Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS KELOMPOK KHUSUS DI


AREA SEKOLAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Dosen Pengampu :
Herlina Lidiyawati, S.Kep., Ners., M.Kep
KELOMPOK 1
01 02 03

Aldi Rahmawan Nabilah Nazwa Renasya Sabatini


C1AA21014 C1AA21092 C1AA21113

04 05 06
Reyna Pratama Salsadila Shifa Aulia R
C1AA21116 C1AA21137 C1AA21143
A. Konsep Kelompok Khusus Di Area Sekolah
❖Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salahsatu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah
yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan
yang terkait perilaku tidak sehat.

❖Definisi Kesehatan Sekolah


Kesehatan Sekolah dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal
45 tentang Kesehatan bahwa “Kesehatan Sekolah” diadakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat siswa dalam lingkungan hidup sehat sehingga siswa dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal agar diharapkan
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
adalah upaya dalam pembinaan dan pengembangan cara hidup sehat yang
dilakukan dengan kebiasaan secara terprogram dalam pendidikan dan layanan
kesehatan di sekolah dan perguruan tinggi.
❖Tujuan Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik melalui peningkatan perilaku hidup bersih
jasmani dan rohani sehingga anak didik dapat tumbuh berkembang
secara harmonis dan optimal seiring dengan kemandirian dalam
beraktifitas dan pada akhirnya menjadi manusia yang lebih
berkualitas.

❖ Jenis-jenis dan Pencegahan kecelakaan sekolah


1. Tertular Penyakit
2. Jatuh atau Cedera
3. Makanan kurang sehat
4. Pelecehan Seksual
5. Berantem dengan Teman
❖ Beberapa Masalah Kesehatan Yang
Biasanya Dialami Oleh Anak Usia Sekolah
Masalah kesehatan anak di Indonesia sudah ditemukan sejak anak masih berusia dibawah lima
tahun (balita), hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan
permasalahan tersebut antara lain adalah;

• Kurangnya pengetahuan ibu/keluarga tentang pentingnya pemantauan pertumbuhandan


perkembangan anak

• Keterbatasan waktu ibu untuk mengurus anak karena harus mencari nafkah

• Keadaan sosial ekonomi keluarga yang kurang mendukung


• Keterlambatan keluarga dalam pengambilan keputusan yang berhubungan denganpelayanan
kesehatan

• Keterbatasan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan terutama didaerah perifer

• Upaya promosi dan prevensi dan sarana penyakit belum mendapat prioritas utama pemerintah
Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:
a. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
b. Aktivitas fisik anak semakin meningkat
c. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

d. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan


B. Konsep kelompok UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
❖ Pengertian Konsep Kelompok UKS
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha Kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan
anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan anak sebalk-
balknya dan sekallgus meningkatkan prestas1 belajar anak sekolah setinggi-
tingginya (Azwar Nasrul, 1998).

❖ Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah


Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah secara umum adalah meningkatkan kemampuan
hidup shat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin segera menciptakan
lingkungan sekolah yang shat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia yang berkualitas.
Sedangkan tujuan UKS secara khusus adalah menciptakan lingkungan kehidupan
sekolah yang shat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk
perilaku masyarakat sekolah yang seat dan mandiri.
Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
1. Sasaran primer : peserta didik (siswa)
2. Sasaran sekunder : guru, orang tua, TP UKS di setiap jenjang.
3. Sasaran tertier:

a) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai


pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan
agama dan pondok pesantren beserta lingkungannya.
b) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
c) Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga,
d) dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
Tim pelaksana UKS di sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana program
UKS di sekolah berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijaksanaan yang ditetapkan ole TP
UKS Kabupaten/Kota. Kedudukan petugas puskesmas disekolah sebagai Tim Pelaksana UKS

Ruang Lingkup Program dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah


• Ruang Lingkup Program UKS
Ruang lingkup UKS adalah rang lingkup yang tercermin dalam Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah
( TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
• Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, meliputi aspek :
- Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip- prinsiphidup sehat.
- Penanaman perilaku atau kebiasaan hidup shat dan daya tangkal pengaruh buruk dari luar.

- Pelatihan dan pola hidup sehat agar dapat dimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
- Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah dapat berupa pelayanan kesehatan,
pemeriksaan penjaringan keschatan peserta didik, pencegahan penyakit, penyuluhan
kesehatan dan rujukan kesehatan ke puskesmas.
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik, mental sosial maupun
Lingkungan yang meliputi :
• Pelaksanaan 5K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan).
• Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

• Pembinaan keriasama antar masvarakat sekolah (guru, murid pegawai sekolah, orang tua murid
dan masyarakat sekitar).

