Anda di halaman 1dari 7

Diterbitkan Oleh:

Jurusan Pendidikan
Sikap Siswa Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Olahraga

Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Fakultas Ilmu Keolahragaan


Volume 9, Nomor 2, November 2013 Universitas Negeri Yogyakarta

PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH SEBAGAI


PROSES
PERUBAHAN PERILAKU SISWA

Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari


Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1, Karangmalang Yogyakarta 55281
email: i_phe14@yahoo.co.id

Abstract
Health education is a process of change in a person with a view to achieving a healthy degree. The purpose of
health education is to change behavior that is not healthy to be healthy both at the individual, group, and
community. Learning process involves the interaction of teachers as educators and students as learners.
Students as subjects in the study of health education are expected to implement healthy lifestyle in everyday life.
Teachers as educators should be able to realize the change in the behavior of students who have a responsibility
for the health of the students themselves. Responsibility for health can be seen through the behavior of students
in the habit (behaviorsm) in everyday life. Healthy behavior change through health education is not simply transfer
the knowledge and attitudes of teachers, but how students can behave in achieving a balance between the
environment, behavior, and human. Health education in schools can be realized through the School Health Unit
(UKS).
Keywords: Health Education, Behavior, Students

Abstrak
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang dengan maksud untuk mencapai
derajat sehat. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat baik
pada individu, kelompok, dan masyarakat.. Proses pembelajaran yang melibatkan interaksi guru sebagai
pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran pendidikan kesehatan
diharapkan mampu menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pendidik seharusnya
mampu mewujudkan perubahan perilaku siswa yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan diri siswa
sendiri. Tanggung jawab terhadap kesehatan dapat dilihat melalui perilaku siswa dalam kebiasaan (behaviorsm)
pada kehidupan seharihari. Perubahan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan bukan sekedar mentransfer
ilmu pengetahuan dan sikap dari guru, tetapi bagaimana siswa dapat berperilaku dengan mewujudkan
keseimbangan antara lingkungan, perilaku, dan manusia. Pendidikan kesehatan di sekolah dapat diwujudkan
melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Perilaku, Siswa berinteraksi dengan masyarakat. Pembentukan
perilaku pada dasarnya dapat dibentuk dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat di
PENDAHULUAN mana siswa itu berada.
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang Pendidikan yang diperoleh di sekolah
berperan dalam pembentukan perilaku siswa. diharapkan mampu mengubah perilaku siswa.
Pembentukan perilaku siswa selain dibentuk di Perilaku siswa terkait pendidikan kesehatan
sekolah, yang paling utama menentukan adalah bertujuan mengubah perilaku yang tadinya tidak
lingkungan keluarga, sebelum nantinya siswa akan sehat menjadi sehat dan bertanggung jawab pada

