Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL

PROMOSI KESEHATAN SEKOLAH DASAR


Dosen koordinator: Ns. Siti Mukaromah, S. Kep., M. Kep

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Ayu Puspita Sari 16.0431.766.01


2. Dodi Saputra 16.0437.772.01
3. Evi Indriani Marpaung 16.0444.779.01
4. Jonisty Dewary Kristianty 16.0454.789.01
5. Maudina Wulandari 16.0466.801.01
6. Nurun Ni’mah 16.0477.812.01
7. Triberti Natalis Yodi 16.0496.831.01

PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA

2018

Promosi Kesehatan

1
A. Latar Belakang
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang dengan maksud
untuk mencapai derajat sehat. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat baik pada individu, kelompok, dan masyarakat.. Proses pembelajaran yang
melibatkan interaksi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai subjek
dalam pembelajaran pendidikan kesehatan diharapkan mampu menerapkan hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pendidik seharusnya mampu mewujudkan perubahan perilaku
siswa yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan diri siswa sendiri. Tanggung jawab terhadap
kesehatan dapat dilihat melalui perilaku siswa dalam kebiasaan (behaviorsm) pada kehidupan
seharihari. Perubahan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan bukan sekedar mentransfer ilmu
pengetahuan dan sikap dari guru, tetapi bagaimana siswa dapat berperilaku dengan mewujudkan
keseimbangan antara lingkungan, perilaku, dan manusia. Pendidikan kesehatan di sekolah dapat
diwujudkan melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan dalam pembentukan perilaku siswa.
Pembentukan perilaku siswa selain dibentuk di sekolah, yang paling utama menentukan adalah
lingkungan keluarga, sebelum nantinya siswa akan berinteraksi dengan masyarakat. Pembentukan
perilaku pada dasarnya dapat dibentuk dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat di mana
siswa itu berada. Pendidikan yang diperoleh di sekolah diharapkan mampu mengubah perilaku siswa.
Perilaku siswa terkait pendidikan kesehatan bertujuan mengubah perilaku yang tadinya tidak sehat
menjadi sehat dan bertanggung jawab pada kesehatan diri siswa itu sendiri. pendidikan yang diajarkan
dimulai dari hal-hal kecil, karena dari sesuatu hal yang kecil akan menjadi besar. Perilaku yang terkait
kebersihan pribadi yang siswa sering mengabaikan, seperti tidak cuci tangan sebelum dan sesudah
makan, menggosok gigi kurang teratur, membersihkan dan memotong kuku menunggu panjang dan
kotor, kurang menjaga kerapihan rambut dan cara berpakaian. Perilaku-perilaku tersebut tergolong hal
kecil tetapi resiko atau akibat. Misalnya, mencuci tangan dengan benar seharusnya dilakukan sebelum
atau sesudah makan supaya kuman-kuman yang ada ditangan ikut mati sehingga siswa akan terhindar
dari sakit perut. Adanya resiko yang ditimbulkan oleh perilaku yang tidak sehat, beberapa sekolah
mulai membuat jadwal rutin kegiatan massal, misalnya gerakan cuci tangan bersama, menggosok gigi
secara serentak di sekolah dasar. Contoh lain dari perilaku tidak sehat siswa baik di sekolah dan
masyarakat yang saat ini masih dicari solusi untuk bisa dicegah adalah kebiasaan merokok dan
kebiasaan mengkonsumsi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Menurut WHO dalam Johana. E. Prawitasari (2012: 204) angka kematian akibat penyakit
yang disebabkan karena kebiasaan merokok di Indonesia 417.948 kematian pertahun, atau 1.172
kematian per hari. Jumlah perokok yang banyak menempatkan Indonesia pada peringkat 3 di dunia,
setelah Cina dan India. Kebiasaan merokok ini tidak hanya dilakukan orang tua dan dewasa, tetapi
sudah menjamur di kalangan anak-anak dan remaja baik SD, SMP, dan SMA. Kebiasaaan tidak sehat

2
yang masih banyak ditemukan pada siswa dan kurangnya pemahaman siswa akan resiko sebagai
akibat dari perilaku tidak sehat, guru dalam pelaksanaaanya diharapakan mampu mengembangkan
kemampuan dan watak siswa sesuai dengan fungsi pendidikan nasional. Pembentukan perilaku siswa
di sekolah dapat dilakukan melalui pembelajaran pendidikan kesehatan sebagai bagian dari mata
prlajaran penjasorkes yang mencakup materi-materi kesehatan baik kesehatan pribadi maupun
kesehatan lingkungan. Membiasakan diri untuk hidup sehat pada siswa memang tidak mudah, karena
butuh niat dan kedisiplinan. Melalui pendekatan perilaku (behaviorism) pendidikan kesehatan sebagai
suatu proses perubahan tingkah laku menuju sehat dengan penerapan penguatan bila melakukan hidup
sehat.

B. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, di mana perubahan
tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam
individu, kelompok, atau masyarakat itu sendiri (Wahid Iqbal M&Nurul Chayatin, 2009: 9-10).
Sedangkan Menurut Erwin Setyo K (2012: 4-5) “Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan dengan penuh kesadaran”.
Jadi Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku hidup sehat yang didasari atas
kesadaran diri baik itu di dalam individu, kelompok ataupun masyarakat untuk memlihara dan
meningkatkan kesehatan. Proses perubahan perilaku siswa di sekolah salah satunya diperoleh dari
proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pembelajaran yang
dilaksanakan tentunya memiliki tujuan, begitu juga pendidikan kesehatan. Menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 bahwa tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental,
dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan di semua
program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayananan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Wahid Iqbal M&Nurul Chayatin, 2009:
9-10). Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Dimensi pendidikan
kesehatan tersebut antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan dan
aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
Dimensi sasaran pendidikan terdiri dari tiga dimensi yaitu pendidikan kesehatan individu
dengan sasaran individu, pendidikan kelompok dengan sasaran kelompok, pendidikan kesehatan

3
masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. Sedangkan, sasaran pendidikan kesehatan itu sendiri
dibagi menjadi tiga, yaitu: 1). Sasaran primer (Primary Target) yaitu sasaran langsung pada
masyarakat berupa segala upaya pendidikan/promosi kesehatan. 2). Sasaran sekunder (Secondary
Target), lebih ditujukan pada tokoh masyarakat dengan harapan dapat memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakatnya secara lebih luas. 3). Sasaran tersier (Tersiery Target), sasaran
ditujukan pada pembuat keputusan/penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah
dengan tujuan keputusan yang diambil dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku kelompok
sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok primer.
Dimensi tempat pelaksanaan dan aplikasinya dapat dilihat berdasarkan tempat pelaksanaan
sehingga dengan sendirinya sasaran pendidikan kesehatan berbeda. Dimensi pendidikan kesehatan
yang ketiga yaitu tingkat pelayanan kesehatan. Tingkat pelayanan kesehatan meliputi peningkatan
kesehatan (Health Promotion), Perlindungan umum dan khusus ( General and Specific Protection),
dan diagnosis dini dan pengobatan segera atau adekuat (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
(Erwin Setyo K, 2012: 9). Dimensi-dimensi dengan sasaran individu, kelompok dan masyarakat yang
dapat dilakukan dengan penyuluhan baik secara teori maupun praktik. Sasaran pendidikan kesehatan
yang meliputi seluruh lapisan masyarakat harus mampu mengubah masyarakatnya menjadi
masyarakat sehat baik secara fisik, psikis, sosial, dan ekonomi. Siswa sebagai bagian dari masyarakat
yang tergolong sasaran primer menjadi perhatian khusus agar perilaku sehat dapat tertanam sejak dini.

C. Pendidikan kesehatan sekolah sebagai proses perilaku hidup bersih siswa


Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku. Berbicara proses berarti
memerlukan waktu untuk mencapainya, meskipun ada beberapa yang dapat melakukan proses
tersebut secara instan atau cepat. Proses mendidik sebenarnya sudah dilakukan sejak kita masih bayi
dan akan berlanjut sampai tua. Oleh karena itu, muncul pepatah pendidikan sepanjang hayat. Selama
masih hidup maka selama itu pula manusia itu belajar. Lingkungan yang berperan pertama dalam
mendidik adalah keluarga terutama orang tua, tetapi tidak semua orang tua berhasil mendidik anak
untuk selalu bersikap dan bertingkah laku secara benar.
Menurut Hergenhahn, B & Olson, H (2008: 87) mengarahkan kehidupan anak adalah sulit,
orang tua yang hendak mengarahkan anaknya sebaiknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut
1). Memutuskan karakteristik personalitas yang diharapkan akan dimiliki oleh anak saat dewasa nanti,
2). Mendefinisikan tujuan itu dalam term behaviorai, 3). Memberi penghargaan atau imbalan (reward)
untuk perilaku yang bersesuaian dengan tujuan, 4). Menciptakan konsistensi dengan cara menata
aspek-aspek utama dari lingkungan anak sedemikian rupa sehingga aspek tersebut juga akan memberi
imbalan (mendukung) perilaku yang dianggap penting. Pendapat di atas sesuai dengan kenyataan di
lapangan terutama yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat. Orang tua tidak semuanya
memahami pentingnya hidup sehat dan bagaimana cara hidup sehat yang benar. Misalnya, merokok
itu yang merupakan salah satu perilaku hidup yang tidak sehat, tetapi orang tua merokok di depan

4
anakanaknya. Hal tersebut sudah tidak mendidik anak untuk beperilaku sehat, sehingga anak
mengikuti kebiasaan merokok orang tuanya tersebut.
Apabila lingkungan keluarga kurang berperan dalam pembentukan perilaku hidup sehat, maka
sekolah yang harus bisa berperan untuk menanamkan perilaku hidup sehat. Sekolah merupakan
lingkungan selanjutnya setelah keluarga adalah sekolah, dimana guru berperan untuk mendidik siswa
agar tertanam perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan jasmani kesehatan dan
olahraga dalam hal ini yang memuat materi tentang pendidikan kesehatan, baik di tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMU). Materi
pendidikan kesehatan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan (lingkungan fisik dan
lingkungan sosial).
Menurut Waryono (2013: 1-9) materi pendidikan kesehatan untuk SD yaitu, pertama
kebersihan atau kesehatan diri sendiri yang meliputi kebersihan mulut dan gigi, kesehatan kulit,
kebersihan kuku, kebersihan rambut, kebersihan hidung, kebersihan telinga, kesehatan mata,
memelihara pakaian yang bersih. Kedua, kesehatan lingkungan terdiri dari kebersihan lingkungan
rumah dan kebersihan lingkungan sekolah, dan materi pendidikan kesehatan yang ketiga adalah
makan makanan yang sehat. Penanaman perilaku hidup sehat dengan melihat materi tersebut memang
sudah ditanamkan sejak SD, tetapi masih banyak siswa yang belum menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Materi pendidikan kesehatan untuk sekolah lanjutan mengarah pada kesehatan reproduksi dan
pola hidup sehat. Siswa SMP dan SMA hampir semuanya sudah pubertas atau dewasa sehingga perlu
mengetahui tentang mengapa perlu merawat kesehatan reproduksi. Pola hidup sehat siswa ditekankan
pada pola hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, menyalahgunaan NAPZA. Materi pada mata
pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan bukan satunya-satunya sarana yang ada di sekolah untuk
mengubah perilaku siswa untuk hidup bersih. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang ada di sekolah
sebaiknya dimanfaatkan, karena tujuan dari didirikannya UKS sebagai wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup peserta didik di lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah siswa (SD/MI,
SMP/MTS, SMA/Madrasah), masyarakat sekolah dan orang tua wali atau komite sekolah. UKS
sebagai sarana di sekolah untuk membantu siswa dalam mengubah perilaku siswa, karena ruang
lingkup UKS ada tiga yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sehat.
Jelas pada ruang lingkup UKS pendidikan kesehatan sebagai bagian yang utama, karena
dalam pendidikan kesehatan tersebut mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai masalah kebersihan pribadi, kesehatan keluarga dan
kesehatan masyarakat, merubah sikap mental ke arah positif dengan mencintai kebersihan, berbuat
dan mencintai perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan terakhir yaitu meningkatkan keterampilan
hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Memelihara kesehatan pribadi
mencakup bagaimana siswa mampu membiasakan hidup sehat. Membiasakan hidup sehat memang

5
butuh waktu. Waktu selama 12 tahun yaitu selama siswa sekolah dasar menempuh pembelajaran
selama enam tahun, selanjutnya tiga tahun di sekolah menengah pertama, dan tiga tahun di sekolah
menengah atas, seharusnya sudah mampu merubah kebiasaan hidup sehat siswa. Siswa SD, SMP, dan
SMA sudah dibekali dengan pendidikan kesehatan, baik melalui mata pelajaran pedidikan jasmani
kesehatan dan olahraga, maupun kegiatan-kegiatan yang terkait dengan UKS. Perilaku siswa untuk
hidup sehat, dipengaruhi banyak faktor. Menurut Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009: 366-369)
perilaku untuk hidup sehat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain keturunan dan motif. Keturunan atau genetik, perilaku seseorang
yang berasal dari keluarga, sedangkan motif adalah perubahan perilaku yang disebabkan karena ada
unsur dorongan atau motif tertentu. Perilaku seseorang biasanya dilandasi adanya motif untuk
memenuhi kebutuhan hidup. kebutuhan hidup dasar manusia antara lain: kebutuhan biologis,
kebutuhan sosial, kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi
diri. Faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan perilaku mencakup unsur-unsur antara lain,
pengetahuan, kepercayaan (keyakinan), sarana dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang tersebut, menyebabkan timbulnya unsur-unsur dan dorongan seseorang
untuk berbuat sesuatu. Apabila pendidikan kesehatan diberikan secara benar akan berdampak untuk
jangka panjang siswa itu sendiri terutama dalam keluarga dan bermasyarakat. Penanaman pendidikan
kesehatan kepada siswa dapat dilakukan melalui teori, praktik dan pengamatan selama di sekolah.
Teori dilakukan saat proses pembelajaran, praktik dapat dilaksanakan secara langsug dengan
disisipkan saat pembelajaran dan teori, sedangkan tidak langsung dapat dengan cara pengamatan dari
perilaku siswa di sekolah dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Guru sebaiknya
memberikan pendidikan kesehatan tidak menunggu siswanya melakukan kesalahan atau melakukan
tindakan negatif.