• Ruang Lingkup Pembinaan UKS


Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi:
a) Pendidikan kesehatan
b) Pelayanan kesehatan
c) Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah schat.
d) Sarana prasarana
e) Penelitian dan pengembangan
f) Manajemen atau organisasi
- Kasus
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pakujajar merupakan sekolah dasar yang berada di Jl. Baros No. 421 Sukabumi. Sekolah ini mempunyai
tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Saat di observasi sayang nya kebersihan lingkungan sekolah
kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya, terdapat
banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah, pada saat bel istirahat berbunyi terlihat anak-amak sudah memenuhi area tempat
jajanan yang kurang bersih tersebut. Menurut data dari sekolah pun terdapat 5 mahasiswa dari dari kelas 2 dan 3 yang sakit akibat
mengonsumsi jajan sembarangan pada bulan Januari. Selain itu terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar mandi anak laki-
laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik. Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN Pakujajar
terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari
dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah terdapat kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungananak yang membiasakan
tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikutioleh anak usia sekolah. Pelayanan kesehatan di sekolah SDN
Pakujajar terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan
Konseling) untuk konsultasi siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa mempunyai
pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah. Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, buku, para guru dan orang tua. Jenis transportasi yang digunakan
anak-anak SDN Pakujajar adalah sepeda, jalan kaki, dan diantaroleh orang tua. Untuk Keamanan sekolah terdapat satpam
sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan tetapi dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan
datatentang mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 100 anak (80%). Berdasarkan
wawancara dari petugas UKS menyatakan bahwa anak-anak SDN Pakujajar sudah mendapat pengetahuan tentang cara
menggosok gigi. Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak bersama orang tuanya biasanya ke Taman Selabintana,
taman- taman kota, Pantai Pelabuhanratu. Untuk pengembangan bakat anak di bidang olah raga danseni di sekolah SDN
Pakujajar terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam, dan tari.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KELOMPOK KHUSUS AREA SEKOLAH DI SDN PAKUJAJAR WILAYAH
KERJA UPTD PUSKESMAS BAROS KOTA SUKABUMI
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan Community As Partner
meliputi : data inti komunitas dan subsystem.
a. Data Inti
1) Sejarah/ Riwayat Terjadinya/ Perkembangan
SDN Pakujajar merupakan sekolah dasar yang berada di Jl. Baros No. 421 Sukabumi. SDNPakujajar termasuk SDN favorit
yang ada di kota Sukabumi, dengan jumlah siswa dan siswi sebanyak 123 orang.
2)Nilai dan Keyakinan yang Dianut
Kehidupan beragama berjalan dengan harmonis, anak-anak rajin dan antusias dalam mengikuti kegiatan keadamaan yang
dilaksanakan.
3) Agama
Mayoritas responden beragama Islam yaitu 96,9%
4) Demografi
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras dan Etnis
5) Statistic Vital
a) Keluhan yang dirasakan
Anak-anak beresiko mengalami kejadian karies gigi.
b) Penyebabnya:
Banyak anak-anak yang jajan sembarangan dan tidak menggosok gigi walaupun sudah diberikan pengetahuan mengenai
tata cara menggosok gigi
c) Kematian
Sejauh ini belum ada masalah kesehatan yang menyebabkan kecacatan atau kematian.
b. Data subsystem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik
Inspeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Kebersihan lingkungan sekolah kurang terjaga
dengan baik, , terdapat banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah, pada saat bel istirahat berbunyi terlihat anak-amak
sudah memenuhi area tempat jajanan yang kurang bersih tersebut. Menurut data dari sekolah pun terdapat 5 mahasiswa dari
dari kelas 2 dan 3 yang sakit akibat mengonsumsi jajan sembarangan pada bulan Januari. Terdapat 2 kamar mandi yang
terpisah antara kamar mandi anaklaki-laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik. Hasil wawancara dengan kepala
sekolah, bahwa di sekolah SDN Pakujajarterdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi
sepak bola dan senam, kesenian meliputi tari danmusikdan kegiatan keagamaan seperti pengajian. Adanya kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak
yangmembiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga kebiasaan inidiikuti oleh anak usia sekolah.
2. Pelayanan Kesehatan Dan Pelayanan Sosial
Pelayanan kesehatan di sekolah SDN Pakujajar terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi
anak yang sakit. Selain itu juga terdapat ruang BK (BimbinganKonseling) untuk konsultasi siswa.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa kebanyakan orang tua para siswa mempunyai pekerjaan
sebagai wiraswasta dan berdagang untuk mencari nafkah.
4. Keamanan dan Transportasi
1) Keamanan
2) Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan tetapi ditemukan
kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah
a) Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data sebesar 100 anak (80%) yang sering jajan sembarangan dan
sebanya 25 (20%) anak yang sering membawa bekal.

No Instrumen Jumlah Persentase


1. Jajan sembarangan 100 80%
2. Anak yang membawa 25 20%
bekal
Total 125 100%
b,. Jenis jajanan yang di konsumsi anak usia sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, jenis jajanan usia sekolah yang paling digemari ada lah permen yaitu sebanyak 50 anak
(50%) sementara 25 anak (25%) menyukai coklat dan 25 anak (25%) menyukai snack

No Instrumen Jumlah Persentase


1. Permen 50 50%
2. Coklat 25 25%
3. Snack 25 25%
Total 100 100%

c. Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur


Dari 123 angket yang terkumpul, diketahui mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 92
anak (73,6%). Alasan kebiasaan anak SD tidak menggosok gigi dikarenakan malas 50 anak (40%), tidak disuruh orang tua
60 anak (48%), dan lupa 15 anak (12%).

No Instrumen Jumlah Persentase


1. Malas 50 50%
2. Tidak Disuruh Ortu 60 48%
3. Lupa 15 12%
Total 125 100%
2) Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN Pakujajar adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang tua.
5. Politik dan Pemerintahan
Kebijakan sekolah yang terkait dengan kedisiplinan siswa diantaranya :
• Siswa masuk pada pukul 08.00 WIB

• Diharuskan memakai seragam yang sudah di tentukan sesuai jadwalnya


• Kepada seluruh siswa di haruskan memakai pakaian bersih, rapih dan atribut lengkap
• Seluruh siswa harus datang dan pulang dengan tepat waktu sesuai dengan aturan sekolah
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Dari hasil wawancara bahwa anak sekolah memperoleh informasi dari buku yang guru mereka berikan kepada
mereka.
b. Komunikasi Informal
Dari hasil wawancara anak sekolah mendapatkan informasi terkait bahaya tidak gosok gigi dari diskusi dengang
orang tua ataupun guru di sekolah.
7. Pendidikan
Menurut hasil angket yang dilakukan terdapat kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikutioleh anak usia sekolah
8. Rekreasi
kegiatan ekstrakulikuler yang sudah lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam, kesenian
meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti pengajian.
2. Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1. Data Dokumentasi : Diagnosa 1
• menurut data dari sekolah pun terdapat 5 mahasiswa
Domain 1 : Promosi Kesehatan Kelas : 2 Manajemen
dari dari kelas 2 dan 3 yang sakit akibat mengonsumsi
Kesehatan
jajan sembarangan pada bulan Januari
Hasil Angket Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
• Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data
sebesar 100 anak (80%) yang sering jajan
Diagnosa 2
sembarangan
• Dari 123 angket yang terkumpul, jenis jajanan usia Domain 1 : Promosi Kesehatan Kelas : 2 Manajemen
sekolah yang paling digemari ada lah permen yaitu
Kesehatan
sebanyak 50 anak (50%) sementara 25 anak (25%)
Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
menyukai coklat dan
25 ana (25%) menyukai snack.
• Dari 123 angket yang terkumpul, diketahui
mayoritas anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum
tidur sebanyak 92 anak (73,6%). Alasan kebiasaan anak SD
tidak menggosok gigi dikarenakan malas 50 anak (40%), tidak
disuruh orang tua 60 anak (48%), dan lupa 15 anak (12%).
Hasil Observasi :

• ,terdapat banyak penjual makanan di depan


gerbang sekolah, pada saat bel istirahat
berbunyi terlihat anak-amak sudah memenuhi
area tempat jajanan yang kurang bersih tersebut
:Data Wawancara :
• Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah
terdapat kebiasaan pada lingkungan anak usia
sekolah yang kurang baik bagi perkembangan
anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh
anak usia sekolah.
3. Skoring Diagnosa Keperawatan
No Kriteria Skor Diagnosa 1 Diagnosa 2
1. Kesadaran anak akan masalah 1 = Rendah 3 3
2 = Sedang
3 =Tinggi
2. Motivasi anak untuk menyelesaikan 1 = Rendah 3 2
masalah 2 = Sedang
3 =Tinggi
3. Kemampuan perawat dalam menyelesaikan 1 = Rendah 2 2
masalah 2 = Sedang
3 =Tinggi
4. Ketersediaan ahli/ pihak terkait terhadap 1 = Rendah 2 2
2 = Sedang
penyelesaian masalah 3 =Tinggi
5. Dampak terhadap anak jika masalah tidak 1 = Rendah 3 2
2 = Sedang
terselesaikan
3 =Tinggi
6. Mempercepat penyelesaian masalah 1 = Rendah 2 2
dengan solusi penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 =Tinggi
Total 15 13

