Anda di halaman 1dari 7

Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Srigading

sebagai Upaya Pencegahan Stunting

Narendra Satrya1, Fatado Sesa2, Muhammad Wildan3, Chelvi Okvian4, Mochammad


Bastomi5, Raisha Dellania6, Reza Miftakhul7, Citra Pragitha8, Tresna Maulana Fahrudin9
1,2,3,4,5,6,7,8,9
Universitas Pembangunan Nasional UPN “Veteran” Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya
1
e-mail: Narendrasp554@gmail.com, 9tresna.maulana.ds@upnjatim.ac.id

ABSTRAK
Stunting adalah masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia. Menurut WHO Stunting
merupakan kondisi yang terjadi pada masa perkembangan dan pertumbuhan awal kehidupan yang
terjadi akibat status gizi kurang yang bersifat kronik. Stunting dapat menyebabkan gangguan
Kesehatan anak sehingga dapat mengganggu produktifitas Pendidikan anak tersebut. Oleh karena
itu, pencegahan stunting harus dilakukan. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan banyak
cara contohnya yaitu dengan mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemberian pemahaman tentang PHBS dapat ditanamkan sejak dini dengan melakukan sosialisai
tentang PHBS di sekolah-sekolah. Metode yang dapat digunakan yaitu dengan pemberian materi
dan pemberian pre-test dan post-test. Materi yang dapat dibawakan yaitu menggunakan jamban
bersih dan sehat, membuang sampah di tempatnya, cara mencuci tangan dengan sabun sesudah
dan sebelum makan. Pre-test dan post-test bertujuan untuk mengetahui/mengukur tingkat
pemahaman siswa-siswi tentang PHBS baik sebelum pemaparan materi dan sesudah pemaparan
materi. Sebelum pemberian materi dilakukan pre-test dan dilanjutkan dengan melakukan post-test.
Hasil dari sosialisai ini menjukkan bahwa siswa-siswi SDN Srigading mengalami peningkatan
pemahaman tentang apa itu PHBS dan tata cara melakukan PHBS hal itu dapat diketahui karena
secara keseluruhan materi PHBS siswa-siswi dapat menjawab soal 63% untuk pre-test sedangkan
87% untuk Post test,
Kata Kunci: Pencegahan Stunting, Perilaku hidup Bersih dan Sehat, Desa Srigading, Mojokerto
ABSTRACT
Stunting is a health problem of worldwide concern. According to WHO, stunting is a condition
that occurs during early life development and growth due to chronic malnutrition. Stunting can
cause health problems for children so that it can interfere with the productivity of the child's
education. Therefore, stunting prevention must be done. Stunting prevention can be done in many
ways, for example by practicing Clean and Healthy Life Behavior (CHLB). Providing an
understanding of CHLB can be instilled from an early age by conducting socialization about
CHLB in schools. The method that can be used is by giving material and giving pre-test and post-
test. The material that can be brought is using clean and healthy latrines, throwing garbage in its
place, how to wash hands with soap after and before eating. Pre-test and post-test aims to
determine/measure the level of understanding of students about CHLB both before the
presentation of the material and after the presentation of the material. Before giving the material,

1
a pre-test was carried out and followed by a post-test. The results of this socialization showed that
Srigading Elementary School students experienced an increased understanding of what CHLB is
and the procedures for conducting CHLB. It can be seen because overall CHLB material students
can answer questions 63% for the pre-test while 87% for the post-test,
Keywords: Stunting Prevention, Clean and Healthy Life Behavior, Srigading Village, Mojokerto

PENDAHULUAN
Penduduk desa Srigading memiliki nilai kesehatan yang cukup baik sehingga tidak
ditemukan adanya anak yang menderita stunting, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada
anak-anak yang berpotensi terkena stunting. Anak-anak bisa berpotensi menderita stunting karena
beberapa faktor seperti kurang pengetahuan ibu pada saat mengandung dan pada saat memberi
makanan pada bayi, sehingga kebutuhan anak tersebut tidak terpenuhi.
Stunting adalah kondisi gizi pada anak yang berdampak terhadap ekonomi dalam
masyarakat dan kehidupan sosial (Aridiyah et al., 2015). Menurut World Health Organization
(2019) kondisi yang terjadi pada masa perkembangan dan pertumbuhan awal kehidupan yang
terjadi akibat status gizi kurang yang bersifat kronik . Kondisi ini dapat diketahui dengan melihat
nilai z-score pada tinggi badan yang mengacu pada umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi
(SD) yang harus sesuai dengan standar pertumbuhan.
Stunting biasanya terjadi pada anak balita. Stunting pada balita memiliki dampak yang
buruk yaitu dapat menyebabkan gangguan kesehatan anak sehingga dapat mengganggu
produktifitas pendidikan anak tersebut. Ciri-ciri anak yang terkena stunting yaitu memiliki
pertumbuhan yang cenderung lambat dan terlambat dalam proses perkembangan secara fisik
maupun psikomotorik (Nasikhah & Margawati, 2012). Stunting pada balita terjadi akibat dari
beberapa faktor. Ada lima faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya stunting pada balita
yaitu kemiskinan (ekonomi), sosial dan budaya, sanitasi dan lingkungan, gizi kronis dan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
Pencegahan stunting dapat dijalankan dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) karena PHBS merupakan contoh langkah yang dapat dilakukan untuk menekan angka
stunting. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah suatu perilaku menjaga kesehatan yang
dilakukan oleh anggota keluarga ataupun individu untuk untuk menciptakan lingkungan yang
sehat dengan cara mengikuti kegiatan kesehatan yang ada di sekitar masyarakat (Koem et al.,
2015). Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2269/MENKES/PER/XI/2011 yang membahas tentang PHBS. Pada pedoman tersebut terdiri
dari berbagai macam aturan yang berguna untuk upaya peningkatan PHBS, diantaranya pada
aturan di instusi Pendidikan, aturan di rumah tangga, aturan di tempat-tempat umum, aturan di
institusi kesehatan, dan aturan di tempat kerja. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah
perilaku yang dapat dilakukan atas dasar pemahaman sebagai hasil dari pembelajaran yang sudah
didapat atau dilakukan. Selain Itu PHBS juga bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk ikut
berperan aktif dalam mencapai kesehatan kebugaran tubuh dan contoh sasaran pengembangan
lingkungan kesehatan yaitu sekolah (Tabi’in, 2020).

2
Contoh PHBS di lingkungan sekolah yaitu perilaku membuang sampah pada tempatnya,
perilaku mencuci tangan dengan baik dan benar, penggunaan jamban bersih dan sehat. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2015), dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang tidak
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat diakibatkan oleh beberapa faktor contohnya kurang
pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS, Manfaat PHBS, indikator PHBS. Contoh - contoh
dampak yang ditimbulkan jika tidak melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu
gizi buruk, cacingan, sakit gigi, diare, sakit kulit, dan penyakit lainnya yang nantinya akan
mengakibatkan rendahnya nilai kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia (Koem et al., 2015).
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan siswa-siswi tentang
PHBS yaitu dengan mengadakan sosialisasi PHBS. Menurut David A. Goslin, “Sosialisasi adalah
cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan keterampilan, norma-norma, nilai-
nilai, dan pengetahuan sehingga ia bisa berperan aktif dalam kegiatan bermasyarakat.” Menurut
pernyataan David A. Goslin disimpulkan bahwa untuk mendapatkan keterampilan dan
pengetahuan yang berguna untuk berperan aktif dan beradaptasi di lingkungan bermasyarakat baik
itu secara individu ataupun kelompok, seseorang harus melalui proses mencari informasi,
memahami informasi, dan mempraktekkan informasi yang ada disekitar (Abdullah & Nasionalita,
2018).
METODE
Kegiatan sosialisasi dilakukan pada bulan April 2022 yang bertempat di desa Srigading.
Peserta pada kegiatan sosialisasi ini adalah siswa-siswi sekolah dasar kelas 5 SDN Srigading
Mojokerto, Jawa Timur.. Materi disampaikan pada sosialisi tersebut pengetahuan tentang jamban
bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya, dan cara mencuci tangan dengan sabun
sebelum dan sesudah makan. Pemberian materi dilakukan dengan pemaparan menggunakan power
point dan penayangan video animasi yang tentang tata cara memcuci tangan, dan metode
pengolahan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) agar menarik bagi siswa-siswi. Setelah kegiatan
sosialisasi dilakukan selanjutnya diadakan monitoring dan evaluasi dengan cara memberikan post-
test dan pre-test. Sebelum pemberian materi dilakukan pre-test sedangkan post-test dilakukan
setelah sosialisasi yang bertujuan untuk mengetahui pemaham siswa-siswi tentang PHBS
Hasil dan Pembahasan
Peingkatan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan
sekolah dapat dilakukakan dengan melakukan sosialisai yang berisi materi-materi tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peserta dalam sosialisasi ini yaitu siswa kelas 5 SDN Srigading
sebanyak 12 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan (Tabel 1).
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 6
Perempuan 6
Total 12
Tabel 1. Jumlah Siswa

Materi yang dapat disampaikan pada sosialisi tersebut yaitu yaitu perilaku membuang
sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan dengan baik dan benar, penggunaan jamban

3
bersih dan sehat. Kegiatan diawali dengan melakukan pre-test pada siswa. Soal dalam pre-test
diambil dari materi-materi yang akan disampaikan. Pre-test bertujuan untuk mengetahui
pemahaman dari siswa-siswi tentang PHBS sebelum pemaparan materi dan pre-test juga berguna
sebagai pembanding untuk post test agar dapat mengetahui apakah pemahaman siswa-siswi
tentang PHBS itu meningkat atau tidak.

Gambar 1. Pelaksanaan Pre Test

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai PHBS (Gambar2). Pemaparan


materi dilakukan dengan presentasi menggunakan power point dan penayangan video animasi
tentang tata cara memcuci tangan dan metode pengolahan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) (Gambar
3). Penanyangan video animasi bertujuan menarik perhartian dari siswa-siswi agar mereka dapat
dengan mudah memahami materi yang dibahas.

Gambar 2. Pemberiaan Materi Tentang Gambar 3. Penayangan Video Animasi


PHBS

Setelah salah satu topik materi diberikan siswa-siswi diminta menjelaskan secara singkat
materi yang sudah dijelaskan dan diakhir setelah semua materi di jelaskan akan ada Post tes untuk

4
mengetahui pemahaman siswa-siswi tentang PHBS setelah mendapatkan penjelasan dari pemateri
(Gambar 4). Setelah diberikan materi maka diharapkan pemahaman siswa-siswi tentang
pentingnya cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan,
membuang sampah pada tempatnya dan penggunaan jamban bersih. Dari hasil pre-test dan post-
test dapat diketahui bahwa pemahaman siswa-siswi terhadap cuci tangan sebelum sosialisasi yaitu
sebesar 58% setelah dilakukan sosialisasi mengalami peningkatan menjadi 84% , pada materi
membuang sampah pemahaman siswa-siswi sebelum sosialisasi yaitu 58% setelah dilakukan
sosialisasi mengalami peningkatan menjadi 81%, pada materi jamban bersih pemahaman siswa-
siswi sebelum sosialisasi yaitu sebesar 73% setelah dilakukan sosialisasi mengalami peningkatan
menjadi 95% (Gambar 5).

100% 95%
84% 81%
80% 73%
58% 58%
60%
40%
20%
0%
mencuci tangan membuang Jamban Bersih
sampah

Pre Test Post Test

Gambar 4. Pelaksanaan Post-Test Gambar 5. Hasil Pre Post-Test

Secara keseluruhan pemahaman materi PHBS sebelum sosialisai yaitu sebesar 63% setelah
sosialisasipemahaman siswa meningkat menjadi 87% (Gambar 6) , sehingga dapat disimpulkan
siswa-siswi sudah cukup memahami apa itu PHBS dan cara penerapannya setelah pemberian
materi. Pemberian sosialisai PHBS sendiri sangat penting untuk menekan kondisi stunting. Karena
jika dari kecil terbiasa melakukan PHBS maka menciptakan lingkungan yang sehat baik itu di
lingkungan rumah maupun sekolah. Sehingga dapat meminimalisir anggota keluarga yang ada
untuk terkena masalah penyakit, dan bagi anak-anak maupun balita juga dapat hidup sehat dan
gizinya dapat terpenuhi sehingga dapat mengurangi resiko balita stunting.

5
100%

80% 87%

60%
63% Pre Test
40% Post Test
20%

0%
PHBS

Gambar 6. Pemahaman tentang PHBS

Simpulan
Kegiatan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di desa Srigading berjalan dengan
lancar. Siswa-siswi yang terlibat sangat antusias dan dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu
didapatkan hasil post-test yang lebih baik dari pre-test yang berarti siswa-siswi kelas 5 di SD
Srigading telah memahami apa itu PHBS dan cara melakukannya. Secara keseluruhan materi
PHBS siswa-siswi dapat menjawab soal 63% untuk pre-test sedangkan 87% untuk Post test,
sehingga dapat disimpulkan siswa-siswi sudah cukup memahami apa itu PHBS dan cara
penerapannya setelah pemberian materi.

6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. N., & Nasionalita, K. (2018). PENGARUH SOSIALISASI TERHADAP
PENGETAHUAN PELAJAR MENGENAI HOAX (Studi Pada Program Diseminasi
Informasi Melalui Media Jukrak Di SMKN 1 Pangandaran). CHANNEL: Jurnal Komunikasi,
6(1), 106–119.
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors
Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). E-Jurnal Pustaka Kesehatan,
3(1).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011.
Koem, Z. A. ., Joseph, B., & Sondakh, R. C. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi - UNSRAT,
4(4).
Nasikhah, R., & Margawati, A. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24 - 36
Bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College, 1(1), 176–184.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
Tabi’in, A. (2020). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Dini Sebagai Upaya
Pencegahan Covid 19. JEA (Jurnal Edukasi AUD), 6(1), 58–73.
https://doi.org/10.18592/jea.v6i1.3620
World Health Organization. (2019). Nutrition Landscape Information System (NLiS) country
profile indicators: Interpretation Guide, 2nd ed. In World Health Organization.
Yulianti, W. (2015). Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan
Sekolah pada Anak Sekolah Dasar di SDN Jabon 1 Mojoanyar Mojokerto.

Anda mungkin juga menyukai