DAN SEHAT
DIWILAYAH PESISIR
Dosen pembimbing
Nelini, SKM. M.Kes.
KELOMPOK 4
MAWAR YANTI INDAH J1A121039
MIRAWATI J1A121040
MISYUNI SARTIKA J1A121041
MITA HERMIATI J1A121042
MUH. GAUL KAZELA J1A121043
MUHAMMAD FAHRUL SYAHADAT J1A121044
MUTIARA SESARYA J1A121045
NADILA SELVIA J1A121046
NANANG ROSLINA J1A121047
NIKMAT AWALIYAH J1A121048
NINING J1A121049
INDIKATOR TATANAN SEKOLAH DIWILAYAH PESISIR
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan
sekolah merupakan upaya siswa dan guru atas dasar
kesadaran untuk mencegah penyakit, membuat
lingkungan yang sehat terbebas dari penyakit,
serta meningkatkan kualitas kesehatan untuk tubuh.
Sekolah / Institusi adalah salah satu
tempat pendidikan yang strategis untuk
mengajarkan pentingnya pengetahuan
menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Peserta didik diajarkan untuk
melakukan hal sederhana sebagai rutinitas
kegiatan anak sebagai upaya menjaga
kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran
untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
Mencuci tangan dengan air yang Menggunakan jamban yang
mengalir dan menggunakan sabun bersih dan sehat
• Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah
kesehatan, usia sekolah sangat peka untuk menanamkan penge rtian dan kebiasaan
hidup sehat. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan
baik, keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhada p prestasi
belajar yang dicapai.
• Anak sekolah merupakan kelompok terbesar darikelompok usia anak-
anak yang menerapkan wajib belajar dan pendidikan kesehatan melalui
anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilakudan
kebiasaan hidup sehat umumnya.
PHBS program dalam promosi kesehatan di sekolah,
sebagai berikut:
Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari 05 04 olahraga yang teratur dan
kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib
belajar dan pendidikan terukur
tidak merokok di sekolah 06
menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap enam bulan, 07
04
Sekolah di Wilayah Pesisir
Adapun perilaku problematika sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas seperti
kerja bakti atau gotong royong membersihkan sekolah,
2. Tidaka adanya / kurang memerhatikan mengonsumsi jajanan sehat di kantin,
3. Kebersihan jamban sekolah kurang di perhatikan hal ini salah satu
sumber masalah kesehatan pendidikan diwilayah pesisir ,
4. Tidak adanya kegiatan menimbang berat badan dan mengukurtinggi badan secara
berkala karena keterbatasan dana, dan
5. Pengetahuan mengenai pentingnya PHBS masih kurang.
meyakinkan PHBS pada tatanan
sekolah di
wilayah pesisir
05
World Health Organization (WHO) merencanakan
promosi kesehatan
di institusi pendidikan (Health Promotion School)
menggunakan model holistik yang meliputi hubungan
antar aspek fisik, mental, sosial dan lingkungan.
Konsep ini melibatkan keluarga dengan mendorong partisipasinya
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
(mulai dari usia dini) tentang kesehatan serta menunjukkan
makna lingkungan sebagai penyumbang kesehatan anak seperti
kondisi fisik sekolah, sanitasi air bersih, dan lingkungan
bermain. Pembentukan perilaku sehat yang signifikan dari total
keseluruhan jumlah penduduk Indonesia (Malika D, 2011)
Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di tatanan-tatanan selain institusi pendidikan, yaitu
di tatanan
rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat
umum dan tatanan fasilitas kesehatan juga masih belum berjalan
sebagaimana mestinya. PHBS
tatanan lingkungan sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa
mempengaruhi PHBS tidak dilaksanakan
pada
tatanan sekolah di wilayah pesisir
Tidak terlaksana disekolah karena guru kurang berperan aktif dalam
pelayanan kesehatan terutama dalam mengajarkan tentang bagaimana
06
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam lingkungan sekolah.
Sikap yang di miliki oleh sekolah terhadap kesehatan dalam pemeliharaan
kesehatan terlihat belum secara baik menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Kurangnya kesadaran untuk membersihkan jamban yang tersedia, dalam
pengamatan kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan diri maupun
lingkungan.
tidak terdapat air mengalir yang di gunakan dalam mencuci tangan sehingga
berdampak pada penyakit seperti demam berdarah dan diare.
Ada berbagai masalah fasilitas kesehatan sarana prasarana yang kurang
mendukung dalam penerapan hidup bersih dan sehat
terdapat fasilitas jamban siswa dua ruangan, tetapi baunya tidak sedap
sehingga kebersihannya tidak terjamin