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 141


Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari
kesehatan diri siswa itu sendiri. pendidikan yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
diajarkan dimulai dari hal-hal kecil, karena dari didik agar menjadi manusia yang beriman dan
sesuatu hal yang kecil akan menjadi besar. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Perilaku yang terkait kebersihan pribadi yang berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
siswa sering mengabaikan, seperti tidak cuci dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
tangan sebelum dan sesudah makan, menggosok bertanggung jawab”.
gigi kurang teratur, membersihkan dan memotong Pembentukan perilaku siswa di sekolah dapat
kuku menunggu panjang dan kotor, kurang dilakukan melalui pembelajaran pendidikan
menjaga kerapihan rambut dan cara berpakaian. kesehatan sebagai bagian dari mata prlajaran
Perilaku-perilaku tersebut tergolong hal kecil tetapi penjasorkes yang mencakup materi-materi
resiko atau akibat. Misalnya, mencuci tangan kesehatan baik kesehatan pribadi maupun
dengan benar seharusnya dilakukan sebelum atau kesehatan lingkungan. Membiasakan diri untuk
sesudah makan supaya kuman-kuman yang ada hidup sehat pada siswa memang tidak mudah,
ditangan ikut mati sehingga siswa akan terhindar karena butuh niat dan kedisiplinan. Melalui
dari sakit perut. Adanya resiko yang ditimbulkan pendekatan perilaku (behaviorism) pendidikan
oleh perilaku yang tidak sehat, beberapa sekolah kesehatan sebagai suatu proses perubahan
mulai membuat jadwal rutin kegiatan massal, tingkah laku menuju sehat dengan penerapan
misalnya gerakan cuci tangan bersama, penguatan bila melakukan hidup sehat.
menggosok gigi secara serentak di sekolah dasar.
Contoh lain dari perilaku tidak sehat siswa baik PENDIDIKAN KESEHATAN
di sekolah dan masyarakat yang saat ini masih Pendidikan kesehatan adalah proses
dicari solusi untuk bisa dicegah adalah kebiasaan perubahan perilaku yang dinamis, di mana
merokok dan kebiasaan mengkonsumsi narkotika, perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Menurut WHO materi atau teori dari seseorang ke orang lain dan
dalam Johana. E. Prawitasari (2012: 204) angka bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi
kematian akibat penyakit yang disebabkan karena perubahan tersebut terjadi karena adanya
kebiasaan merokok di Indonesia 417.948 kematian kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau
pertahun, atau 1.172 kematian per hari. Jumlah masyarakat itu sendiri (Wahid Iqbal M&Nurul
perokok yang banyak menempatkan Indonesia Chayatin, 2009: 9-10). Sedangkan Menurut Erwin
pada peringkat 3 di dunia, setelah Cina dan India. Setyo K (2012: 4-5) “Pendidikan kesehatan adalah
Kebiasaan merokok ini tidak hanya dilakukan proses membantu seseorang, dengan bertindak
orang tua dan dewasa, tetapi sudah menjamur di secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif,
kalangan anak-anak dan remaja baik SD, SMP, untuk membuat keputusan berdasarkan
dan SMA. pengetahuan mengenai hal-hal yang
Kebiasaaan tidak sehat yang masih banyak mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang
ditemukan pada siswa dan kurangnya pemahaman lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
siswa akan resiko sebagai akibat dari perilaku dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya
tidak sehat, guru dalam pelaksanaaanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
diharapakan mampu mengembangkan sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan
kemampuan dan watak siswa sesuai dengan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun
fungsi pendidikan nasional. Fungsi pendidikan non fisik) dalam rangka memelihara dan
nasional sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang meningkatkan kesehatan dengan penuh
Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang kesadaran”. Jadi Pendidikan kesehatan adalah
Sistem Pendidikan Nasional dalam Abdullah Iid proses perubahan perilaku hidup sehat yang
(2011: 60) “Pendidikan nasional berfungsi didasari atas kesadaran diri baik itu di dalam
mengembangkan kemampuan dan membentuk individu, kelompok ataupun masyarakat untuk
watak serta peradapan bangsa yang bermartabat memlihara dan meningkatkan kesehatan. Proses
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perubahan perilaku siswa di sekolah salah satunya