4. Diagnosa Keperawatan Komunitas

a. Perilaku Kesehatan Cederung Beresiko


b. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
5. Intervensi Keperawatan
DATA DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC
(NANDA/INCP)
Kasus agregat anak usia Domain I: Promosi Tujuan: berkurangnya Prevensi primer
sekolah : kesehatan perilaku beresiko anak usia Prevensi Primer Domain 3
Domain IV : pengetahuan
1. Dari 68 anak di RT 01 Kelas 2: Menejemen sekolah dan meningkatnya kesehatan dan perilaku.
kesehatan efektifitas pemeliharaan Perilaku
RW 03 terdapat 26 orang Kelas S: pengetahuan
anak atau 38% anak Diagnosa:Perilaku Kesehatan kesehatan pada anak usia kesehatan Kelas S edukasi klien
tidak rajin sikat gigi atau cenderung beresiko sekolah • Pengetahuan: • Pendidikan
Kode: 00188 perilaku sehat kesehatan
melakukan sikat gigi • Pengetahuan: promosi • Memfasilitasi
sesuai dengan aturan kesehatan pembelajaran
2. Sebanyak 56 orang • Pengetahuan: diet • Pengajar
anak mengalami ISPA sehat kelompok
6 bulan terakhir • Pengetahuan: gaya • Pengajar prosedur
3. Terdapat lebih dari 50% hidup sehat /tindakan
anak yaitu 62% anak Kelas Q; perilaku sehat
mengalami sakit gigi 6 • Kepatuhan Domain 7: Komunitas
bulan terakhir perilaku Kelas C: promosi
4. Terdapat 50 anak • Kepatuhan perilaku :
memiliki gizi baik, 16 diet sehat
anak memiliki gizi • Perilaku promosi kesehatan komunitas
cukup, 2 orang anak kesehatan • Pemasaran sosial di
memiliki gizi kurang • Pencarian perilaku masyarakat (351)
5. Tampak ibu-ibu sehat
membiarkan anak- • Partisipasi dalam
anak jajan pengambilan
sembarangan di keputusan perawatan
lingkungan rumah kesehatan
6. Di waktu sekolah
tampak pada jam Kelas R: Health Beliefs
istirahat anak-anak Health beliefs : perceived
menyerbu pedagang threat
yang jualan di luar
Prevensi sekunder: Prevensi sekunder:
sekolah, jenis jajanan
seperti “cilok”, baso,
Kelas T kontrol resiko dan Domain 3: perilaku Kelas O:
gorengan, dll dengan
keamanan terapi perilaku Level 3
saus warna merah
Level 3 intervensi intervensi
pekat
7. Terdapat satu kios • Kontrol resiko • terapi aktivitas
kecil didalam • keamanan dan • menejemen
sekolahnamun hanya perilaku
menyediakan jajanan
kesehatan serta • modifikasi
perawatan lingkungan perilaku
kering dan gorengan.
8. Terdapat tempat cuci
tangan di sekolah domain V: kesehatan Domain 4: keamanan Kelas
namun hanya ada 3 yang dirasakan V: menejemen
keran tanpa ada sabun kelas U: kesehatan dan resiko
9. Ibu mengatakan kualitas hidup • manajemen
anaknya sering level 3: intervensi lingkungan
belanja jajanan • status kenyamanan • manajemen
lingkungan
sembarangan di tempat • status kenyamanan
lingkungan hidup
• surveilance
• status kesehatan
individu Domain 6: Sistem
10. Beberapa orangtua • kualitas hidup Kesehatan
mengatakan gigi anak • status kesehatan Kelas Y: mediasi
mereka berlubang dan peserta didik terhadap sistem kesehatan

