadi dalam waktu program. Apa yang harus dilakukan
yang relatif lama-bukan kegiatan termuat dalam indikator.
tunggal tetapi jamak
Kedua adalah tujuan.
berkesinambungan, dan (3) terjadi
Program merupakan bentuk
dalam organisasi yang melibatkan
implementasi dari suatu kebijakan,
sekelompok orang. Pendapat dari
maka program ditetapkan dalam
Arikunto dapat disimpulkan bahwa
rangka mencapai tujuan-tujuan yang
program merupakan bentuk realisasi
telah ditetapkan. Kebijakan
atau implementasi dari suatu
dicanangkan untuk menghadapi dan
kebijakan yang ditetapkan yang
menyelesaikan masalah sehingga
terjadi dalam waktu yang relatif lama
terjaminnya stabilitas dari berbagai
karena mencakup berbagai kegiatan
aspek. Tujuan disini sebagai kiblat
dan terjadi dalam sebuah organisasi
mengapa dan bagaimana program itu
di mana program tersebut melibatkan
dijalankan.
sekelompok orang terkait yang
berkepentingan. Berdasarkan kajian analisis
mengenai pendapat para ahli, maka
Berdasarkan pendapat dari
dapat disimpulkan bahwa program
para ahli, maka dapat dianalisis
adalah suatu rencana berupa satu
mengenai pengertian program. Hal
kesatuan komponen yang disahkan
yang menjadi perhatian dari suatu
sebagai bentuk implementasi sebuah
kebijakan dan mengandung berbagai Menurut Arikunto & Jabar (2014),
kegiatan yang berkesinambungan apabila kegiatan evaluasi
dalam waktu yang relatif lama dan menggunakan model CIPP, analisis
melibatkan sekelompok orang program harus berdasarkan pada
berkepentingan yang terkait, serta komponenkomponen tersebut
memuat indikator tertentu untuk (CIPP), komponen dalam model
mencapai tujuan. evaluasi CIPP dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1) Evaluasi konteks
5. Evaluasi Program
berupaya mengidentifikasi mengenai
Evaluasi program adalah kebutuhan lingkungan yang belum
upaya untuk mengetahui efektivitas terpenuhi, populasi sampel yang
komponen program dalam dilayani dan tujuan program/proyek.
mendukung pencapaian tujuan Evaluasi konteks membantu dalam
program (Arikunto dan Jabar, 2014: merencanakan keputusan,
17). Tujuan evaluasi program adalah menentukan kebutuhan yang akan
untuk menentukan apakah layanan dicapai dalam suatu program dan
atau intervensinya telah mencapai merumuskan tujuan program.
tujuan yang ditetapkan dan supaya Menurut Arikunto (2008: 46) bahwa
dapat diketahui dengan pasti apakah evaluasi konteks dilakukan untuk
pencapaian hasil, kemajuan dan menjawab pertanyaan: kebutuhan
hambatan yang dijumpai dalam apa yang belum terpenuhi oleh
pelaksanaan program dapat dinilai program, tujuan pengembangan
dan dipelajari untuk perbaikan apakah yang belum tercapai oleh
pelaksanaan program dimasa yang program, tujuan pengembangan apa
akan mendatang (Wirawan: 2011). yang mampu membantu
mengembangkan masyarakat, dan
6. Model Evaluasi CIPP
tujuan-tujuan mana sajakah yang
Dalam penelitian ini paling mudah dicapai; (2) Evaluasi
menggunakan model evaluasi CIPP masukan berupaya mengidentifikasi
yang dikembangkan oleh tentang kemampuan awal dari
Stufflebeam pada tahun 1966. komponen yang ada (siswa atau
sekolah) dalam menunjang Kajian Relevan
pelaksanaan program tersebut; (3)
Penelitian yang relevan
Evaluasi proses diarahkan pada
dengan penelitian ini antara lain:
seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan di dalam program (1) Penelitian yang dilakukan oleh
sudah terlaksana sesuai dengan Siti Zubaidah berjudul “Evaluasi
rencana (Arikunto, 2008: 47). Program Sekolah Sehat di
Evaluasi proses mengidentifikasi Sekolah Dasar Negeri” pada
mengenai pelaksanaan dari suatu tahun 2017, Vol 4 (1). Hasil
program yang dapat meliputi penelitian menunjukkan bahwa
program apa yang akan evaluasi konteks, program
dilaksanakan, siapa penyelenggara sekolah sehat di SD Negeri
program tersebut, waktu pelaksanaan Kutowinangun 04 Salatiga
program tersebut. Evaluasi proses memang dibutuhkan stakeholder
meliputi koleksi data penilaian yang sekolah yang sekaligus
telah ditentukan dan ditetapkan merupakan kebijakan dari
dalam praktek pelaksanaan program; Pemerintah Pusat. Dari segi
dan (4) Evaluasi produk berupaya input, program sekolah sehat di
untuk mengidentifikasi hal-hal atau SDN Kutowinangun 04 Salatiga
perubahan yang terjadi dalam terdiri dari 6 bidang
pelaksanaan program tersebut, serta pengembangan sudah menjawab
ketercapaian dari pelaksanaan kebutuhan sekolah. Dari segi
program. Evaluasi produk proses telah dilaksanakan sesuai
merupakan penilaian yang digunakan dengan perencanaan program
untuk mengukur keberhasilan walaupun masih ditemui kendala
pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan yaitu
dalam sebuah pelaksanaan program. keterbatasan biaya dan sarana
Hasil evaluasi menentukan apakah prasarana. Dari segi produk
program diteruskan, dimodifikasi, SDN Kutowinangun 04 Salatiga
atau dihentikan. telah mencapai sebagian besar
dari hasil yang direncanakan.
(2) Penelitian yang dilakukan oleh mengupayakan terjaminnya
Herdita Nurha Pradita berjudul kesehatan melalui program demi
“Implementasi Program Sekolah terjaganya kelancaran proses
Sehat di SDN Tegalrejo 01 pembelajaran di sekolah dengan
Yogyakarta” pada tahun 2017, nyaman, aman, dan sehat dengan
Vol VI. Hasil penelitian cara menerapkan pola hidup
menunjukkan bahwa pembinaan bersih dan sehat untuk semua
dan pengembangan UKS di SDN warga sekolah.
Tegalrejo 01 berpedoman pada 2. Program sekolah sehat
Trias UKS yaitu Pendidikan merupakan program yang
kesehatan, pelayanan kesehatan membutuhkan kerja sama semua
dan pembinaan lingkungan. warga sekolah, baik komite,
Pelaksanaan program telah kepala sekolah, guru, tenaga
didukung dengan komunikasi kependidikan, dan sekolah.
dari komponen internal dan 3. Perlu diadakannya evaluasi
eksternal, sumber daya manusia program untuk mengetahui
yang sejalan dengan program, keberhasilan yang capai program
sumber keuangan yang berasal sekolah sehat SDN
dari berbagai sumber, komitmen Kutowinangun 05 Salatiga,
dari seluruh pihak dan struktur mengetahui konteks, input,
birokrasi yang sudah baku sesuai proses, dan produk pelaksanaan
dengan TPU UKS. program sekolah sehat, serta
memberikan rekomendasi agar
KESIMPULAN
program sekolah sehat dapat
Berdasarkan pembahasan tercapai secara optimal.
yang telah dipaparkan sebelumnya,
DAFTAR PUSTAKA
maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: Arikunto, Suharsimi.2009.Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta:
1. Sekolah sehat merupakan
Bumi Aksara.
sekolah yang selalu
,dan Safrudin, Irwandi, Satria. 2016. Peran Sekolah
Cepi.2008.Evaluasi Program Dalam
Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Menumbuhkembangkan
Aksara Perilaku Hidup Sehat Pada
Siswa Sekolah Dasar (Studi
,dan Cepi Safrudin
Multi Situs Di SD Negeri 6
Abdul Jabar. 2014. Evaluasi
Mataram dan SD Negeri 41
Program Pendidikan. Jakarta:
Mataram Kota Mataram Nusa
Bumi Aksara
Tenggara Barat). Malang:
Arthur Sue, Matt Barnard, DKK. Manajemen Pendidikan
2011. Evaluation Of National Pascasarjana-Universitas
Healthy Schools Programme. Negeri Malang.
Department of Health
Iskandar, Uray.2015.Pengertian dan
Gunadi, R. A.A. 2014.Evaluasi standar sekolah sehat, aman,
Pembelajaran Aktif Kreatif ramah anak dan
Efektif dan Menyenangkan menyenangkan. Diakses dari
dengan Model Context Input http://uray-
Process Product.Jurnal iskandar.blogspot.co.id/2015/
Ilmiah Widya, 2: (2). 08/pengertian-dan-standar-
sekolah-sehat.html. pada hari
Hamiyah, Nur dan Jauhar. 2015.
Minggu, 3 Desember 2017
Pengantar Manajemen
Pendidikan Di Sekolah. Kemendiknas Direktorat Jenderal
Jakarta: Prestasi Pustakaraya Pendidikan Dasar Tahun
2009 Tentang Panduan
Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi
Pengembangan Model
Oktavian. 2016. Evaluasi
Sekolah Sehat di Indonesia
Implementasi Program
Sekolah Dasar Bersih dan Notoatmodjo,Soekidjo.2012.Promosi
Sehat Di Kota Palu. Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan.Jakarta: Rineka Profesi.Depok: PT Raja
Cipta. Grafindo Persada.

O Jones, Charles.1984.An Zubaidah, S. 2017.Evaluasi Program


Introduction To The Study of Sekolah Sehat di Sekolah
Public Policy. Dasar Negeri.Jurnal Kelola
Terjemahan.Jakarta: Maanjemen Pendidikan (4):
Rajawali. 1.

Pradita, H.,N.2017.Implementasi
Program Sekolah Sehat di
SDN Tegalrejo 01
Yogyakarta.Jurnal Kebijakan
Pendidikan Vol 6.

Sudijono, Anas.2011.Pengantar
Evaluasi Pendidikan.Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Teguh A. 2012. Survei Pelaksanaan


UKS dan Pola Hidup Sehat
Siswa SD Kelas V se-Gusek
Bramasari, Kecamatan
Leksono, Kabupaten
Wonosobo Tahun 2012. UNY

Wirawan.2011.Evaluasi:Teori,
Model, Standar, Aplikasi, dan
Profesi.Depok: PT Raja
Grafindo Persada.

.2012.Evaluasi:Teori,
Model, Standar, Aplikasi, dan

Anda mungkin juga menyukai