6
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 -
2493

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA PELAJAR DI SD INPRES SUKUR KECAMATAN
AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Zitty A.R Koem1), Barens Joseph1), Recky C. Sondakh1)


1)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRACT

School children are capitol point and asset for future developed which need to keep, improve and
protect them to stay healthy. Healthy and clean life behavior is a second factor most influenced the
health of individual, group and society after environment factor. Based on Edi Paulik (2010)
research, only 5,5% people have a good and complete health attitude, include the healthy and
clean life behavior. To determine relationship between student knowledge and student attitude
with healthy and clean life behavior in INPRES elementary school of Sukur, Airmadidi, North
Minahasa.The study was a survey analytic with cross sectional approach. This study was do in
INPRES elementary school of Sukur in april 2014 to june 2014. Sample in this study is 112 children.
Data sources from questioner and live interview. Analysis of unvaried and bivaried using
Chi_Square test in SPSS program are use in this study.Statistical test result show there have a strong
relationship between student knowledge with healthy and clean life behavior (p

= <0,001), same with statistical test result for student attitude with healthy and clean life behavior
show there have a strong relationship ( p = <0,005). Conclusion of this study is there have a strong
relationship between student knowledge and student attitude with healthy and clean life behavior
in INPRES elementary school of Sukur, Airmadidi, North Minahasa.

Key Word: Student Knowledge, Student Attitude, Healthy and Clean Life Behavior.

7
ABSTRAK

Anak sekolah merupakan asset atau modal utama pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Perilaku hidup yang bersih dan sehat merupakan factor
kedua terbesar setelah factor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau
masyarakat. Sesuai penelitian Edi Paulik (2010), hanya 5.5% orang memiliki perilaku kesehatan yang
lengkap dan baik, termasuk didalamnya perilaku hidup bersih dan sehat. Tujuan Penelitian untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan siswa dan sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan
sehat pada pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.Jenis
penelitian ini adalah Survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di
Sekolah Dasar INPRES Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara pada bulan April
tahun 2014 sampai Juni tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 112 orang. Data
diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis
univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi- square pada program SPSS.Hasil uji statistic
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dengan perilaku hidup
bersih dan sehat (p = <0,001), begitu juga dengan hasil uji statistic antara sikap siswa dengan
perilaku hidup bersih dan sehat yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p = <0,005).
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa
dan sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat di SD INPRES sukur Kecamatan Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara.

Kata Kunci: Pengetahuan Siswa, Sikap Siswa, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, PHBS.

8
PENDAHULUAN memiliki kuku panjang dan berpakaian kurang
Anak sekolah merupakan aset atau modal utama rapi, 10 orang di antaranya mengatakan bahwa
pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, sebelum atau sesudahnya tidak mencuci tangan
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. saat membeli jajan/makanan, sedangkan 10 siswa
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat lainnya mengatakan bahwa mereka mencuci
pembelajaran, juga dapat menjadi tempat tangan bila ingat. Selain itu, sekolah tidak
penularan penyakit. Selain itu, usia anak sekolah mempunyai Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
dasar juga merupakan masa rawan terserang Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
berbagai penyakit (Umar , 2008). untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku
merupakan cerminan pola hidup keluarga yang hidup bersih dan sehat pada pelajar di SD Inpres
senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa
seluruh anggota keluarga. Semua perilaku Utara.
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri Tujuan Umum
di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif Menganalisis hubungan antara pengetahuan dan
Dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat (Proverawati & Rahmawati , 2012). pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan Airmadidi
Dalam penelitian yang di laksanakan Edit Kabupaten Minahasa Utara.
Paulik dan kawan-kawan (2010) dengan judul
Determinants of health promoting lifestyle Tujuan Khusus
behavior in the rural areas of Hungary (Faktor 1. Menganalisis hubungan
antara pengetahuan
penentu promosi perilaku gaya hidup sehat di
dengan perilaku hidup bersih dan sehat
daerah pedesaan Hongaria). Hanya 5.5% orang
pada pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan
memiliki perilaku kesehatan yang lengkap dan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
baik, termasuk di dalamnya perilaku hidup bersih 2. Menganalisis hubungan antara sikap
dan sehat. dengan perilaku hidup bersih dan sehat
pada pelajar di SD Inpres Sukur Kecamatan
Perilaku hidup yang bersih dan sehat Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
merupakan factor kedua terbesar setelah factor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan METODOLOGI PENELITIAN
individu, kelompok, atau masyarakat. Perilaku ini Jenis Penelitian
menyangkut pengetahuan akan pentingnya
hygiene perorangan, sikap dalam menanggapi Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey
penyakit serta tindakan yang dilakukan dalam analitik dengan rancangan penelitian cross
menghadapi suatu penyakit atau permasalahan sectional (studi potong lintang).
kesehatan lainnya (Notoatmodjo, 2010).
Penyakit yang akan muncul akibat Tempat dan Waktu Penelitian
rendahnya PHBS antara lain cacingan, diare, sakit Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Inpres
gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya Sukur Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa
yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya Utara pada bulan April – Juni 2014.
derajat kesehatan Indonesia dan rendahnya
kualitas hidup sumber daya Indonesia (Haji,
2009).
Hasil studi pendahuluan di SD Inpres pemberantasan sarang nyamuk. Diantara 30 anak
Sukur, belum pernah dilakukan pembinaan dan didik yang di wawancarai ditemui 10 anak
pengembangan perilaku hidup bersih sehat, yang
pernah dilakukan hanya penyuluhan tentang
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas
IV, V dan VI SD Inpres yang berjumlah 155
siswa. Dan sampel pada penelitian ditentukan
berdasarkan proporsi dimasing-masing kelas,
dimana sampel pada kelas IV berjumlah 40
siswa,
kelas V berjumlah 34 siswa, dankelas VI a. Frekuensi Pengetahuan Pelajar tentang
berjumlah 38 siswa perilaku hidup bersih dan sehat
Variabel Penelitian Tabel 1. Pengetahuan tentang PHBS
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kategori
pengetahuan siswa dan sikap siswa, sedangkan Pengetahuan n %
variable terikat dalam penelitian ini adalah Pelajar
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) siswa. Baik 61 54,5
Tidak Baik 51 45,5
Instrumen Penelitian Total 112 100
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang dimana sudah diuji Data pada table 1 di atas menunjukkan bahwa
validitas dan reliabilitas. sebanyak 61 responden (54.5%) berpengetahuan
baik.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara yaitu peneliti melakukan wawancara b. Frekuensi Sikap Pelajar tentang perilaku
(Interview) dengan responden sesuai dengan hidup bersih dan sehat
daftar pertanyaan tertulis untuk mendapatkan data
tentang pengetahuan dan sikap siswa tentang Tabel 2. Sikap tentang PHBS
PHBS. Kategori
n %
Sikap Pelajar
Pengolahan dan Analisis Data Baik 76 67,9
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Tidak Baik 36 32,1
SPSS versi 21.00 data yang telah diolah Total 112 100
selanjutnya di analisis dengan menggunakan uji
chi-square denganp = 0,05. Data pada table 2 di atas menunjukkan bahwa
sebanyak 76 reponden (67,9%) memiliki sikap
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak baik.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Sukur di
Kelurahan Sukur Kecamatan Airmadidi c. Frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat
Kecamatan Minahasa Utara selama kurang lebih 2
hari. Adapun hasil penelitian yang di dapatkan ini Tabel 3. PHBS
diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang Kategori
n %
berisi tentang pertanyaan-pertanyaan tentang PHBS
pengetahuan siswa dan sikap siswa tentang Baik 80 71,4
gambaran perilaku pelajar di SD Inpres Sukur Tidak Baik 32 28,6
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Total 112 100
Banyak sampel adalah 112 siswa. Data diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel. Data pada table 3 di atas menunjukkan bahwa
sebanyak 80 responden (71,4%) memiliki
tindakan yang baik.
Tabel Silang Antara Variabel Bebas dan b. Hubungan Antara Sikap Siswa Dengan
Terikat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada
Pelajar SD Inpres Sukur
a. Hubungan Antara Pengetahuan Siswa
Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tabel 5. Hubungan antara sikap siswa dengan
Pada Pelajar SD Inpres Sukur PHBS
Perilaku Hidup Bersih
Tabel 4. Hubungan antara Pengetahuan dengan p value
Sikap dan Sehat

PHBS Siswa Tidak Total


Perilaku Hidup Baik
SehatBersih dan Baik
Pengetahuan p value % % N %
Siswa Tidak Baik 80,3 19,7 76 100 <0,001
Total
Baik Baik Tidak Baik 52,8 47,2 36 100
%%N% Total 112 100
Baik 85,2 14,8 61 100 <0,001
Tidak Baik 54,9 45,1 51 100 Berdasarkan tabel 5 di atas. Hasil analisis
Total 112 100 hubungan antara sikap siswa dengan perilaku
hidup bersih dan sehat diperoleh bahwa 112
Berdasarkan tabel 4 di atas. Hasil analisis responden, dimana terdapat 17 responden (47,2%)
hubungan antara pengetahuan siswa dengan yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang
perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh bahwa tidak baik dengan sikap siswa yang tidak baik
112 responden, dimana terdapat 23 responden juga, dan adapun 61 responden (80,3%) yang
(45,1%) yang berperilaku hidup bersih dan sehat berperilaku hidup bersih dan sehat yang baik
yang tidak baik dengan pengetahuan siswa yang dengan sikap siswa yang baik juga. Dari hasil uji
tidak baik juga, adapun 52 responden (85,2%) statistic diperoleh nilai p value <0,001. Hal ini
yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang baik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
dengan pengetahuan siswa yang baik juga. Dari bermakna antara sikap siswa dengan perilaku
hasil uji statistic diperoleh nilai p value <0,001. hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Inpres
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan Sukur. Hasil penelitian ini sejajar dengan
yang bermakna antara pengetahuan siswa dengan penelitian wihondo (2011) yang dilaksanakan di
perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD sekolah dasar di Bantul, dimana terdapat
Inpres Sukur. Hasil dari penelitian ini sejajar hubungan yang nyata antara pengetahuan dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh syahputri sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada
(2011), dimana terdapat hubungan antara siswa sekolah dasar. Didukung juga oleh
pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar penelitian yang dilaksanakan oleh Harrington
tentang sanitasi dasar dengan perilaku hidup (2011), dalam judul living longer and feeling
bersih dan sehat di Kelurahan Harjosari 1 better : healthy lifestyle, self rated health, obesity
kecamatan Medan Amplas. and depression in Ireland. Penelitian ini
Didukung juga oleh penelitian dari Luthviatin menemukan bahwa sikap dan gaya hidup dapat
dkk (2011), yang dilaksanakan pada siswa sekolah meningkatkan nilai ekspektasi hidup yang
dasar Rambipuji, dimana terdapat hubungan yang berkaitan dengan kesehatan pribadi secara umum
signifikan antara pengetahuan siswa Sekolah dasar yang bersifat postif, dalam hal ini adalah perilaku
tentang perilaku hidup bersih dan sehat. hidup bersih dan sehat
Penelitian yang dilaksanakan oleh Carmen
(2008), menjelaskan bahwa disetiap perubahan
dalam sikap, pengetahuan dan perilaku. Dimana
hal tersebut dapat berkemungkinan dikarenakan
penerapan sistem promosi kesehatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Inpres Sukur maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan antara pengetahuan siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
pelajar SD Inpres Sukur.
2. Ada hubungan antara sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pelajar SD
Inpres Sukur.

SARAN
1. Diharapkan pihak sekolah dapat memasukan PHBS sebagai mata pelajaran yang beriorentasi
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan anak didiknya.
2. Diharapkan pihak sekolah dapat melaksanakan program UKS dan dapat menyediakan fasilitas sarana
dan prasarana.
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan seperti penyuluhan Terkait
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekolah sehingga dapat berjalan dengan baik dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Aldinger Carmen, et al. 2008. Changes in attitudes, knowledge and behaviour associated with
implementing a comprehensive school health program in a province of china. Health Education, Res
Volume 23, Issue 6 : 1049-1067 doi:10.1093/her/cyn022 ISSN 1465-3648

Edit Paulik, et al. 2010. Determinants of health promoting lifestyle behaviour in the rural areas of
Hungary. Health Promotion Internasional Volume 25, Issue 3 : 277-288 doi: 10.1093/heapro/daq025
ISSN 1460-2245.

Haji, I. 2009. Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan
Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi

Harrington Jonas, et al. 2010. Living longer and feeling better: healthy lifestyle, self rate health, obesity
and depression in Ireland. European Journal Public Health Volume 20, Issue 1: 91-95
DOI:10.1093/EURPUB/CKP102 ISSN 1464- 360x

Luthviatin N., Rokhmah D., Adrianto S. 2011. Determinasi Perilaku Hidup bersih dan Sehat pada Siswa
Sekolah Dasar Desa Rambipuji. Seminar Nasional Jampersal

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Proverawati A., Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika

Syahputri D. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa Sekolah Dasar (SD) Tentang Sanitasi Dasar
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan
Amplas. KTIS, FKM USU, Medan

Umar Z. 2008, Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di Kabupaten
Pesisir Selatan Sumatera Barat, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.

2. Nomor 6 Juni, 2008, (online), http://www.promosikesehatan.com/?act=articl e&id=423, (diakses


27 Januari 2013)

Wihondo D. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
siswa di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Imbas gugus 3 Taman Tirto Kasihan Bantul Yogyakarta health,
obesity and depression in Ireland. European Journal Public Health Volume 20, Issue1 : 91-
95DOI:10.1093/EURPUB/CKP102 ISSN 1464- 360x

Luthviatin N., Rokhmah D., Adrianto S. 2011. Determinasi Perilaku Hidup bersih dan Sehat pada Siswa
Sekolah Dasar Desa Rambipuji. Seminar Nasional Jampersal
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Proverawati A., Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha
Medika

Syahputri D. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa Sekolah Dasar (SD) Tentang
Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan
Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas. KTIS, FKM USU, Medan

Umar Z. 2008, Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di
Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol.

2. Nomor 6 Juni, 2008, (online), http://www.promosikesehatan.com/?act=articl


e&id=423, (diakses 27 Januari 2013)

Wihondo D. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) siswa di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Imbas gugus 3 Taman Tirto
Kasihan Bantul Yogyakarta
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG KEBIASAAN BERPERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SDN 1 MANDONG

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

RYAN KENDI OKTA PRATAMA J


210 090 094

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


SURAKARTA
2013
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN


PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG KEBIASAAN
BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SDN 1 MANDONG

Ryan Kendi Okta Pratama* Arif


Widodo, A.Kep., M. Kep** Dewi
Listyorini S.Kep., Ns**

Abstrak

Anak usia sekolah merupakan masa usia anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Pada siswa
sekolah dasar masalah kesehatan yang dihadapi terkait dengan perilaku hidup
bersih dan sehat yang belum diterapkan dengan baik. Dari hasil observasi dan
wawancara terhadap 7 siswa, 5 siswa diantaranya mempunyai kebiasaan
membuang sampah tidak pada tempatnya, sering ada siswa tidak mengikuti
kegiatan olahraga di sekolah, siswa jajan makanan di luar sekolah, banyak siswa
tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengambil makanan. Tujuan
penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kebiasaan berperilaku hidup bersih dan
sehat siswa SDN 1 Mandong. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan
rancangan one group pre test and post test design. Tehnik pengambilan sampel
dengan total sampling dengan jumlah sampel 52 responden. Instrumen penelitian
berupa kuesioner pengetahuan dan sikap serta lembar observasi untuk perilaku.
Data penelitian diperoleh dengan cara memberikan test sebanyak dua kali yaitu
sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan setelah pendidikan kesehatan.
Analisis data penelitian menggunakan uji paired t test dan wilcoxon rank test.
Hasil penelitian diketahui pengetahuan, sikap dan perilaku siswa meningkat
setelah menerima pendidikan kesehatan. Hasil analisis data pengetahuan diperoleh
paired sample test = 9,543 p = 0,001, Hasil analisis data sikap diperoleh paired
sample test sebesar = 11,122 dengan nilai p = 0,001 dan perubahan perilaku
dengan nilai wilcoxon rank test sebesar = 3,411 dengan nilai p = 0,001.
Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang perilaku hidup bersih dan
sehat siswa SDN 1 Mandong.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap, perilaku.


EFFECT OF CHANGES IN HEALTH EDUCATION
KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF BEHAVIOR
LIFE HABITS AND HEALTHY STUDENTS SDN 1 MANDONG

By Ryan Kendi Okta Pratama

Abstract

School age children are past the age of children who are very
different from adults. Obtained within this period many health issues that
determine the quality of the child's future . At the elementary school students
faced health problems associated with living clean and healthy behavior that
have not been implemented well . From the observations and interviews of 7
students , 5 students in the habit of littering them is not in place , there are
often students do not participate in sports at school , students snack foods
outside of school , many students did not wash their hands before taking food .
The research objective was to determine the effect of health education on
changes in knowledge , attitudes and behaviors about clean living habits and
unhealthy behavior SDN 1 Mandong students . This type of research is a
quantitative research design one group pre test and post test design . Sampling
technique with a total sampling with a sample of 52 respondents . Research
instrument in the form of knowledge and attitude questionnaires and
observation sheets for behavior . Research data obtained by giving the test
twice before and after the health education given health education . Analysis
of research data using paired t test and Wilcoxon rank test test . Results reveal
the knowledge , attitudes and behaviors of students increased after receiving
health education . Knowledge of data analysis results obtained by paired
sample test = 9.543 p = 0.001 , analysis of data obtained attitude test for paired
samples = 11.122 with p = 0.001 and behavior change with the value of
Wilcoxon rank test = 3.411 with p = 0.001 . Studies conclusion was no effect
of health education on changes in knowledge , attitudes and behaviors of good
hygiene practices and healthy school SDN 1 Mandong .

Keywords : health education , knowledge , attitudes , behaviors.


Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong

PENDAHULUAN guru terdapat sabun cair sementara


Latar Belakang pada kran di dekat kamar mandi tidak
tersedia sabun. Pertanyaan tentang
Anak usia sekolah baik cuci tangan ini berkaitan dengan
tingkat pra sekolah, sekolah dasar, perilaku siswa yang makan saat
sekolah menengah pertama dan istrihat sekolah dimana pada hasil
sekolah menengah atas adalah suatu pengamatan, siswa langsung makan
masa usia anak yang sangat berbeda tanpa cuci tangan.
dengan usia dewasa. Di dalam periode Siswa mengatakan jika sakit
ini didapatkan banyak permasalahan mereka tidak masuk sekolah dan
kesehatan yang sangat menentukan merasa tertinggal pelajaran. Peneliti
kualitas anak dikemudian hari. menanyakan kepada siswa bahwa
Masalah kesehatan tersebut meliputi anak yang sakit seperti sakit diare,
kesehatan umum, gangguan sakit batuk pilek. data ketidakhadiran
perkembangan, gangguan perilaku dan siswa di SDN 1 Mandong pada tahun
gangguan belajar. Permasalahan 2011 sebanyak 24 siswa tidak masuk
kesehatan tersebut pada umumnya sekolah karena sakit dan pada tahun
akan menghambat pencapaian prestasi 2012 sebanyak 31 siswa tidak masuk
pada peserta didik disekolah. sekolah karena sakit.
(Dermawan, 2012).
Dari hasil studi pendahuluan Tujuan Penelitian adalah
yang dilakukan di SD N 1 Mandong mengetahui pengaruh pendidikan
Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten kesehatan terhadap perubahan
diperolah data bahwa jumlah seluruh pengetahuan, sikap dan perilaku
siswa adalah 162 siswa, terdiri dari 84 tentang kebiasaan berperilaku hidup
murid laki-laki dan 78 murid bersih dan sehat siswa SDN 1
perempuan. Keadaan lingkungan Mandong
sekolah SD N 1 Mandong kurang
bersih. Hasil observasi dan wawancara LANDASAN TEORI
terhadap 7 siswa menunjukkan bahwa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
5 siswa masih mempunyai kebiasaan
membuang sampah tidak pada Perilaku Hidup Bersih dan
tempatnya meskipun sudah ada tempat Sehat adalah upaya untuk memberikan
sampah di setiap kelas dan sering pengalaman belajar atau menciptakan
diingatkan oleh guru untuk membuang suatu kondisi bagi perorangan,
sampah pada tempat sampah. Sering keluarga, kelompok, dan masyarakat,
ada siswa tidak mengikuti kegiatan dengan membuka jalur komunikasi,
olah raga di sekolah. Banyak siswa memberikan informasi, dan
yang jajan makanan di luar sekolah. melakukan edukasi untuk
Berdasarkan hasil pengamatan kran air meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
di sekolah terdapat 2 tempat selain perilaku melalui pendekatan pimpinan
kran air di kamar mandi yang ada di (advokasi), bina suasana (social
dekat kantor guru dan didekat kamar support), dan pemberdayaan
mandi. Kran air yang di dekat kantor masyarakat (empowerment) sebagai
suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengetahui METODE PENELITIAN
masalahnya sendiri, dalam tatanan Jenis dan Rancangan Penelitian
rumah tangga, agar dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dalam rangka Desain yang dipakai dalam
menjaga, memelihara, dan penelitian ini adalah Pre Eksperiment,
meningkatkan kesehatannya (Depkes,
dengan rancangan penelitian yang
2007).
digunakan One Group Pre Test and
Pengetahuan Post Test Design (Sugiono, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil Jumlah populasi dalam penelitian ini
‘tahu’ seseorang dan terjadi setelah adalah 52 siswa terdiri dari kelas 4
melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan dan kelas 5. Teknik sampel yang
merupakan domain yang sangat digunakan adalah total sampling .
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. (Notoatmodjo, 2007). Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan
Sikap siswa, menggunakan skala Guttman
Sikap merupakan reaksi atau dan untuk sikap menggunakan skala
respons seseorang yang masih tertutup likert (Sugiono, 2012). analisa
terhadap suatu stimulus atau objek univariat dan bivariat. Analisa
(Notoatmodjo, 2007). Menurut univariat yaitu analisa terhadap tiap
Mubarak & Chayatin (2009), sikap variabel penelitian yaitu pendidikan
adalah kecenderungan untuk kesehatan (variabel Bebas) dan
menerima atau menolak tindakan dan pengetahuan, sikap dan perilaku
belum suatu aktivitas. (variabel terikat). Analisa data
menggunakan beberapa uji yaitu uji
Praktek atau tindakan paired t-test dan wilcoxon singned
Perilaku merupakan faktor rank test.
yang menentukan kesehatan menjadi
sasaran pendidikan kesehatan. HASIL PENELITIAN
(Notoatmodjo, 2010). Menurut Hasil Penelitian Karakteristik
Notoatmodjo (2007), faktor-faktor respon
yang mempengaruhi terbentuknya
perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu Tabel 4.1. Distribusi Responden
1. Faktor dari dalam, yaitu Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi dan
sebagainya yang berfungsi untuk mengolah
rangsangan dari luar.
2. Faktor dari luar, yaitu lingkungan
sekitar, seperti iklim, manusia, sosial-
ekonomi, kebudayaan,
dan sebagainya.
Karakteristik Jumlah (%)
Jenis Kelamin
Perempuan 27 51.9
Laki-laki 25 48.1
Usia
9 tahun 3 5.8
10 tahun 30 57.7
11 tahun 12 23.1
12 tahun 5 9.6
13 tahun 1 1.9
14 tahun 1 1.9
Tabel 4.1 memperlihatkan Perilaku
responden banyak berjenis kelamin Tabel 4.4. Distribusi responden
perempuan sebesar 51,9%. Umur berdasarkan perilaku
responden diketahui banyak pada usia
10 tahun sebesar 57,7%. Pre test Post test
Perilaku
n % N %
Analisis Univariat Pengetahuan Baik 15 28.8 28 53.8
Buruk 37 71.2 24 46.2
Tabel 4.2. Distribusi responden Total 52 100.0 52 100.0
berdasarkan tingkat pengetahuan
Pre test Post test Tabel 4.4 memperlihatkan data
Pengetahuan
n % n %bahwa sebagian besar responden pada pre
Baik 3 5.8 17 32. test mempunyai perilaku buruk sebesar
7 71,2% dan berubah menjadi baik sebesar
Cukup 41 78.8 25 48. 53,8%.
1 Analisis Bivariat
Kurang 8 15.4 10 19. Uji Normalitas Data
2 Tabel 4.5 Hasil uji normalitas data
Jumlah 52 100. 52 100
0 .0
Kelompok Z P Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, Pengetahuan
memperlihatkan sebagian besar Pre test 1.037 0.233 Normal
pretest pengetahuan responden cukup Post test 1.218 0.103 Normal
sebesar 78,8%. Pengetahuan sikap
responden pada post test cukup,
Pre test 0.643 0.802 Normal
namun meningkat pada kategori baik
sebesar 32,7%. Post test 1.286 0.073 Normal
Sikap perilaku
Tabel 4.3. Distribusi responden Tidak
Pre test 2.212 0.000
berdasarkan sikap Normal
Tidak
Pre test Post test Post test 1.944 0.001
Sikap Normal
n % n %
Baik 28 53.8 34 65.4 Berdasarkan tabel 4.5
Buruk 24 46.2 18 34.6
memperlihatkan bahwa data Pre test
Total 52 100.0 52 100.
0 pengetahuan, Post test Pengetahuan,
dan Post test sikap berdistribusi
normal dengan nilai diatas 0,05.
Tabel 4.3 memperlihatkan data
sikap responden pada pre test banyak
Analisis pengaruh pendidikan
yang baik sebesar 53,8% dan
kesehatan terhadap perubahan
meningkat pada post test menjadi
pengetahuan
65,4%.
Tabel 4.6 Hasil pengujian pengaruh
pendidikan terhadap perubahan nilai
pengetahuan responden antara pre test tentang kebiasaan berperilaku hidup
dan post test bersih dan sehat sebelum dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan.
Pengetahuan Rata-
t-test p
rata
Pretest 9.3654
-
Posttest 11.2885 0,001
9.543

Berdasarkan tabel 4.6, hasil


perhitungan pengujian Paired sample
test memperlihatkan t-test = -9.543
dengan nilai p-value = 0,001. Hasil
tersebut dapat disimpulkan ada Grafik 2. Perbedaan sikap antara
pengaruh pendidikan terhadap pretest dan posttest
perubahan nilai pengetahuan
responden tentang kebiasaan Analisis uji pengaruh pretest-
berperilaku hidup bersih dan sehat posttest perilaku responden
antara pre test dan post test.
. Tabel 4.8 Hasil pengujian beda rata-
rata perilaku responden antara
sebelum dan sesudah pemberian
pendidikan
Perilaku Mean Ran Z P
Pre test 9.50 -
Post test 10.06 3.411 0,001

Grafik 1.Perbedaan pengetahuan Berdasarkan tabel 4.8 diatas,


antara pre test dan post test hasil perhitungan Wilcoxon Rank test
memperlihatkan nilai Z = -3.411, nilai
Analisis uji beda rata-rata pretest- p = 0,001. Ho ditolak, artinya ada
posttest sikap responden perubahan perilaku responden
sebelum dan sesudah pemberian
Tabel 4.11.Hasil pengujian pengaruh pendidikan kesehatan.
pendidikan terhadap perubahan sikap
responden antara pre test dan post test

Sikap Rata-rata t- test P


Pretest 38.6346 -
Posttest 44.8269 11.122 0,001

Berdasarkan tabel 4.7 hasil


perhitungan pengujian Paired Grafik 3. Perbedaan perilaku
Samples Test memperlihatkan nilai t- responden sebelum dan
test = - 11.122, nilai p = 0,000. Ho sesudah dilakukan
ditolak, artinya ada perubahan sikap pendidikan kesehatan
responden
PEMBAHASAN
Sikap
Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
sikap responden pada pre test banyak
Pengetahuan responden pada pre yang bersikap baik sebesar 53,8%, dan
test sebagian besar pada kategori baik jumlah responden yang bersikap baik
sebesar 5,8% dan meningkat menjadi meningkat menjadi 65,5%. Perubahan
32,7% setelah menerima pendidikan jumlah responden yang mempunyai
kesehatan. Hal ini disebabkan karena sikap baik dapat dapat dilihat dari nilai
banyak responden yang rata-rata skor kuesioner. Pada pre test
memperhatikan materi penyuluhan diketahui nilai rata-rata menjadi 38,63
menjadi lebih memahami arti dan meningkat menjadi 44,82.
pentingnya berperilaku dalam Perubahan sikap pada responden ini
kebersihan. Pada pre test nilai rata-rata tidak terlepas dari proses pengetahuan
pengetahuan sebesar 9,36 dan yang meningkat. Responden
meningkat setelah menerima sebelumnya belum tahu menjadi tahu,
pendidikan kesehatan menjadi 11,28. kemudian memahami akan
Sehingga pada post test terjadi menjadikan pola sikap yang ikut
peningkatan nilai rata-rata skor yang berubah. Responden bersikap menjadi
juga mempengaruhi tingkat baik setelah mengetahui apabila tidak
pengetahuan responden. Dengan merubah perilaku hidup bersih dan
memperhatikan proses pendidikan sehat akan dapat berisiko menjadi
kesehatan yang diberikan peneliti, dan sakit. Dengan sikap yang baik ini
adanya proses tanya jawab kepada maka ditinjau dari skor menjadi
responden semakin meningkatkan meningkat dan juga jumlah responden
pemahaman tentang kesehatan dalam yang bersikap baik juga meningkat.
kehidupan sehari-hari. Adisasmoto. Mubarak & Chayatin (2009), sikap
(2008) menyatakan bahwa dengan merupakan predisposisi tindakan atau
mendapat informasi kesehatan dari perilaku dan belum merupakan suatu
nara sumber seperti petugas kesehatan tindakan atau aktivitas. Penelitian
setidaknya orang akan berpikir Wati (2011) yang meneliti mengenai
mengenai pentingnya kesehatan dan penyuluhan terhadap siswa SD
berusaha untuk melakukan tindakan Bulukantil Surakarta dalam
kesehatan berpenlaku cuci tangan menyimpulkan
Hasil penelitian ini memperkuat terdapat perubahan sikap siswa SD
Penelitian Reza (2012) yang meneliti bulukantil dalam berperilaku cuci
mengenai perilaku hidup bersih sehat tangan setelah mendapat penyuluhan
(PHBS) cuci tangan bersih pada siswa tentang PHBS.
SD N 01 dan 02 Bonosari Sempor
Kebumen. Dalam penelitiannya Perilaku
disebutkan adanya efektivitas dengan Berdasarkan hasil peneliitian
penyuluhan dalam meningkatkan diketahui terjadi perubahan perilaku
pengetahuan siswi dalam perilaku responden. Perilaku responden
hidup bersih sehat (PHBS) cuci sebelum adanya pendidikan kesehatan
tangan.
71,2% masih buruk dan menurun Pengaruh Pendidikan Kesehatan
menjadi 46,2% yang buruk, sementera Dengan Terhadap Pengetahuan
perilaku yang baik dari 28,8% Berdasarkan hasil penelitian ini
meningkat menjadi 53,8%. Kondisi ini mengenai pengaruh Pendidikan
menunjukkan bahwa dari pengetahuan Kesehatan Dengan Terhadap
yang semakin baik dapat Pengetahuan disimpulkan ada
mempengaruhi sikap menjadi lebih pengaruh pendidikan kesehatan
baik. Sikap yang baik ini kemudian terhadap peningkatan pengetahuan
diimplementasikan dalam perilaku responden. Hasil penelitian ini sejalan
responden dalam berperilaku hidup dengan hasil penelitian yang
bersih dan sehat secara baik. Budioro dilakukan oleh Sani (2010) yang
(2002) mengatakan bahwa perilaku meneliti mengenai pengetahuan sakit
adalah respon tindakan atau perbuatan sehat dan sikap mahaiswa. Hasil
suatu organisme yang dapat diamati penelitiannya menyimpulkan sebagian
dan bahkan dipelajari yang dibedakan mahasiswa mempunyai pengetahuan
dalam bentuk pasif dan aktif, bentuk yang baik, dimana pengetahuan
pasif yaitu.respon yang terjadi dalam mahasiswa dapat diperoleh informasi
diri manusia dan tidak secara langsung kesehatan dari berbagai media.
terlihat oleh orang lain berupa Pada acara pendidikan
pengetahuan, sikap dan persepsi. kesehatan, materi diberikan dengan
Perilaku responden ini memperkuat metode ceramah dan diskusi. Proses
pendapat Notoatmodjo( 2012). pemberian dengan metode ceramah
Perilaku merupakan diterminan dan adanya komunikasi dua arah yaitu
kesehatan yang menjadi sasaran dari antara pemberi pendidikan kesehatan
promosi atau pendidikan kesehatan. dan adanya pertanyaan dari responden
Dengan kata lain promosi atau menjadikan pengetahuan yang
pendidikan kesehatan bertujuan untuk diberikan mudah dicerna. Pemberian
mengubah perilaku (behavior change) ceramah yang diselingi dengan bahasa
anak-anak dan menjadikan anak lebih
Analisis Bivariat menperhatikan materi yang diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian, Materi yang diberikan diberikan
responden terdapat perbedaan dengan cerita, mengenai contoh anak
pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kebiasaan berperilaku tidak
setelah mendapat pendidikan sehat, seperti jarang cuci tangan,
kesehatan Adanya perbedan jarang berolah raga dan tidak
pengetahuan, sikap dan perilaku membuang sampah pada tempatnya.
sebelum dan sesudah pendidikan responden lebih mudah memahami
keseahatan menunjukkan bahwa pesan yang ada dalam cerrita tersebut.
sangat penting penyuluhan bagi siswa Oleh karena itu adanya peningkatan
dalam meningkatkan pengetahuan, nilai kuesioner dari responden
dan merubah sikap dan perilaku dalam menunjukkan adanya perbedaan
kebiasaan-hichip bersih dan sehat. pengetahuan antara sebelum diberi
pendidikan kesehatan dengan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan.
Pengaruh pendidikan kesehatan perilaku hidup sehat terdapat
terhadap perubahan sikap hubungan. Semakin baik potensi
responden psikososial lansia menjadikan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian hidup sehat semakin baik
diketahui terdapat perubahan sikap
responden setelah menerima Simpulan
pendidikan kesehatan. Hasil penelitian 1. Ada pengaruh pendidikan
ini sejalan dengan penelitian yang
kesehatan terhadap perubahan
dilakukan oleh Lubis (2013) yang
pengetahuan tentang kebiasaan
meneliti mengenai pengaruh
pendidikan kesehatan metode ceramah berperilaku hidup bersih dan sehat
terhadap perubahan pengetahuan dan siswa SDN 1 Mandong.
sikap siswa sekolah dasar di Medan. 2. Ada pengaruh pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan kesehatan terhadap perubahan
peningkatan pengetahuan siswa sikap tentang kebiasaan
setelah menerima pendidikan berperilaku hidup bersih dan sehat
kesehatan. siswa SDN 1 Mandong.
Hasil penelitian Nadia (2010) 3. Ada pengaruh pendidikan
yang meneliti pelaksanaan program kesehatan terhadap kebiasaan
unit kesehatan sekolah (UKS) dapat berperilaku hidup bersih dan sehat
mempengaruhi sikap siswa dalam siswa SDN 1 Mandong.
menjalankan berperilaku hidup bersih
dalam menjaga kesehatan. Tindakan Saran
menyapu lantai dan membersihkan 1. Bagi pihak sekolah
ruang kelas sesuai piket pada siswa Diharapkan peran serta guru
dalam meningkatkan sikap dan untuk meningkatkan pemberian
perilaku dalam hidup bersih dan sehat. pendidikan kesehatan pada siswa
sehingga diharapkan terjadi
Pengaruh pendidikan kesehatan peningkatan pengetahuan dan
terhadap perubahan perilaku siswa perubahan sikap dan kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian berperilaku hidup bersih dan sehat.
diketahui terdapat perubahan perilaku 2. Bagi institusi pendidikan
responden setelah menerima keperawatan
pendidikan kesehatan. Hasil penelitian Diharapkan perawat dapat
ini sejalan dengan penelitian menjadi educator dan nara sumber
Anggrahitha, (2009) bahwa perilaku kesehatan bagi masyarakat dalam
anak sekolah besarnya perilaku PHBS menciptakan kebiasaan
(kebersihan diri dan lingkungan) berperilaku hidupbersih dan sehat,
setelah kegiatan intervensi menjadi sehingga dapat mengembangkan
lebih baik. ilmu yang lebih luas dan
Perubahan perilaku yang lebih baik ini mendalam dalam masalah
juga sejalan dengan penelitian kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Kolompoy (2004) yang menunjukkan 3. Bagi orang tua
bahwa potensi psikososial dengan Hendaknya orang tua selalu
mengikuti segala bentuk
penyuluhan yang diselenggarakan
oleh petugas kesehatan. Agar Jakarta : Pusat Promosi
dapat meningkatkan pengetahuan Kesehatan, Depkes RI
entang kesehatan sehingga dapat Depkes RI. Tahun 2007 Pembinaan
mengaplikasikan ilmu yang
didapat dalam kehidupan sehari- Perilaku Hidup Bersih Dan
hari dan mendidik anak dalam Sehat di Berbagai Tatanan.
belajar berperilaku hidup bersih Perilaku Hidup Bersih Dan
dan sehat. Sehat Di Sekolah. Pusat
4. Bagi peneliti selanjutnya Promosi Kesehatan, Depkes RI
Bagi peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian
ini dan mengkaji lebih dalam Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar
dengan merngganti jenis
Keperawatan Komunitas Edisi
penelitian kualitatif, perbandingan
siswa antara sekolah sehingga
1. Yogyakarta : Gosyen
diperoleh hasil yang lebih variatif.
Publishing

Kolompoy (2004) Pengaruh


DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran Metode
Demonstrasi Terhadap
Adisasmoto. 2008 Promosi kesehatan.
Perubahan Perilaku Orang Tua
Yogyakarta: Gadjah Mada
dan Kemampuan Toilet
University press.
Training Pada Anak Usia 15-
36 Bulan. Skripsi. Tidak
Anggrahitha, Resti. 2009. Studi
intervensi Peningkatan diterbitkan. Diakses melalui
Perilaku Hidup Bersih dan http:// www.UNAIR Ciber
Sehat Bagi Anak SDN Cisalak Library.
1 Depok. Skripsi tidak
diterbitkan. Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Lubis. A. (2013) Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dan Penyuluhan Dengan Metode
Ilmu Perilaku. Fakultas Ceramah Dan Diskusi
Kesehatan Masyarakat. Terhadap Peningkatan
Universitas Indonesia. Pengetahuan Dan Sikap Anak
Budioro B, 2002. Pengantar Tentang Phbs Di Sekolah
Pendidikan (Penyuluhan) Dasar Negeri Kelurahan
Kesehatan Masyarakat. Namogajah Kecamatan
Medan Tuntungan. Jurnal
ISSN (International Standard
Depkes RI, 2006. Pengembangan Serial Number) No. 164-12-25
Promosi Kesehatan di Daerah
Mubarak & Chayatin (2009), Sikap
Melalui Dana Dekon 2006.
Manusia Teori dan Pengukur.
Edisi kedua. Yokyakarta :
Pustaka Pelajar.
Nadia (2010) Hubungan Pelaksanaan Sani F, N. (2010) Hubungan Tingkat
Program Usaha Kesehatan Pengetahuan Sehat - Sakit
Sekolah Terhadap Perilaku Dengan Sikap Mahasiswa
Hidup Bersih Dan Sehat Pada Universitas Muhammadiyah
Siswa Sdn 13 Seberang Surakarta Tentang Perilaku
Padang Utara. Jurnal Forbikes. Hidup Bersih Dan Sehat.
Vol. IV No. 6. Agustus 2010. jurnal KesMaDaSKa, Vol 2
Padang, Universitas Andalas No. 2, Juli 2011
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Sugiono. 2012. Metode Penelitian
Kesehatan Dan Perilaku Kuantitatif Kualitatif dan R &
Kesehatan Edisi 1. Jakarta :
Rineka Cipta. D. Bandung : Alfabeta

Wati M (2011) Penyuluhan Terhadap


Reza F. (2012) Efektifitas Penyuluhan Siswa Sd Bulukantil Surakarta
Kesehatan Oleh Peer Group Dalam Berperilaku Cuci
Tangan Menyimpulkan
Dan Tenaga Kesehatan Terdapat Perubahan Sikap
Tentang Perilaku Hidup Bersih Siswa SD Bulukantil
Sehat (Phbs) Cuci Tangan Surakarta. Jurnal Kesehatan.
Bersih Pada Siswa SD N 01 dan Vol 4. No 3. Maret 2011
Surakarta, UMS
02 Bonosari Sempor Kebumen
Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Ryan Kendi Okta Pratama*:
Volume 8, No. 1, Februari Mahasiswa S1 Keperawatan FIK
UMS
2012 Kebumen, Stikes
Muammadiyah Gombong Arif Widodo, A.Kep., M. Kep**: Dosen
FIK UMS

Dewi Listyorini S.Kep., Ns**:**: Dosen


FIK UMS

Anda mungkin juga menyukai