Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan
cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung di Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan
Instansi Pemerintahan setempat. Praktik Kerja Lapangan (PKL) memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-ilmu yang telah
diperoleh di kampus. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan wujud 
relevansi antara teori yang didapat selama di perkuliahan dengan praktik yang
ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun pemerintah. Praktik kerja
lapangan dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi yang cepat berubah.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan menambah kemampuan untuk
mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi
dilapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial
mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk
aplikasi teori maupun  kenyataan yang sebenarnya. Dalam dunia kerja, setiap
perusahaan atau instansi memiliki aturan dan kebijakan yang berbeda. Dalam
perkuliahan mahasiswa mendapat pengetahuan yang berupa teori yang diiringi
dengan sedikit praktik. Hal ini tidak cukup, karena ilmu yang didapatkan juga
harus diiringi dengan praktik yang direalisasikan dalam kehidupan nyata.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa dituntut agar
dapat memperluas pengetahuan dan informasi terhadap bidang yang ditekuni
atau dipelajari.

1
Universitas Nusantara PGRI Kediri merupakan salah satu lembaga
pendidikan tinggi yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang
terampil, professional, dan siap kerja. Oleh karena itu dituntut agar selalu
menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kondisi perkembangan
lapangan kerja, sehingga mahasiswa dapat menghadapi berbagai kendala yang
mungkin akan terjadi pada lingkungan kerjanya di kemudian hari.
Fakutas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Nusantara
PGRI Kediri merupakan salah satu jurusan program non-kependidikan yang
mengarah pada ilmu-ilmu murni yang berhubungan dengan bidang ekonomi,
untuk itu perlu adanya media penerapan ilmu-ilmu murni di lapangan dalam
bentuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang diharapkan nantinya mahasiswa
ekonomi dapat bersaing dalam masyarakat dan dapat menciptakan sarjana
ekonomi yang memahami konsep tentang kajian ekonomi, memahami
implikasi sosial bidang ilmunya, dan mampu menyeseuaikan diri terhadap
perkembangan zaman serta memahami kebutuhan masyarakat dalam
menciptakan peluang-peluang bagi perkembangan IPTEK.
Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) maka diharapkan akan
ada tolak ukur kesesuaian antara Universitas Nusantara PGRI Kediri sebagai
sumber daya tenaga kerja dengan perusahaan atau instansi lain yang menjadi
pasar tenaga kerja.
Menimbang hal tersebut di atas serta berdasarkan persyaratan yang
diberikan Program Studi Akuntansi mengenai pemilihan objek PKL, yaitu
agar objek PKL yang dipilih memiliki keterkaitan dengan ilmu yang diperoleh
di bangku kuliah.
Salah satu instansi atau lembaga yang dipilih penulis sebagai tempat
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah Rumah Sakit Aura Syifa Kediri
tepatnya di ruang administrasi dan kasir. Rumah Sakit Aura Syifa Kediri
merupakan instansi swasta yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan

2
masyarakat. Rumah Sakit Aura Syifa ini memiliki system informasi yang
biasa disebut SIM RS yang cukup baik dan canggih.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka saya pada tanggal 01 September
sampai dengan 30 September 2021 telah melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri yang beralamat di Jl. Joyoboyo No.
42 Dlopo Kediri. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan ajang bagi
mahasiswa untuk mengkaji, melihat dan mengaplikasikan teori-teori yang
telah didapat dari proses perkuliahan. Pengetahuan teori yang telah diterima
pada bangku perkuliahan tersebut diharapkan mampu menyesuaikan berbagai
masalah yang sering timbul didalam praktik langsungnya/lapangan. Dan pada
akhirnya dengan pengalaman yang diperoleh dari hasil Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dapat diterapkan setelah mahasiswa benar-benar terjun di
masyarakat dan bisa menjadi tenaga ahli bidang ekonomi yang profesional.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Secara umum tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk:
Mengenal dan menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sesuai
dengan bidang yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.
Secara khusus tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk :
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang dunia kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah
pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan praktek serta kerjasama tim
dalam dunia kerja.
3. Mengimplemasikan ilmu dan teori yang sudah diperoleh di bangku
perkuliahan.
4. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja khususnya
di bidang akuntansi.

3
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa :
a. Memenuhi persyaratan dalam penyelesaian perkuliahan semester 7
(tujuh) pendidikan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Nusantara PGRI Kediri.
b. Menambah wawasan di dunia kerja.
c. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman kerja sebelum
terjun ke bidang yang sesungguhnya.
d. Mengembangkan dan mengimplementasikan semua ilmu yang telah
didapat di perkuliahan.
2. Bagi Universitas :
a. Diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan
perusahaan/instansi tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL).
b. Dapat menghasilkan mahasiswa yang siap bekerja dengan kemampuan
dan pengetahuan yang baik dan terampil.
3. Bagi instansi tempat PKL
a. Sebagai sarana penghubung kerjasama antara instansi atau perusahaan
dengan lembaga perguruan tinggi khususnya bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Universitas Nusantara PGRI
Kediri.
b. Berdasarkan hasil laporan PKL mahasiswa dapat dijadikan bahan
masukkan instansi untuk menentukan kebijakan perusahaan di masa
yang akan datang.
c. Menumbuhkan kerjasamayang saling menguntungkan dan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang terlibat.
d. Dapat meminimalisir kesibukan kerja dengan adanya mahasiswa PKL
yang membantu.

4
BAB II

TEMUAN DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi


1. Sejarah singkat Rumah Sakit Aura Syifa Kediri
Semula lahir sebagai BPS (Bidan Praktek Swasta) yang didirikan oleh
Ibu Kiki Kuncoro pada tahun 1991, kemudian berubah menjadi Rumah
Bersalin Aura Syifa pada tahun 2002. Dengan maksud menambah pilihan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan standar
kualitas tinggi dan pelayanan paripurna. Sejak Juli 2007 dipimpin oleh dr.
Beni Cahyo Kuncoro dibawah yayasan Aura Nurani berdasarkan Akte
Notaris Dyah Proborini,SH (tahun 2005), Rumah Bersalin (RB) Aura
Syifa berubah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aura Syifa
yang merupakan bentuk persembahan kalangan swasta dan praktisi
kesehatan untuk melengkapi infrastruktur pelayanan kesehatan di
Kabupaten Kediri. Perubahan ini sebagai tuntutan client dan untuk
mengakomodasi keinginan masyarakat agar Aura Syifa bisa merawat
pasien anak.
Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
membuat kebutuhan sarana dan pelayanan kesehatan yang baik pun
semakin meningkat. Pelayanan yang dibutuhkan juga semakin menuntut
spesialisasi dan penyesuaian secara terus menerus. Penyesuaian ini tidak
hanya terhadap penyebaran dan ketersediaan fasilitas kesehatan saja, juga
pelayanan yang memenuhi keterpaduan (one stop health shoping) dengan
standar kualitas pelayananan tinggi. Tahun 2011 Tgl. 27 April berdasarkan
penetapan kelas dari Dinkes Propinsi Jatim menjadi RSU Aura Syifa
sampai sekarang. Rumah Sakit Aura Syifa mempunyai motto “Bersama
Menuju Kesembuhan Sempurna” yaitu mengajak masyarakat untuk

5
menuju kesembuhan bersama Rumah Sakit Aura Syifa. Dan juga memiliki
falsafah “Hommy Hospital”.
Dengan seiringnya berjalannya waktu, Rumah Sakit Aura Syifa
menjadi Rumah Sakit Umum yang menerima pasien umum, BPJS, KIS,
dan Ausaransi lainnya. Di Rumah Sakit Aura Syifa juga ada banyak
Dokter Spesialis yang handal. Saat masa pandemic seperti ini, Rumah
Sakit Aura Syifa juga sudah menyediakan ruang isolasi bagi pasien
covid19.

2. Visi dan Misi Rumah Sakit Aura Syifa


a. Visi Rumah Sakit Aura Syifa Kediri
Menjadikan Rumah Sakit pilihan utama masyarakat se-eks
Karasidenan Kediri. Berdasarkan pelayanan kesehatan yang berpusat
kepada pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
b. Misi Rumah Sakit Aura Syifa Kediri
1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
professional, manusiawi, dan mengikuti kemajuan teknologi
kedokteran.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat kepada
pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
3) Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) secara utuh yang
memiliki kemampuan bekerjasama dalam tim, integritas, dan
sejahtera.

3. Motto Rumah Sakit Aura Syifa Kediri


“BERSAMA MENUJU KESEMBUHAN SEMPURNA”

4. Falsafah Rumah Sakit Aura Syifa Kediri


“ Hommy Hospital”

6
5. Tujuan Rumah Sakit Aura Syifa
“Mewujudkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.”
Tujuan dari kegiatan didirikannya Rumah Sakit adalah sebagai sarana
upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian Rumah Sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan
utama memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk acuhan perawatan,
tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi medis untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Pemenuhan kebutuhan untuk pasien ini tentu
didasarkan atas batas-batas kemampuan Rumah Sakit.

6. Nilai Rumah Sakit Aura Syifa


A = Asertif
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan yang berpusa
kepada pasien.
U = Unggulan
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan terbaik.
R = Responsif
Menjadi Rumah Sakit yang memiliki integritas dan kemampuan
menangani pasien dengan cepat dan tepat.
A = Aman
Menjadi Rumah Sakit yang mengutamakan mutu dan keselamatan
pasien.

7. Pengorganisasian
Rumah sakit Aura Syifa merupakan salah satu rumah sakit yang
mempunyai struktur keorganisasian yang jelas dan pada setiap jabatan

7
atau bidang memiliki tugas masing-masing yang telah disesuaikan dengan
kemampunan yang dimiliki oleh masing- masing staf sehingga sesuai
dengan spesialisasi tugas yang akan dikerjakan oleh masing-masing staf
rumah sakit tersebut, seperti dokter anak, dokter umum, humas perawat,
apoteker, bagian sumber daya manusia, manajemen, satpam dll. Proses
koordinasi biasanya dilakukan oleh kepala bagian peda masing- masing
unit dibawah pimpin langsung direktur utama rumah sakit yaitu dr. Beni
Cahyo Kuncoro.
Dalam organisasi ini direktur utama memiliki kewenangan penuh
sebagai pemimpin dalam proses berlangsungnya organisasi rumah sakit.
Organisasi di Rumah Sakit Aura Syifa memiliki suasana keorganisasian
yang bersifat kekeluargaan, adanya kerjasama yang baik, adanya rasa
saling percaya antara satu sama lain dalam setiap bagian .

8. System Informasi Manajemen (SIM)


Dalam system informasi manajemen yang ada di Rumah Sakit Aura
Syifa sudah mengikuti kemajuan teknologi saat ini yaitu dengan
menggunakan SIM RS yang berlaku di Rumah Sakit Aura Syifa. Didalam
SIM RS tersebut sudah mencakup semua informasi yang ada di Rumah
Sakit Aura Syifa mulai dari dokter-dokter spesialis yang praktek, jadwal
dokter, ketersediaan tempat tidur, display antrian, dll. Dari SIM RS
tersebut dapat memudahkan karyawan untuk memasukkan semua data-
data pasien yang berobat ke Rumah Sakit Aura Syifa, mulai dari pasien
rawat inap sampai pasien rawat jalan.
Rumah Sakit Aura Syifa juga memiliki aplikasi yang bernama APAM
RS Aura Syifa Kediri bisa diunduh di playstore. Aplikasi ini adalah
aplikasi untuk pendaftaran online pasien di Rumah Sakit Aura Syifa
Kediri. Pasien tidak perlu datang untuk mendaftar sehingga tidak perlu
antri. Aplikasi ini hanya bisa digunakan untuk pendaftaran pasien yang

8
sudah mempunyai kartu berobat RS Aura Syifa Kediri. Dengan
menggunakan aplikasi ini akan sangat memudahkan masyarakat yang
akan daftar dan periksa ke Rumah Sakit Aura Syifa, karena sudah bisa
untuk mendaftar online lewat aplikasi ini.
Sesuai dengan penempatan saya saat PKL, saya ditempatkan diruang
administrasi dan kasir. Di kasir sudah menggunakan SIM RS yang ada,
jadi dapat memudahkan karyawan kasir untuk menginput pembayaran
pasien. Di dalam SIM RS tersebut terdapat semua data pasien rawat jalan
maupun rawat inap, juga ada keterangannya pasien melakukan
pembayaran dengan menggunakan umum, BPJS, atau pun asurusansi.
Dari data tersebut juga sudah ada tarif-tarif disetiap tindakan medis yang
dilakukan. Dari dalam SIM RS tersebut dapat melihat berbagai informasi
pasien.
Transaksi yang ada dikasir RS aura Syifa Kediri yaitu ada bayar
tunai/bayar kasir, bayar non tunai (ovo, shoope, dana, transfer melalui
bank, atau pun scan barcode qris). Bayar kasir adalah transaksi pasien
yang membayar dengan menggunakan uang tunai. Sedangkan non tunai
yaitu pasien yang membayartagihan dengan menggunakan aplikasi atau
transfer bank. Setiap pasien rawat jalan atau rawat inap yang
pembayarannya menggunakan BPJS atau asuransi masuk kedalam piutang
BPJS atau asuransi. Terdapat kekurangan di SIM RS yang ada dikasir
yaitu setiap transaksi tunai atau non tunai masih menjadi satu, jadi setiap
kali closing karyawan kasir menulis atau merekap sendiri transaksi yang
tunai dan non tunai.
Alur pasien melakukan pembayaran ke kasir
a. Pasien membayar antigen dan PCR
 Pasien melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke bagian
pendaftaran dengan menunjukkan KTP.

9
 Setehah itu pihak pendaftaran memasukkan semua data pasien
ke SIM RS. Dan pasien diberi bukti jika ingin malakukan
antigen/PCR berupa selembar kertas untuk pengantar ke kasir
dan ruang laboratorium.
 Jika sudah, pasien diarahkan ke kasir untuk melakukan
pembayaran terlebih dahulu.
 Pasien ke kasir dan melakukan pembayaran sesuai dengan
transaksi yang digunakan pasien (tunai atau non tunai).
 Setelah itu, pasien diberikan tanda bukti lunas yang kemudian
diserahkan ke petugas laboratorium untuk diambil sampelnya.
b. Pasien rawat inap pulang
 Dari pihak keperawatan memberikan status pasien kebagian
verifikasi untuk dilihat kembali tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk pasien tsb sudah benar atau belum.
 Jika sudah benar, maka pihak verif memberikan status tersebut
kebagian kasir untuk dicetak bukti tariff selama pasien dirawat
inap. Dan bagian verif mengkonfirmasi ruang keperawatan
untuk memberitahukan keluarga pasien sudah bisa melakukan
administrasi dikasir.
 Keluarga pasien melakukan pembayaran sesuai transaksi yang
ia inginkan. Jika pasien itu menggunakan BPJS maka Cuma
membayaran tagihan rapid antigennya saja.
 Jika sudah, bagian kasir memberikan kartu pengantar bahwa
pasien tersebut sudah lunas dan diperbolahkan pulang.
 Kartu pengantar tersebut diberikan ruang keperawatan dan
satpam yang jaga didepan.

10
c. Pasien rawat jalan (pasien umum)
 Setelah melakukan pemeriksaan ke poli, dan pihak poli
menginput tindakan yang dilakukan terhadap pasien tersebut .
 Pasien diarahkan untuk ke kasir melakukan pembayaran dan
diberi kartu pengantar dari poli untuk diserahkan bagian kasir.
 Pihak kasir mengecek tindakannya apakah sudah keinput di
SIM RS dan apakah ada resep obat, jika ada maka pengantar
dari poli diserahkan ke apotek terlebih dahulu untuk menginput
obat-obat yang diberikan ke pasien.
 Setelah semuanya masuk (tindakan dan obat), maka pasien
sudah bisa melakukan pembayaran dikasir.

Di Ruang Administrasi

Di ruang administrasi tetapnya dibagian pengeluaran kas (kas kecil).


Rumah Sakit Aura Syifa Kediri untuk pembukaan masih dilakukan secara
manual, masih belum bisa menggunakan system. Untuk pencatatannya
penerimaan dan pengeluaran sudah dipisah dan orang yang
bertanggungjawab mengelola sudah berbeda. Pengeluaran Rumah Sakit
Aura Syifa ada 2 yaitu untuk pihak internal dan pihak eksternal. Pihak
interal itu seperti karyawan yang membutuhkan biaya untuk perbaikan
alat yang ada di Rumah Sakit, untuh kebutuhan belanja makan pasien, dll.
Sedangkan pihak eksternal, seperti pembelian obat dan alat kesehatan.