142 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa
diperoleh dari proses pembelajaran dalam Perlindungan umum dan khusus ( General and
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Specific Protection), dan diagnosis dini dan
Pembelajaran yang dilaksanakan tentunya pengobatan segera atau adekuat (Early Diagnosis
memiliki tujuan, begitu juga pendidikan kesehatan. and Prompt Treatment) (Erwin Setyo K, 2012: 9).
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun Dimensi-dimensi dengan sasaran individu,
1992 bahwa tujuan dari pendidikan kesehatan kelompok dan masyarakat yang dapat dilakukan
yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dengan penyuluhan baik secara teori maupun
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, praktik. Sasaran pendidikan kesehatan yang
baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif meliputi seluruh lapisan masyarakat harus mampu
secara ekonomi maupun sosial, pendidikan mengubah masyarakatnya menjadi masyarakat
kesehatan di semua program kesehatan; baik sehat baik secara fisik, psikis, sosial, dan ekonomi.
pemberantasan penyakit menular, sanitasi Siswa sebagai bagian dari masyarakat yang
lingkungan, gizi masyarakat, pelayananan tergolong sasaran primer menjadi perhatian
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya khusus agar perilaku sehat dapat tertanam sejak
(Wahid Iqbal M&Nurul Chayatin, 2009: 9-10). dini.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat
dilihat dari berbagai dimensi. Dimensi pendidikan PERUBAHAN PERILAKU
kesehatan tersebut antara lain dimensi sasaran Perilaku adalah aktivitas yang ada pada
pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan dan individu atau organisme itu tidak timbul dengan
aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang
kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan terdiri dari diterima oleh organisme yang bersangkutan baik
tiga dimensi yaitu pendidikan kesehatan individu stimulus eksternal maupun stimulus internal (Bimo
dengan sasaran individu, pendidikan kelompok walgito: 1990:15). Menurut Hasan Alwi dkk (2001:
dengan sasaran kelompok, pendidikan kesehatan 859) perilaku merupakan tanggapan atau reaksi
masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. individu terhadap rangsangan atau lingkungan,
Sedangkan, sasaran pendidikan kesehatan itu sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007:
sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu: 1). Sasaran 133) perilaku merupakan suatu kegiatan atau
primer (Primary Target) yaitu sasaran langsung aktivitas organisme dalam hal ini perilaku makhluk
pada masyarakat berupa segala upaya hidup yang bersangkutan. Perilaku makhuk hidup
pendidikan/promosi kesehatan. 2). Sasaran terutama manusia, pada hakikatnya adalah suatu
sekunder (Secondary Target), lebih ditujukan pada tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri.
tokoh masyarakat dengan harapan dapat Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
memberikan pendidikan kesehatan pada bahwa perilaku adalah kegiatan atau aktivitas
masyarakatnya secara lebih luas. 3). Sasaran makhluk hidup terutama manusia yang disebabkan
tersier (Tersiery Target), sasaran ditujukan pada karena adanya rangsangan yang berasal dari
pembuat keputusan/penentu kebijakan baik internal maupun eksternal. Siswa sebagai individu
ditingkat pusat maupun ditingkat daerah dengan yang masih dalam tahap perkembangan dengan
tujuan keputusan yang diambil dari kelompok ini emosi yang labil akan mudah terpengaruh
akan berdampak kepada perilaku kelompok terutama lingkungan sekitar baik itu keluarga,
sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu perilaku
primer. positif senantiasa harus dilakukan seorang
Dimensi tempat pelaksanaan dan aplikasinya pendidik supaya dapat dijadikan contoh.
dapat dilihat berdasarkan tempat pelaksanaan Karakteristik siswa antara individu satu dan yang
sehingga dengan sendirinya sasaran pendidikan lainnya berbeda, ada beberapa siswa yang
kesehatan berbeda. Dimensi pendidikan menjadikan guru sebagai model, figure dan
kesehatan yang ketiga yaitu tingkat pelayanan panutan, sehingga menjadikan perilaku guru
kesehatan. Tingkat pelayanan kesehatan meliputi senantiasa memiliki perilaku positif.
peningkatan kesehatan (Health Promotion),

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 143


Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari
Manusia yang dikodratkan sebagai makhluk Gagasan bahwa pikiran dan tubuh adalah dua hal
sosial, yaitu individu yang tidak bisa hidup sendiri, terpisah yang mendorong kesadaran manusia
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain untuk berperilaku. Perubahan perilaku tersebut
dan saling berinteraksi. Kodrat manusia sebagai dapat dilakukan melalui pendekatan behavioristik
makhluk sosial juga merupakan salah satu (behavioral approach).
penyebab individu berperilaku. Berdasarkan Pendekatan behavioristik dalam belajar lebih
pembentukannya, perilaku, yang diproses dapat banyak menggunakan istilah dorongan, motivasi,
dilakukan melalui proses belajar. Pendidikan dan tujuan untuk menjelaskan aspek tertentu
kesehatan di sekolah dasar lebih diutamakan seperti perilaku manusia. Pendekatan ini secara
tentang bagaimana siswa mampu memiliki perilaku psikologi lebih menekankan kajian ilmiah tentang
hidup bersih. Perilaku hidup bersih tersebut dapat berbagai respons perilaku yang diamati dengan
dilakukan dengan menjaga kebersihan pribadi dan lingkungannya (Hergenhahn, B&Olson, H,
kebersihan lingkungan. 2008:48-49). Pendidikan kesehatan yang
Skinner dalam Hergenhahn, B&Olson, H, mencakup perilaku hidup bersih lebih mencermati
(2008:84-85) meyatakan ada dua jenis perilaku aspek-aspek psikologi yang menyertai kondisi
yaitu respondent behavior (perilaku responden) sehat dan sakit, perilaku sehat, penanganan stress
dan operant behavior (perilaku operan). Perilaku dan kecemasan, layanan kesehatan, serta
responden ditimbulkan oleh stimulus yang dikenali fenomena gaya hidup yang terkait dengan
atau bergantung dari stimulus yang kesehatan seperti perilaku merokok, pola makan,
mendahuluinya, misalnya gerak refleks. Jenis aktivitas fisik, olahraga dan kesehatan (Johana. E.
perilaku yang kedua adalah perilaku operan yaitu Prawitasari, 2012: 10).
perilaku yang diakibatkan oleh stimulus yang
dikenal, biasanya lebih spontan. Misalnya dalam PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH
aktivitas seseorang sehari-hari. SEBAGAI PROSES PERILAKU HIDUP BERSIH
Perilaku merupakan proses perubahan tingkah SISWA
laku. Perilaku datang dari sebuah pikiran sehingga
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap
memaksa tubuh untuk melaksanakan aktivitas atau
dan tingkah laku. Berbicara proses berarti
tindakan. Secara psikologi pikiran dan tubuh saling
memerlukan waktu untuk mencapainya, meskipun
berhubungan yang mempengaruhi kesehatan.
ada beberapa yang dapat melakukan proses
Menurut Laura A. King (2010: 33-34) hubungan
tersebut secara instan atau cepat. Proses
antara pikiran dan tubuh (mind and body)
mendidik sebenarnya sudah dilakukan sejak kita
dibedakan menjadi dua yaitu bagaimana pikiran
masih bayi dan akan berlanjut sampai tua. Oleh
berdampak pada tubuh dan bagaimana tubuh
karena itu, muncul pepatah pendidikan sepanjang
berdampak pada pikiran. Pikiran berdampak pada
hayat. Selama masih hidup maka selama itu pula
tubuh, apa yang seseorang pikiran akan
manusia itu belajar. Lingkungan yang berperan
berpengaruh pada tingkah laku seseorang
pertama dalam mendidik adalah keluarga terutama
tersebut, Perilaku kesehatan yang berasal dari
orang tua, tetapi tidak semua orang tua berhasil
pikiran sehingga berdampak pada tubuh misalnya
mendidik anak untuk selalu bersikap dan
makan dengan gizi seimbang, menggosok gigi,
bertingkah laku secara benar. Menurut
tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, akan
Hergenhahn, B&Olson, H (2008: 87) mengarahkan
berdampak pada tubuh seseorang. Pikiran yang
kehidupan anak adalah sulit, orang tua yang
positif menyebabkan perilaku yang baik sehingga
hendak mengarahkan anaknya sebaiknya
menjadikan tubuh seseorang bugar.
mengambil langkah-langkah sebagai berikut 1).
Tubuh berdampak pada pikiran. Hal yang saling
Memutuskan karakteristik personalitas yang
berlawanan tetapi memiliki hubungan yang sangat
diharapkan akan dimiliki oleh anak saat dewasa
mempengaruhi. Tubuh yang bugar tentu saja akan
nanti, 2). Mendefinisikan tujuan itu dalam term
membuat pemikiran seseorang nyaman dan jernih
behaviorai, 3). Memberi penghargaan atau imbalan
sehingga diharapkan seseorang berfikir positif.
(reward) untuk perilaku yang bersesuaian dengan

144 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa
tujuan, 4). Menciptakan konsistensi dengan cara reproduksi dan pola hidup sehat. Siswa SMP dan
menata aspek-aspek utama dari lingkungan anak SMA hampir semuanya sudah pubertas atau
sedemikian rupa sehingga aspek tersebut juga dewasa sehingga perlu mengetahui tentang
akan memberi imbalan (mendukung) perilaku yang mengapa perlu merawat kesehatan reproduksi.
dianggap penting. Pola hidup sehat siswa ditekankan pada pola
Pendapat di atas sesuai dengan kenyataan di hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok,
lapangan terutama yang berhubungan dengan menyalahgunaan NAPZA.
perilaku hidup sehat. Orang tua tidak semuanya Materi pada mata pelajaran pendidikan
memahami pentingnya hidup sehat dan olahraga dan kesehatan bukan satunya-satunya
bagaimana cara hidup sehat yang benar. Misalnya, sarana yang ada di sekolah untuk mengubah
merokok itu yang merupakan salah satu perilaku perilaku siswa untuk hidup bersih. Unit Kesehatan
hidup yang tidak sehat, tetapi orang tua merokok di Sekolah (UKS) yang ada di sekolah sebaiknya
depan anakanaknya. Hal tersebut sudah tidak dimanfaatkan, karena tujuan dari didirikannya UKS
mendidik anak untuk beperilaku sehat, sehingga sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan
anak mengikuti kebiasaan merokok orang tuanya hidup peserta didik di lingkungan sekolah. Sasaran
tersebut. Apabila lingkungan keluarga kurang dari UKS adalah siswa (SD/MI, SMP/MTS,
berperan dalam pembentukan perilaku hidup SMA/Madrasah), masyarakat sekolah dan orang
sehat, maka sekolah yang harus bisa berperan tua wali atau komite sekolah.
untuk menanamkan perilaku hidup sehat. UKS sebagai sarana di sekolah untuk
Sekolah merupakan lingkungan selanjutnya membantu siswa dalam mengubah perilaku siswa,
setelah keluarga adalah sekolah, dimana guru karena ruang lingkup UKS ada tiga yaitu
berperan untuk mendidik siswa agar tertanam pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. pembinaan lingkungan sehat. Jelas pada ruang
Pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga dalam lingkup UKS pendidikan kesehatan sebagai bagian
hal ini yang memuat materi tentang pendidikan yang utama, karena dalam pendidikan kesehatan
kesehatan, baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), tersebut mencakup kebersihan dan kesehatan
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah pribadi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
Menengah Umum (SMU). Materi pendidikan siswa mengenai masalah kebersihan pribadi,
kesehatan mencakup kebersihan pribadi dan kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat,
kebersihan lingkungan (lingkungan fisik dan merubah sikap mental ke arah positif dengan
lingkungan sosial). mencintai kebersihan, berbuat dan mencintai
Menurut Waryono (2013: 1-9) materi pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan terakhir
kesehatan untuk SD yaitu, pertama kebersihan yaitu meningkatkan keterampilan hidup bersih dan
atau kesehatan diri sendiri yang meliputi sehat untuk dirinya sendiri, keluarga dan
kebersihan mulut dan gigi, kesehatan kulit, masyarakat. Memelihara kesehatan pribadi
kebersihan kuku, kebersihan rambut, kebersihan mencakup bagaimana siswa mampu
hidung, kebersihan telinga, kesehatan mata, membiasakan hidup sehat. Membiasakan hidup
memelihara pakaian yang bersih. Kedua, sehat memang butuh waktu.
kesehatan lingkungan terdiri dari kebersihan Waktu selama 12 tahun yaitu selama siswa
lingkungan rumah dan kebersihan lingkungan sekolah dasar menempuh pembelajaran selama
sekolah, dan materi pendidikan kesehatan yang enam tahun, selanjutnya tiga tahun di sekolah
ketiga adalah makan makanan yang sehat. menengah pertama, dan tiga tahun di sekolah
Penanaman perilaku hidup sehat dengan menengah atas, seharusnya sudah mampu
melihat materi tersebut memang sudah merubah kebiasaan hidup sehat siswa. Siswa SD,
ditanamkan sejak SD, tetapi masih banyak siswa SMP, dan SMA sudah dibekali dengan pendidikan
yang belum menerapkannya dalam kehidupan kesehatan, baik melalui mata pelajaran pedidikan
sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan untuk jasmani kesehatan dan olahraga, maupun
sekolah lanjutan mengarah pada kesehatan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan UKS.

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 145


Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari
Perilaku siswa untuk hidup sehat, dipengaruhi mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, 2).
banyak faktor. menunggu peserta didik berperilaku negatif, 3).
Menurut Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009: menggunakan destructive discipline, 4).
366-369) perilaku untuk hidup sehat dipengaruhi mengabaikan perbedaan peserta didik, 5). merasa
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor paling pandai dan tahu, 6). tidak adil diskriminatif,
internal antara lain keturunan dan motif. Keturunan 7). memaksa hak peserta. Beberapa kesalahan
atau genetik, perilaku seseorang yang berasal dari tersebut sebaiknya menjadi intropeksi semua guru
keluarga, sedangkan motif adalah perubahan sehingga penanaman perilaku hidup sehat pada
perilaku yang disebabkan karena ada unsur siswa melalui pendidikan kesehatan dapat
dorongan atau motif tertentu. Perilaku seseorang mengubah perilaku siswa yang tadinya tidak sehat
biasanya dilandasi adanya motif untuk memenuhi menjadi sehat. Hasil Penelitian Clark dan Peterson
kebutuhan hidup. kebutuhan hidup dasar manusia dalam Johana. E. Prawitasari (2012: 10),
antara lain: kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, mengemukakan bahwa guru akan mengambil
kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, keputusan penting dalam mengajar setiap dua
dan kebutuhan akan aktualisasi diri. menit. Keputusan tersebut sangat penting karena
Faktor eksternal yang mempengaruhi berdampak signifikan pada pembelajaran,
perubahan perilaku mencakup unsur-unsur antara perkembangan, dan pencapaian keberhasilan
lain, pengetahuan, kepercayaan (keyakinan), jangka panjang peserta didiknya. Hasil penelitian
sarana dan motivasi. Faktor-faktor yang tersebut memberikan masukan bahwa guru
mempengaruhi perubahan perilaku seseorang sebaiknya berperilaku yang mendidik siswanya
tersebut, menyebabkan timbulnya unsur-unsur dan untuk senantiasa berperilaku hidup sehat. Cara
dorongan seseorang untuk berbuat sesuatu. penyampaian materi, dalam memberikan
Apabila pendidikan kesehatan diberikan secara penyuluhan kepada siswa dan cara bertingkah
benar akan berdampak untuk jangka panjang laku di sekolah maupun di masyarakat juga harus
siswa itu sendiri terutama dalam keluarga dan sesuai dengan perilaku hidup sehat. Guru ada
bermasyarakat. model di sekolah, siswa kadang menjadikan guru
Penanaman pendidikan kesehatan kepada sebagai contoh dalam siswa berperilaku.
siswa dapat dilakukan melalui teori, praktik dan Perilaku, apabila sudah menjadi kebiasaan
pengamatan selama di sekolah. Teori dilakukan memang kadang susah untuk diubah, tetapi masih
saat proses pembelajaran, praktik dapat dapat diubah, meskipun membutuhkan waktu yang
dilaksanakan secara langsug dengan disisipkan lama. Menurut Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin.
saat pembelajaran dan teori, sedangkan tidak (2009: 365) perilaku seseorang dapat diubah
langsung dapat dengan cara pengamatan dari dengan cara sebagai berikut: (1) Cognitive
perilaku siswa di sekolah dalam melaksanakan dissonance, yaitu adanya suatu gangguan
perilaku hidup bersih dan sehat. Guru sebaiknya keseimbangan tentang kemantapan pengertian
memberikan pendidikan kesehatan tidak yang sudah dimiliki oleh seseorang. Gangguan
menunggu siswanya melakukan kesalahan atau keseimbangan ini dapat dilihat dari perbedaan
melakukan tindakan negatif. Misalnya siswa pandangan antara sesuatu yang lama dan
melakukan kesalahan dengan merokok di sekolah, penemuan yang baru misalnya penyebab suatu
guru baru memberikan teguran dan menjelaskan penyakit, sehingga menyebabkan perubahan sikap
akibat negatif dari rokok. Hal tersebut sebaiknya dan perilakunya; (2) Perubahan perilaku menurut
diminimalisir, dengan cara guru memberikan Kelman dalam Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin.
pemahaman dulu bahwa rokok itu berakibat negatif (2009: 365) ada tiga cara yaitu; (a) terpaksa
terhadap tubuh. Hal tersebut merupakan salah (compliance), perubahan perilaku yang
satu kesalahan yang sering dilakukan guru. dikarenakan ada penyebab dan reward, misalnya
Menurut E. Mulyasa, (2008: 20-30) tujuh seseorang mengubah perilakunya karena akan
kesalahan yang sering dilakukan pendidik atau mendapatkan imbalan, pengakuan dari seseorang
guru dalam pembelajaran antara lain: 1). ataupun kelompok. perubahan perilaku karena
terpaksa ini tidak dapat bertahan lama, (b)