11.
berwarna hitam
Beberapa ibu
• menejemn khusus
belum mengetahui cara
kelas EE: Keputusan • paduan sistem
terhadap perawatan kesehatan
detail tentang
• keputusan klien Kelas A: manajemen
penanganan cara
mandiri anak usia
• keputusan sistem kesehatan
sekolah yang
menejemen • pengontrolan
khusus berkala
mengalami masalah
kesehatan khusunya
• kepuasan terhadap • precepptor peserta didik
lingkungan fisik
kerusakan gigi
12. Beberapa orang tua
• keputusan Domain 7: Komunitas Kelas
terhadap D: menejemen
mengatakan anaknya
keamanan resiko komunitas
pernah mengalami diare
6 bulan terakir
• keputusan Level 3: intervensi
13. Bebrapa ibu
terhadap • menejemen
pengajaran lingkungan
mengatakan anaknya
pernah mengalami
• keputusan terhadap komunitas
asuransi
batuk, pilek, dan sakit
gigi6 bulan
Domain VI: Kesehatan hidup
terakhir ini
keluarga
Kelas Z: Kualaitas
hidup keluarga
Level 3: Intervensi
• Status kesehatan
keluarga

Domain VII: Kesehatan


komunitas
Kelas BB: Weel being
komunitas
Level 3: intervensi
• Efektifitas skrining
kesehatan
komunitas
• Efektifitas
program
komunitas
Prevensi tersier: Prevensi tersier
Domain VI: Domain 5: keluarga
kesehatan keluarga Kelas X:
Kelas Z : kualitas hidup perawatan
keluarga siklus kehidupan
Level 3 intervensi • dukungan
• partisipasi tim terhadap
kesehatan dalam caregiver
keluarga • dukungan
keluarga
Plant Of Action (POA)
Dx Kep Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Tanggung
Jawab
Perilaku Sosialisasi dan Agregat anak Rabu, 28 Di aula Rp. Kelompok 1
penyuluhan usia sekolah Februari 2024 SDN 200.000
Kesehatan • melakukan dasar Pukul Pakujajar
Cederung pelatihan, Pakujajar 08.00/sd
sosialisasi Selesai
Beresiko di tentang WIB
SDN kebersihan
tangan dan cara
Pakujajar gosok gigi yang
benar
• memasang
pamflet
kebersihan
tangan dan cara
gosok gigi yang
benar
• menyediakan
fasilitas
kebersihan
tangan dan
gosok gigi yang
standar
6. Implementasi
No Kegiatan Tujuan Indikator hasil Pelaksana
A. pencegahan primer
1. Pengetahuan tentang 1. Jangka panjang terbentuknya 1. teralaksananya pendidikan Kelompok 1
kesehatan dan perilaku kelompok anak usia sekolah keseahatan pada anak
yang peduli terhadap sekolah SDN Pakujajar
kesehatan gigi mengenai peningkatan
2. jangka pendek kesadaran kesehatan
- agregat anak usia 2. kelompok anak usia
sekolah tidak sekolah dapat menghindari
mengalami karises gigi kebiasaan yang buruk
- agregat anak usia
sekolah mendapatkan
B. Pencagahan sekunder

Skala target outcome Meminimalkan pengetahuan 1. Peserta mampu Kelompok


pengetahuan dan pemahaman kebersihan mulut menciptakan tentang 1 dan
pada nilai (tidak ada kebersihan mulut kelompok
Pengetahuan)ditingkatkan ke 3 2. Peserta mampu usia anak
(pengetahuan tinggi) mengidentifikasi negative sekolah
dari kebiasaan yang buruk
C. Pencegahan Tersier
Untuk memahamkan 1. Seluruh peserta Kelompok
tentang kebiasaan yang mampu mengikuti 1 dan
kader
baik skrinning yang di kesehatan
demonstrasikan
oleh kelompok
2. Mampu mengetahui
tujuan dari
demonstrasi
keluarga ataupun
masyarakat harus
membiarkan contoh
mengenai
kebiasaan yang
sehat baik
7. Dokumentasi
1. Diagnosa : defisit kesehatan komunitas di area SDN IV Pakujajar

Jam/Hari/Tanggal Dx Tindakan Pelaksanaan Evaluasi Tanda tangan


Keperawatan

Rabu, 15 Defisit Memberikan Evaluasi formatif


November 2021 Kesehatan Pendidikan S : Anak kelompok usia
09.00 WIB komunitas di Kesehatan sekolah mengatakan sudah
area SDN IV mengenai paham mengenai perilaku yang
Pakujajar perilaku yang dapat meningkatkan kesadaran
dapat Kesehatan mulut
meningkatkan O : Anak kelompok sekolah
kesadaran aktif dalam sesi tanya jawab
Kesehatan sesi jawab
serta perilaku A : Masalah teratasi
untuk P : Pertahankan intervensi
mencegah Evaluasi Sumatif Tujuan
terjadinya tercapai karena anak kelompok
karies gigi sekolah menunjukkan
pada agregar perubahan mengenai
usia anak peningkatan kesadaraan
sekolah kesehatan
THANKS!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai