Anda di halaman 1dari 40

NAIROBI CALL TO ACTION

The 7th Global Conference


for Health Promotion
Nairobi-Kenya, 26-30 Oktober 2009
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-1
Ottawa Canada, 17-21 Nov 1986
Thema :
The Move Towards a New Public Health

1.Mengembangkan Kebijakan Publik Berwaw


Sehat (Build Healthy Public Policy)
2.Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
(Supportive Environment)
3.Memperkuat Aksi/Gerakan Masyarakat
(Strengthening Community Action)
4.Pengembangan Keterampilan Perorangan
PIAGAM OTTAWA (Develop Personal Skills)
5.Reorientasi Sistem Pelayanan Kesehatan
(Reorient Health Services)
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-2
Adelaide,Australia, 5-9 April 1988
Thema :
Membangun Kebijakan Publik Yang
Berwawasan Kesehatan

1.Lingkungan dan Perilaku Kondusif bagi


Kesehatan
2.Mengembg Kebijakan Publik Berwawasan
Kesehatan
3.Revitalisasi Nilai Azasi Kesehatan
ADELAIDE RECOMMENDATION
4.Pemerataan, Akses dan Pengembangan
5.Akuntabilitas Untuk Kesehatan

KEMITRAAN
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-3
Sundsvall Sweden, 9-15 Juni1991
Thema
SUPPORTIVE ENVIRONMENT FOR HEALTH

1.Penguatan Advocacy melalui Tindakan


Masyarakat, trtm yamg diorganisir Perempuan
2.Masy dan Individu mengontrol Kes dan Lingk
melalui Pendidikan dan Pemberdayaan
3.Membangun Aliansi untuk
Kesehatan dan Lingkungan yang mendukungnya
3.Melakukan Mediasi antara Berbagai Kepentingan
Masyarakat yang bertentangan,
guna menjamin akses yang adil
Sundsvall Statement
PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT SBG
FAKTOR PENTING PENDEKATAN PROMKES YANG
DEMOKRATIS MENDORONG KEMANDIRIAN
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-4
Jakarta Indonesia, 21-25 Juli 1997
Thema :
NEW PLAYER FOR A NEW ERA
(new player Swasta dengan CSR nya)

Dilaksanakan 20 thn setelah Deklarasi Alma Ata 1978


“Health for All by the year 2000”
Dan prinsip-prinsip Primary Health Care

PENDEKATAN BARU
1.Komprehensif5 Strategi Ottawa Charter
2.Pendekatan TatananAdm.Pem/Inst.Dik/Yankes/
Tempat Kerja/TTU/Keluarga Rumah Tangga
3.Peran serta MasyarakatPelayanan Kesehatan yang
sebenarnya berasal dari/oleh mereka sendiri
4.Pembelajaran Kesehatanoleh masy sendiri.
Petugas kes adlh Fasilitator/dinamisator
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-5
MexicoCity,Mexico, 5-9 Juni 2000
Thema :
BRIDGING THE EQUITY GAP
(Menjembatani Kesenjangan Pemerataan)

100 Negara diwakili para Menteri


Kesehatan/Kementerian membuat kesepakatan

1.Pencapaian standar kesehatan setinggi mungkin


merupakan aset positif bagi kenyamanan hidup
2.Promosi Kes dan Pembg Sosial mrpk kewajiban dan
tanggungjawab Pemerintah dan seluruh Sektor
3.Mengakui Terjadi Perbaikan dan Kemajuan
4.Berbagai masalah kesehatan belum teratasi
5.Saat pertumbuhan dan terjadinya Peny Inf Baru telah
mengurangi keberhasilan yang dicapai Bid.Kesehatan
6.Pentingnya determinan Sosek dan Lingkgn bagi Kes
7.Sepakat Promosi Kes mjd Komponen Dasar Kebijakan
8.Ada Bukti kuat bhw Strategi Promosi Kes cukup efektif
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-6
Bangkok, Thailand 7-11 Agustus 2005
Thema :
Health Promotion in a Globalized World
(Promosi Kesehatan dalam dunia yang mengglobal)

Komitmen Untuk KESEHATAN BAGI SEMUA


1.Menjadikan Promosi Kesehatan sebagai Pusat
Agenda Pembangunan Global
2.Membuat Promosi Kesehatan sebagai
Tanggungjawab semua lini Pemerintah
3.Menjadikan PromKes Untuk Pemberday. Masyarakat
(Masy sering mengambil inisiatif memulai)
Jackson (1989)PM melibatkan komponen:
a.Pemberdayaan Personal
b.Pengemb kelompok
c.Pengorganisasian Masyarakat
d.Kemitraan
e.Aksi Sosial dan Politik
The 7th Global Conference
for Health Promotion
Nairobi, Kenya 26-30 Oktober 2009
SEJARAH PERTEMUAN INTERNASIONAL
PROMOSI KESEHATAN

Konferensi ke-7
Nairobi,KENYA 2009
“Promoting Health and Development :
Closing the Implementation Gap”
Aim to address three gaps
1. The gap in health programmes where evidence
about good health promotion practice could be
more effectively incorporated (coordination);
2. The gap in policy-making and inter-sectoral
partnerships where social determinants of health,
or inequitable health impacts have not been
considered; and
The Kenyatta International 1. The gap in health systems, making the capacity
Conference Centre (KICC) of a health system to promote health itself an
26-30 Oktober 2009 indicator of performance.
Nairobi, Kenya, Africa
Dihadiri 600 pst dari 102 Negara
NAIROBI CALL
TO ACTION

1. Membangun Kapasitas
Promosi Kesehatan
2. Penguatan Sistem
1. Building Capacity for Health Kesehatan
Promotion
3. Kemitraan dan
2. Strengthening Health
Kerjasama Lintas
Systems
Sektor
3. Partnership and Intersectoral
Action 4. Pemberdayaan
4. Community Empowerment Masyarakat
5. Health Literacy and Health 5. Sadar Sehat dan
behavior Perilaku Sehat
Membangun Kapasitas
Promosi Kesehatan

Membangun infrastruktur dan kapasitas


promosi kesehatan scr berkelanjutan pada
semua tingkatan adalah sangat penting
untuk memperkecil kesenjangan yang ada
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Strengthen leaderships
 by establishing good governance will respect to integrity,
transparency, and accountability;
 by developing individuals and institutions to create a sustainable
health promotion infrastructure;
 by building skills in advocacy and stewardship to address
determinants of health

Memperkuat Kepemimpinan
• Dengan tatakelola yang baik akan berpengaruh thd
integritas, transparansi, dan akuntabilitas.
• Dengan pengembangan individu dan institusi untuk
menciptakan infrastruktur promkes yang berkelanjutan
• Dengan pengembangan ketrampilan dlm advokasi dan
pelayanan masy untuk mengetahui faktors penentu Kes.
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Secure adequate financing
 by establishing stable and sustainable financing at all
levels, for example health promotion foundations, and
 by levering financing from sectoral, bi-lateral and multi-
lateral donor programs.

Pembiayaan yang Memadai


Dengan tersedianya pembiayaan yang stabil dan
berkelanjutan pada semua tingkatan
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Grow practitioner skill-base
 by reorienting the understanding and skills of health promotion in current health
workers;
 by providing structures and incentives to train, maintain and retain health promotion
capacity across the health system, and other sectors that impacts on health;
 by setting accreditation competencies and standards for health promotion, and revising
the curricula of health and health-related professionals in training to include health
promotion;

Meningkatkan Kemampuan Praktisi yg berbasis Ketrampilan


 Melalui reorientasi pemahaman dan keterampilan dari tenaga promkes
sekarang
 Melalui ketersediaan sarana dan biaya untuk melakukan pelatihan,
memeliharan dan mempertahankan kapasitas promkes baik dlm sistem
kesehatan itu sendiri maupun sektor lain yang berhub dengan kesehatan.
 Melalui aturan standart akreditas dan kompetensi promkes dan merevisi
kurikulum kesehatan dan pelatihan tenaga profesional kes, tms promkes.
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Grow practitioner skill-base
 by establishing and strengthening national, regional and institutional capacity to
implement systematic training to develop a critical mass of health promotion
practitioners able to perform to specified competencies;
 by promoting teaching of core values underlying basic human rights and equity;
 by ensuring timely and accurate dissemination of information and resources for the
preparedness and response toemergencies and epidemics;
 by expanding and strengthening WHO Collaboration for Health Promotion in all regions
to reflect emerging and unmet needs.

Meningkatkan Kemampuan Praktisi yg berbasis Ketrampilan


 Melalui pengemb dan penguatan kapasitas nasional, regional, dan
institusional melaks pelatihan menghasilkan praktisis promkes berkompeten.
 Promosi pembelajaran thd nilai-nilai dasar yg berbasis HAM dan kesetaraan.
 Penyebarluasan informasi dan sumber daya yang akurat dan tepat waktu
merespon dan mempersiapkan tindakans terkait kead darurat dan epidemi.
 Melalui pengembangan dan penguatan kerjasama dengan WHO utk Promosi
Kes di seluruh wilayah dlm mengatasi kebutuhans mendesak/blm terpenuhi.
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Enhance system-wide approaches
 by assessing the national capacity for health promotion using validated tools
and methods as a routine process for quality improvement;
 by developing, adapting and applying quality improvement tools and methods
to ensure intervention effectiveness and sustainability at all levels.

Mengembangan Sistem melalui Pendekatan secara Luas

 Melalui pengukuran kapasitas nasional promosi kesehatan


menggunakan alat dan metode yang valid sebagai kegiatan rutin
dalam meningkatkan kualitas.
 Dengan mengembangkan, mengadaptasi, dan mengaplikasikan alat-
alat dan metode yang berkualitas untuk menjamin efektifitas dan
kelangsungan intervensi di semua tingkatan.
BUILDING CAPACITY
FOR HEALTH PROMOTION
Improving performance management
 by strengthening information systems to benchmark and monitor
health promotion implementation, regarding policies, processes and
outcomes;
 by embedding determinants of health and equity and risk factors in
current surveillance, monitoring and evaluation systems.

Memperkuat Manajemen Kinerja

 Melalui penguatan sistem informasi untuk mengukur dan


memantau pelaksanaan pelaksanaan promosi kesehatan,
kebijakan, proses, dan hasil yang dicapai promosi kesehatan.
 Dengan mengikutsertakan faktor-faktor penentu kesehatan dan
kesetaraan serta faktor-faktor risiko dalam sistem surveilans,
monitoring, dan evaluasi
Penguatan Sistem Kesehatan
Agar berkelanjutan,
intervensi promosi kesehatan
harus dimasukkan dalam sistem kesehatan
yang mendukung kesetaraan dalam kesehatan
dan memenuhi standar kesehatam
yang maksimal.
Integrasi promosi kesehatan
di dalam seluruh sistem kesehatan
pada semua tingkatan
akan meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM

Strengthen leaderships
by governments advocating for the promotion of
health in all sectors and settings, supporting
inter-sectoral and inter-disciplinary action,
including the opportunities through regulation
and legislation;
by ensuring community participation in
governance of health systems at all levels;
by ensuring effective stewardship and oversight.
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM

Enhance policy
 by systematically integrating health promotion across the continuum of
health care and other social and community services, throughout the
lifecourse;
 by ensuring that health promotion is mainstreamed into priority programmes
such as HIV/AIDS, malaria, tuberculosis, mental health, maternal and child
health, violence and injury, neglected tropical diseases, and
noncommunicable diseases such as diabetes;

Menyempurnakan Kebijakan

•Melalui integrasi promosi kesehatan yang sistematis ke dalam pelayanan


kesehatan dan pelayanan masyarakat lainnya, pada semua usia.
•Melalui penambahan promosi kesehatan ke dalam program-program prioritas
seperti HIV/AIDS, malaria, tuberculosis, kesehatan jiwa, kesehatan ibu dan anak,
kekerasan dan kecelakaan, penyakit-penyakit tropis, dan penyakit-penyakit tidak
menular seperti diabetes.
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM

Enhance policy
 by using targets, quality measures and incentives for systematic and
sustainable health promotion;
 by developing specific approaches to reach women, in light of their
unique role in ensuring the success of health promotion programmes, as
both beneficiaries and primary care givers in most societies;
 by implementing health promotion strategies with people with disabilities,
to improve quality of life, wellbeing and promote development.

Menyempurnakan Kebijakan
 Menggunakan sasaran-sasaran, pengukuran dan insentif
berkualitas utk promosi kesehatan yang sistematis dan berkelanjutan.
 Melalui pengembangan pendekatan khusus yang ditujukan terhadap
wanita, karena adanya keunikan tertentu yang dapat meningkatkan
keberhasilan program promosi kesehatan.
 Melalui implementasi strategi promosi kesehatan thdp penyandang
cacat, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
STRENGTHENING HEALTH SYSTEM

Assure universal access


 by guaranteeing that health systems provide accessible, appropriate and
comprehensive health services for all, including measuring performance for
marginalized groups;
 by insisting that health systems provide accessible and comprehensive
information and resources for health promotion that are culturally, linguistically,
age, gender and ability appropriate;
 by addressing financial and other resources barriers with innovative approaches.

Meningkatkan Akses Universal


 Melalui pemberian jaminan bahwa sistem pelayanan kesehatan dpt
dijangkau, sesuai kebutuhan, dan dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat, termasuk masyarakat pinggiran/miskin.
 Melalui penegasan bahwa informasi dan sumber daya sistem
kesehatan dapat diakses secara luas untuk promosi kesehatan baik
itu secara budaya, linguistik, umur, gender, dan semua kalangan.
 Melalui pencarian dana dan sumber pembiayaan yang inovatif.
Kemitraan dan Kerjasama
Lintas Sektor

Upaya melakukan penanganan yang efektif


terhadap faktor-faktor penentu kesehatan
memerlukan aksi dan kemitraan yang tidak
cukup hanya melibatkan sektor kesehatan,
namun juga memerlukan kerjasama dan
integrasi sektor lainnya.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION

Strengthen leaderships
 by negotiating and adopting shared goals and objectives and working
towards common results across sectors and institutions, at all levels of
governance;
 by ensuring that the private sector and other players accept their
responsibilities to safeguard and promote the health of their clients, workers,
customers and communities.

Memperkuat Kepemimpinan
 Melalui negosiasi dan mengadopsi maksud dan tujuan dan
bekerja bersama LS dan institusi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan pada setiap tingkat kebijakan.
 Melalui penekanan pada pihak swasta dan yang lainnya
agar bertanggungjawab dalam memberikan promosi
kesehatan dan keselamatan kerja bagi klien, pekerja,
pelanggan, dan masyarakat.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance policy
 by developing political momentum and leadership for health in all policies
and setting;
 by mainstreaming health promotion and social determinants of health
approaches across all policies, programs, and research agendas with a
focus on health equity, ensuring integrated planning, capacity-building and
resources allocation;

Menyempurnakan Kebijakan
 Meningkatkan momentum politik dan kepemimpinan
kesehatan di setiap kebijakan dan tatanan.
 Dengan menjadikan faktor-faktor penentu kesehatan dan
sosial sebagai arus utama (mainstream) untuk melakukan
pendekatan kesehatan di seluruh kebijakan, program,
dan penelitian yg berfokus pd kebijakan kes, perencanaan,
meningkatkan-kapasitas dan alokasi sumber daya.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION
Enhance policy
 by establishing health equity as a key social indicator to measure the
performance of intersectoral initiatives;
 by creating functional inter-governmental regional bodies, such as an African
Health Promotion Partnership, to set a vision and agenda for health promotion,
and advocate and mobilize resources in the region to achieve these.

Menyempurnakan Kebijakan
 Dengan menjadikan kesetaraan kesehatan sebagai kunci indikator
sosial dalam mengukur kinerja berbagai prakarsa lintas sektor.
 Dengan membuat organisasi fungsional pemerintahan tingkat
regional, seperti African Health Promotion Partnership untuk
menyusun visi dan agenda promosi kesehatan, dan advokasi dan
mobilisasi sumber daya daerah tersebut.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION

Enhance implementation
 by developing and adapting to country contexs, tools, mechanism and
capacities to create opportunities at local, regional and national levels for
intersectoral action on health equity;
 by encouraging credible role modeling for healthy living;
 by strengthening and supporting civil society to develop common and
effective approaches;

Menyempurnakan Implementasi
 Dengan mengembangkan dan mengadaptasi sarana, mekanisme,
dan kapasitas negara dalam menciptakan kesempatan di tingkat
lokal, regional, dan nasional untuk program-program kebijakan
kesehatan lintas sektoral.
 Mendorong terciptanya suatu model panutan untuk hidup sehat.
 Melalui penguatan dan mendukung kelompok-kelompok sipil
untuk mengembangkan pendekatan-pendekatan yang efektif.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION

Enhance implementation
 by utilizing the opportunities of ‘mass events’ for health promotion
such as international sports tournaments;
 by being proactive and partnering with the media in an informed and
mutually supportive way.

Menyempurnakan Implementasi

 Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan „mass event‟


untuk promosi kesehatan, seperti kejuaran olahraga
internasional.
 Dengan bersikap proaktif dan bekerjasama dgn media
dalam pemberian informasi dan dukungan yang bermutu.
PARTNERSHIP AND
INTERSECTORAL ACTION

Build and apply the evidence base


 by developing and incorporating indicators of equity and
intersectoral action, focusing both on health outcomes
and determinants;
 by evaluating initiatives to determine critical success
factors for scaling up.
Membangun dan Menerapkan Dasar Fakta
 Dengan mengembangkan dan memasukkan indikators
kesetaraan dan kegiatan lintas sektor, yang berfokus
pada dampak dan penyebab kesehatan.
 Dengan mengevaluasi berbagai prakarsa dalam
penentuan faktor-faktor penting dalam keberhasilan
kesehatan yang perlu lebih ditingkatkan.
Pemberdayaan Masyarakat

Masyarakat perlu untuk Berbagi Tugas dalam


Kebijakan, sumber daya dan pengambilan keputusan
sebagai jaminan dan untuk menjamin dan
mempertahankan kondisi optimal dari kebijakan
kesehatan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Peran Masyarakat
 Dengan mendengarkan dan diawali dengan
suara dan aspirasi masyarakat dalam membuat
perencanaan dan kegiatan.
 Dengan mengenali dan menghargai budaya, tradisi,
dan kontribusi kelompok-kelompok migran.
 Dengan menjamin partisipasi dan kontrol yang
setara dan bermakna dalam pengambilan keputusan
di seluruh kelompok, termasuk kelompok-kelompok
elit ekonomi, sosial, dan politik.
 Dengan melibatkan orang-orang yang memiliki
keinginan, kekuatan, dan yang memiliki pengaruh
dalam kemitraan untuk melakukan proses
perencanaan, implementasi, monitoring, dan
evaluasi.
COMMUNITY EMPOWERMENT

Develop sustainable resources


 by establishing financing mechanisms that assure
coordinated, integrated and holistic responses to
community-determined goals over an extended time
frame.

Mengembangan Sumber Daya yang Berkelanjutan

Melalui penyusunan mekanisme pembiayaan yang dapat


menjamin terlaksananya tindakan yang terkordinasi,
terintegrasi, dan holistik dalam pencapaian tujuan
kesehatan masyarakat sesuai jadwal yang ditetapkan.
COMMUNITY EMPOWERMENT

Build and apply the evidence base


 by including narratives and empirical evidence of success and
lessons learned;
 by incorporating indigenous knowledge systems into planned
curriculum and mainstreaming its application across key sectors.

Membangun dan Menerapkan Dasar Fakta/Bukti


 Dengan memasukkan penjelasan dan fakta yang empiris
tentang kesuksesan dan lessons learned dari program-
program kesehatan.
 Dengan memasukkan sistem pengetahuan masyarakat
lokal ke dalam kurikulum dan sebagai arus utama
(mainstream) yang dapat diaplikasikan pada sektor inti.
Sadar Sehat dan
Perilaku Sehat

Kesadaran adalah suatu hal penting dalam


pengembangan dan promosi kesehatan.
Intervensi sadar sehat perlu dirancang
berdasarkan nilai-nilai kesehatan,
sosial, dan budaya.
HEALTH LITERACY
& HEALTH BEHAVIOR

Support empowerment
 by ensuring basic education for all citizens;
 by building on existing community resources and networks
to ensure sustainability and enhance community
participation;

Mendukung Pemberdayaan

• Meningkatkan pendidikan dasar bagi semua penduduk.


• Dengan mengembangkan sumber daya masyarakat
dan jaringan yang ada sebagai jaminan partisipasi
masyarakat secara berkelanjutan.
HEALTH LITERACY
& HEALTH BEHAVIOR
Support empowerment
 by designing health literacy interventions based on community needs
and priorities in their political, social and cultural context, with particular
consideration for the needs of people with disability;
 by ensuring that communities are able to access and act on knowledge
and overcome any barriers.
Mendukung Pemberdayaan
 Merancang intervensi sadar sehat yang berbasis
kebutuhan masyarakat dengan memberikan prioritas
dalam konteks politik, sosial, dan budaya dgn perhatian
khusus kepada penyandang cacat.
 Memberikan keyakinan bahwa masyarakat dapat
mengakses dan bertindak sesuai dengan pengetahuan
yang telah diberikan.
HEALTH LITERACY & HEALTH BEHAVIOR

Embrace information and communication technologies (ICT)


 by formulating a strategic framework on ICT to equitably improve health literacy;
 by ensuring that public policies increase affordable access to ICT through wider
coverage of remote and underserved areas;
 by building the ICT capacity of health professionals and communities, and
maximize the use of available ICT tools.

Memanfaatkan Teknologi Informasi & Komunikasi


 Menyusun kerangka strategi teknologi IT yang dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
 Memberikan jaminan bahwa kebijakan publik mampu meningkatkan
akses terhadap teknologi IT dengan memberikan layanan kepada
daerah-daerah yang terpencil
 Meningkatkan kapasitas teknologi IT bagi profesional kesehatan dan
masyarakat serta mengembangkan secara maksimal penggunaan
perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang tersedia
HEALTH LITERACY
& HEALTH BEHAVIOR
Build and apply the evidence base
 by developing a core set of evidence-based health literacy indicators and tools
based on constructs and concepts relevant to health using quantitative and
qualitative methods;
 by surveying and monitoring health literacy levels of individual and communities;
 by setting up a system to monitor, evaluate, document and disseminate health
literacy interventions.

Membangun dan Menerapkan Berdasar Fakta


 Mengembangkan st tatanan inti yang berbasis indikator sadar sehat
dan perangkat yang berbasis kontruksi dan konsep yang berhubungan
dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
 Dengan melakukan survey dan monitor tingkat sadar sehat pada
masyarakat dan individu.
 Melalui penataan suatu sistem untuk memonitor, mengevaluasi,
menyusun, dan menyebarkan informasi sadar sehat.
AKSI BERSAMA

5 (lima) Tanggung Jawab Penting


Pemerintah dan Stakeholder
1. Memperkuat kepemimpinan dan kemampuan kerja
2. Pengarus-utamaan Promosi Kesehatan (mainstream)
3. Memberdayakan masyarakat dan individu
4. Membantu proses partisipasi masyarakat
5. Membangun dan memanfaatkan pengetahuan

The Nairobi Call to Action for Closing the


Implementation Gap in Health Promotion adalah
dukungan global yang kuat, yang merupakan kebutuhan
mendesak dan akan membuat perubahan penting bagi
kehidupan manusia.
Nairobi, Kenya 30 Oktober 2009
JAMBOterimakasih

Union
“Together we Can”
Bersatu
“Bersama Kita Bisa”

Anda mungkin juga menyukai