146 JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013


Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa
Peniruan (Identification), individu mengubah Hasan Alwi, dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa
perilakunya karena ingin disamakan dengan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
seseorang yang dikaguminya. Guru kadang Hergenhahn, B &Olson, H. (2008). Theories of
dijadikan suatu model atau objek oleh siswa dalam Learning. Jakarta: Kencana
berperiaku sehari-hari, oleh karena itu guru harus
Johana, E. Prawitasari. (2012). Psikologi Terapan
menunjukkan sikap dan perilaku yang baik agar
Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Erlangga.
siswa dapat berperilaku baik, (c). menghayati
Laura A. King. (2010), Psikologi umum: Sebuah
manfaatnya (Internalization), perubahan perilaku
pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba
yang mendasar sehingga sulit untuk diubah karena
Humanika.
sudah menjadi bagian dalam hidup seseorang.
Pemahaman tentang perilaku dan bahwa perilaku Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan
seseorang itu bisa diubah sebaiknya dimilki oleh dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
setiap guru dan siswa itu sendiri, bahkan setiap Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009). Ilmu
orang. Perilaku hidup sehat harus ditanamkan Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.
sedini mungkin Jakarta: Salemba Medika
Waryono. (2013). Mengenalkan Pendidikan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesehatan di Sekolah Dasar.
(http://lpmpjogja.org/
Pendidikan kesehatan di sekolah merupakan
index.php/artikeldankaryailmiah/dr-
salah satu penentu perilaku siswa yang nantinya waryono/24mengenalkan-pendidikan-
akan berinteraksi dengan masyarakat. Perilaku kesehatan-di-sekolahdasar diakses 12 maret
sehat hendaknya selalu ditekankan guru kepada 2013)
siswa baik secara teori maupun praktik untuk …………..(2011). Unit Kesehatan Sekolah.
perubahan perilaku, salah satunya melalui upaya Tpukskecwonosari@yahoo.com
pendidikan kesehatan. Sasaran pendidikan
kesehatan tersebut antara lain siswa melalui
wadah yang ada di sekolah seperti Unit Kesehatan
Sekolah. UKS yang ada di sekolah diharapkan
berdampak positif dalam perubahan perilaku hidup
sehat di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulallah Idi. (2011). Sosiologi Pendidikan
Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Bimo Walgito. (1994). Psikologi Sosial (suatu
pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.
Erwin Setyo K. (2012). Konsep, Proses, dan
Aplikasi dalam Pendidikan Kesehatan.
Yogyakarta: FIK UNY.
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional:
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Feist, J. & Feist, G. (2011) Teori Kepribadian.
Jakarta:
Salemba Humanika

JPJI, Volume 9, Nomor 2, November 2013 147

Anda mungkin juga menyukai