Alur pengeluaran kas

a. Pihak internal
 Pengajuan dana ke admin.
 Mengisi nota sementara sesuai dana yang dibutuhkan.
 Pihak internal membeli barang / kebutuhan RS.

11
 Pihak internal mendapatakan nota asli dari toko dan
kemudian diberikan ke admin.
 Jika ada selisih biaya / tambahan biaya akan di ganti dari
pihak admin.
b. Pihak eksternal (pembelian obat dan alkes)
 Gudang melakukan pengadaan barang ke distributor.
 Distributor mengirim barang ke RS dan membawa 3 faktur. 1
copyan faktur diberikan ke bagian gudang, 1 copyan faktur
lagi diberikan ke bagian admin, 1 faktur asli untuk pihak
distributor.
 Bagian admin melakukan pembayaran ke bagian distributor
sesuai tagihan yang ada difaktur pembelian.
c. Pembayaran listrik dan tagihan lainnya
 Pembayran listrik langsung ke kantor pos
 Pembayaran tagihan lainnya seperti tagihan limbah, bayra
pengiriman ekspedisi, dll. Pihak eksternal mengirimkan faktur
ke bagian informasi, kan kemudian diserahkan ke admin untuk
melakukan pembayaran tagihan.

12
BAB 3

ANALISIS DATA

A. Bidang Manajemen dan Organisasi


1. Perencanaan dan Pengorganisasian
a. Perencanaan
 Pengetian
Menurut Siswanto (2005:42), perencanaan adalah suatu
aktivitas integratif yang berusaha memaksimumkan efektivitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai
dengan tujuan yang ingin di capai.
Menurut Tjokroamidjojo (dalam Syafalevi,2011:28)
perencanaan dalam arti seluas-luasnya merupakan suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan
adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efektif dan
efisien.
 Fungsi perencanaan
Dalam kamus bahasa Indonesia kata fungsi merupakan
kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Sutarto (dalam Nining Haslinda 2008:22) Fungsi
merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis
yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan atau
pertimbangan lainnya.

13
Menurut Siagian (2002:36) mengemukakan fungsi
perencanaan dapat didefenisikan sebagai Pengambilan
keputusan pada masa sekarang tentang hal-hal yang akan
dilakukan dalam saat kurun waktu tertentu diwaktu dimasa
yang datang.
Menurut Siagian (2003: 90-91) proses perencanaan
dapat ditinjau dari cirri-ciri suatu rencana yang baik, yaitu :
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang memahami
tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-
sungguh memahami teknik-teknik perencanaan.
4. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang diteliti.
5. Perencanaan tidak boleh terlepas sama sekali dari
pemikiran pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana dan jelas.
7. Rencana harus luas.
8. Dalam perencanaan terdapat pengambilan resiko tidak ada
seorang manusia yang persis tahu apa akan terjadi dimasa
depan.
9. Rencana harus bersifat praktis.

Dari penjelasan diatas mengenai perencanaan, dapat


disimpulkan bahwa Rumah Sakit Aura Syifa Kediri telah
melakukan perencanaan yang dituangkan pada visi misi yang
sudah dibuat oleh Rumah Sakit Aura Syifa Kediri berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai dengan cara yang tepat untuk dimasa
sekarang maupun dimasa yang akan datang. Dan secara umum

14
visi misi yang ada di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri sudah
berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan diawal Rumah
Sakit berdiri.

Jadi perencanaan yang baik itu saat penting bagi


keberlangsungan sebuah organisasi karena denga nadanya
perencanaan yang baik maka tercapai sebuah tujuan yang
diingin dicapai organisasi tersebut. Rumah Sakit Aura Syifa
juga sudah menjalankan visi dan misi nya yaitu untuk
mewujudkan pelayaan kesehatan kepada masyarakat secara
optimal dan terjangkau di seluruh kalangan masyarakat dan
dapat menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat dalam pelayaan
kesehatan se-eksKarasidenan Kediri.

b. Pengorganisasian
 Pengeritan
Dalam pengertian sederhana organisasi sering diartikan sebagai
kelompok orang yang bekerjasama dan ingin mencapai tujuan
bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan tertentu
yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan
bersama-sama, apakah tujuan itu berupa laba, pemberian
pendidikan, sosial dan lain-lain. Dalam literatur dewasa ini, arti
organisasi beraneka ragam. Walaupun banyak perbedaan dalam
memberikan pengertian atau definisi organisasi oleh beberapa ahli
manajemen, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut mempunyai
elemen dasar yang sama yaitu adanya sekelompok orang
kerjasama, proses pembagian kerja, pengaturan hubungan dan
tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Barnard dalam buku Wursanto (2005:53)
mendefinisikan organisasi adalah suatu sistem usaha bersama

15
antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak
bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubunganhubungan
kemanusiaan.
Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan
organisasi itu sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan yang tertentu.
Menurut Schermerhorn (1996: 218), Pengorganisasian adalah
proses mengatur orang dan sumber daya lain untuk mencapai
tujuan bersama.

 Tujuan Pengorganisasian
Tujuan Pengorganisasian adalah agar pembagian kerja dapat
dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Pembagian tugas
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masing-masing
anggota organisasi (spesialisasi) dalam mengelola tugas yang
ditugaskan.
Berikut ini adalah beberapa tujuan dari pengorganisasian:
a. Membantu Koordinasi
Tetapkan unit kerja secara terkoordinasi sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai dengan mudah dan efektif.
Diperlukan koordinasi ketika memisahkan unit kerja yang
terpisah dan bukan dari jenis yang sama tetapi merupakan
bagian dari suatu organisasi.
b. Memperlancar Pengawasan
Dukung pengawasan dengan menunjuk anggota manajer
yang kompeten di setiap unit organisasi. Oleh karena itu,
sebuah unit dapat ditempatkan di seluruh organisasi

16
sedemikian rupa sehingga tujuan kerjanya tercapai bahkan
di posisi yang berbeda. Unit kontrol yang identik dapat
diintegrasikan dalam sistem pemantauan terintegrasi yang
identik.
c. Maksimalisasi Manfaat Spesialisasi
Membantu seseorang menjadi lebih berpengalaman dalam
profesi tertentu. Spesialisasi ahli memungkinkan produk
berkualitas tinggi untuk diproduksi sehingga manfaat
produk memastikan kepuasan dan memenangkan
kepercayaan dari komunitas pengguna.
d. Penghematan Biaya
Pertimbangan tentang peningkatan efisiensi. Oleh karena
itu, para pelaku organisasi akan berhati-hati setiap kali
mereka menambahkan unit kerja baru yang juga mencakup
penambahan tenaga kerja yang membutuhkan jumlah
tambahan upah yang relatif besar. Penambahan unit kerja
harus dipertimbangkan berdasarkan pada nilai kontribusi
pekerja baru untuk menekan upah yang berlebihan.
e. Meningkatkan Kerukunan Hubungan Antar Manusia
Setiap karyawan di antara unit-unit kerja dapat bekerja
secara komplementer, mengurangi kebosanan,
mempromosikan perasaan saling menderita dan
mengurangi pendekatan materialistis. Untuk melakukan ini,
manajer harus mampu mempertahankan pendekatan sosial
dengan menyampaikan rasa solidaritas dan berusaha
memuaskan dan menyelesaikan perbedaan individu.

17
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa organisasi pada Rumah Sakit Aura Syifa Kediri sudah
sesuai dengan teori yang ada karena Rumah Sakit Aura Syifa
Kediri telah memiliki visi dan misi yang sangat jelas untuk
mencapai suatu tujuan. Seperti sudah dijelaskan dalam temuan
data diatas Rumah sakit Aura Syifa merupakan salah satu
rumah sakit yang mempunyai struktur keorganisasian yang
jelas dan pada setiap jabatan atau bidang memiliki tugas
masing-masing yang telah disesuaikan dengan kemampunan
yang dimiliki oleh masing- masing staf sehingga sesuai dengan
spesialisasi tugas yang akan dikerjakan oleh masing-masing
staf rumah sakit tersebut, seperti dokter anak, dokter umum,
humas perawat, apoteker, bagian sumber daya manusia,
manajemen, satpam dll.

Proses koordinasi biasanya dilakukan oleh kepala


bagian masing- masing unit dibawah pimpin langsung direktur
utama rumah sakit yaitu dr. Beni Cahyo Kuncoro. Dalam
organisasi ini direktur utama memiliki kewenangan penuh
sebagai pemimpin dalam proses berlangsungnya organisasi
rumah sakit.

2. System Informasi Manajemen


a. System
 Pengertian system
Menurut Al-Bahra Bin Ladja Mudin (2012:3) berpendapat
sistem adalah merupakan kumpulan dari komponen atau elemen-
elemen atau subsistem subsistem. Secara umum sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain sistem juga dapat

18
mendukung pengelolaan data, dengan cara membentuk aliran
informasi yang digunakan sebagai pengambilan keputusan.
Menurut Mulyani (2016:2) menyatakan bahwa “sistem bisa
diartikan sebagai sekumpulan subsistem, komponen yang saling
bekerja sama dengan tujuan yang sama untukmenghasilkan output
yang sudah ditentukan sebelumnya”.

 Karakteristik system
Suatu sistem mempunyai ciri-ciri karakteristik yang terdapat
pada sekumpulan elemen yang harus dipahami dalam
megidentifikasi pembuatan sistem. Adapun karakteristik system
(Hutahaean, 2015:3) yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Komponen
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen
sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2) Batasan sistem (boundary)
Daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
lainnya atau dengan lingkungan luar dinamakan dengan
batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan system
dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3) Lingkungan luar sistem (environment)
Apapun yang berada di luar batas dari sistem dan
mempengaruhi system tersebut dinamakan dengan lingkungan
luar sistem. Lingkungan luar yang bersifat menguntungkan
wajib dipelihara dan yang merugikan harus dikendalikan agar
tidak mengganggu kelangsungan sistem.

19
4) Penghubung sistem (interface)
Media penghubung diperlukan untuk mengalirkan sumber-
sumber daya dari sub sistem ke sub sistem lainnya dinamakan
dengan penghubung sistem.
5) Masukkan sistem (input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem dinamakan dengan
masukan system (input) dapat berupa perawatan dan masukan
sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem dapat beroperasi
dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk
menghasilkan keluaran (output).
6) Keluaran sistem (output)
Hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dinamakan dengan keluaran
sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran sistem.
7) Pengolah system
Untuk mengolah masukan menjadi keluaran diperlukan suatu
pengolah yang dinamakan dengan pengolah sistem.
8) Sasaran system
Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang sangat
menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran
yang dihasilkan.

b. Informasi
 Pengertian informasi
Menurut Sutabri dalam Trimahardhika dan Sutinah (2017:250),
”Informasi merupakan suatu data yang telah diolah,
diklasifikasikan dan diinterprestasikan serta digunakan untuk
proses pengambilan keputusan”.

20
Sedangkan menurut Kuromotomo dan Margono (2012:10),
informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga
bermakna dan bermanfaat karena dapat di komunikasikan kepada
seseorang yang akan menggunkanya untuk membuat keputusan.
Sedangkan data menunjuk kapada fakta-fakta, baik berupa
angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili
deskripsi verbal, atau kode tertentu.

 Fungsi informasi
Informasi mempunyai beberapa fungsi, menurut (Sutanta
2011:10) fungsi suatu informasi yaitu :
1) Menambah pengetahuan, pengetahuan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan yang mendukung proses penganbil
keputusan.
2) Mengurangi ketidakpastian, dapat digunakan sebagai
menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.
3) Mengurangi resiko kegagalan, sehingga kemungkinan
terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan
pengambilan keputusan yang tepat.
4) Mengurangi keanekaragaman atau variasi yang tidak di
perlukan. Unit Pengolah Input Unit Pelayanan Output
5) Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran dan keputusan-
keputusan yang menentukan pencapaian sasarna dan tujuan.

c. Manajemen
 Pengertian manajemen
Menurut Handoko (2012:8) manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

21
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Sutedjo (2012:2) manajemen adalah suatu
proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling
terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Secara
umum manajemen dikatakan sebagai mengatur. Jadi manajemen
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau aktifitas secara bersama-sama atau melibatkan
orang lain demi mencapai suatu tujuan yang sama dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.

d. System informasi manajemen


 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Moekijat (2009:17) berpendapat bahwa sistem
informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolah data oleh
suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu dengan
maksud memberikan data yang bersifat intern maupun data yang
bersifat ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.

 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)


Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sebuah sistem komputerisasi umum (dasar) yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan di
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur Administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat
dan tepat, dimana sistem tersebut dibangun dengan kode open
source agar dapat dikembangkan dengan mudah.

22
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk
menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai
dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical
record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,
penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan
pengendalian oleh manajemen.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah solusi bagi
rumah sakit untuk transformasi digital. SIMRS sudah diatur dalam
regulasi SIMRS yang tertuang pada Permenkes RI Nomor 82
tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Dalam regulasi SIMRS tersebut dinyatakan bahwa setiap rumah
sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
SIMRS atau Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Aura
Syifa Kediri adalah sebuah Sistem Informasi Terpadu yang
digunakan untuk melaksanakan segala bentuk kegiatan maupun
transaksi yang terjadi di Rumah Sakit untuk meningkatkan kualitas
Pelayanan dan memudahkan Manajemen Rumah Sakit dalam
berbagai rutinitas transaksi yang dilaksanakan.
Aktifitas penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Aura Syifa Kediri dilakukan mulai dari pendaftaran
pasien, baik itu pendaftaran rawat jalan, IGD , maupun rawat inap.
Kemudian dilanjutkan dengan aktivitas transaksi pelayanan yang
dilakukan oleh perawat ruangan inap ataupun perawat poli rawat
jalan. Penggunaan aplikasi berlanjut ketika pasien merima
tindakan yang ada di instalasi penunjang (Lab, Radiologi, Kamar
Operasi, Instalasi Gizi). Semua tindakan perawat dan bagian
instalasi penunjang akan terekam sesuai dengan inputan user dan
dapat ditampilkan dikomputer masing-masing user SIMRS. Proses

23
pembayaran akan otomatis tercatat pada aplikasi kasir dan
mempermudah penghitungan tarif yang dikenakan kepada pasien.
Hasil inputan user dapat dicetak berupa laporan jika dibutuhkan.
Data yang di inputkan akan langsung tersimpan ke database induk
yang berada pada ruangan SIM-RS.

 Keuntungan Implementasi SIMRS


1) Meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan dan rekanan
secara lebih transparan, cepat, tepat, efektif dan efisien.
2) Memaksimalkan kemudahan akses informasi kepada para
pelanggan dan rekanan dengan beragam media informasi yang
mudah digunakan seperti website dan SMS.
3) Meningkatkan sinergi dan akselerasi setiap bagian di
lingkungan organisasi yang bersangkutan.
4) Meningkatkan kualitas kontrol yang juga sebagai alat bantu
serta penunjang evaluasi dalam pengambilan keputusan.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama pelaksanaan kegiatan praktik lapangan ( PKL ), pratikan


mendapatkan banyak pengetahuan baru. Berikut adalah hasil yang diperoleh
pratikan setelah melakukan Kegiatan Praktik Lapangan ( PKL ).

1. Pratikan mendapatkan pengalaman bekerja secara nyata dan mengenal


dunia kerja
2. Pratikan dapat lebih mempelajari tanggung jawab, kedislipinan dan
ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan
3. Praktikan dapat memahami dan mengetahui alur pengeluaran khas
dan pekerjaan di bidang kasir .
4. Praktikan memahami cara bersosialisasi dan berkoordinasi dengan
karyawan kerja.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan dalam Praktik Keja
Lapangan, adalah:

1) Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa harus mencari informasi tempat PKL yang sesuai
dengan bidang Pendidikan yang ditempuh.
b. Mahasiswa harus berkomunikasi dengan baik agar mampu
bersosialisasi dengan pegawai.
c. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan penuh tanggung
jawab.

25
2) Bagi Universitas
a. Menjalin hubungan baik dengan instansi atau perusahan agar
mempermudah mahasiswa mencari tempat PKL.
b. Memberikan sosialisasi dan pelatihan sebelum mahasiswa
melakukan PKL.

3) Bagi Perusahaan
a. Memberikan bimbingan terhadap peserta PKL sehingga peserta
PKL dapat memahami tugas yang diberikan dengan baik.
b. Pegawai perusahaan dapat memberikan perhatian, kepercayaan
dan arahan yang lebih kepada praktikan.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rsaurasyifa.com/

https://simrs.id/

27
LAMPIRAN

28
29
30

Anda mungkin juga menyukai