OLEH :
MOREN SYANE LILIPORY
b. Fisiologi
Pernafasan/respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskann udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen
masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler
pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran, di
ambil oleh sel darah merah di bawa ke jantung dan dari jantung di pompakan ke
seluruh tubuh.
Di paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus membran
alveoli dan kapiler darah di keluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada
mulut dan hidung.
C. KLASIFIKASI
1. Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat
atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan
kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar limfe leher
yang nyeri tekan ( adentis sevikal ).
3. Berat
Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang,
apnea, dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.
(Marni, 2014)
D. ETIOLOGI
1. Mikoplasma .
2. Bakteri, misalnya dari genus Streptoccocus, Staphylococcus, Haemophilus,
Bordetella, Corynebacterium.
3. Virus, misalnya golongan mikrovirus (seperti virus influenza dan virus campak),
adenovirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus.
4. Daya tahan tubuh.
5. Kondisi lingkungan rumah.
(Wijayaningsi, 2013)
E. PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA
ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui udara dapat
pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau
mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan atas (akut) secara langsung terpajang
lingkungan namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang menjadi infeksi saluran
pernapasan bawah yang mengenai bronkus dan aveoli. Silia bergerak dengan retmis
untuk mendorong mokus dan semua mikroorganisme yang terperangkap didalam mokus,
keatas nasofaring tempat mokus tersebut dapat dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan
atas maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga (sistem
imun) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas bawah. Respon
ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih lainnya, misalnya
makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat proses peradangan
berlangsung.
(Wijayaningsi, 2013)
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada usia
6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi ringan.
Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan senang
berlebihan) dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat kecepatan
yang tidak biasa.
2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-kanak
sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. Muntah : merupakan
suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi lambung dengan
paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit
yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi
3. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi bukti
hanya selama fase akut. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering terjadi
pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan
makan per oral.
Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan.
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau tahap
infeksi (Rahmawati, 2012)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan radiologi (foto torak)adalah untuk mengetahui penyebab dan
mendiagnosa sacar tepat.
b. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
c. Gas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada system saluran pernafasan
kandungan oksigen dalam darah.
d. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat.
(Rahmawati, 2012)
H. KOMPLIKASI
1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak dipuncak
saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran pernapasan bagian
atas.
2. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-paru
yang disebabkan oleh virus dan bakteri).
3. Sinusitis : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus
pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek).
(Marni, 2014)
I. PENATALAKSANAAN
Klien dengan infeksi saluran pernapasan atas hanya sakit ringan dan dapat ditangani di unit rawat
jalan., kecuali jika penyakit menjadi lebih parah dan butuh perawatan. Penatalaksanaan keperawatan
untuk kondisi ini lebih ditekankan pd penyuluhan kesehatan, yang mencakup istirahat, banyak
minum, dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Kotak displai 3-1 menyajikan pedomn penyuluhan
kesehatan untuk klien dengan infeksi saluran pernapasan atas.
(Wijayaningsi, 2013)
J. PENCEGAHAN dan PENANGANAN
1. Kenali tanda-tanda darurat pada anak yang terkena ISPA.
2. Istirahat yang cukup, setidaknya 8 jam sehari.
3. Makan makanan yang bergizi tinggi. Berikan makanan dalam porsi sedikit namun
lebih sering dari biasanya, apalagi jika muntah.
4. Berikan asupan cairan seperti air dan buah-buahan lebih banyak karena hal ini dapat
membantu mengencerkan dahak.
5. Tetap berikan ASI, bila anak masih menyusu.
6. Jika terjadi panas, berikan parasetamol.
7. Kompres dengan kain bersih dan air hangat.
8. Jika demam, dianjurkan memakai pakaian yang tipis, dan tidak terlalu ketat. Tidak
dianjurkan menggunakan pakaian dan selimut yang terlau tebal.
9. Untuk bayi di bawah umur 2 bulan, jika mengalami demam, maka harus segera
dirujuk ke dokter.
10. Jangan memberikan antibiotik tanpa izin dari dokter. Antibiotik tidak diperlukan
untuk ISPA yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
meningkatkan kekebalan bakteri tersebut.
(Rosmiyanti, 2016)
2. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya
perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi dari
pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami
isteri.
Narwoko dan Suyanto, (2004) : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua
lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang.
Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu.
1. Pengertian Keluarga secara Struktural
Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota dari
keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Defenisi ini memfokuskan
pada siapa saja yang menjadi bagian dari sebuah keluarga.
2. Pengertian Keluarga secara Fungsional
Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga, Keluarga
didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi
psikososial.
3. Pengertian Keluarga secara Transaksional
Defenisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya.
2. Tipe-Tipe Keluarga
Untuk mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Berikut tipe-tipe keluarga :
1. Tipe keluarga tradisional
a. The Nuclear family (Keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. The dyad family
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c. Keluarga usila,
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak
sudah memisahkan diri.
d. The childless
Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar
karir atau pendidikan.
e. The Extended family
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman,
bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
f. Single parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian).
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau
libur saja.
h. Multigeneration family
Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
k. Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998,
hal 34 adalah sebagai berikut :
1. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari
nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil
atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling
berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah :
4. Struktur Keluarga
1) Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam berbagai
generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar
Keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai generasi dimana
hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2) Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri
3) Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga
sedarah suami.
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun
istri.
4) Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling
penting.
c. Keluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing
anak untuk bertanggung jawab. Sering kali muncul konflik orang tua dan remaja.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
Ada beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dipusatkan pada
keluarga, diantaranya: