Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN H DENGAN ISPA

DI DESA HILA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH

OLEH :
MOREN SYANE LILIPORY

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA
AMBON
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. DEFINISI
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung (saluran atas )
hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adeneksanya seperti sinus, rongga
telingan tengah dan pleura.
(Marni, 2014)
B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi

Bagian – bagian dari saluran pernafasan :

Saluran Pernafasan bagian atas :


1. Hidung
Hidung adalah bengunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di tengah menjadi
rongga hidung kiri dan kanan. Masing–masing rongga di bagian depan berhubungan
keluar melalui nares (cuping hidung) anterior dan di belakang berhubungan dengan
bagian farings (nasofarings). Masing–masing rongga hidung dibagi menjadi bagian
vestibulum, yaitu bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior dan bagian
respirasi.
2. Farings
Farings dapat dibagi menjadi nasofarings, terletak di bawah dasar tenggorokan,
belakang dan atas palatum molle; orofarings, di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah dan laringofarings, di belakang larings. Tuba Eustaschii
bermuara pada nasofarings. Tuba ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada
kedua sisi membran timpani. Bila tidak sama, telinga terasa sakit. Misalnya naik
pesawat terbang. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan.
3. Larings
Laring (kotak suara) bukan hanya jalan udara dari farings ke saluran napas lainnya,
namun juga menghasilkan besar suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi. Larings
dutunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan
tiroid, yang khas pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawahnya terdapat
tulang rawan krikoid, yang berhubungan dengan trakea.
4. Trakea
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10–12 cm, meluas dari
laring sampai ke puncak paru, tempat bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan.
Tetap terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah)
yang terbentuk tapal kuda, dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).
Trakea dilapis epitel bertingkat dengan silia dan sel goblet. Sel goblet menghasilkan
mukus dan silia berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan di
hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan.
Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.
5. Cabang Tenggorokan
Merupakan lanjutan dari trakea ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra
torakalis ke IV dan ke V. Mempunyai struktur yang sama dengan trakea dan dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan kebawah dan ke samping ke
arah tampuk paru – paru.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari pada
bronkus kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-
cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkhioli). Pada bronkhioli
tidak terdapat cincin lagi dan pada ujung bronkhioli terdapat gelembung paru,
gelambung hawa atau alveoli.

Saluran pernafasan bagian bawah :


1. Paru – paru
Paru – paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung – gelembung (gelembung hawa+alveoli), gelembung hawa alveoli ini
terdiri dari sel – sel epitel dan endotel, jika dibentangkan luar permukaannya
(Gibson 1995).

b. Fisiologi
Pernafasan/respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskann udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen
masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler
pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, di
ambil oleh sel darah merah di bawa ke jantung dan dari jantung di pompakan ke
seluruh tubuh.
Di paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus membran
alveoli dan kapiler darah di keluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada
mulut dan hidung.
C. KLASIFIKASI
1. Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat
atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan
kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar limfe leher
yang nyeri tekan ( adentis sevikal ).
3. Berat
Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang,
apnea, dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.
(Marni, 2014)
D. ETIOLOGI
1. Mikoplasma .
2. Bakteri, misalnya dari genus Streptoccocus, Staphylococcus, Haemophilus,
Bordetella, Corynebacterium.
3. Virus, misalnya golongan mikrovirus (seperti virus influenza dan virus campak),
adenovirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus.
4. Daya tahan tubuh.
5. Kondisi lingkungan rumah.
(Wijayaningsi, 2013)

E. PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui udara dapat
pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau
mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan atas (akut) secara langsung terpajang
lingkungan namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran
pernapasan bawah yang mengenai bronkus dan aveoli. Silia bergerak dengan retmis
untuk mendorong mokus dan semua mikroorganisme yang terperangkap didalam mokus,
keatas nasofaring tempat mokus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan
atas maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga (sistem
imun) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas bawah. Respon
ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya, misalnya
makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan
berlangsung.
(Wijayaningsi, 2013)

F. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia
6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang
berlebihan) dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan
yang tidak biasa.
2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak
sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. Muntah : merupakan
suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi lambung dengan
paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit
yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi
3. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi
pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan per oral.
Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan.
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap
infeksi (Rahmawati, 2012)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan radiologi (foto torak)adalah untuk mengetahui penyebab dan
mendiagnosa sacar tepat.
b. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
c. Gas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada system saluran pernafasan
kandungan oksigen dalam darah.
d. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat.
(Rahmawati, 2012)

H. KOMPLIKASI
1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak dipuncak
saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran pernapasan bagian
atas.
2. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru
yang disebabkan oleh virus dan bakteri).
3. Sinusitis  : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus
pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek).
(Marni, 2014)

I. PENATALAKSANAAN
Klien dengan infeksi saluran pernapasan atas hanya sakit ringan dan dapat ditangani di unit rawat
jalan., kecuali jika penyakit menjadi lebih parah dan butuh perawatan. Penatalaksanaan keperawatan
untuk kondisi ini lebih ditekankan pd penyuluhan kesehatan, yang mencakup istirahat, banyak
minum, dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Kotak displai 3-1 menyajikan pedomn penyuluhan
kesehatan untuk klien dengan infeksi saluran pernapasan atas.
(Wijayaningsi, 2013)
J. PENCEGAHAN dan PENANGANAN
1. Kenali tanda-tanda darurat pada anak yang terkena ISPA.
2. Istirahat yang cukup, setidaknya 8 jam sehari.
3. Makan makanan yang bergizi tinggi. Berikan makanan dalam porsi sedikit namun
lebih sering dari biasanya, apalagi jika muntah.
4. Berikan asupan cairan seperti air dan buah-buahan lebih banyak karena hal ini dapat
membantu mengencerkan dahak.
5. Tetap berikan ASI, bila anak masih menyusu.
6. Jika terjadi panas, berikan parasetamol.
7. Kompres dengan kain bersih dan air hangat.
8. Jika demam, dianjurkan memakai pakaian yang tipis, dan tidak terlalu ketat. Tidak
dianjurkan menggunakan pakaian dan selimut yang terlau tebal.
9. Untuk bayi di bawah umur 2 bulan, jika mengalami demam, maka harus segera
dirujuk ke dokter.
10. Jangan memberikan antibiotik tanpa izin dari dokter. Antibiotik tidak diperlukan
untuk ISPA yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
meningkatkan kekebalan bakteri tersebut.
(Rosmiyanti, 2016)
2. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Definisi Keluarga
Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya
perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi dari
pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami
isteri.
Narwoko dan Suyanto, (2004) : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua
lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang.
Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu. 
1. Pengertian Keluarga secara Struktural
Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota dari
keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Defenisi ini memfokuskan
pada siapa saja yang menjadi bagian dari sebuah keluarga.
2. Pengertian Keluarga secara Fungsional
Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga, Keluarga
didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi
psikososial.
3. Pengertian Keluarga secara Transaksional
Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.

2. Tipe-Tipe Keluarga
Untuk mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Berikut tipe-tipe keluarga :
1. Tipe keluarga tradisional
a. The Nuclear family (Keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c. Keluarga usila,
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
d. The childless
Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar
karir atau pendidikan.
e. The Extended family
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f. Single parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau
libur saja.
h. Multigeneration family
Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k. Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.

2. Tipe keluarga non tradisional


a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The Step parent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
d. The non marrital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Gay and lesbian family
Seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
g. Group marriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu
termasuk sex dan membesarkan anak.
h. Group network family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan
saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan
anak.
i. Foster family,
Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu
sementara.
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan
ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
3. Peran dan Fungsi Keluarga
a. Peran Keluarga

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998,
hal 34 adalah sebagai berikut :

1. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

b. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil
atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling
berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah :

1. Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian)


Untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para
anggota keluarga.
2. Sosialisai dan Fungsi penempatan social
Untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka
menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status
anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya
manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomis
Untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan
sumber – sumber tersebut secara efektif.
5. Fungsi Perawat Kesehatan
Untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan
perawatan kesehatan.

4. Struktur Keluarga
1) Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai
generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai generasi dimana
hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2) Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri
3) Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga
sedarah suami.
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun
istri.
4) Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling
penting.
c. Keluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.

Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga mereka mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

5. Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.Menurut
Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapanperkembangan
secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).
1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) danperempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah danmeninggalkan keluarga
masing-masing.Meninggalkan keluarga bisa berartipsikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal denganorang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran
danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu :
a. Membina hubungan intim danmemuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga,
istri dan keluarga sendiri.

2. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan kelurga yang penting pada
tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang
tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tuadapat tercapai.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun ( mulai sekolah ) dan berakhir pada saat
anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal
sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak
memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda
dengan anak. Tugas perkembangan keluarga :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.Tugas perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing
anak untuk bertanggung jawab. Sering kali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada
atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini
dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal
sebagai orang tua. Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal. Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga
pada tahap ini.
6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga, keluarga mempunyai tugas
dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara (Friedman, 1981).
Membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga yaitu :
1. Mengenai gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
membantu dirinya karena cacat / usia yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dari lembaga-lembaga
kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang
ada.

7. Prinsip Kesehatan Keluarga


Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan
utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran serta
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam
menghadapi masalah kesehatan.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prefentif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan preventif.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber
daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga keseluruhan.
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan kesehatan keluarga adalah
pendekatan pemecahan masalah dalam menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
11. Implikasi dari pelayanan kesehatan dipusatkan kepada keluarga

Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada
keluarga, diantaranya:

1) Pelayanan kesehatan dan keperawatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga


dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga meningkatkan produktivitas dan
derajat kesehatan keluarga.
2) Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas, karena banyak anggota
keluarga yang dapat dicakup, dan sumber-sumber keluarga yang anda dapat
diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
3) Pelayanan kesehatan dan keperawatan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu
kesatuan yang utuh.
4) Pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga ditekankan pada waktu-waktu rawan
didalam kehidupan dan keluarga-keluarganya dengan resiko tinggi.
5) Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga
diperlukan kontinyuitas pelayanan pada keluarga-keluarga rawan terhadap masalah
kesehatan dan keperawatan.
6) Perlu mempersiapkan tenaga-tenaga perawat kesehatan keluarga yang mempunyai
kemampuan yang tujuan ganda dalam memberikan pelayanan.
7) Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dalam masyarakat
untuk kepentingan asuhan pelayanan keperawatan kesehatan keluarga.
8. Hambatan dalam Keperawatan Keluarga
Hambatan-Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan
Keluarga. Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
perawatan kesehatan keluarga adalah:
1. Hambatan dari keluarga
a. Pendidikan keluarga yang rendah
b. Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
c. Kebiasaan-kebiasaan yang melekat
d. Sosial budaya yang menunjang
2. Hambatan dari perawat
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti: PHN Kit,
transportasi
b. Kondisi alam (geografi yang sulit)
c. Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)
d. Keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga

Anda mungkin juga menyukai